Dosen Pembimbing :
Nurhayati,S.Kep.,Ners,MNS
Diusulkan Oleh :
Assalamualikum Wr.Wb
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan Rahmat, Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan
dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Asuhan Kebidanan dan juga untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu
pengetahuan serta informasi yang semoga bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Namun, kami menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu
tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu
kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari semua
yang membaca makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah Pengantar Asuhan
Kebidanan yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.
Wa’alaikumsalam Wr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................5
1.3 TUJUAN..............................................................................................................................5
1.4 MANFAAT.........................................................................................................................6
BAB 2 TINJAUAN TEORI.....................................................................................................6
2.1 Konsep Rhematoid atritis....................................................................................................6
2.1.1 Definisi..............................................................................................................................6
2.1.2 Etiologi..............................................................................................................................6
2.1.3 Patofisiologi.......................................................................................................................7
2.1.5 Manipertasi klinis..............................................................................................................9
2.1.6 Pemeriksaan penunjang.....................................................................................................9
2.1.7 Penatalaksanaan.................................................................................................................9
BAB 3 ASKEP KELUARGA................................................................................................11
BAB 4 PENUTUP...................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata katarak berasal dari bahasa Latin, cataracta, atau dalam
bahasa Yunani, kataraktes, yang berarti terjun seperti air. Istilah ini
dipakai orang Arab
sebab orang-orang dengan kelainan ini mempunyai penglihatan yang
seolah-olah terhalang oleh air terjun (American Academy
Ophtalmology, Lens and Cataract. Basic and clinical Science Course,
Section, 2006).
Katarak merupakan salah satu penyakit yang menyerang
mata yang merupakan salah satu jenis penyakit mata tenang visus
menurun perlahan. Katarak adalah keadaan dimana terjadi kekeruhan
pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan)
lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat keduanya. Biasanya
mengenai kedua mata dan berjalan progresif (Mansjoer dkk, 2008).
Katarak dapat menimbulkan gangguan penglihatan seperti
penglihatan kabur, penglihatan bagian sentral hilang sampai
menjadi buta setelah 10-20 tahun dari mulai terjadinya kekeruhan
lensa (Kupler, 1984).
WHO memperkirakan terdapat 45 juta penderita kebutaan
di dunia, dimana sepertiganya berada di Asia Tenggara. Angka
kebutaan di Indonesia tertinggi bila dibandingkan dengan negara-
negara di Asia Tenggara (Depkes RI, 2003).
Menurut data Survei Kesehatan Rumah Tangga – Survei Kesehatan
Nasional (SKRT – SUSENAS) tahun 2001, prevalensi katarak di
Indonesia sebesar 4,99%. Prevalensi katarak Jawa Bali sebesar
5,48% lebih tinggi dibandingkan dengan daerah Indonesia lainnya.
Prevalensi katarak di daerah perdesaan 6,29% lebih tinggi jika
dibandingkan daerah perkotaan 4,5%
(Depkes RI, 2004).
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2003, jumlah
katarak di Indonesia saat ini berbanding lurus dengan jumlah penduduk
usia lanjut yang pada tahun 2000 diperkirakan sebesar 15,3 juta (7,4%
dari total penduduk). Jumlah ini cenderung akan bertambah besar
dengan meningkatnya penduduk Indonesia (pada tahun 2025 terjadi
peningkatan sebesar 41,4% dibandingkan dengan penduduk tahun
1990).
S urvei K es ehatan Indera P englihatan dan Pendengaran
tahun 1993-1996 menunjukkan bahwa angka kebutaan sebesar 1,5%
5. Penyebab kebutaan adalah katarak sebesar 0,78%, glaucoma
0,2%, kelainan refraksi sebesar 0,14%, dan penyakit lain yang
berhubungan dengan lanjut usia sebesar 0,38%. Jumlah buta katarak di
Indonesia, terdapat 16% buta katarak pada usia produktif (40-54
tahun), pada hal sebagai penyakit degenerative buta katarak
umumnya terjadi pada usia lanjut (Depkes RI, 2003). Berdasarkan data
tersebut katarak merupakan salah satu hal yang menjadi
tantangan, perawat harus memiliki pemahaman dasar dan pengetahuan
asuhan keperawatan pada klien dengan katarak. Oleh karena itu
makalah ini akan membahas mengenai Asuhan Keperawatan Pasien
dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman :
Gangguan Penglihatan Akibat Katarak.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui konsep dasar katarak dan
proses asuhan keperawatan gangguan rasa aman dan nyaman
karena gangguan penglihatan akibat katarak.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan anatomi
fisiologi dari mata.
b. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian
dari katarak.
c. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan etiologi
dari katarak.
d. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
patofisiologi dari katarak.
e. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
manifestasi klinis dari katarak.
f. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
komplikasi dari katarak.
g. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pemeriksaan
diagnostik dari katarak.
h. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan klasifikasi
dari katarak.
i. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
penatalaksanaan medis dari katarak.
j. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan rasa aman dan nyaman akibat katarak.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi fisiologi dari mata ?
