I. IDENTITAS KELUARGA
Nama bayi :-
BB : 1840 gr
PB : 49 cm
Anak ke :4
Nomor RM : 558856
II. PENGKAJIAN
a. Reflek menggenggam
b. Tonus / Aktifitas
Aktif : tidak
Tenang : iya
Kejang : tidak
c. Kepala / Leher
e. THT
Telinga : Normal
Hidung : Normal
g. Thoraks : Simetris
h. Paru-paru
n. Integumen
Sinasis : Tidak
o. Suhu
Jumlah kunjungan : 7x
Bidan/Dokter : Bidan
Penkes yang didapat : gizi seimbang pada ibu hamil
HPHT : 27 – 05 – 2021
Kenaikan BB : 13 Kg
Komplikasi hamil : Tidak ada
Komplikasi obat : Tidak ada
Obat yang didapat : Vitamin
Pengobatan yang didapat : Tidak ada
Golongan darah ibu :O
Kehamilan direncanakan : Ya
Perbedaan bahasa : Tidak
Kurangnya sistim pendukung : Tidak
ANALISA DATA
5. Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
6. Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
7. Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
8. Penerapan develoment care
9. Monitor sianosis perifer
10. Monitor pola pernafasan
abnormal
11. Identifikasi penyebab
dari perubahan vital sign
3 Resiko tinggi terjadi Setelah dilakukan tindakan
infeksi berhubungan keperawatan 3 x 24 jam 1. Suhu 36,5-37,5 ºC
dengan penggunaan diharapkan dengan kriteria hasil 2. Tidakadatanda-
alat invasif dan 1. Pertahankan teknik tandainfeksi
penurunan imun. isolasi
2. Batasi pengunjung bila 3. Leukosit 5.000–10.000
perlu
3. Instruksikan pada
pengunjung untuk
mencuci tangan saat
berkunjung dan
meninggalkan pasien
dengan menggunakan
sabun antimikrobia untuk
cuci tangan
4. Cuci tangan setiap
sebelum dan sesudah
tindakan keperawatan
5. Tingkatkan intake nutrisi
6. Monitor tanda dan gejala
infeksi
7. Monitor hitung
granulosit, WBC
8. Batasi pengunjung
Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase,.
IMPLEMENTASI DAN INTERVENSI
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil Studi Kasus asuhan keperawatan yang dilakukan pada bayi Ny. R
dengan RDS di ruangan NICU RSAM Bukittinggi. Penulis akan mengutarakan tentang
kesenjangan antara teori dan kasus nyatanya dengan menggunakan manajemen asuhan
1. Pengkajian
informasi yang berkaitan dengan masalah yang dialami klien. Pengkajian dilakukan
diagnostik yang dilakukan dilaboratorium (Surasmi dkk, 2013). Data yang dicari
(apakah selama hamil ibu menderita hipotensi atau perdarahan), riwayat neonatus
(lahir asfiksia akibat hipoksia akut, terpajan pada keadaan hipotermia), riwayat
keluarga positif, nilai apgar rendah (termasuk tindakan resustasi yang dilakukan pada
bayi).
Sedangkan pada kasus bayi Ny. R riwayat kelahiran bayi sudah aterm hal ini
disebabkan karena oleh faktor janin yang mengalami penurunan denyut jantung. Pada
pemeriksaan fisik akan ditemukan tanda dan gejala RDS. Gejala tersebut dapat terjadi
pada saat kelahiran atau antara waktu dua jam. Perkembangan penyakit terjadi dengan
Pada kasus bayi Ny. R sudah tidak ditemukan lagi tanda dan gejala sesuai teori
seperti pernapasan mendengkur, retraksi dinding dada, pucat, sianosis, apnea. Hal ini
disebabkan karena bayi sudah mendapatkan tindakan kolaborasi dan tindakan
keperawatan diruangan NICU.Pada kasus bayi Ny. T tidak ada tanda dan gejala yang
2. Diagnosa Keperawatan
2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi, 3) bersihan jalan napas
tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret pada paru-paru, 4) Resiko tinggi
Pada kasus nyata penulis menemukan tiga diagnosa keperawatan yang sesuai
dengan teori yaitu: 1) pola nafas tidak efektif berhubugan dengan imaturitas sistem
penumpukan sekret pada paru-paru, tidak ditegakkan hal ini disebabkan karena tidak
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Diagnosa pola nafas tidak efektif
luar rahim tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus nyata.
antimikroba untuk cuci tangan, 6) Cuci tangan sebelum dan sesudah perawatan pasien
dan line central dan dressing sesuai petunjuk umum, 9) Tingkatkan intake nutrisi 10)
Pada kasus terdapat kesenjangan antara teori dan kasus nyata kerena pada
konsep teori intervensi: 1) Ganti letak IV perifer dan line central dan dessing sesuai
petunjuk umum, 2) Berikan terapi antibiotik bila perlu. Sedangkan pada kasus nyata
bayi Ny. R tidak terpasang infus dan tidak menerima terapi antibiotik. Dan pada teori
tidak ada intervensi berikan imunisasi yang sesuai tetapi pada kasus nyata
4. Implementasi Keperawatan
ditetapkan pada masing- masing diagnosa keperawatan. (Surasmi, dkk 2013). Pada
diagnosa keperawatan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas sistem
pernafasan, tindakan yang dilakukan yaitu memposisikan bayi dengan cara mengatur
yang terpasang pada hidung dengan nasal kanul pemberian O2 1 liter, memantau
bayi dengan mamasang nesting pada tubuh bayi, semua tindakan diatas telah
Memonitor suhu tubuh tiap 2 jam, 2) Memonitor warna kulit dan suhu
Semua tindakan diatas telah dilakukan sesuai perencanaan keperawatan yang sudah
ditetapkan.
