Disusun oleh :
Apotek 95
Ade Fauziah (ISTN)
Rizkiya Amalia (Universitas Pancasila)
Rosyatul Munawwaroh (ISTN)
Yuni Anggriani (Universitas Pancasila)
Apotek 96
Abdul Manaf (ISTN)
Apotek 110
Dede Yuniawati ()
Kristina Bungsu ()
Siska Dintiani ()
Zulfa Atqiya ()
Jakarta
Oktober 2017
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur peneliti haturkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, karunia, dan ridha-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas khusus Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Apotek
Kimia Farma periode Oktober 2017 dengan judul “Parkinson Disease”. Tugas
khusus ini merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan selama Praktek Kerja
Profesi Aopteker di Apotek Kimia Farma.
Tugas khusus ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dan
dukungan dari beberapa pihak, untuk itu kami menyampaikan terma kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Apoteker Penanggung Jawab Apotek Kimia Farma No. 95, Drs. Tatag
Mulyadi., Apt.
2. Apoteker Penanggung Jawab Apotek Kimia Farma No. 96, Bapak Nana
Setia Permana, S.Si, Apt.
3. Apoteker Penanggung Jawab Apotek Kimia Farma No. 110
(......................................)
4. Seluruh karyawan Apotek Kimia Farma No. 95, Apotek Kimia Farma No.
96 dan Apotek Kimia Farma No. 110
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas khusus ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena itu kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
laporan ini sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat diterima dan
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kedua setelah demensia Alzheimer. Penyakit Parkison paling banyak dialami pada
usia lanjut dan jarang ditemukan pada umur dibawah 30 tahun. Sebagian besar
kasus ditemukan pada usia 40-70 tahun, rata-rata pada usia 58-62 tahun dan kira-
gangguan otonom serta gangguan tidur yang disebabkan oleh efek samping obat
atau derajat keparahan dari penyakit Parkinson diukur berdasarkan stadium Hoehn
amiodaron) dan toksin. Diketahui bahwa toksin eksogen yang tidak umum dapat
3
meneyebabkan kerusakan SSP tertentu dan Parkinsonism, menunjukkan bahwa
depresi dan penurunan kognitif, disamping terdapat efek terapi obat jangka
panjang. Hal tersebut tentu saja mempengaruhi kualitas hidup penderita penyakit
parkinson. Oleh karena itu, peningkatan kualitas hidup adalah penting sebagai
tujuan pengobatan[1].
pengobatan menjadi efektif, aman dan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.
Salah satu cara untuk memahaminya dengan membuat makalah tentang penyakit
Farma.
B. Tujuan
4
2. Memahami definisi, patofisiologis, diagnosa dan penatalaksanaan Parkinson
Disease.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Parkinson
adalah gejala yang terdiri dari bradikinesia, rigiditas, tremor dan ketidakstabilan
neuropatologi yang sangat khas, termasuk gangguan motorik dan pada beberapa
B. Patofisiologi[4]
6
reseptor dopamine 1 (D1) dan dopamine 2 (D2) menghasilkan penghambatan
thalamus yang lebih besar dan penurunan aktivasi korteks motorik. Aktivasi
C. Manifestasi Klinis[4]
dapat melibatkan fungsi sensorik, tetapi seiring dengan perjalanan penyakit, satu
atau lebih gejala primer muncul (misal : tremor saat istirahat/saat tidak
dan tingkat kedipan mata, sulit melangkah dan keterampilan pada tangan
berkurang.
