Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

R DENGAN HEG

STATUS OBSTERTI G2 P 1 A0 H1 (hamil 7-8 minggu)

DI RUANGAN KEBIDANAN

Tanggal masuk : 26 Desember 2021

Jam :23.33 wib

No RM :425611

A. Identitas
1. Identitas pasien
a. Nama : Ny. R
b. Umur : 31 Tahun, 1 Bulan
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : D3 Keperawatan
e. Pekerjaan : Perawat
2. Identitas penanggung jawab
a. Nama : Tn.H
b. Umur : 35 Tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : S1
e. Pekerjaan :PNS
f. Hubungan : Suami
B. Pengkajian
Tanggal : 27 Desember 2021
Jam :10.00 wib
Alasan utama datang :Pasien datang kerumah sakit melalui UGD pada
tanggal 26 Desember 2021 pukul 23.33 wib. Pasien
datang dengan keluhan mual dan muntah sejak 3 hari
yang lalu sebelum masuk kerumah sakit. Pasien
mengatakan nyeri pada ulu hati disertai dengan keluhan
pusing. Pasien mengatakan kehamilannya adalah hamil
anak kedua dengan HPHT 7-11- 2021. Pasien
mengatakan selama dirumah mengalami muntah lebih
dari 7 kali sehari berupa makanan yang dimakan
sebelumnya. Pasien mengatakan cara mengatasi muntah
selama dirumah yaitu dengan cara menghirup aroma
yang membuat rileks seperti minyak kayu putih. Pasien
megatakan selama 3 hari mual muntah nafsu makan dan
asupan makan menurun

R. Kesehatan sekarang :Pasien mengatakan mual dan muntah sejak 4 hari yang
lalu. Pasien mengatakan nafsu makan dan asupan
makan berkurang. Pasien mengatakan nyeri pada
bagian ulu hati. Pasien mengatakan badannya terasa
lemas dan adl dibantu oleh keluarga.
R.Kesehatan Dahulu :Pasien mengatakan selama persalinan pertama
dilakukan secara spontan dengan bb bayi 2850 gram
dibantu oleh dokter di Rumah sakit Yarsi Ibnu sina
Bukittinggi
R.Penyakit Kelurga : Pasien dan keluarga pasien mengatakan tidak ada
keluarga yang mengalami mual dan muntah secara
berkelanjutan. Pasien dan keluarga pasien mengatakan
tidak ada mengalami riwayat kesehatan seperti jantung,
diabetes dan asma.
Riwayat Menarche : Menarche pada usia 13 tahun dengan siklus haid 28
hari dengan lama 5-6 hari, pasien mengatakan haid
datang secara teratur. Pasien mengatakan salama haid
mempunyai keluhan yaitu disminore. Pasien
mengatakan selama disminore tidak pernah
mengkonsumsi obat
C. Riwayat Kehamilan
1. Kesehatan obstrekstik masa lalu

No Cara BB/PB Keadaan Usia Jenis Penolong


lahir lahir kehamilan kehamilan
1 Spontan 2850gram/48 Sehat aterem perempua Dokter
cm n
2. Kehamilan sekarang
HPHT 7-11 2021 dengan TP 14 -08- 2022.
Pada minggu ke 7 kehamilan dapat ditemukan gejala berupa mual dan muntah
secara berkelanjutan lebih darai 3 hari, Pasien mengatakan badannya terasa
lemah. Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat trauma atau kecelakaan
selama kehamilan. Pasien mengatakan kehamilan sekarang direncanakan.
Pasien mengatakan dia dan keluarga besar sangat senang terhadap
kehamilannya yang sekarang . Pasien mangatakan riwayat penggunaan
kontrasepsi yaitu dengan memakai kondom. Pasien mengatakan selama ini
tidak pernah mempunyai riwayat alergi baik itu pada makanan maupun pada
obat.
D. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Status Gizi :
BB saat ini : 49 Kg
TB : 155 cm
Postur : tegap
2. Data Sistemik
Sistem persepsi sensori

a. Pendengaran / Telinga
I : Daun telinga simetris, Serumen tidak ada , gangguan pendengaran
tidak ada
P : Nyeri tekan tidak ada
b. Penglihatan / mata
I : Bentuk mata normal, sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis,
gerakan bola mata normal, tidak buta warna, tidak memakai alat
bantu penglihatan
P : Nyeri tekan tidak ada
c. Penghidu/ hidung
I : Hidung simetris, tidak terdapat massa pada rongga hidung, tidak ada
gangguan penciuman
P : Nyeri tekan tidak ada
d. Pengecap/ mulut
I : Lidah terlihat bersih, gigi tampak bersih dan mukosa bibir tampak
kering
e. Sistem Pernafasan
Inspeksi : Normal chest, tidak ada lesi, RR : 21 x/menit, pola
pernafasan eupnue ( pola nafas normal), tidak ada
retraksi dinding dada, pengembangan rongga dada
simetris, tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan ,
payudara simetris, edema tidak ada.
Palpasi : kulit dan dinding dada lembut, hangat, kering,
fremitas simetris, ekspansi dada lateral,4 cm
Perkusi : perkusi sonor pada RIC II s/d RIC VII kanan, redup
pada RIC II s/d sebelah kiri
Auskultasi : terdengar suara pernafasan vesikuler, frekuensi 21
kali/menit,ronkhi tidak ada,weezing tidak ada.
f. Sistem Kardiovaskuler
Inspeksi : HR: 85x/menit, pembesaran vena jugularis 5-3 cm
H2cl+, iktus cordis tidak tampak
Palpasi : iktus cordis teraba, midclavicula sinistra, irama
teratur, CRT kurang dari 3 detik
Perkusi : redup padis RIC II- RIC V kiri, sura sonor pada
tempat lain kiri dan kanan
Auskultasi : bunyi jantung I-II Reguler, mur-mur (-)
g. Payudara
Inspeksi : Payudara terlihat bersih, Nipple tampak menonjol,
warna areola tampak kehitaman, tidak terdapat
pembengkakan, tidak terdapat lesi pada nipple
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada , keluaran ASI belum ada, Tidak
ada massa atau benjolan
h. Sistem saraf pusat
Kesadaran : Kompos metis
GCS : E =4. V=5 . M=6 =15
i. Sistem Abdomen

