Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KASUS PADA PASIEN DENGAN KATARAK

Mata kuliah : keperawatan dewasa sistem muskulektal, integumen,


peresepsi sensori dan persarafan

Dosen pengampu : Ns. Faradilla Miftah Suranata. S.Kep,.M Kep

Di susun oleh : Kel 1

Nurul Anisa Takawaingan (2101070)

Mahdia maylav A.M (2101069)

Puput Sartana (2101056)

Endang Tahir (2101062)

Dea Ananda (202072)

PROGRAM STUDI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MANADO

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan Rahmad dan Karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
dosen yang kemudian dilanjutkan dengan penyusunan asuhan keperawatan dengan judul
“ASUHAN KEPERAWATAN KASUS PADA PASIEN DENGAN KATARAK”.

Tak ada gading yang tak retak karenannya saya sebagai penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Baik dari sisi materi maupun
penulisnya. Saya dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima berbagai masukan
maupun saran yang bersifat membangun yang diharapkan berguna bagi seluruh pembaca.

Manado ,3 November 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL MAKALAH............................................................................................................I

KATA PENGANTAR........................................................................................................II

DAFTAR ISI.....................................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................

A. Latar Belakang.........................................................................................................5

B. Rumusan Masalah....................................................................................................5

C. Tujuan masalah .......................................................................................................5

BAB II LAPORAN PENDAHULUAN................................................................................

A. Definisi ..................................................................................................................6

B. Etiologi....................................................................................................................6

C. Patofisiologi.............................................................................................................6

D. Klasifikasi ..............................................................................................................7

E. Manifestasi klinis ....................................................................................................7

F. Penatalaksanaan ......................................................................................................8

G. Komplikasi .............................................................................................................9

H. Pathway .................................................................................................................10

I. Asuhan Keperawatan Teoritis................................................................................11

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KASUS.................................................................12

BAB IV PENUTUP.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Katarak adalah kekeruha lensa. Katarak memiliki derajat kepadatan yang
sangat bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagai hal, tetapi biasannya brkaitan
dengan penuaan (Vaughan,2000).
Salah satu penyebab kebutaan adalah katarak. Sekitar 1,5 % dari jumlah
penduduk di Indonesia, 78 % disebabkan oleh katarak. Pandangan mata yang kabur
atau kabut bagaikan melihat mellui kaca mata berembun, ukuran lensa kacamata yang
sering berubah, penglihatan ganda Ketika mengemudi di malam hari, merukapak
gejala katarak. Tetapi di siang hari penderita justru merasa silau karena cahaya yang
masuk ke mata terasa berlebih.
Begitu besarnnya resiku masyarakat Indonesia yang menderita katarak memicu
kita dalam upaya pencegahaan. Dengan memperhatikan gaya hidup, lingkungan yang
sehat dan menghindari pemakaian bahan-bahan kimia yang dapat merusak akan
membuta kita terhindar dari berbagai jenis penyakit dalam stadium yang lebih berat
yang akan menyulitkan upaya penyembuhan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu definisi penyakit katarak dan etiologi nya ?
2. Bagaimana pengkajian pada klien katarak ?
3. Diagnose keperawatan apa yang muncul pada pasien katarak dan intervensinnya ?

C. Tujuan
a. Agar mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan katarak.
b. Agar mahasiswa mampu menegagkan diagnose keperawatan pada klien dengan
katarak.
c. Agar mahasiswa mampu Menyusun intervensi keperawatan pada klien denga
katarak.
BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Katarak adalah suatu keaadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan
bening menjadi keruh. Katarak berasal dari kata Yunani cataracta yang berarti air
terjun. Pasien katarak melihat seakan tertutup air terjun dimatanya. Seorang yang
pengidap katarak akan melihat benda seperti ditutupi kabut.
Katarak merupakan suatu penyakit yang dialami oleh lanjut usia akibat dari
proses penuaaan dan dapat terjadi pada saat kelahiran (kongenital) maupun trauma
(kecelakaan). Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena
dengan lensa yang keruh cahaya sulit untuk mencapai retina dan akan menghasilkan
bayangan yang kabur pada retina (Ii, 2015).
Katarak merupakan kekeruhan pada lensa kristalina. Faktor yang berpengaruh
seperti usia yang lebih tua, pola hidup, genetik, trauma pada mata. Katarak senilis
pada lansia beresiko menyebabkan gangguan penglihatan dan yang paling
parah adalah kebutaan. Penurunan penglihatan pada lansia akan berdampak pada
kemandirian yang dilakukan (Rahmawati dkk.,2020).