Tremor pada saat istirahat merupakan gejala khas pada Parkinson Disease
dan seringkali menjadi satu-satunya keluhan pasien. Namun hanya dua per tiga
pasien yang mengalami tremor pada saat diagnosis, dan beberapa pasien yang lain
tidak pernah mengalami tanda ini. Tremor tampak terutama pada tangan,
saat istirahat ini umumnya hilang, jika dilakukan suatu gerakan dengan sengaja
7
Kekakuan otot meliputi peningkatan resistensi otot terhadap gerakan pasif
dan dapat menyerupai putaran roda gigi. Biasanya mempengaruhi ekstremitas atas
dan bawah, dan mungkin otot wajah akan terpengaruh. Gangguan intelektual
tidak nyata, tetapi beberapa pasien menunjukkan gangguan yang sifatnya tidak
belum jelas. Kira-kira 7 dari 8 kasus parkinson termasuk jenis ini. Etiologi belum
terhadap virus yang sudah umum, pemaparan terhadap zat toksik yang belum
8
perdarahan serebral petekial pasca trauma yang berulang-ulang pada petinju,
penyakit keseluruhan. Jenis ini bisa didapat pada Progressive supranuclear palsy,
yang dapat dinilai dari jenis ini pada penyakit Wilson (degenerasi
E. Diagnosis[4, 5]
Gejala lainnya meliputi penurunan ketangkasan, kesulitan yang timbul dari kursi,
9
metoklopramid), tremor esensial, degenerasi ganglionik kortikobasal, atrofi sistem
scan otak menunjukkan atrofi kortikal difus dengan melebarnya sulsi dan
penyakit dalam hal ini digunakan stadium klinis berdasarkan Hoehn and Yahr
(1967) yaitu:
1. Stadium 1: Gejala dan tanda pada satu sisi, terdapat gejala yang ringan,
terdapat tremor pada satu anggota gerak, gejala yang timbul dapat dikenali
berjalan terganggu
4. Stadium 4: Terdapat gejala yang berat, masih dapat berjalan hanya untuk
jarak tertentu, rigiditas dan bradikinesia, tidak mampu berdiri sendiri tremor
10
F. Penatalaksanaan
1. Tujuan Terapi
pentingnya olahraga dan nutrisi pada pasien, serta memberikan edukasi atau
2. Terapi Farmakologi[4]
kasus baru maupun yang sudah berkembang ke tingkat lanjut dapat dilihat
11
Gambar 1.1 Algoritma Penatalaksanaan Parkinson Disease
a
Usia tidak menjadi pertimbangan dalam pemilihan obat, namun faktor lain seperti fungsi
kognitif, keamanan dan toleransi dari obat (terutama pada lansia) akan mempengaruhi
12
dipicu/disebabkan oleh L-dopa, pertimbangkan dengan penambahan
amantadine.
a. Antikolinergik
efektif pada beberapa pasien, tetapi jarang menunjukkan manfaat yang besar
antiparkinson yang lain. Setiap obat dalam kelompok ini hanya sedikit
sembelit, dan retensi urin. Reaksi yang lebih serius meliputi mudah lupa,
gangguan kognitif dan pasien lansia memiliki resiko lebih besar terhadap
13
Tabel 1.1. Obat yang digunakan pada Penyakit Parkinson
14
b. Amantadin
dapat menurunkan diskinesia pada dosis yang relatif tinggi (400 mg/hari).
disfungsi ginjal.
15
aktivitasnya secara normal. Obat ini diberikan bersama carbidopa untuk
bulan setelah memulai terapi l-dopa, khususnya pada inisial terapi dengan
dosis tinggi. Tabel 1.3 menunjukan kmpilkasi motorik yang dapat terjadi
16
memberikan tambahan obat-obat yang memiliki mekanisme kerja berbeda
Tabel 1.2 Komplikasi Motorik yang umum dan mungkin terjadi pada
inisial terapi
17
sampingnya minimal, meliputi insomnia dan kecemasan. Penelitian yang
yang bersifat simptomatik, tetapi tidak ada bukti yang kuat bahwa dapat
memperlambat neurodegenerasi.
aksi levodopa, yaitu meningkatkan masa "on" menjadi lebih paujang 1 jam.
18
Dosis awal dan anjuran untuk tolkapon adalah 100 mg tiga kali sehari
pemberian tolkapon harus dihentikan jika hasil uji fungsi liver di atas nilai
normal atau terdapat gejala atau tanda yang mengarah kepada gagal liver.
Efek samping Dopaminergik dapat muncul dan dapat diatasi dengan mudah
f. Dopamin Agonis
terhadap levodopa, dan pasien dengan respon klinis yang terbatas terhadap
levodopa akibat tidak mampu mentoleransi dosis yang lebih besar. Obat ini
19
Nonergot lebih aman dan efektif sebagai monoterai pada penyakit
parkinson ringan hingga sedang dan sebagai terapi tambahan pada L-Dopa
dengan L-Dopa. Hal ini disebabkan karena pasien yang lebih mudah lebih
hipotensi.
