Anda di halaman 1dari 5

STUDI KASUS

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
Mata Kuliah Farmakoterapi Penyakit Non Infeksi
Dosen Pengampu Septi Muharni, M.Farm, Apt
Pertemuan Ke-
Pokok Bahasan Hipertiroid dan Hipotiroid
Kasus Hipertiroid dan Hipotiroid
Kasus A Identitas Pasien
a. Nama : An. A
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Usia : 6 tahun 10 bulan
d. Alamat : Garuda
e. Nama Orang Tua : Tn. C
f. Nama Pengasuh : Ny. I (ibu pasien)
g. Alamat : Garuda
h. Pekerjaan : Sopir
i. Anak ke- : 1 (satu)
j. Tanggal pemeriksaan : Senin,
k. Tempat pemeriksaan : Poliklinik A

1. Anamnesis (alloanamnesis Ibu pasien)


a. Keluhan Utama:
Pasien datang dengan keluhan kulit tangan,dan kaki kering
serta kasar sejak 3 bulan sebelum kunjungan (pasien kontrol
rutin setiap bulan)

b. Riwayat Penyakit Sekarang:


Saat kunjungan pasien datang dengan keluhan kulit yang kasar
dan kering pada kedua tangan dan kaki sejak 3 bulan sebelum
kunjungan. Tidak ada rasa gatal, namun muncul bintik-bintik
merah pada kulit tersebut hingga ke wajah. BAB lancar dan
teratur 1x/hari, tidak keras dan tidak cair, BAK tidak ada
gangguan warna kekuningan, gangguan pendengaran tidak ada
menurut ibu pasien pasien dapat menengok jika dipanggil,
nafsu makan baik dan frekuensi teratur 3x/hari dengan
makanan rumah.
c. Riwayat Penyakit Dahulu:
Sesaat setelah lahir pasien tampak biru dan tidak menangis,
riwayat batuk lama sebelumnya disangkal, riwayat sesak
dengan bunyi mengi disangkal, riwayat infeksi saluran
pernapasan berulang ada. Pada saat pasien usia 1 tahun infeksi
saluran pernapasan pada pasien diberi pengobatan berupa
cefixim 2 x 30 mg dan apyalis 1 x 1 sendok teh. Sedangkan
infeksi saluran pernapasan pada usia 4 tahun 9 bulan diberi
pengobatan amocillin 3 x 250 mg dan kloramfenikol 4 x
175 mg.
d. Riwayat Keluarga:
Sepupu pasien dari pihak ibu memiliki gambaran wajah yang
hampir sama dengan pasien. Riwayat tuberkulosis dalam
keluarga disangkal. Riwayat penyakit gondok pada keluarga
disangkal. Tinggi badan ayah 165 cm, tinggi badan ibu 155 cm.

e. Riwayat Kehamilan:
Ibu pasien mengandung pasien saat berusia 25 tahun. Selama
masa kehamilan, ibu pasien pernah sakit pinggang dan
diberikan obat antinyeri lewat anus, sakit gigi cukup lama dan
diobati dengan obat antinyeri puyer dari warung. Riwayat
konsumsi obat-obatan lain seperti obat antitiroid, jamu,
maupun alkohol saat hamil disangkal. Sejak usia kehamilan 3
bulan, ibu pasien rutin memeriksakan kandungannya ke bidan
tiap 1 bulan, rutin minum vitamin penambah darah dan asam
folat. Riwayat foto rontgen atau terpapar radiasi lainnya selama
hamil disangkal.

f. Riwayat Kelahiran:
Pasien lahir spontan, dibantu oleh bidan. Saat lahir, pasien
tidak langsung menangis, tampak biru, namun tidak tampak
kuning. Berat lahir 2700 gram, panjang lahir 49 cm, tetapi ibu
pasien lupa ukuran lingkar kepala pasien.

g. Riwayat Imunisasi:
Pasien telah mendapatkan imunisasi lengkap antara lain
Hepatitis B sebanyak 2 kali, BCG sebanyak 1 kali, Polio
sebanyak 3 kali, DTP sebanyak 3 kali, dan Campak sebanyak
2 kali.
h. Riwayat Nutrisi
Pasien mendapatkan hanya mendapatkan ASI pada usia 1 hari.
ASI kemudian tidak diteruskan karena pasien selalu
mengeluarkan ASI tersebut setelah diisap, sehingga ibu pasien
memberikan susu formula SGM sejak bayi berusia 2 hari
hingga 2 tahun. MP-ASI dimulai saat berusia 7 bulan.
Riwayat nutrisi saat ini:
Sarapan pagi : Nasi + telur goreng (terkadang
pakai tahu) Makan siang : Nasi +
Ikan/Ayam/Daging (kadang dengan sayur)
Makan malam : Nasi + Ikan/Ayam/Daging
(tanpa sayur) + Susu Pasien jarang
mengonsumsi buah-buahan dan malas makan
sayur.