B. Etiologi
Sebagian besar katarak terjadi karena proses degenerative atau bertambahannya
usia seseorang. Usia rata-rata terjadinnya katarak adalah pada umur60 tahun keatas.
Akan tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi karenan sang ibu terinfeksi virus pada
saat hamil mudah.
Penyebab katarak lainnya meliputi :
 Faktor keturunan
 Cacat bawaan sejak lahir
 Masalah kesehatan, misalnnya diabetes
 Penggunaan obat tertentu, khususnnya steroid
 Gangguan metabolism seperti DM ( Diabetus Melitus )
 Gangguan pertumbuhan
 Rokok dan alcohol
 Operasi mata sebelumnnya
 Trauma ( kecelakaan ) pada mata
 Faktor-faktor lainnya yang belum diketahui
C. Patofisiologi

Lensa yang normal adalah struktr posterior iris yang jernih , transparan,
berbentuk seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa
mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nucleus, di perifer dan
korteks, dan yang mengelilingi kedunnya adalah kapsula anterior dan posterior. Dengan
bertambahnnya usia, nucleus mengalami perubahaan warna menjadi coklat kekuningan.
Disekitar opasitas terdapat densita seperti duri di anterior dan posterior nucleus.
Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna seperti
kristal salju.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mngakibatkan hilangnnya transparansi.
Perubahan dalam serabut halus multiple (zonula) yang memanjang dari badan silier ke
sekitar daerah diluar lensa. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menybabkan
koagulasi , sehingga megabutkan pandangan dengan mengambat jalannya cahaya ke
retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal disertai influx air
ke dalam lensa.
Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan menganggu tranmisi sinar.
Teori lain mengatan bahwa suatu enzim mempunyai pera dalan melindungi lensa dari
degeerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnnya usia dan tidak ada
kebnyakan pasien yang menderita katarak.
Katarak bisa terjadi bilateral , dapat disebabkan oleh kejadian trauma atau
sistemis ( diabetes) tetapi paling sering karenan adannya prose penuaan yang normal.
Faktor yang paling sering berperan dalam terjadinnya katarak meliputi radiasi sinar
UV, obat-obatan, alcohol, merokok dan asupan vitamin antioksida dan yang kurang
dalam waktu jangka yang lama.

D. Klasifikasi
Katarak dapat diklasifikasikan menjadi :
1) Katarak kongenital :
Katarak kongenital merupakan kekeruhan lensa yang didapatkan sejak lahir, dan
terjadi akibat gangguan perkembangan embrio intrauterine. Biasannya kelainan
ini tidak meluas mengenai seluruh lensa. Letak kekeruhan sangat tergantung
pada saat terjadinnya gangguan metabolism serat lensa: katarak kongenital yang
terjadi sejak perkembangan serat lensa terlihat segra setelah bayi lahir sampai
berusia 1tahun. Katarak ini terjadi karena gangguan metabolism serat-serat lensa
pada saat pembentukan serat lensa akibat infeksi virus atau gangguan
metabolism jaringan lensa pada saat bayi masih didalam kandungn, dan
gangguan metabolism oksigen.
Padabayi dengan katarak kongenital akan terlihat bercak putih didepan pupil
yang disebut sebagai leukocoria (pupil berwarna putih ). Setiap bayi dengan
leukocoria sebaiknnya dipikirkan diagnosis bandingnnya seperti
retinoblastroma, endoftalmitis, fibroplasia retrolental, hiperplastik vitreus
primer, dan myopia tinggi di samping katarak sendiri.
2) Katarak juvenil :
Katarak yang terjadi pada anak-anak sesudah lahir. Katarak ini termasuk ke
dalam development cataract, yaitu kekeruhan lensa yang terjadi pada saat masih
terjadi perkembangan serat-serat lensa sehingga biasannya konsistensisnya
lembek seperti bubur dan disebut soft cataract. Biasannya katarak juvenil
merupakan bagian dari suatu kejadian penyakit keturunan lain.