Pasien dan orang yang merawatnya harus diberi penluhan sehingga mereka
obat dan lamanya periode “on” dan”off”. Gejala, efek samping obat dan aktifitas
harian harus dipantau dengan baik dan terapi disesuaikan secara individual.
20
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Oktober 2017 di Apotek Kimia Farma No. 95, Apotek Kimia Farma No. 96,
Resep diperoleh dari tiga Apotek Kimia Farma. Selain itu, acuan teoritis
yang digunakan diperoleh dari buku dan situs resmi dari internet yang
dapat dipercaya.
C. Cara Kerja
Resep diperoleh dari dari Apotek Kimia Farma pada bulan Oktober 2017.
Objek yang digunakan adalah resep untuk penyakit Parkinson yang ada di
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Copy Resep
R/ Trihexyphenidyl 2 mg No.LX
S 2dd1
S 1dd1
S 2dd½
Pro : Tn.Suminto
Tangerang, 5-10-2017
p.c.c
22
Tabel 4.1 Kajian Administratif Resep I
Kajian Administratif Ada Tidak
Nama dokter √
SIP √
Alamat dokter √
Tanggal penulisan resep √
Tanda tangan/paraf dokter √
Nama pasien √
Umur √
Berat badan √
Jenis kelamin pasien √
Nama obat √
Aturan pemakaian √
23
Tabel 4.3 Kajian Kelengkapan Farmakologi Resep I
Kajian Klinis Keterangan
Adanya alergi obat Obat-obat yang diberikan sesuai pada
resep, pasien tidak ada keterangan alergi
Adanya efek samping Pasien dapat diberikan informasi tentang
obat efek samping yang mungkin terjadi
sehingga pasien tidak kaget jika
mengalami efek samping
Adanya interaksi obat Dari obat yang diresepkan tidak
ditemukan adanya interaksi obat
Indikasi/kontraindikasi Pemberian obat dalam resep sesuai
indikasi pasien dan tidak menunjukkan
adanya kontraindikasi pasien pada
penggunaan obat dalam resep
3. Pertimbangan Klinis
Berdasarkan resep pasien didiagnosis parkinson dengan pemberian
obat . Trihexyphenidyl, Sifrol, dan Citicoline merupakan obat parkinson
oral. Obat trihexyphenidyl merupakan obat antiparkinson golongan
antikolinergik yang dapat mengatasi gejala tremor dan distonik secara
efektif. Obat tersebut dapat digunakan secara tunggal atau kombinasi
dengan obat antiparkinson lain. Efek samping dari trihexyphenidyl dapat
menyebabkan Gangguan pencernaan, Glaukoma, Midriasis, Retensi urin,
Gangguan mental. Dosis per hari: 6-10 mg. Sedangkan dosis untuk
mengobati efek samping yang diakibatkan oleh pengobatan lain adalah 5-15
mg per hari.. Informasi yang dapat diberikan kepada pasien/keluarga pasien
dalam menggunakan obat ini adalah, obat harus diminum sesuai anjuran
dokter dan bila terdapat efek samping yang timbul setelah mengkonsumsi
obat, maka pasien dapat menginformasikan kepada dokter.
24
fluktuasi dan efek terapi yang tidak konsisten. Efek samping dari sifrol
(prapimexole) dapat menyebabkan Perilaku dan mimpi abnormal, bingung,
konstipasi, delusi, pusing, diskinesia, kelelahan yang menyeluruh,
halusinasi, sakit kepala, hiperkinesia, hipotensi, gangguan makan,
hiperfagia, insomnia, gangguan libido, mual, edema perifer, paranoia,
somnolen, peningkatan BB. Dosis Awal : 0.375 mg/hari dibagi dalam 3
dosis. Dosis dapat ditingkatkan tiap 5-7 hari sampai maksimal : 4.5 mg/hari.