Inspeksi : tidak ada lesi, bekas operasi tidak ada, membuncit


tidak ada, asites tidak ada

Auskultasi : bising usus 6 kali / menit,

Perkusi : pekak hati positif , test undulasi tengah (-) dan pekak
alih sifting dullnes

Palpasi : hati teraba, kulit dinding perut terasa tegang, adanya


nyeri tekanan pada hati

j. Sistem eliminasi
BAK : 3-4 kali sehari
Frekuensi : 1200 cc/hari
Warna : warna kuning muda, keruh tidak ada
Keluhan selama BAK : tidak ada keluhan, urin berjalan lancar.
BAB :-
Frekuensi :-
Konsistensi :-
Warna :-
Keluhan selama BAB: pasien mengakan sudah seminggu belum ada
BAB
g. Cairan dan Elektrolit
Intake cairan sebelum sakit : Sebelum sakit pasien minum 1500-
1700cc/hari
Intake cairan saat di rawat di RS
Intake : Oral ( 300 cc)
Infus (1000cc)
Output : Muntah (50cc)
BAK (1200 cc)
IWL : 15 x BB = 15 x 49 = 31 cc
24 24
Balance cairan = Input – ( output + IWL )
1300cc – 2100 cc
-800 cc
k. Sistem Muskuculoskeletal

Kekuatan otot :

555 555

555 555
l. Sistem integument
Inspeksi : Terdapat linia alba, terdapat linia nigra , Warna kulit sawo
matang
Palpasi :Akral hangat, Turgor elastic
m. Sistem Genetalia
Inspeksi : Tidak terdapat hemoroid, tidak terdapat varises
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium

Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan


HGB 12,9 g/dl P=13.0-16.0 W=12.0-14.0
RBC 4,32 10˄6/uL P=4.5-5.5 W=4.0-5.0
HCT 35.5 % P=42.0-52.0 W=37.0-47.0
WBC 8.44 10˄3/uL 5.0-10.0
PLT 270 10˄3/uL 150-450
Kalium 4.11 mEq/l 3.5-5.5
Natrium 136.9 mEq/l 100-106
Magnesium 108.9 mEq/l 1.0-2.5
Glukosa 92 Mg/dl 74-100
Plano test Positiv

2. USG obsterti
CRL = 1.76 gram , FHR +
Kesan : Biometri sesuai gravid 7-8 minggu

F. THERAPY

N Nama obat Cara Waktu Fungsi


o pemberian
1 Ondansentron Intravena 3x1 Ondansentron berfungsi
untuk mencegah mual dan
muntah
2 Ranitidin Intravena 2x1 Ranitidin berfungsi
menangani gejala atau
penyakit yang berkaitan
dengan produksi asam
berlebihan didalam lambung
3 Asam folat Oral 1x1 Asam folat berfungsi
membantu mencegah cacat
lahir pada otak dan saraf
bayi
4 Infuse RL Intravena Infuse rl berfungsi untuk
mengganti cairan tubuh
yang hilang .
5 Dextrose 5 % Intravena Dextrose 5% berfungsi
untuk mengataso
hipoglikemia atau kondisi
gula darah yang terlalu
rendah .
6 PAN AMIN 6 Intravena Pan amin G berfungsi untuk
memenuhi ketersediaan
asam amino pada keadaan
klinis tertentu
7 KAEN . MG 3 Intravena KAEN Mg3 berfungsi untuk
pengobatan
ketidakseimbangan
karbohidrat dan elektrolit
pada keadaan insufiensi
asupan makanan peroral,
prosedur
pembedahan,neonatologi
dan asidosis diabetikum

G. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS : Mual muntah terus Hipovolemia
- Pasien mengatakan menerus
muntah yang keluar Output meningkat
hanya air Kehilangan cairan
- Pasien mengatakan aktif
minumnya sedikit hanya Hipovolemia
2-3 gelas perhari
DO:
Intake : Oral ( 300 cc)
Infus (1000cc)
Output : Muntah (50cc)
BAK (1200 cc)
IWL : 31 cc

Balance cairan = Input – ( output


+ IWL )
= 1300cc – 2100 cc
-800 cc
- Mukosa bibir kering
- Turgor kulit kering
2 DS : Motilitas Defisit Nutrisi
 Klien mengatakan nafsu gastrointestinal
makan berkurang menurun
 Klien mengatakan mual Merangsang
 Klien mengatakan muntah muntah