untuk mencuci tangan pada saat memasuki dan meninggalkan ruangan pasien 2)
Menggunakan sabun antimikroba untuk cuci tangan yang sesuai 3) Mencuci tangan
imunisasi yang direkomendasikan tidak ada namun penulis melakukan imunisasi HB0
pada bayi Ny. R karena sesuai dengan tahap perkembangan umur bayi. Pada konsep
teori terdapat tindakan melakukan perawatan infus dan memberikan antibiotik yang
sesuai namun penulis tidak melakukan tindakan tersebut karena pada kasus bayi Ny. R
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dari diagnosa keperawatan pola nafas tidak efektif yaitu: S: (tidak
terkaji) O: pasien tampak pernafasan cuping hidung, terdapat sianosis pada tubuh bayi,
bayi masih tampak sesak dan terpasang O2 1 liter, bayi tampak terpasang CPAP
dengan fiO2:21 dan PEEP 5 mmhg, RR 64, Nadi 148, A: masalah belum teratasi, P:
adaptasi lingkungan luar rahim yaitu: S: (tidak terkaji) O:pasien tampak tenang,akral
yaitu: S: (tidak terkaji) O: Pasien tampak tenang, akral hangat, pasien tampak tidur
pulas, bayi terpasang OGT, TTV: Suhu: 36,7°C, dan HR: 64x/menit, Nadi:148x/menit,
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian Keperawatan
Hasil pengkajian pada bayi Ny. R yaitu keadaan umum bayi tampak
sakit ringan, bayi di tempatkan pada onkubator, kulit teraba dingin, bayi
masih sesak napas, terdapat retraksi dinding dada, tidak sianosis, ada
pernafasan cuping hidung. Berat badan 1840 gram dengan panjang badan
49 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar perut 32 cm, TTV: Suhu: 36,3°C HR:
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
RSAM Bukittinggi antara lain diagnosa pola nagas tidak efektif dibuat
adaptasi lingkungan luar rahim. 1) Monitor suhu tubuh paling tidak 2 jam
sesuai kebutuhan 2) Monitor suhu dan warna kulit 3) Monitor dan laporkan
tangan yang sesuai 3) Cuci tangan sebelum dan sesudah perawatan pasien
4. Implementasi Keperawatan
suhu tubuh tiap 2 jam 2) Memonitor warna kulit dan suhu kulit3)Mengkaji
5. Evaluasi keperawatan
NICU RSAM Bukittinggi tahun 2021 dengan diagnosa pertama Pola nafas
dipertahankan.
B. Saran
kompherensif pada bayi resiko tinggi khususnya pada bayi dengan RDS
2. Untuk institusi
3. Untuk Penulis
asuhan keperawatan pada bayi resiko tinggi khusunya bayi dengan RDS.
DAFTAR PUSTAKA
A nur , Risa Etika dan kawan-kawan.2005.Pemberian Surfaktan pada Bayi dengan RDS
(Lab/SMF Ilmu Kesehatan Anak Fk.Unair/ Rs. Dr Soetomo). http://searchwinds.com/redirect?
id=235186. 2 april 2010
Betz, Cecily Lynn dan Sowden Linda A. 2004. Keperawatan Pediatri (Penyakit RDS / PMH).
Eloise M. Harman,MD. Rajat, Walia, MD. 2005. Acute Respiratory Distress Syndrome.
http://www.emedicine.com/med/topic70.htm
Aryanto Suwondo, Ishak Yusuf, Cleopas Martin Lumende, 2001. Sindrome Gagal Nafas
Pada Orang Dewasa dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi Ketiga. Hal : 907-
914
Josep Varon,MD, F.A.C.A, F.A.C.P, Oliver C Wenker,MD, D.E.A.A. 1997, The Acute
Respiratory Distress Syndrome : Myths and Controversies.
http://www.ispub.com/ostia/index.php?
xmlPrinter=true&xmlFilePath=journals/ijeicm/vol1n1/ards.xml
Sylia A. Price dan Lorraine M. Wilson, 1995, Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses
Penyakit Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Hal : 739-740
Mark J D Griffiths dan Timothy W Evans, 2003, Acute Respiratory Distress Syndrome dalam
Respiratori Medicine, volume I Edisi 3, RDC Group LTD.
Hood Alsagaf, M. Jusuf Wibisono, Winariani, 2004, Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru, Bagian
Ilmu Penyakit Paru FK UNAIR –RSU Dr. Sutomo, Surabaya. Hal : 186-189.