Pemeliharaan : 0.375-4.5 mg/hari. Informasi yang dapat diberikan kepada
pasien/keluarga pasien dalam menggunakan obat ini adalah, obat harus
diminum sesuai anjuran dokter dan bila terdapat efek samping yang timbul
setelah mengkonsumsi obat, maka pasien dapat menginformasikan kepada
dokter dan lama penggunaan obat ini dapat diberikan selama 10 hari, jika
sampai 10 hari pengobatan tidak terdapat perubahan, maka pasien dapat
menginformasikan kepada dokter.
25
Resep Nama Obat Komposisi Indikasi Dosis Efek Konseling
Samping
R/ Trihexyphenidyl Trihexyphenidyl Trihexyphenidyl parkinson Dosis per Gangguan Obat
2 mg 2 mg 2 mg yang hari: 6-10 pencernaan digunakan
disebabkan mg. , dua kali
S 2dd1 oleh obat- Sedangkan sehari satu
Glaukoma,
obatan. dosis untuk Midriasis, tablet pada
Gangguan mengobati Retensi pagi dan
ekstrapiramida efek samping urin, malam hari
l karena obat yang Gangguan sesudah
(kecuali diakibatkan mental. makan.
tardive oleh
dyskinesia). pengobatan
lain adalah 5-
15 mg per
hari.
R/ Sifrol 0,25 mg R/ Sifrol 0,25 mg R/ Sifrol 0,25 Pengobatan Awal : 0.375 Perilaku Obat
mg tanda dan mg/hari dan mimpi digunakan
gejala penyakit dibagi dalam abnormal, satu kali
S 1dd1
Parkinson 3 dosis. bingung, sehari satu
idiopatik lanjut Dosis dapat konstipasi, tablet pada
dalam ditingkatkan delusi, pagi dan
kombinasi tiap 5-7 hari pusing, malam hari
dengan sampai diskinesia, sesudah
levodopa. maksimal : kelelahan makan.
Terapi 4.5 mg/hari. yang
simtomatik Pemeliharaan menyeluruh
idiopathic : 0.375-4.5 , halusinasi,
restless legs mg/hari sakit
syndrome. kepala,
hiperkinesi
a,
hipotensi,
gangguan
makan,
hiperfagia,
insomnia,
gangguan
libido,
mual,
edema
perifer,
paranoia,
somnolen,
26
R/ Citicoline 1000 R/ Citicoline 1000 R/ Citicoline Gangguan Gangguan Hipotensi, Obat
mg mg 1000 mg kesadaran kesadaran ruam, digunakan
yang diikuti karena insomnia, dua kali
S 2dd½ S 2dd½ S 2dd½
kerusakan atau cedera sakit sehari
cedera kepala: 1 – 2 kepala, setengah
serebral, kali sehari diplopia. tablet pada
operasi otak 100 – 500 pagi dan
dan infark mg secara malam hari
selebral. intra vena sesudah
Mempercepat drip atau makan.
rehabilitasi injeksi.
tungkai atas Gangguan
dan bawah kesadaran
pada pasien karena infark
hemiplegia selebral : 1
apopleksi. kali sehari
1000 mg,
secara injeksi
Intra Vena..
4. Kesimpulan
1. Pada kajian administratif, resep belum lengkap karena tidak tercantum
berat badan dan umur.
2. Pada kajian farmasetika, sudah lengkap.
3. Pada pertimbangan klinis, resep yang diberikan kepada pasien sudah
rasional karena obat-obat yang diberikan sesuai dengan tatalaksana terapi
parkinson.