3) Katarak senil :
 Paling sering dijumpai
 Biasannya umur lebih 50 tahun, tapi kadang-kadang mulai umur 40
tahun
 Hamper selalu menegnai kedua mata dengan stadium yang berbeda.
Kekeruhan dapat dimulai dari perifer kortek atau sekitar nucleus.
 Gejala utama adalah penglihatan makin lama makin kabur. Sejak mulai
terjadinnya kekeruhan sampai matur dibutuhkan waktu beberapa tahun
 Reaksi pupil terhadap cahaya normal
Katarak senile ada hubungan dengan bertambahnnya umur dengan
berkaitan dengan proses ketuaan yang terjadi didalam lensa. Perubahan
yang tampak adalah bertambah tebalnnya nucleus dengan
berkembangnnya lapisan kortek lensa.
Secara klinik/proses keuaan lensa sudah tampak pada pengurangan
kekuatan akomodasi lensa akibat terjadinnya skelerosa lensa yang timbul
pada decade 4 yang dimanifestasi dalam bentuk presbio.
a) Katarak inisipien
Katarak yang tidak seperti bercak-bercak yang membentuk gerigi
dengan dasar perifer dan daerah jernih diantarannya kekeruhan
biasannya terletak dikorteks anterior dan posterior.
b) Katarak imatur
Pada stadium yang lebih lanjut maka akan terjadi kekeruhan
yang lebih tebal.
Tetapi tidak atau belum menegnai seluruh lensa sehingga masih
terdapat bagian-bagian yang jerni pada lensa. Pada stadium ini
terjadi hydras korteks yang mengakibatkan lensa menjadi
bertambah cembung. Pencembungan lensaini akan memberikan
perubahan indeks refraksi dimana mata akan menjadi myopia.
c) Katarak matur
bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi
pengeluaran air Bersama-sama hasil desintegrasi melalui kapsul.
Lensa kehilangan cairan hingga mengkerut lagi dan kamera okuli
anterior menjadi normal Kembali. Kekeruhan lensa sudah
meneyluruh warna putih keabu-abuan. Pada pemerikasaan iris
shadow negative dan fundus refleks negative.
d) Katarak hipermatur
Merupakan proses degenerasi lanjut lensa sehiingga korteks lensa
mencair dan dapat keluar melalui kapur lensa.
4) Katarak trauma
Kekeruhan lensa dapat terjadi akibat trauma tumpul atau trauma tajam yang
menembus kapsul anterior. Tindakan bedah pada katara traumatic dilakukan
setelah mata tenang akibat trauma tersebut. Bila pecahnnya kapsul
mengakibatkan gejala radang berat, maka dilakukan aspirasi secepatnnya.
E. Manifestasi klinis

Biasannya gejalannya berupa keluhan penurunan tajam penglihatan secara progesif


( seperti rabun jauh memburuk secara progesif). Penglihatan seakan-akan melihat asap
dan pupil mata seakan-akan bertambah putih . pada akhirnya apabila katarak telah
mateng pupil aka tampak bener-bener putih, sehingga refleks cahaya pada mata menjadi
negative (-).
Gejala umum gangguan katarak meliputih :
 Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek
 Peka terhadap sinar atau cahaya
 Dapat melihat dobel pada satu mata
 Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca

F. Penatalaksanaan medis

Penatalaksanaan katarak dilakukan berdasarkan tingkat terganggunya


kualitas hidup pasien dan keparahannya. Sampai saat ini katarak hanya dapat
diatasi melalui prosedur pembedahan atau oprasi. Tidak ada nonbedah
(kacamata, tetes mata, obat) yang dapat menyembuhkan katarak atau mencegah
katarak yang terkait usia. Namun pada Gejala-gejala yang timbul pada katarak
yang masih ringan dapat dibantu dengan menggunakan kacamata, lensa
pembesar, cahaya yang lebih terang, atau kacamata yang dapat meredamkan
cahaya. Pada tahap ini tidak diperlukan tindakan operasi.