 Klien mangatakan tidak Mual muntah

tahan dengan bau makanan Ketidakmampuan

DO mencerna makanan

 Antropometri Intake menurun


TB: 155 Defisit Nutrisi
BB : 49
IMT : 20
 Biomedik
HGB = 12.9g/dl
RBC=4.32 10˄6/uL
HCT=35.5 10˄6/uL
Glukosa = 92 mg/dl
 Clinical
- Mukosa mulut pasien
kering
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak mual
- Pasien tampak
muntah
- Pasien tampak tidak
mempunyai selera
untuk makan
 Diet
MBTKTP
2 Ds: Motilitas Nyeri akut
 Pasien mengatakan sakit di
gastrointestinal
lambung
 Pasien mengatakan tidak menurun
bias tidur karna sakit di Merangsang
lambung
Ds: muntah
 P: HCI meningkat yang Mual muntah
menyebabkan iritasi
saluran pencernaan HCI meningkat
sehingga terjadilah nyeri Iritasi saluran
pada ulu hati
 Q : nyeri terasa tertusuk pencernaan
tusuk Nyeri di ulu hati
 R : nyeri di ulu hati
 S : skala nyeri 3
 T : nyeri timbul secara
mendadak hilang timbul

4 Ds : Pembakaran kh dan Intoleransi


 Pasien mengatakan
lemak aktivitas
badannya terasa lemah
 Pasien mengeluh kurang Oksidasi lemak
mampu untuk tidak sempurna
beraktivitas seperti
biasanya pembentukan
 Pasien mengatakan energi terganggu
kebutuhan nya di bantu
keluarga menyebabkan
cadangan energi
Do: berkurang
 Pasien tampak lemah
kelemahan
 Adl dibantu keluarga
 pasien tampak berbaring intoleransi aktivitas
ditempat tidur.
 Pasien tampak susah untuk
bangun dari tempat tidur
 TTV
TD : 100/60
HR:82
RR:20
T: 36,5

INTERVENSI KEPERAWATAN

1 Hipovolemia Tujuan : Setelah Manajemen hipovolemia


dilakukan tindakan Observasi
keperawatan diharapkan 1) Periksa tanda dan gejala
status cairan membaik hipovolemia (mis.
(L.03028) frekuensi nadi meningkat,
Kriteria hasil : nadi teraba lemah, tekanan
1) Kekuatan nadi darah menurun, tekanan
meningkat nadi menyempit, turgor
kulit menurun, membran
2) Turgor kulit mukosa kering, volume
meningkat urine menurun, hematocrit
meningkat, haus, lemah)
3) Output urine
meningkat 2) Monitor intake dan
output cairan
4) Pengisian vena
meningkat Terapeutik
3) Hitung kebutuhan cairan
5) Ortopnea menurun
4) Berikan posisi modified
Trendelenburg
6) Dispnea menurun
5) Berikan asupan cairan
7) Paradoxymal
oral
Nocturnal Dyspnea (PND)
Edukasi
menurun
6) Anjurkan
memperbanyak asupan
8) Edema anasarka cairan oral
menurun
7) Anjurkan menghindari
9) Edema perifer menurun perubahan posisi mendadak

10) Berat badan Kolaborasi


meningkat 8) Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis (mis.
NaCl, RL)

9) Kolaborasi pemberian
cairan IV hipotonis (mis.
glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)

10) Kolaborasi pemberian


cairan koloid (mis.
albumin, Plasmanate)

11) Kolaborasi pemberian


produk darah

2 Defsit nutrisi Kriteria hasil : Manajemen Nutrisi


1. Porsi makan yang
dihabiskan meningkat Observasi
2. Kekuatan otot
mengunyah
meningkat 1. Identifikasi status nutrisi
3. Verbalisasi keinginan 2. Identifikasi alergi dan
untuk meningkatkan intoleransi makanan
nutrisi meningkat 3. Identifikasi makanan
4. Perasaan cepat yang disukai
4. Identifikasi kebutuhan
kenyang menurun
kalori dan jenis nutrient
5. Nyeri abdomen 5. Identifikasi perlunya
menurun penggunaan selang
6. Berat badan membaik nasogastrik
7. IMT membaik 6. Monitor asupan
8. Bisisng usus makanan
membaik 7. Monitor berat badan
9. Membrane mukosa 8. Monitor hasil
membaik pemeriksaan
laboratorium

Terapeutik

9. Lakukan oral hygiene


sebelum makan, jika
perlu
10. Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis.
Piramida makanan)
11. Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
12. Berikan makan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
13. Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
14. Berikan suplemen
makanan, jika perlu
15. Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasigastrik jika asupan
oral dapat ditoleransi

Edukasi

16. Anjurkan posisi duduk,


jika mampu
17. Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi

18. Kolaborasi pemberian


medikasi sebelum
makan (mis. Pereda
nyeri, antiemetik), jika
perlu
19. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu

3. Nyeri akut Kriteria hasil: MANAJEMEN NYERI


1. Keluhan nyeri
menurun Observasi
2. Meringis menurun
3. Gelisah menurun  lokasi, karakteristik,
4. Muntah menurun durasi, frekuensi,
5. Frekuensi nadi kualitas, intensitas nyeri
membaik  Identifikasi skala nyeri
6. Pola nafas  Identifikasi respon nyeri
non verbal
membaik
 Identifikasi faktor yang
7. Tekanan darah
memperberat dan
membaik memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan
dan keyakinan tentang
nyeri
 Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri
 Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas
hidup
 Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan
 Monitor efek samping
penggunaan analgetik

Terapeutik

 Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
 Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan
tidur
 Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi

 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor
nyri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

4 Intoleransi aktivitas Kriteria Hasil: Manajemen energi


1. Kemudahan dalam Observasi
melakukan  Identifikasi gangguan
aktivitas sehari- fungsi tubuh yang
hari meningkat mengakibatkan
2. Kekuatan tubuh kelelahan
bagian atas dan  Monitor pola dan jam
bawah meningkat tidur
3. Keluhan lelah  Monitor kelelahan
menurun fisik dan emosional
Edukasi
4. Dispnea saat
 Anjurkan tirah
aktivitas menurun
baring
 Anjurkan
melakukan
aktivitas secara
bertahap
Terapeutik
 Sediakan
lingkungan
nyaman dan
rendah stimulus
 Lakukan latihan
rentang gerak pasif
dan atau aktif
 Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
 Fasilitasi duduk di
sisi tempat tidur
jika tidak dapat
berpindah atau
berjalan
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang
cara meningkatkan
asupan makanan

IMPLEMETASI DAN EVALUASI

Hari/ Diagnosa Implementasi Evaluasi


tanggal
Senin Hipovolemia Observasi S:
27-12- - klien mengatakan
2021 1) Memeriksa tanda dan mual, muntah
gejala hipovolemia (turgor O:
kulit menurun, membran
mukosa kering, , lemah - TD : 100/60 mmHg
- N:86x/mnt
TD = 100/60 mmhg
- S: 36,90C
HR = 86x/menit
- RR: 20x/mnt
0
T= 36,9 C - Intake : infus :
RR= 20x/menit 1000cc Minum :

2) Memonitor intake dan 250cc


output cairan - Out put : BAK :
Intake : Oral ( 250 cc) 1200cc Muntah :
Infus (1000cc) 100cc Balance
Output : Muntah (100cc)
BAK (1200 cc) cairan : -81cc
IWL : 31 cc - Mukosa bibir kering
Balance cairan = Input – A : masalah belum
( output + IWL ) teratasi
= 1250cc – 1331 cc
-81 cc P : lanjutkan intervensi

Terapeutik

3) Menghitung kebutuhan
cairan

Keb cairan = BB 49 Kg

Keb cairan =2.080 Liter

5)Memberikan asupan
cairan oral ( Minum
peroral)

Edukasi

6) Menganjurkan
memperbanyak asupan
cairan oral

7) Menganjurkan
menghindari perubahan
posisi mendadak

Kolaborasi

8) Berkolaborasi pemberian
cairan IV ( Rl, dekstore 5%,
Pan AMin, KAEN . MG 3)

defisit nutris 1. Mengidentifikasi status S:


nutrisi ( Pasien makan  pasien
melalui oral, tidak mengatakan
terpasang ngt ) masih mual
2. Mengidentifikasi alergi
( Pasien tidak memiliki  Pasien
alergi ) mengatakan
3. Mengidentifikasi masih muntah
perlunya penggunaan O:
selang nasogastrik(pasien  Mukosa mulut
tidak memerlukan pasien kering
penggunaan ngt )  Pasien tampak
4. Memonitor berat badan lemah
(BB=49, TB= 155 )
 Diet
5. Memonitor hasil
pemeriksaan - Diet ( 1
laboratorium potong roti,1
1 buah buah
HGB = 12.9g/dl pirdan 3
RBC=4.32 10˄6/uL sendok nasi
HCT=35.5 10˄6/uL putih 3x1)
Glukosa = 92 mg/dl - Input 300
kalori x 3
6. Melakukan oral hygiene =900 kalori
setiap pagi perhari
7. Kolaborasi pemberian  Terapi
therapy ondansentron
A: masalah belum
(Ondansentron) teratasi
P: intervensi di
lanjutkan
Nyeri akut 1. Melokasi, S:
karakteristik, durasi,
 Pasien
frekuensi, kualitas,
mengatakan
intensitas nyeri
( daerah nyeri pada nyeri pada ulu
bagian ulu hati, hati
intensitas nyeri  Pasien
sedang) mengatakan
2. Mengidentifikasi tidak bias tidur
skala nyeri ( Skala karna sakit di
nyeri 4-6, nyeri lambung
sedang seperti kram O :
) skala nyeri menurut  P: HCI meningkat
visual analogue scale yang
3. Mengidentifikasi menyebabkan
respon nyeri non iritasi saluran
verbal (meringis) pencernaan
4. Memberikan terapi sehingga
manajemen teknik terjadilah nyeri
nafas dalam pada ulu hati
5. Mengcontrol  Q : nyeri terasa
lingkungan yang tertusuk tusuk
memperberat rasa  R : nyeri di ulu
nyeri hati
6. MemFasilitasi  S : skala nyeri 4-6
istirahat dan tidur  T : nyeri timbul
7. Berkolaborasi secara mendadak
pemberian therapy hilang timbul
Ranitidin