2. Apa pengertian katarak ?
3. Apa etiologi katarak ?
4. Bagaimana patofisiologi dari katarak ?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari katarak ?
6. Apa saja komplikasi dari katarak ?
7. Apa saja pemeriksaan diagnostik untuk menunjang diagnosa katarak ?
8. Apa saja penatalaksanaan medis dari katarak ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan katarak ?
BAB II
B. Pengertian Katarak
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang
biasanya jernih dan bening menjadi keruh (Sidarta 2004, h.125).
Katarak adalah kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat
keduanya (Anas 2011, h.54). Menurut Corwin (2001), katarak adalah
penurunan progresif kejernihan lensa. Lensa menjadi keruh atau
berwarna putih abu-abu, dan ketajaman penglihatan berkurang.
Katarak terjadi apabila protein-protein lensa yang secara normal
transparan terurai dan mengalami koagulasi. Sedangkan menurut
Mansjoer (2000), katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa
yang dapat terjadi akibat hidrasi (panambahan cairan) lensa, denaturasi
protein lensa, atau akibat kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua
mata dan berjalan progresif. Klasifikasi katarak dapat
dibedakan berdasarkan usia, penyebab, dan stadium. Berdasarkan
pada usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Katarak congenital, Katarak yang sudah terlihat pada usia kurang
dari 1 tahun.
2. Katarak juvenile, Katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun
3. Katarak senile, katarak setelah usia 50 tahun.
Berdasarkan penyebabnya, katarak dapat dibedakan
menjadi :
1. Katarak traumatika
Katarak terjadi akibat rudapaksa atau trauma b a i k k a r e n a
t r a u m a t u m p u l m a u p u n t a j a m . Rudapaksa ini dapat
mengakibatkan katarak pada satu mata (katarak monokular).
2. Katarak toksika
Katarak yang terjadi akibat adanya pajanan dengan bahan
kimia tertentu.
3. Katarak komplikata
Katarak terjadi akibat gangguan sistemik seperti diabetes melitus,
hipoparatiroidisme, atau akibat kelainan lokal seperti uveitis,
glaukoma, proses degenerasi pada satu mata lainnya.
Berdasarkan stadium, katarak senil dapat dibedakan menjadi :
1. Katarak insipien
P ada s tadium ini, pros es degeneras i belum menyerap
cairan s ehingga bilik mata depan memiliki kedalaman proses.
2. Katarak imatur
Lensa mulai menyerap cairan sehingga lensa agak cembung,
menyebabkan terjadinya miopia, dan iris terdorong ke depan serta
bilik mata depan menjadi dangakal.
3. Katarak matur
Proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini, terjadi kekeruhan
lensa.
4. Katarak hipermatur
Pada stadium ini, terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan
korteks lensa dapat mencair sehingga nukleus lensa tenggelam
didalam koteks lensa (Anas 2011,hh.56-58).
C. Etiologi Katarak
Penyebab pertama katarak adalah proses penuaan. Anak dapat
mengalami katarak yang biasanya merupakan penyakit yang
diturunkan, peradangan didalam kehamilan, keadaan ini
disebut sebagai katarak congenital. Penyakit infeksi tertentu dan
penyakit seperti diabetes mellitus dapat menyebabkan katarak
komplikata. Katarak dapat disebabkan oleh beberapa faktor :
1. Fisik
Dengan keadaan fisik seseorang semakin tua (lemah) maka
akan mempengaruhi keadaan lensa.
2. Kimia
Apabila mata terkena cahaya yang mengandung bahan kimia atau
akibat paparan ultraviolet matahari pada lensa mata dapat
menyebabkan katarak.
3. Usia
Dengan bertambahnya usia seseorang, maka fungsi lens a juga
akan menurun dan mengakibatk an katarak.
4. Infeksi virus masa pertumbuhan janin
Jika ibu pada saat mengandung terkena atau terserang
penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus tersebut akan
mempengaruhi tahap p e r t u m b u h a n j a n i n . M i s a l i b u y a n g
s e d a n g mengandung menderita rubella.