27
B. Resep 2 (KF 96)
1. Foto Resep dan Pengkajian resep
Resep Dokter
Dokter: dr. Sendjaja, Sp.S
Bogor, 17/7/2017
R/ Madopar 125 mg No. X
S½-½-0
R/Trihexyfenidil 2 mg No. XX
S1–1-0
R/ Sifrol 0.375 mg No. X
S1–0-0
R/ Ubi-Q No. X
S1–0–0
Pro : Bp. Sujadi Slamet
Umur : Dewasa
28
Tabel 4.5 Kajian Kesesuaian Farmasetik
29
Tabel 4.6 Pertimbangan Klinis
Lansia: Inisial 50 mg 1 – 2 x
sehari dan dapat ditingkatkan
bertahap 50 mg per hari tiap 3
– 4 hari berdasarkan respon
Aturan Pakai 1 – 2 x sehari 50 mg Sesuai
Cara & Lama penggunaan Peroral, 10 hari Sesuai
Duplikasi Tidak ada duplikasi Sesuai
ROTD (Alergi, Efek Tidak ada alergi, Efek Sesuai
Samping) Samping: Mimpi buruk,
anoreksia, cemas, aritmia,
bingung, demensia, depresi,
mulut kering, insomnia,
muntah
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap
levodopa atau benserazide
Jangan diberikan bersamaan
dengan non-selektif MAO
Inhibitor (selegiline dan
rasagiline)
Gangguan fungsi ginjal dan
hati
Kelainan Jantung
Penderita penyakit psikiatri
Pasien kurang dari 30 tahun
Interaksi Obat Antasida dapat menurunkan Sesuai
absorbsi levodopa hingga
30
32%
Ferrous Sulfat menurun
konsentrasi maksimum dan
AUC levodova sebanyak 30
-50%
Metoclopramide dapan
meningkatkan kecepatan
absorbsi levodopa
Domperidon dapat
meningkatkan bioavaibilitas
levodopa dengan
menstimulasi waktu
pengosongan lambung
Potensiasi jika diberikan
bersamaan dengan
simpathomimetik seperti
adrenalin, noradrenalin atau
amfetamin
Trihexyfenidil 2 mg
Indikasi Parkinson Disease, Sesuai
Parkinsonism
Dosis Parkinson Disease Sesuai
Jika digunakan dalam
kombinasi dengan
Levodopa/Benserazid atau
Levodopa/Carbidopa: Dewasa
untuk pemeliharaan 2 – 6 mg/
hari dalam dosis terbagi.
Parkinsonism
Inisial: 1 mg per oral pada hari
pertama, ditingkatkan 2 mg
setiap 3 – 5 mg hingga
mencapai 6 – 10 mg/hari.
Maintenance: 5 – 15 mg/hari
peroral dalam dosis terbagi tiap
6 – 8 jam
Aturan Pakai 2 – 3 x sehari (2 – 6 mg) Sesuai
Cara & Lama penggunaan Peroral, 10 hari Sesuai
31
Duplikasi Tidak Ada Sesuai
ROTD (Alergi, Efek Tidak ada alergi, Efek samping Sesuai
Samping) antikolinergik, Rash
Kontraindikasi Obstruksi Gastrointestial, Sesuai
Mysthenia gravis
Interaksi Obat Tidak Ada Interaksi Sesuai
Sifrol SR 0.375 mg
Indikasi Penyakit Parkinson Idiopati, Sesuai
yang digunakan tunggal
maupun sebagai terapi
tambahan dengan Levodopa
saat terjadi fluktuasi dan efek
terapi yang tidak konsisten
Dosis Dimulai dengan 0.375 mg per Sesuai
hari dan ditingkatkan setiap 5 –
7 hari hingga timbul efek
samping yang tidak dapat
ditolerir. Dosis Maksimum 4.5
mg per hari.
Perlu penyesuaian dosis untuk
pasien yang memiliki gangguan
fungsi hati dan ginjal.
Aturan Pakai 1 x sehari 1 tablet Sesuai
Cara & Lama penggunaan Peroral (ditelan utuh, tidak Sesuai
boleh dikunyah), 10 hari
Duplikasi Tidak Ada
ROTD (Alergi, Efek Abnormal Behavior
Samping) (hiperseksualitas, gambling,
mimpi buruk, bingung,
konstipasi, pusing, mual,
pruritus, rash, muntah)
Kontraindikasi Wanita menyusui, hipersensitif
terhadap pramipeksol
Interaksi Obat Dengan Simetidin akan
meningkatkan kadar obat
32
pramipexol
Ubi-Q
Indikasi Body Energizer dan Sesuai
Antioksidan
Dosis 1 – 3 kapsul sehari Sesuai
Aturan Pakai 1 x sehari 1 kapsul Sesuai
Cara & Lama penggunaan Peroral, 10 hari
Duplikasi Tidak Ada Sesuai
ROTD (Alergi, Efek Lambung tidak nyaman, Sesuai
Samping) Berkurang nafsu makan, Diare,
Mual, Skin Rash, Heart Burn
Kontraindikasi Ibu hamin dan menyusui perlu Sesuai
peringatan dan monitoring
Interaksi Obat Tidak Ada Sesuai
sistem saraf pusat dimana dopamin tidak bisa melintasi sawar otak. Levodopa
diberikan tidak tersedia di basal ganglia dan dopamin yang dihasilkan pada
33
dengan benseramide (decarboksilase inhibitor) sangat menguntungkan, karena
dan terikat sangat selektif dan spesifik pada reseptor Dopamin D2 dan memiliki
sebagai antioksidan kuat (mennghambat inisiasi dan propagasi dari oksidasi lemak
edukasi pasien terkait cara pemakaian, efek samping obat, dan penyimpanan obat
Madopar harus ditelan utuh bersama dengan sedikit air putih atau dilarutkan
dalam sedikit air, diminum 30 menit atau 1 jam setelah makan. Madopar disimpan
pada suhu dibawah 25°C dalam kemasan tertutup rapat dan jauhkan dari
jangkauan anak-anak.