A: MK belum teratasi
P: intervensi di
lanjutkan
Intoleransi 1. Mengidentifikasi S:
gangguan fungsi tubuh  Pasien
aktivitas
yang mengakibatkan mengatakan
kelelahan (Adanya badannya terasa
mual, muntah serta lemah
nyeri pada bagian  Pasien mengeluh
lambung ) kurang mampu
2. Monitor pola dan jam untuk
tidur ( Jam tidur beraktivitas
malam, pasien hanya seperti biasanya
tidur 5 jam sehari)  Pasien
3. Menganjurkan tirah mengatakan
baring kebutuhan nya di
4. Menganjurkan bantu keluarga
melakukan aktivitas
secara bertahap O:
5. Menyediakan  Pasien tampak
lingkungan nyaman lemah
dan rendah stimulus  Adl dibantu
6. Melakukan latihan keluarga
rentang gerak pasif  Pasien tampak
dan atau aktif hanya bisa
7. Memfasilitasi duduk di beraktivitas
sisi tempat tidur jika ditemapt tidur
tidak dapat berpindah
atau berjalan
A: MK belum teratasi
P: intervensi dilanjutkat
Selasa Hipovolemia Observasi S:
28-121- 1) Memeriksa tanda dan - klien mengatakan
2021 gejala hipovolemia (turgor mual,
kulit menurun, membran
mukosa kering, , lemah - klien mengatakan
muntah tidak ada
TD = 105/60 mmhg
O:
HR = 80x/menit
- TD : 105/60 mmHg
0
T= 36,7 C - N:80x/mnt
RR= 19x/menit - S: 36,70C

2) Memonitor intake dan - RR: 19x/mnt


output cairan - Intake : infus :
Intake : Oral ( 400 cc) 1000cc Minum :
Infus (1000cc) 400cc
Output : BAK (1250 cc)
IWL : 31 cc - Out put : BAK :
1250cc Balance
Balance cairan = Input –
( output + IWL ) cairan : + 119cc
= 1400cc – 1281 cc - Mukosa bibir agak
+119 cc
lembab
Terapeutik
A : masalah teratasi
3) Menghitung kebutuhan sebagian
cairan
P : lanjutkan intervensi
Keb cairan = BB 49 Kg

Keb cairan =2.080 Liter

5)Memberikan asupan
cairan oral ( Minum
peroral)

Edukasi

6) Menganjurkan
memperbanyak asupan
cairan oral

7) Menganjurkan
menghindari perubahan
posisi mendadak

Kolaborasi

8) Berkolaborasi pemberian
cairan IV ( Rl, dekstore 5%,
Pan AMin, KAEN . MG 3)
Defisit nutris 1. Memonitor asupan S:
makanan  pasien
( makan melalui oral) mengatakan
2. Memonitor berat badan sudah mampu
makan tetapi
Berat badan 49Kg
sedikit
Tinggi badan 155 cm
 Pasien
mengatakan
3. melakakukan oral tidak muntah
hygiene sebelum makan, lagi tetapi masih
mual
(oral hygiene dilakukan O:
pada pagi hari)  Mukosa mulut
pasien agak
4. Memberikan Posisi Semi lembab
fowler  Pasien tampak
5. Berkolaborasi dengan lemah berkurang
gizi dalam pemberian
 Diet ( 1 poting
nutrisi
6. Berkolaborasi dengan
roti+1 buah pir+
dokter dalam pemberian 1 buah apel+ 6
therapy Ondansentron sendok nasi )
3x1 = 500x3
=1500
Kalori perhari
A: masalah teratasi
sebagian
P: intervensi di
lanjutkan
Nyeri akut 1. Daerah nyeri pada S:
bagian tenggorakan
 Pasien
ulu hati, durasi >30
detik, intensitas mengatakan
nyeri sedang)
durasi waktu nya
2. Skala nyeri 3
3. Respon nyeri non berkurang
verbal (meringis)
4. Memberikan terapi  Pasien
manajemen teknik mengatakan
nafas dalam
5. Mengcontrol intensitas nyeri
lingkungan yang berkurang
memperberat rasa
nyeri O:
6. Memfasilitasi  P: HCI meningkat
istirahat dan tidur yang
7. Kolaborasi dalam menyebabkan
pemberian therapy iritasi saluran
Ranitidin pencernaan
sehingga
terjadilah nyeri
pada ulu hati
 Q : nyeri terasa
tertusuk tusuk
dan menjalar
 R : nyeri di
abdomen dan
tenggorokan
 S : skala nyeri 1-3
 T : nyeri timbul
secara mendadak
hilang timbul

A: MK Belum teratasi
P: intervensi di
lanjutkan
Intoleransi 1. Adanya hematemesi S:
Aktivitas dan melenan yang  Pasien
menyebabkan mengatakan
kelemahan badannya sedikit
2. Pasien bisa tidur 5 jam lemah
sehari  Pasien masih
3. Menganjurkan tirah mengeluh
baring kurang mampu
4. Menganjurkan untuk
melakukan aktivitas beraktivitas
secara bertahap seperti biasanya
5. Menyediakan O:
lingkungan nyaman  Pasien tampak
dan rendah stimulus lemah
6. Melakukan latihan  Adl dibantu
rentang gerak pasif keluarga
dan atau aktif  Pasien bisa tidur
7. Memfasilitasi duduk di 5 jam
sisi tempat tidur jika  Pasien tirah baring
tidak dapat berpindah A: MK teratasi sebagian
atau berjalan
P: intervensi dilanjutkat
Rabu Hipovolemia Observasi S:
29-12-21 TD = 11/70 mmhg - klien mengatakan
mual,
HR = 74x/menit
- klien mengatakan
0
T= 36,8 C
muntah tidak ada
RR= 19x/menit O:
2) Memonitor intake dan - TD : 105/60 mmHg
output cairan
- N:80x/mnt
Intake : Oral ( 600 cc) - S: 36,70C
Infus (1000cc)
- RR: 19x/mnt
Output : BAK (1300 cc)
IWL : 31 cc - Intake : infus :

Balance cairan = Input – 1000cc Minum :


( output + IWL ) 600cc
= 1600cc – 1331 cc
+269 cc - Out put : BAK :
13000cc Balance
Terapeutik
cairan : + 269cc
3) Menghitung kebutuhan - Mukosa bibir agak
cairan
lembab
Keb cairan = BB 49 Kg A : masalah teratasi
Keb cairan =2.080 Liter P : Intervensi dihentikan

5)Memberikan asupan
cairan oral ( Minum
peroral)

Edukasi

6) Menganjurkan
memperbanyak asupan
cairan oral

7) Menganjurkan
menghindari perubahan
posisi mendadak

Kolaborasi

8) Berkolaborasi pemberian
cairan IV ( Rl, dekstore 5%,
Pan AMin, KAEN . MG 3)
Defisit nutris 1. Makan melalui oral S:
2. Melakakukan oral  pasien
hygiene sebelum mengatakan
makan, (oral hygiene sudah tidak mual
dilakukan pada pagi
lagi
hari)
3. Memberikan Posisi  Pasien
Semi fowler mengatakan
4. Berkolaborasi dengan muntah tidak ada
gizi dalam pemberian O:
nutrisi  Mukosa mulut
pasien lembab
 Diet
(2 potong roti, 1
buah pir, 1 buah
apel, 6 sendok
nasi)
3x1 = 1800
kalori
A: masalah teratasi
P: intervensi di hentikan
Nyeri akut 1. Daerah nyeri pada S:
abdomen
 Pasien
berkurang
mengatakan
2. Skala nyeri 2
nyeri dilambung
3. Memberikan terapi
berkurang
manajemen teknik
nafas dalam  Pasien
4. Mengcontrol mengatakan
lingkungan yang nyerinya tidak
memperberat rasa mengganggu
nyeri waktu tidurnya
5. Memfasilitasi O :Pasien tampak tidak
istirahat dan tidur meringis
Pasien tampak tenang
Pasien tidak tampak
memeggang perutnya
lagi
A: MK teratasi sebagian
P: intervensi di hentikan
Intoleransi 1. Pasien tidur 6 jam S:
sehari  Pasien
Aktifitas
2. Menganjurkan tirah mengatakan
baring badannya sudah
terasa lebih enak
3. Menganjurkan
 Pasien
melakukan aktivitas mengatakan
secara bertahap sudah mulai
4. Menyediakan bergerak sedikit
lingkungan nyaman demi sedikit,
dan rendah stimulus
5. Melakukan latihan O:
rentang gerak pasif  Pasien sudah
dan atau aktif tampak lebih
6. Memfasilitasi duduk di segar
sisi tempat tidur jika  Pasien sudah
tidak dapat berpindah tampak duduk di
atau berjalan sisi tempat tidur
 Adl masih dibantu
keluarga
A: MK teratasi sebagian
P: intervensi dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam pembahasan Asuhan Keperawatan Pada Hyperemesis Gravidarum di

Ruang Kebidanan RS dr. Ahcmad Muchtar Bukittinggi yang dilakukan dengan

melaksanakan penerapan asuhan keperawatan dikaitkan antara teori yang digunakan


sebagai landasan didalamnya. Dari hasil tersebut dapat diambil adanya kesenjangan

antara teori dan praktek di lapangan, kelompok uraikan sebagai berikut

A. Pengkajian

Hyperemesis Gravidarum adalah komplikasi dalam kehamilan.

Menurut (indriyani, diyan, 2013) pada hiperemesis ditemukan data keadaan

umum lemah, kesadaran kompos mentis, konjungtiva anemis

Pengkajian atau pengumpulan data adalah mengumpulkan semua data

yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien. Pengumpulan data ini

meliputi data subjektif dan objektif. Pada data subjektif didapatkan keluhan utama

pada ibu hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah. Data objektif

didapatkan data keadaan umum lemah, kesadaran kompos mentis, konjungtiva

anemis

B. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan yaitu kekurangan volume cairan yang