5. Penyakit
Meliputi penyakit diabetes dan trauma mata seperti uveitis
(Andra 2013, h.64).
D. Patofisiologi Katarak
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang
jernih, transparan, berbentuk seperti kancing baju, mempunyai
kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung 3 komponen
anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer adakorteks,
dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan
posterior. Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan
hilangnya transportasi, perubahan pada searabut halus multiple (zunula)
yang memanjang dari badan selier ke sekitar daerah diluar lensa
misalnya dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan
pandangan dengan menghambat jalan cahaya ke retina. Salah satu
teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai
influks air kedalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang
tegang dan mengganggu transmisi sinar. Katarak biasanya terjadi
bilateral, namun mempunyai kecepatan yang berbeda, dapat
disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemis, seperti DM,
namun sebenarnya merupakan konsekuensi dari proses penuaan
yang normal. Katarak dapat bersifat kongenital dan dapat
diidentifikasi awal, karena bila tidak dapat didiagnosa dapat
menyebabkan ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen. Faktor
yang paling sering yang berperan dalam terjadinya katarak
meliputi sinar ultraviolet B, obat-obatan, alkohol, merokok, diabetes,
dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka waktu
yang lama (Andra 2013, hh.64-65).
G. Komplikasi Katarak
1. Glaukoma
Kelainan yang diakibatkan oleh peningkatan tekanan intra
okuler didalam bola mata, sehingga lapang pandang mengalami
gangguan dan visus mata menurun.
2. Kerusakan retina
Kerusakan retina ini terjadi terjadi setelah pascah bedah,
akibat ada robekan pada retina, cairan masuk ke belakang dan
mendorong retina atau terjadi penimbunan eksudat dibawah
retina sehingga terangkat.
3. Infeksi
Ini bisa terjadi setelah pasca bedah karena kurangnya
perawatan yang tidak edekuat (Andra 2013, h. 67).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA PASIEN KATARAK
1. Pengkajian
a. Data Umum
1) Informasi dasar
1. Identitas keluarga
a. Kepala keluarga
Nama keluarga : Tn.A
Jenis kelamin : laki-laki
Usia : 78 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : tidak berkerja
Agama : Islam
Alamat : JL. Hjiung Rt.06 / Rw.02 kelurahan
utan panjang.
c. Genogram
Keterangan :
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
BERCERAI
KLIEN
- - - - - - - - TINGGAL SERUMAH
MENIKAH
2) Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn.A adalah keluarga besar (reconstituted
nuclear) Tn.A tinggal di dalam satu rumah dengan istri
keduanya yang memiliki 1 orang anak yaitu Nn.I Tn.A juga
tinggal dengan anak dari perkawinan pertamanya yang
berisikan 3 orang anak dan ke 3 orang anak tersebut telah
menikah dan memiliki anak.
3) Tipe Suku Bangsa
Tn.A berasal dari Betawi dan istri berasal dari Sunda.
Keluarga Tn.A lebih dominan menggunakan suku Betawi
dikarenakan keluarga mengikuti suku dari keluarga Tn.A
yaitu Betawi.
4) Agama
Keluarga Tn.A menganut agama islam keluarga selalu
menggerakan sholat secara berjamaah Tn.A dan istri selalu
menanamkan nilai moral dan nilai agama kepada
keluarganya.
5) Status social ekonomi keluarga
Penghasilan keluarga Tn.A sebesar Rp.920.000 penghasilan
didapatan dari anak pertamanya yang berkerja untuk
memenuhi kebutuhan bulanan keluarga karena Tn.A sudah
lama tidak berkerja sejak adanya gangguan pada matanya
sehingga Tn.A lebih sering menghabiskan waktunya
dirumah bersama cucu dan anak-anaknya.
6) Aktifitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn.A tidak pernah berlibur dikarenakan anak-
anak Tn. A sudah menikah dan memiliki kesibukan masing-
masing sehingga jarang menyempatkan waktu untuk
berlibur bersama sekeluarga.
c. Data Lingkungan
1) Karakteristik rumah
g. Pemeriksaan Kesehatan
pemeriksaan fisik : HEAD TO TOE secara inspeksi palpasi
auskultasi dan perkusi dan tanda-tanda vital termasuk TB dan
BB.
h. Harapan Keluarga
Keluarga berharap pada petugas kesehatan agar
meningkatkan mutu pelayanan dan membantu masalah Tn. A
dengan memberi edukasi dan bimbingan tentang perawatan
pasien rematik agar Tn. A dapat sembuh dan menjalankan
kegiatan seperti biasanya.