Sifrol SR diminum 1 X Sehari pada jam yang sama untuk tiap harinya.
Harus ditelan utuh dengan air dan tidak boleh dikunyah atau dihancurkan
34
menghentikan penggunaan sifrol tanpa konsultasi dari dokter (dapat menyebabkan
Trihexyfenidil ditelan utuh dengan segelas air putih dengan atau tanpa
dengan makanan dapat mengurangi efek samping pada saluran cerna terutama
pasien yang memiliki masalah dengan lambung. Obat disimpan pada pada suhu 25
– 30 °C.
cahaya dan kelembapan, pada suhu dibawah 30°C. Tidak boleh digunakan pada
35
C. Resep 3 (KF 110)
36
Tabel 4.6 Kajian Administratif
Pada Resep
No. Uraian
Ada Tidak Ada
Inscriptio
1. Nama dokter √
2. SIP dokter √
3. Alamat dokter √
4. Tempat dan tanggal resep √
Invocatio
1. Tanda R/ √
Praescriptio
1. Nama obat √
2. Kekuatan obat √
3. Jumlah obat √
4. Aturan pakai √
Signatura
1. Nama pasien √
2. Umur pasien √
3. Jenis kelamin √
4. Berat badan √
5. Alamat pasien v
Subscriptio
1. Paraf dokter √
37
Tabel 4.7 Kajian Farmasetika
Bentuk
No. Nama Obat Kekuatan Jumlah Dosis (literatur) Keterangan
sediaan
38
2. Tinjauan Obat
a. Trihexyphenidryl HCl
antiparkinson yang lain. Setiap obat dalam kelompok ini hanya sedikit
1) Komposisi
Trihexyphenidryl HCl
2) Indikasi
tardive dyskinesia).
39
- Mengobati kekakuan, tremor, kejang, dan kontrol otot yang buruk
padapenyakit Parkinson.
3) Kontra Indikasi
cerna
- Bagi ibu hamil dan menyusui, atau para calon ibu yang sedang
triheksifenidil
4) Efek samping
40
5) Dosis Trihexyphenidyl dan Cara Pemakaian
a) Dosis Trihexyphenidyl
setiap hari. Harus diberikan secara oral dengan dosis terbagi, tiga
5mg dan 15mg per hari, walaupun beberapa kasus telah dikontrol
1mg sehari.
hari. Pada terapi awal, dosis harus 1mg di hari pertama, hari
kedua 2mg dengan kenaikan lebih lanjut 2mg per hari pada
41
Trihexyphenidyl bersama dengan makanan dapat mengurangi
- Jika Anda minum obat dalam bentuk cair, takarlah obat yang
c) Interaksi Obat
meningkat.
dan konstipasi.
dengan triheksifenidil.
42
- Triheksifenidil bisa menjadi antagonis dengan tindakan
parasympathomimetik.
urin, ruam kulit, pruritus: kurang sering terjadi, bradikardi, kejang dan
43
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Perlu adanya kerjasama dan kolaborasi yang tepat antara dokter, apoteker,
dan tenaga kesehatan lainnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kefarmasian dan pengobatan pada pasien, sehingga didapatkan terapi yang
tepat, efektif, dan aman.
44
DAFTAR PUSTAKA
45