berhubungan dengan kehilangan cairan akibat asupan cairan tidak adekuat

ditandai dengan data subjektif, klien mengatakan mual dan muntah, data objektif

keadaan umum lemah, kesadaran kompos mentis, tanda-tanda vital tekanan darah

100/60 mmHg, Nadi : 82x/menit, Suhu : 36,5c, RR : 20x/menit, konjungtiva

anemis

Diagnosa keperawatan defisit nutrisi kurang dari kebutuhan

berhubungan dengan mual dan muntah. Teori endokrin menyatakan bahwa

peningkatan kadar progesteron, esterogen, dan Human Chorionic Gonodotropin


(HCG) dapat menjadi faktor pencetus mual dan muntah. Peningkatan hormone

progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami

relaksasi, hal itu mengakibatkan penurunan motilitas lambung sehingga

pengosongan lambung melambat Pada diagnosa keperawatan deficit nutrisi

kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual dan muntah di tandai dengan

data subjektif klien mengatakan mual dan muntah, data objektif keadaan umum

lemah, kesadaran kompos mentis, tanda-tanda vital tekanan darah 100/60 mmHg,

Nadi : 82x/menit, Suhu : 36,5c, RR : 20x/menit, konjungtiva anemis, makan

sedikit.

Prioritas masalah keperawatan pada Ny. R adalah hipovolemia yang

berhubungan dengan kehilangan cairan akibat asupan cairan tidak adekuat

dikarenakan pada Ny. R mengeluh mual dan muntah. Dalam hal ini penulis tidak

menemukan kesenjangan teori dan kasus pada Ny. R dikarenakan klien mengeluh

mual dan muntah, sehingga penulis mengambil diagnosa hipovolemia yang

berhubungan dengan kehilangan cairan akibat asupan cairan tidak adekuat.

Pada Ny. R pada kasus hiperemesis gravidarum ditemukan bahwa

asupan nutrisi dan cairan tidak adekuat. Hal ini dapat beresiko terjadinya

kekurangan volume cairan apabila tidak dilakukan tindakan keperawatan yang

benar yaitu rehidrasi cairan tubuh. Dari diagnosa keperawatan diatas dijelaskan

bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus pada Ny. R, antara lain klien

mengatakan mual dan muntah.

C. Perencanaan
Rencaana keperawatan yang akan penulis rencanakan kepada klien

sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan, sehingga masalah keperawatan pada

klien teratasi. Perencanaan adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah,

mengurangi dan mengatasi masalah-masalah yang telah diidentifikasidalam

diagnosa keperawatan. Perencanaan ini menggambarkan sejauh mana perawat

mampu menetapkan cara menyelesaikan masalah dengan efektif dan efesien.

Rencana tindakan diagnosa keperawatan kekurangan volume cairan yang

berhubungan dengan kehilangan cairan akibat asupan cairan tidak adekuat yaitu

kaji faktor penyebab, mengkaji dan mendokumentasikan turgor kulit, kondisi

membrane mukosa, tanda vitaldan berat jenis urine., pantau intake-output.

(indriyani, diyan, 2013)

Berkaitan dengan rencana tindakan keperawatan yang pertama antara

lain yaitu monitoring intake-output cairan, anjurkan klien banyak minum,

kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian cairan. Rencana tindakan diagnosa

keperawatan defisit nutrisi berhubungan dengan mual dan muntah yaitu kaji

pengetahuan klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh, beri penjelasan tentang

pentingnya nutrisi yang adekuat bagi tubuh terutama pada ibu hamil, anjurkan

klien makan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering setiap 2 atau 3 jam,

minumlah air 8 gelas sehari agar tidak mengalami dehidrasi, anjurkan klien

membiasakan makan pagi, pada saat bangun pagi, jangan segera turun dari tempat

tidur tetapi disarankan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat,

ajarkan jenis-jenis makanan yang harus dikonsumsi oleh ibu hamil dan

pentingnya tinggi serat bagi tubuh, anjurkan klien untuk meningkatkan waktu
istirahat dan luangkan waktu untuk tidur beberapa saat pada siang hari, ciptakan

lingkungan tempat makan yang nyaman, dampingi klien saat makan, pantau tanda

kekurangan nutrisi, kolaborasikan dengan dokter untuk mpemberianm vitamin.

Berkaitan dengan rencana tindakan keperawatan yang kedua antara

lain yaitu kaji adanya alergi makanan, berikan informasi tentang kebutuhan

nutrisi, anjurkan klien makan roti kering dan teh sebelum turun dari tempat tidur,

modifikasi tempat makan yang nyaman.

Dari rencana tindakan yang diatas dijelaskan bahwa tidak ada

kesenjangan antara teori dan kasus pada Ny. R antara lain monitoring intake-

output cairan, anjurkan klien banyak minum, kolaborasikan dengan dokter untuk

pemberian cairan.

D. Implementasi

Penulis melakukan rencana keperawatan berkaitan dengan

pelaksanaan diagnosa keperawatan yang pertama antara lain hipovolemia

pelaksanaannya sudah dilaksanakan dengan baik seperti monitoring intake-output

cairan, anjurkan klien banyak minum, kolaborasikan dengan dokter untuk

pemberian cairan. Perencanaan dalam diagnosa satu telah dilakukan semua,

karena klien yang awalnya mengeluh mula dan muntah. Klien di ajarkan makan

makanan dalam jumlah sedikit tapi sering, menganjurkan klien makan makanan

ringan seperti roti kering dan teh sebelum bangun dari tempat tidur.

