PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Kecemasan pada pasien hipertensi dipicu oleh meningkatnya tekanan darah yang
ditandai dengan perasaan seperti ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan Selain itu,
gejala kecemasan pada pasien hipertensi dapat mempengaruhi koordinasi dan gerak
refleks dari individu dalam beraktivitas (Rosa, 2022). Hal seperti inilah yang menjadi
polemik dalam diri penderita dan dapat memicu kecemasan. Apabila kecemasan
terdapat 24,7% penduduk Asia Tenggara dan 23,3% penduduk Indonesia dan diseluruh
dunia berkisar satu milliar orang yang menderita hipertensi dan dua pertiga diantaranya
Depkes RI (2020) Pada tahun 2019 menyatakan terjadi peningkatan lansia yang menjadi
hipertensi sekitar 50%. Angka kejadian hipertensi di Jawa Timur pada tahun 2019
sebesar 26,2% berdasarkan Riset kesehatan dasar pada tahun 2019. (P2PTM Kemenkes
RI, 2019). Di Indonesia estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620
orang (Riskesdas, 2021). Prevalensi penduduk hipertensi di Provinsi Jawa Timur sebesar
36,3% dengan jumlah estimasi penderita hipertensi yang berusia ≥15 tahun di Provinsi
Jawa Timur sekitar 11.008.334 penduduk, dengan proporsi laki-laki 48,83% dan
atau sebesar 28,5%, dengan proporsi perempuan sebesar 33.838 penduduk (28,4%) dan
1
laki-laki sebesar 32.102 penduduk (28,6%). (Profil Kesehatan Kabupaten Sampang,
2023).
dengan tekanan darah yang naik, stroke, gagal jantung dan dapat berakibat terjadinya
kematian. Permasalahan inilah yang membuat lansia mengalami cemas akan keadaan
seperti kecemasan. Perasaan itu muncul akibat ketakutan dan ketidaktahuan seseorang
tentang apa yang dialaminya dan apa yang akan terjadi selanjutnya (Istirokah, 2021).
Kecemasan akan merangsang tubuh memberi respons dengan mengaktifkan sistem saraf
simpatis. Reaksi tubuh terhadap kecemasan adalah bila otak menerima rangsang akan
dikirim melalui saraf simpatis ke kelenjar adrenal yang akan melepaskan hormon
norepinephrin yang merangsang jantung dan pembuluh darah sehingga efeknya adalah
nafas menjadi lebih dalam, nadi meningkat, dan tekanan darah meningkat atau hipertensi
Dampak jangka pendek dan jangka panjang gejala psikologis seperti kecemasan
banyak dialami oleh lansia penderita hipertensi, apabila keadaan emosional pada lansia
mengalami perubahan dapat menyebabkan tekanan darah yang tidak stabil dan
menyebabkan menurunnya kualitas hidup pada lansia (Wei Zhang, et al. 2019). Lansia
menurunkan sistem imun (Maryam dkk, 2021). Kecemasan yang dialami oleh lansia
Upaya untuk mengatasi kecemasan dapat dilakukan dengan cara farmakologi, non
farmakologi atau keduanya. Contoh terapi non farmakologi antara lain, dengan teknik
2
relaksasi, terapi musik, terapi murotal dan aromaterapi (Mottaghi, 2019). Salah satu
terapi non farmakologi untuk mengurangi tingkat kecemasan adalah dengan melakukan
(Errina & Sofia, 2019). Reminiscence mengacu pada ingatan kenangan dari masa lalu
dan saling bertukar kenangan dengan teman-teman untuk menyampaikan informasi atau
ulasan hidup dan keterampilan yang dimiliki (Cherian, 2019). Manfaat dari terapi
mental negatif. Hasil yang diharapkan dari rangkaian proses reminiscence adalah adanya
perubahan tingkat kecemasan pada lansia. Dalam reminiscence terdapat delapan fungsi
yang dapat dicapai yaitu death preparation, identity, problem solving, teach/inform,
2019).
Apakah ada pengaruh Terapi Reminiscene terhadap tingkat kecemasan Lansia dengan
Hipertensi?
Tujuan Umum
dengan Hipertensi
Tujuan Khusus
3
2. Menganalisis pengaruh Terapi Reminiscene terhadap penurunan tingkat kecemasan
Manfaat Teoritis
Manfaa Praktis
1. Bagi Responden
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi responden dan keluarga
masalah kecemasan
2. Bagi Peneliti
hipertensi .
3. Institusi
lansia.