G. Komplikasi

James, Bruces et al, 2003

1. Hilangnnya vitreous

Jika kapsul posterior mengalami kerusakan selama operasi maka gel


vitereous dapat masuk kedalam bilik anterior, yang merupakan resiko
terjadinnya glaucoma atau traksi pada retina. Keadaan ini membutuhkan
pengangkatan dengan satu instrument yang mengispirasi dan mengeksisi
gel (virektomi ).

2. Prolaps iris

Iris dapat mengalami protrusi mlalui insisi bedah pada periode pasca
operasi dini. Terlihat sebagai daerah berwarna gelap pada lokasi insisi.
Pupil mengalami ditrosi.

3. Endoftalmitis

Komplikasi infektif ekstraksi katarak yang serius namun jarang terjadi


(kurang dari 0,3%). Pasien datang dengan :
 Mata merah terasa nyeri

 Penurunan tajam penglihatan, biasannya dalam beberapa hari


setelah pembedahaan

 Pengumpulan sel darah putih di bilik anterior (hipopion)

4. Astigmatisme pascaoperasai

Ini dilakukan sebelum melakukan pengukuran kacamata baru namun


setelah luka insisi sembuh dan tetes mata steroid dihentikan

5. Edema macular sistoid

Macula menjadi edema setelah pembedahaan, terutama bila disertai


hilangnnya vitreous. Dapat sembuh seiring waktu namun dapat
menyebabka penurunan tjam penglihatan yang berat.

6. Ablatio retina

Tingkat komplikasi ini bertambah bila terdapat kehilangan vitreous.

7. Opasifikasi kapsul posterior

Pada sekitar 20% pasien, kejernihan kapsul posterior berkurang pada


beberapa bulan setelah pembedahaan Ketika sel epitel bermigrasi mellui
permukaannya . penglihatan menjadi kabur dan munkin didapatkan rasa
silau.

8. Jika jahitan nilo halus tidak diangkat setelah pembedahaan maka jahitan
dapat lepas dalam beberapa bulan atau tahun setelah pembedahan dan
mengakibatkan iritasi atau infeksi. Gejala hilang dengan pengangkatan
jahitan.
H. Pathway

trauma Infeksi virus Degenerative

Perubahan Kompresif Perubahan warna


serabut lensa sentral(serat) nucleus menjadi
coklat kekuningan

keruh densitas
Perubahan fisik &
kimia dalam
keruh
protein lensa

pembedahaan Katarak
Koagulasi

Luka post OP
Kurang
informasi MK : gangguan
MK : Perawatan kurang rasa nyaman
cemas/ansietas optimal
MK : kurang
pengetahuan
Proses inflamasi MK : gangguan
peresepsi sensori

MK : risiko
infeksi
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Katarak menjadi penyebab kebutuhan nomor satu didunia karena penyakit ini
menyerang tanpa disadari oleh penderitannya. Katarak terjadi secara perlahan-lahan .
katarak baru terasa menganggu setelah tiga sampai lima tahun menyerang lensa mata.
Katarak merupakan masalah penglihatan yang serius karena katarak dapat
mengakibatkan kebutaan. Menurut WHO pada tahun 2002 katark merupaka penyebab
kebutuhan yang paling utama didunia sebesar 48% dari seluruh kebutuhan didunia.
Setidaknnya terdapat delapan belas juta orang didunia menderita kebutuhan akibat
katarak . diindonesia sendiri berdasarkan hasil survei kesehatan indera 1993-1996.
Katarak juga penyebab kebutuhan paling utama yaitu sebsar 52%.

B. Saran
Karenan katarak merupakan keutuhan nomor satu didunia maka, asuhan
keperawatan pada pasien katarak harus dilakukan dengan professional . tenaga
keperawatan harus menjaga agar pasien katarak tidak sampai buta.
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol. 3. EGC : Jakarta.

Arif, Mansjoer, dkk 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculpius. : Jakarta

Artikel. Gejala klinis dan penatalaksanaan katarak senilis matur pada usian
lanjut.www.google.com

Anda mungkin juga menyukai