2. Analisa Data
No Data Masalah
1 DS: Gangguan
“Tn.A mengatakan katarak adalah penyakit mata persepsi sensori
tua yang disebabkan oleh faktor umur”. b.d
“Tn.A mengatakan tanda dan gejala katarak ketidakmampuan
adalah penglihatan menjadi tidak fokus pada suatu keluarga merawat
benda yang ada di hadapannya.” anggota keluarga
“Tn.A mengatakan jika sakit masih dapat yang sakit
ditangani Tn.A tidak pergi ke puskesmas tetapi
jika sakitnya tidak dapat ditangani dirumah maka
Tn.A meminta diantarkan ke puskesmas untuk
memeriksakan matanya”.
DO:
-Tn.A nampak harus mendekat dan berhadapan
jika diajak berbicara dengan lawan bicaranya”.
-kesadaran : composmentis.
a) TD :200/100 mmhg
b) Pernapasan : 20x/menit.
c) Nadi : 83x/menit
d) Suhu : 36 .0 C
3. Skoring Masalah
Gangguan persepsi sensori b.d Gangguan penglihatan d.d katarak
NO KRITERIA BOBOT PERHIT PEMBENARAN
UNGAN
1 Sifat masalah 1 3/3X1 = Masalah sudah terjadi
Skala: 3 karena sudah ada tanda dan
Potensial : 1 gejala yang terlihat dari
Resiko : 2 Tn.A “Tn.A mengatakan
Aktual : 3 penglihatannya kurang,
seperti berbayang pada
matanya, mata seperti ada
yang menghalangi, seperti
ada benda di depan mata”.
2 Kemungkinan 2 1/2X2=1 Tn.A mengatakan sudah
masalah untuk mengurangi rokok”
diubah “Tn.A mulai mengkonsumsi
Mudah : 2 makanan yang bervitamin C
Sebagian : 1 dan E.
Tidak dapat: 0
3 Potensial masalah 1 2/3X1=2 Tn.A mengatakan sakit
untuk dicegah /3 katarak kurang lebih 1 tahun
Tinggi: 3 “
Cukup : 2 Tn.A mengatakan sekarang
Rendah : 1 sudah mampu mengatur
kebiasaan sehari-hari.
Dengan mengurangi rokok
dan banyak makan yang
bergizi dan mengandung
vitamin C.
4 Potensial masalah 1 1/2X1=1 “Tn.A mengatakan katarak
untuk dicegah /2 itu suatu masalah yang dapat
Skala : mengganggu saat
Tinggi: 3 beraktifitas”
Cukup: 2 “Tn.A mengatakan katarak
Rendah :1 membuat penglihatannya
tergangg
TOTAL 2 3/5
4. Diagnosa Keperawatan
No Tanggal DIAGNOSA KEPERAWATAN Tanggal TT
Muncul Teratasi
1 21 April 2022 Gangguan persepsi sensori b.d 22 April
ketidakmampuan keluarga 2022
merawat anggota keluarga yang
sakit
5. Intervensi
No SDKI SLKI (Luaran) SIKI (Intervensi)
(Diagnosa)
1 Gangguan Setelah dilakukan Manajemen halusinasi
persepsi sensori intervensi 1X24 Observasi
b.d jam,maka didapatkan - monitor perilaku yang
mengindikasi halusinasi
ketidakmampuan kriteria hasil
- monitor dan sesuaikan
keluarga Verbalisasi tingkat aktivitas dan
merawat anggota mendengar bisikan stimulasi lingkungan
keluarga yang sedang - monitor isi halusinasi
sakit Distori halusinasi Terapeutik
membaik - pertahankan lingkungan
Melamun cukup yang aman
- lakukan tindakan
menurun
keselamatan ketika tidak
dapat mengontrol perilaku
- diskusikan perasaan dan
respons terhadap halusinasi
- hindari perdebatan tentang
validitas halusinasi
Edukasi
- anjurkan memonitor
sendiri situasi terjadinya
halusinasi
- anjurkan bicara pada orang
yang dipercaya untuk
memberi dukungan dan
umpan balik korektif
terhadap halusinasi
- ajarkan melakukan
distraksi
- ajarkan pasien dan
keluarga mengontrol
halusinasi
6. Implementasi
No Hari/Tanggal Implementasi
7. Evaluasi
No Tanggal/Hari Diagnosa Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA