“ASKEP KATARAK”
Disusun oleh :
Kelompok 2
Prodi S1 Keperawatan
T.A 2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT, pencipta alam semesta, tidak lupa sholawat
dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw. karena atas rahmat dan karunia
Allah tugas ini dapat kami selesaikan.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medical Bedah “Sistem
persepsi sensori” Program Studi S1 Keperawatan dan untuk memudahkan mahasiswa dalam
memahami makalah ini.
Demikianlah makalah ini kami susun. Dengan harapan dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu, semua krtik dan saran senantiasa kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini agar
menjadi lebih baik.
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Katarak menjadi penyebab kebutaan nomor satu didunia karena penyakit ini menyerang
tanpa disadari oleh penderitanya.Katarak terjadi secara perlahan - lahan. Katarak baru terasa
Pada tahun 2020 diperkirakan penderita penyakit mata dan kebutaan meningkat dua kali
lipat. Padahal 7,5% kebutaan didunia dapat dicegah dan diobati. Kebutaan merupakan masalah
kesehatan masyarakat dan sosial ekonomi yang serius bagi setiap negara. Studi yang dilakukan
Eye Disease evalence Research Group (2004) memperkirakan, pada 2020 jumlah penderita
penyakit mata dan kebutaan didunia akan mencapai 55 juta jiwa. Prediksi tersebut menyebutkan,
penyakit mata dan kebutaan meningkat terutama bagi mereka yang telah berumur diatas 65
tahun. Semakin tinggi usia, semakin tinggi pula resiko kesehatan mata. WHO memiliki catatan
Saat ini terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia, 60% diantaranya berada di negara
miskin atau berkembang. Ironisnya Indonesia menjadi Negara tertinggi di Asia Tenggara dengan
angka sebesar 1,5%. Menurut Spesialis Mata dari RS Pondok Indah Dr Ratna Sitompul SpM,
tingginya angka kebutaan di Indonesiadisebabkan usia harapan hidup orang Indonesia semakin
meningkat. “karena beberapa penyakit mata disebabkan proses penuaan. “Artinya semakin
banyak jumlah penduduk usia tua, semakin banyak pula penduduk yang berpotensi mengalami
penyakit mata. Hingga kini penyakit mata yang banyak ditemui di Indonesia adalah katarak
(0,8%), glukoma (0,2%) serta kelainan refraksi (0,14%). Katarak merupakan kelainan mata yang
terjadi karena perubahan lensa mata yang keruh.Dalam keadaan normal jernih dan tembus
cahaya.Selama ini katarak banyak diderita mereka yang berusia tua.Karena itu, penyakit ini
1
sering diremehkan kaum muda. Hal ini diperkuat berdasarkan data dari Departemen Kesehatan
Indonsia (Depkes) bahwa 1,5 juta orang Indonesia mengalami kebutaan karena katarak dan rata -
Penderita rata - rata berasal dari ekonomi lemah sehingga banyak diantara mereka tidak
tersentuh pelayanan kesehatan. Dan kebanyakan katarak terjadi karena proses degeneratif atau
semakin bertambahnya usia seseorang. Bahkan, dari data statistik lebih dari 90 persen orang
berusia di atas 65 tahun menderita katarak, sekitar 55 persen orang berusia 75 - 85 tahun daya
2
f. Untuk memahami komplikasi dari katarak
3
BAB II
PEMBAHASAN
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya (Ilyas, 2008).Katarak
adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaran yang di proyeksikan
pada retina. Katarak merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap
(Istiqomah, 2003)
Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa
didalam kapsul lensa. Umumnya terjadi akibat proses penuaan yang terjadi pada semua orang
yang berusia lebih dari 65 tahun. (Muttaqin, 2008).
1. Katarak congenital, katarak yang sudah terlihatpada usia kurang dari 1 tahun.
1. Katarak traumatika
Katarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma baik karena trauma tumpul maupun
tajam.Rudapaksa ini dapat mengakibatkan katarak pada satu mata (katarak monokular).
Penyebab katarak ini antara lain karena radiasi sinar - X, Radioaktif, dan benda asing.
2. Katarak toksika
4
Merupakan katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia
tertentu.Selain itu, katarak ini juga dapat terjadi karena penggunaan obat seperti
3. Katarak komplikata
Katarak terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan kimia tertentu. Selai itu, katarak
ini juga dapat terjadi karena penggunaan obat seperti diabetes mellitus,
hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan local seperti uveitis, glaucoma, dan miopia
1. Katarak insipient
Merupakan stadium awal katarak yaitu kekeruhan lensa masih berbentuk bercak –
2. Katarak imatur
Lensa mulai menyerap cairan sehingga lensa agak cembung, menyebabkan terjadinya
myopia, dan iris terdorong kedepan serta bilik mata depan menjadi dangkal.
3. Katarak matur
Merupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini, terjadi kekeruhan lensa.
4. Katarak hipermatur
Pada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa dapat mencair
1. Fisik
2. Kimia
5
3. Penyakit predisposisi
6. Usia
6
Dapat melihat dobel pada satu mata.
Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk
seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung tiga
komponen anatomis.Pada zona sentral terdapat nucleus,diperifer ada korteks, dan yang
mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior.Dengan bertambahnya usia, nekleus
mengalami perubahan warna menjadi cokelat kekuningan.Disekitar opasitas terdapat densitas
seperti duri dianterior dan posterior nucleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk
katarak yang paling bermakna nampak seperti cristal salju pada jendela.
7
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa menyebabkan hilangnya transparansi.Perubahan
pada serabut halus múltiple (zunula) yang memanjang dari badan silier kesekitar daerah diluir
lensa,misalnya, dapat menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Perubahan kimia dalam
protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan
menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa
normal terjadi disertai influís air ke dalam lensa.Proses ini mematahkan serabut lensa yang
tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain menyebutkan bahwa suatu enzim mempunyai
peran dalam melindungi lensa dari degenerasi.Jumlah enzim akan menurun dengan
bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang tenderita katarak.
Katarak biasanya terjadi di lateral, namun mempunyai kecepatan yang berbeda. Dapat
disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemas, seperti diabetes, Namur sebenarnya
merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang normal.Kebanyakan katarak berkembang
secara kronik dan “matang” ketika orang memasuki dekade ke tujuh. Katarak dapat bersifat
kongenitaldan harus diidentifikasi awal, karena bila tidak terdiagnosa dapat menyebabkan
ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen. Factor yang paling sering berperan dalam
terjadinya katrak meliputi radiasi sinar ultra violet B, obat-obatan, alcohol, merokok, diabetes,
dan asupan vitamin anti oxidan yang kurang dalam jangka waktu lama
Lensa berisi 65% air, 35% protein, dan mineral penting.Katarak merupakan kondisi
penurunan ambulan oksigen, penurunan air, peningkatan kandungan kalsium dan berubahnya
protein yang dapat larut menjadi tidak dapat larut. Pada proses penuaan ,lensa secara bertahap
kehilangan air dan mengalami peningkatan dalam usuran dan densitasnya.Peningkatan densitas
diakibatkan oleh kompresi central serat lensa yang lebih tua.
Saat serat lensa yang baru diproduksi dikortek, serat lensa ditekan menjadi central. Serat-
serat lensa yang padat lama-lam menyebabkan hilangnya tranparansi lensa yang tidak terasa
nyeri dan sering bilateral. Selain itu, berbagai penyebab katarak diatas menyebabkan ganguan
metabolisme pada lensa mata. Gangguan metabolisme ini, menyebabkan perubahan kandungan
bahan-bahan yang ada didalam lensa yang pada akhirnya menyebabkan kekeruhan lensa.
Kekeruhan dapat berkembang diberbagai bagian lensa atau kapsulnya. Pada gangguan ini sinar
yang masuk melalui kornea dihalangi oleh lensa yang keruh atau buram. Kondisi ini
mengaburkan bayangan semu yang sampai pada retina. Akibatnya otak menginterprestasikan
sebagai bayangan yang berkabut. Pada katarak yang tidak diterapi, lensa mata menjadi putih
8
susu, kemudian berubah kuning, bahkan menjadi coklat atau hitam dan klien mengalami
kesulitan dalam membedakan warna.
2.6 Komplikasi dari Katarak
Adapun komplikasi yang umumnya terjadi pada pasien yang mengalami penyakit katarak
1. Uveitis, terjadi karena masa lensa merupakan benda asing untuk jaringan uvea,
2. Glaukoma, terjadi karena masa lensa menyumbat sudut bilik mata sehingga
1. Uji mata
2. Keratometri
5. Dan hitung sel endotel yang sangat berguna sebagai alat diagnostik, khususnya bila
2.8 Penatalaksanaan
Tak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat diambil dengan pembedahan laser.Namun,
masih terus dilakukan penelitian mengenai kemajuan prosedur laser baru yang dapat digunakan
Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai ketitik dimana
pasien melakukan aktivitas hidup sehari - hari, maka penanganan biasanya konservatif.Penting
9
dikaji efek katarak terhadap kehidupan sehari - hari pasien. Mengkaji derajat gangguan fungsi
sehari - hari, aktivitas, kemampuan bekerja, ambulasi, dan lain - lain, sangat penting untuk
menentukan terapi mana yang paling cocok bagi masing - masing penderita.
Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut untuk bekerja
ataupun keamanan.Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam penglihatan yang terbaik yang
dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi.Pembedahan katarak adalah pembedahan yang
paling sering dilakukan pada orang berusia lebih dari 65 tahun keatas.Kebanyakan operasi
dilakukan dengan anastesia local (retrobulbar atau peribulbar, yang dapat mengimobilisasi
Ada dua macam teknik pembedahan tersedia untuk pengangkatan katarak : ekstraksi
intrakapsuler dan ekstrakapsuler. Indikasi intervensi bedah adalah hilangnya penglihatan yang
mempengaruhi aktivitas normal pasien atau katarak yang menyebabkan glaukoma atau
mempengaruhi diagnosis dan terapi gangguan okuler lain, seperti retinopati diabetika (Suddarth,
2001).
1) Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
10
Makanan/cairan: Gejalanya yaitu Mual/muntah (glaukoma akut)
fotofobia(glaukoma akut). Dan tandanya ytaitu Tampak kecoklatan atau putih susu pada
pupil (katarak), Pupil menyepit ddan merah/mata keras dengan kornea berawan
kronis), Nyeri tiba –tiba/berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit
sistem vaskuler, Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh peningkatan tekanan
2) Diagnosa Keperawatan
status kesehatan dan resiko perubahan sosial) dari individu atau kelompok. Dimana
perawat secara kontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberi intervensi secara pasti
(Nursalam, 2001)
11
1. Risiko tinggi terhadap cedera b/d peningkatan TIO, perdarahan intraokuler, kehilangan
vitreous.
3) Intervensi Keperawatan
Dx 1 : Resiko cedera yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intraocular (TIO),
perdarahan, kehilangan vitreous.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam tidak terjadi cedera mata
pasca operasi.
Intervensi :
Tempatkan klien pada tempat tidur yang rendah dan ajurkan untuk membatasi pergerakan
mendadak atau tiba-tiba serta menggerakan kepala berlebih.
R/ Istirahat mutlak diberikan hanya beberapa menit hingga satu atau dua jam paska operasi
atau satu malam jika ada komplikasi.
12
R/ Tindakan yang dapat meningkatkan TIO dan menimbulkan kerusakan struktur mata paska
operasi: - Mengejan (valsalva maneuver)
- Batuk
Amati kondisi mata : luka menonjol, bilik mata depan menonjol, nyeri mendadak setiap 6
jam pada awal operasi atau seperlunya.
R/ Berbagai kondisi seperti luka menonjol, bilik mata menonjol, nyeri mendadak, hyperemia
serta hipopion mungkin menunjukan cedera mata paska operasi.Apabila pandangan melihat
benda mengapung (floater) atau tempat gelap mungkin menujukan ablasio retina.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien melaporkan atau
memeragakan kemampuan yang lebih baik untuk proses rangsang penglihatan dan
mengkomunikasikan perubahan visual.
Intervensi :
13
- Orientasikan klien terhadap ruang rawat.
- Letakan alat yang sering digunakan di dekat klien atau pada sisi mata yang lebih sehat.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam tidak terjadi kecemasan.
Intervensi :
Jelaskan gambaran kejadian pre dan paska operasi, manfaat operasi, dan sikap yang harus
dilakukan klien selama masa operasi.
Informasikan bahwa perbaikan penglihatan tidak terjadi secara langsung, tetapi bertahap
sesuai penurunan bengkak pada mata dan perbaikan kornea.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Katarak adalah mengeruhnya lensa. Katarak bisa disebabkan karena konginental atau
dapatan (acquired). Penyebab acquired cataract yang paling umum adalah pertambahan usia,
meskipun mekanisme yang pasti belum diketahui. Pemakaian orticosteroid dan thorazine, DM,
trauma pada mata adalah penyebab acquired cataract yang lain. Congenital cataract terjadi pada
infeksi rubella pada periode kehamilan. Katarak terjadi pada kedua mata, namun biasanya satu
lensa lebih parah dibandingkan yang lain. Diagnosa katarak mencakup menurunnya ketajaman
penglihatan, hilangnya reflek merah dan terlihat gambaran opaque pada lensa ketika dilakukan
pemeriksaan.
Katarak dapat diklasifikasikan dalam golongan berikut :
o Katarak perkembangan (developmenta!) dan degeneratif.
o Katarak kongenital, juvenil, dan senil.
o Katarak komplikata.
o Katarak traumatik.
Pengobatan
Satu-satunya adalah dengan cara pembedahan ,yaitu lensa yang telah keruh diangkat dan
sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pasca operasi tidak perlu lagi memakai kaca mata
khusus (kaca mata aphakia). Setelah operasi harus dijaga jangan sampai terjadi infeksi.
Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga
mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit seperi glaukoma
dan uveitis.
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini diharapkan mahasiswa pada khususnya dan pembaca pada
umumnya mengetahui tentang penyakit katarak.Kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan demi tercapainya kesempurnaan makalah selanjutnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu//askep-katarak//
https://www.blogger.co.id/asuhan-keperawatan-katarak
https://scrib.ac.id/askep-pada-pasien-katarak