i. Riwayat Tumbuh Kembang:


Ibu pasien mengatakan bahwa pasien dulu rutin dibawa ke
Puskesmas untuk imunisasi dan selama pasien berkunjung
dikatakan mengalami pertumbuhan yang kurang, pasien
tampak kurus dan tidak banyak bertambah berat badannya.
Adapun saat ini tinggi badan pasien kurang dibandingkan
dengan teman sebayanya yang perempuan. Pada saat pasien
berusia 1 tahun berat badan 5,7 kg dan tinggi badan 71 cm.
Sedangkan saat berusia 4 tahun 9 bulan berat badan 9,5 kg dan
tinggi badan 86 cm.

Pasien dapat tengkurap sejak usia 8 bulan, duduk sejak 3 tahun,


berdiri sejak 6 tahun, berjalan sejak 6,5 tahun, bicara kata-kata
sejak 3 tahun dan sampai saat ini belum bisa membaca maupun
menulis. Pasien belum mulai bersekolah. Saat akan mulai
daftar ke sekolah pasien diminta untuk tes IQ, namun sampai
saat ini belum dilakukan. Pasien dapat mengikuti perintah,
dapat menggenggam benda-benda kecil dan dapat bermain
bersama ibunya.

j. Riwayat Pubertas
Belum terdapat pertumbuhan payudara, menstruasi maupun
tumbuhnya rambut di kemaluan pada pasien.

2. Pemeriksaan Fisik (Dilakukan pada 17 Maret 2021)


Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan
Kesadaran : Kompos mentis Tanda Vital
Frekuensi Nadi : 90 kali/menit, regular, isi cukup
Frekuensi Nafas : 20 kali/menit, regular, kedalaman
cukup, torako-abdominal
Tekanan Darah :100/60 mmHg
Suhu : 370C per aksilla StatusAntropometri
Berat Badan : 14,5 kg
Tinggi Badan : 97 cm
Lingkar Lengan Atas : Tidak diperiksa Status Gizi
BB/U : di bawah persentil 3
TB/U : di bawah persentil 3
BB/TB : 14,5/15 x 100% = 96,7%
Keadaan Gizi : Gizi baik dengan stunting

Kepala : Tidak ada deformitas, terdapat rambut berwarna


hitam yang tidak mudah dicabut dan tersebar
merata, ubun-ubun besar datar
Wajah : Tampak dismorfik
Mata : Konjungtiva anemis tidak ada, sklera ikterik tidak
ada, refleks cahaya langsung positif, refleks cahaya
tidak langsung positif, gerakan bola mata normal,
Pupil isokor dengan diameter 3 mm
Telinga : Tidak ada deformitas, tidak tampak hiperemis,
terdapat serumen dalam liang telinga sehingga
membran timpani sulit dinilai
Hidung : Batang hidung rata, dasar hidung lebar, tidak ada
edema konka, tidak ada sekret atau darah, dan tidak
ada deviasi septum.
Mulut : Oral hygiene baik, tidak ada gigi berlubang, tidak
ada oral thrush, mukosa lembab
Lidah : Lidah tampak besar, terletak di tengah, gerakan
lidah baik, dan tidak terdapat tremor saat lidah
terjulur
Tenggorokan : Tonsil tidak hiperemis, simetris T1/T1, arkus faring
simetris dengan uvula di tengah.
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening;

3. Pemeriksaan Penunjang:
a. Pemeriksaan Laboratorium:
Darah Perifer (27 Januari 2021):
Hb 12,2 g/dl; leukosit 6.000 /µL; trombosit
239.000/mm3; Diff.count 0/1/0/85/12/2
Analisa Gas Darah (27 Januari 2021):
pH 7,38; pCO2: 32 mmHg; pO2: 23 mmHg; HCO3: 18,9 mmHg; BE: -
5,5;
SaO2: 89%; Na: 126; K: 4,1; GDS 148 mg/dL.
Imunoserologi :
27 April 2021
fT4 15,14 µmol/L(9-20); TSH 2,48 ulU/ml (0,35-4,94)
8 Februari 2021
fT4 4,97 µmol/L(12-22); TSH 0,82 ulU/ml (0,27-4,2)

b. Pemeriksaan Ekokardiografi (14 Februari 2021)


Atrial situs solitus, AV-VA concordance, normal pulmonary
and systemic vein drainage, balance 4 chambers, patent
foramen ovale left to right shunt, trivial tricuspid regurgitation,
semilunar valves are normal, no VSD/PDA seen, left aortic
arch, no coarctation aorta, well contracting ventricles, mild
pericardial effusion.
Kesan : Paten foramen ovale, efusi perikardial ringan.