Berkaitan dengan pelaksanaan diagnosa kedua antara lain yaitu defisit

nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual dan muntah pelaksanaan

sudah dilakukan dengan baik seperti mengkaji adanya alergi makanan,


memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi, menganjurkan klien makan roti

kering dan teh sebelum turun dari tempat tidur, memodifikasi tempat makan yang

nyaman. Semua pelaksanaan pada diagnosa kedua dilakukan sesuai dengan

perencanaan yang ada karena klien mengeluh mual dan muntah. Rumah sakit juga

sudah memiliki tenaga medis gizi untuk pemenuhan status gizi klien.

E. Evaluasi

Evaluasi dari diagnosa keperawatan hipovolemia yang berhubungan

dengan kehilangan cairan akibat asupan cairan tidak adekuat yaitu keadaan umum

baik, tekanan darah : 100/60 mmHg, Nadi : 82x/menit, Suhu : 36,5c, RR :

20x/menit, kesadaran : kompos mentis, kelompok telah melakukan evaluasi sesuai

dengan teori yaitu dengan menggunakan SOAP untuk menilai perkembangan Ny.

R. Evaluasi pada Ny. R ini dilakukan pada keesokan harinya pada tanggal 29

Desember 2021. Berkaitan dengan evaluasi pada diagnosa yang pertama pada

tujuan dan kriteria hasil sama dengan evaluasi mual dan muntah berkurang setelah

dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam. Kriteria hasil mual dan muntah

berkurang. Pada tanggal 29 Desember 2021 masalah sudah teratasi, klien

mengatakan bahwa mual berkurang dengan data objektif keadaan umum baik,

tekanan darah : 105/60 mmHg, Nadi : 80x/menit, Suhu : 36,7c, RR : 19x/menit,

kesadaran : kompos mentis. Berkaitan dengan evaluasi pada diagnosa kedua pada

tujuan kriteria hasil sama dengan evaluasi nutrisi adekuat setelah dilakukan

tuindakan keperawatan 1x24 jam. Kriteria hasil berat badan dapat dipertahankan,

tidak terjadi penurunan berat badan. Pada tanggal 29 Desember 2021 masalah

suda teratasi karena tidak ada penurunan berat badan.


Pada diagnosa keperawatan yang pertama pada evaluasi didapatkan

hasil masalah teratasi. Hal tersebut dikarenakan klien mengatakan mual

berkurang, data objektif keadaan umum baik, tekanan darah : 105/60 mmHg,

Nadi : 80x/menit, Suhu : 36,7c, RR : 19x/menit, kesadaran : kompos mentis,

konjumgtiva merah muda. Pada diagnosa yang kedua pada evaluasi didapatkan

hasil masalah teratasi dikarenakan klien mengatakan mual berkurang. Dari

evaluasi diatas dijelaskan tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus pada Ny. S

antara lain keadaan umum baik, tekanan darah : 105/60 mmHg, Nadi : 80x/menit,

Suhu : 36,7c, RR : 19x/menit, kesadaran : kompos mentis, konjumgtiva merah

muda

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1. Pada tanggal 27 Desember 2021 dilakukan pengkajian pada Ny. R dengan

diagnosis Hyperemesis Gravidarum di ruang Kebidanan RSUD dr. Achmad


Mochtar Bukittinggi Tahun 2021 dengan keluhan utama klien mengatakan

mual dan muntah

2. Diagnosa yang muncul adalah hipovolemia yang berhubungan dengan

kehilangan cairan akibat asupan cairan tidak adekuat, ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual dan muntah.

3. Perencanaan monitoring intake-output cairan, anjurkan klien banyak

minum, kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian cairan. Semua

perencanaan dilakukan dalam pelaksanaan.

4. Pelaksanaan yang dilakukan pada Ny. R monitoring intake-output cairan,

anjurkan klien banyak minum, kolaborasikan dengan dokter untuk

pemberian cairan

5. Evaluasi yang dilakukan pada tanggal 29 Desember 2016 merupakan suatu

catatan observasi yang dilakukan tindakan selama 1x24 jam didapatkan

hasil keadaan umum baik, tekanan darah : 105/60 mmHg, Nadi : 80x/menit,

Suhu : 36,7c, RR : 19x/menit, kesadaran : kompos mentis, konjumgtiva

merah muda

B. Saran Pada penulisan Karya Tulis Ilmiah ini disarankan bagi

1. Ibu hamil disarankan kepada ibu hamil untuk makan makanan ringan seperti

roti kering dan teh sebelum bangun dari tempat tidur

2. Keluarga ibu hamil disarankan kepada keluarga untuk membantu

memberikan kenyamanan bagi ibu hamil


3. Tenaga kesehatan Untuk tenaga kesehatan yang bekerja dalam lingkungan

keperawatan khususnya tenaga kesehatan di RS dr. Ahcmad Muchtar

Bukittinggi disarankan melakukan perawatan ANC pada ibu hamil

4. Instansi pelayanan kesehatan disarankan meningkatkan sarana dan

prasarana untuk meningkatkan kualitas dalam asuhan ANC

5. Instansi pendidikan kesehatan disarankan untuk menambah wacana bagi

pembaca diperpustakaan dan informasi mengenai asuhan keperawatan pada

ibu yang mengalami hiperemesis g ravidarum

Anda mungkin juga menyukai