4. Diagnosis :
- Hipotiroid kongenital
- Stunting
- Delayed development
- Riwayat Failure to Thrive
- Dry skin
- Paten Foramen Ovale, Efusi perikardial ringan

Kasus B Pasien laki-laki berusia 45 tahun datang untuk memeriksakan dirinya ke UGD
RSUD AA dengan keluhan lemas yang dirasakan pada keempat ekstremitas. Lemas
tersebut sudah dirasakan sejak dua minggu yang lalu dan terjadi secara terus menerus
sepanjang hari dan semakin lama semakin memberat, hingga mengganggu aktivitasnya
sehari-hari. Lemas dirasakan lebih berat pada tungkai bawahnya, sehingga pasien tidak
dapat berjalan. Keluhan lemasnya tersebut tidak membaik setelah pasien beristirahat.
Pasien juga mengatakan sebelum terjadinya lemas pasien sempat mengeluhkan nafsu
makan yang menurun. Pasien juga mengeluh sulit tidur yang dialami pasien sejak dua
bulan yang lalu. Pasien memiliki riwayat adanya benjolan di lehernya, benjolan tersebut
sudah muncul sejak sepuluh tahun yang lalu dan sejak dua bulan yang lalu benjolan
tersebut mengecil. Pasien juga mengeluhkan adanya penurunan berat badan yang cukup
drastis dalam dua bulan terakhir, yaitu menurun dari 58 kg menjadi 34 kg. Pasien
mengataknafsu makan dan minum juga menurun yang dirasakan sejak dua bulan yang
lalu.
Buang air besar dikatakan meningkat, namun buang air kecil masih normal. Pasien
memiliki Riwayat hipertiroid sejak sepuluh tahun yang lalu dan telah diberikan PTU dan
propanolol. Namun sejak dua bulan terakhir pasien tidak meminum obatnya dan beralih
ke pengobatan herbal. Pasien tidak merokok maupun minum minuman beralkohol. Dari
pemeriksaan fisik pasien didapatkan kompos mentis, dengan tekanan darah 120/75
mmHg, Nadi 10 x/menit, Respirasi 22x/menit, Suhu Axila 36,80C, dan VAS 0. BMI
pasien didapatkan 13,28 kg/m2.
Pada pemeriksaan status general pasien didapatkan pada konjungtiva tidak tampak
anemis, dan ikterus juga tidak ditemukan. Namun ditemukan eksopthalmus pada kedua
mata. Pada pemeriksaan THT tidak ditemukan adanya kelainan. Pada pemeriksaan leher
didapatkan adanya benjolan pada leher kanan dan kiri, dengan ukuran 10 x 6 cm,
konsistensi kenyaL, terfiksir, tidak terdapat nyerti tekan. Pada auskultasi leher
didapatkan bruit (+). Pada pemeriksaan thorax dan abdomen tidak ditemukan adanya
kelainan. Sementara itu pada pemeriksaan ekstremitas teraba hangat. Pada pemeriksaan
motorik ekstremitas atas dan bawah didapatkan tenaga 3/2, tonus flaksid/flaksid, trofik
normal, dan reflek fisiologis +/+, pemeriksaan sensoris didapatkan perasa raba, tekan,
suhu serta proprioseptik masih dalam batas normal. Tidak ditemukan adanya reflek
patologis.
Pada pemeriksaan laboratorium darah lengkap ditemukan WBC 5,35x10 3/μ, RBC
4,36.x10 6/μL, HGB 12,30 g/dL, HCT 40,4 %, platelet 179 103/μL Sementara itu pada
pemeriksaan kimia darah tidak ditemukan adanya kelainan. Nilai SGOT yaitu 27,00
U/L, SGPT 34.00 u/L, BUN 18.40 mg/dL, Kreatinin 1.05mg/dL. Pada pemeriksaan
Fungsi tiroid didapatkan FT4 >7,77 ng/dL dan TSH senilai <0,005 µIU/mL. Pada
pemeriksaan EKG didapatkan Irama Sinus 95 x/menit, Axis normal, Gelombang P
normal, PR interval normal, Kompleks QRS normal, ST-T changes (-) dengan kesan
EKG Normal. Pada pemeriksaan USG Tiroid, ditemukan adanya pembesaran diffuse
dari kelenjar tiroid sesuai dengan gambaran penyakit Grave’s. Pasien kemudian
didiagnosis dengan hipertiroid e.c. Grave’s disease dan diterapi dengan , PTU 3x 200
mg dan Propanolol 2x 20 mg pasien juga disarankan untuk menjalani operasi
tiroidektomi, namun pasien menolak. Pasien juga mengeluhkan mual muntah selama
pemberian terapi.

INSTRUKSI
1. Artikan semua istilah yang ada di dalam kasus
2. Selesaikan kasus di atas dengan metoda SOAP

Anda mungkin juga menyukai