Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENDIDIKAN KESEHATAN KATARAK

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah

Dosen pembimbing: Endrian MJW ,S.Kep.,Ners.,M.Kep.

Disusun oleh:

Eka Purwanti Riska Aidatul Fikriah


Fajar Irvani Sahrul Arifin
Fina Meliani
Firda Alviani

S1 Keperawatan Kelas 3B
STIKes Muhammadiyah Ciamis

Jalan K.H. Ahmad Dahlan No. 20, Kecamatan Ciamis, Ciamis, Kec. Ciamis, Kabupaten Ciamis,
Jawa Barat 46211
2019-2020
PROPOSAL PENDIDIKAN KESEHATAN

A. Judul
Cara penanganan dan Pencegahan katarak
B. Analisis Situasi
Katarak merupakan penyakit pada usia lanjut akibat proses penuaan, saat
kelahiran (katarak kongenital) dan dapat juga berhubungan dengan trauma mata
tajam maupun tumpul, penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang,
adanya penyakit sistemik seperti diabetes atau hipoparatiroidisme (Tamsuri,
2010). Pembentukan katarak ditandai adanya sembab lensa, perubahan protein,
nekrosis, dan terganggunya keseimbangan normal serabut-serabut lensa.
Kekeruhan lensa ini juga mengakibatkan lensa transparan sehingga pupil akan
berwarna putih atau abu-abu, yang mana dapat ditemukan pada berbagai
lokalisasi di lensa seperti korteks dan nukleus. Katarak dapat mengakibatkan
bermacam-macam komplikasi pada penyakit mata seperti glaukoma ablasio,
uveitis, retinitis pigmentosa, dan kebutaan (Ilyas, 2010).
World Health Organization (WHO) mengumpulkan data kebutaan dan
gangguan penglihatan yang ditetapkan melalui Global Action Plan (GAP)
2014-2019 merupakan survey berbasis populasi untuk penderita kebutaan dan
gangguan penglihatan dan layanan perawatan mata pada orang-orang berusia
50 tahun keatas. Hasil survey ini melalui Rapid Assessment of Avoidable
Blindness (RAAB) memberikan hasil prevalensi kebutaan sekitar 85%
terdapat pada usia 50 tahun. Hasil survey ini juga menemukan bahwa gangguan
penglihatan tersebut penyebab utamanya adalah output dan kualitas layanan

perawatan mata, cakupan bedah katarak dan indikator lain dari layanan
perawatan mata didaerah geografis tertentu.
Di Indonesia, katarak merupakan penyebab utama kebutaan, prevalensi
kebutaan pada usia 55-65 tahun sebesar 1,1%, usia 65-75 tahun sebesar 3,5%,
dan usia 75 tahun keatas 8,4%. Prevalensi kebutaaan diusia lanjut masih jauh
diatas 0,5% yang berarti masih menjadi masalah kesehatan (Kompasiana,
2014).
C. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian
Katarak merupakan salah satu penyakit yang menyerang mata yang merupakan
salah satu jenis penyakit mata tenang visus menurun perlahan. Katarak adalah
keadaan dimana terjadi kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat keduanya. Biasanya
mengenai kedua mata dan berjalan progresif (Mansjoer dkk, 2008).
Menurut Kadek dan Darmadi (2007) katarak adalah kekeruhan lensa mata atau
kapsul lensa yang mengubah gambaran yang diproyeksikan pada retina .
Katarak merupakan suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih
menjadi keruh, yang dapat disebabkan oleh berbagai hal tetapi biasanya berkaitan
dengan proses penuaan (Vaughan, 2007)
1. Etiologi
Katarak disebabkan oleh berbagai factor, antara lain:
a. Trauma
b. Terpapar substansi toksik
c. Penyakit predisposisi
d. Genetik dan gangguan perkembangan
e. Iinfeksi virus di masa pertumbuhan janin
f. Usia
Penuaan merupakan penyebab utama dari katarak (95 %) dan 5 % disebsbkan
kerusakan congenital, trauma,keracunan atau penyakjit sistemik.
Derajat kerusakan yang disebabkan oleh katarak dipengaruhi oleh lokasi dan densitas
( kepadatan) dari kekeruhan selain karena umur ,pekerjaan gaya hidup dan tempat
tinggal seseorang.
Menurut etiologinya katarak dibagi menjadi :
1. katarak seni.le ( 95 %) .
katarak ini disebabkan oleh ketuaan (lebih 60 tahun).
Menurut catatan The framinghan eye studi, katarak terjadi 18 % pada usia 65– 74
tahun dan 45 % pada usia 75 – 84 tahun. Beberapa derajat ktarak diduga terjadi pada
semua orang pada usia 70 tahun.
Ada 4 stadium antara lain :
a. Katarak insipien : stadium ini kekeruhan lensa sektoral dibatasi oleh bagian
lensa yang masih jernih.
b. Katarak intumesen : kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa
yang degeneratip menyerap air.
c. Katarak matur : katarak yang telah menegani seluruh bagian lensa. Katarak ini
dapat diopperasi.
d. Katarak hepermatur : katarak mengalami proses degenerasi lanjut keluar dari
kapsul lensa sehingga lensa mnegecil, berwarna kuning dan keringf sertya terdapat
lipatan kapsul lensa (Jounole zin kendor). Jika berlanjut diserrtai kapsul yang tebal
menyebabkan kortek yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar sehingga
berbentuk seperti sekantong susu dengan nucleus yang terbenam yang disebut
katarak Morgageeeni.
2. Katarak congenital
Katarak yang terjadi sebelum atau segera setelah lahir ( bayi kurang dari 3 bulan).
Katarak congenital digolongkan dalam :
a. Katarak kapsulo lentikuler
Merupakan katarak pada kapsul dan kortek.
b. Katarak lentikuler: merupakan kekeruhan lensa yang tidak mengenai kapsul.
Katarak congenital atau trauma yang berlanjut dan terjadi pada anak usia 3 bln
sampai 9 tahun katarak juvenil .
3. Katarak traumatic : terjadi karena cedera pada mata, seperti trauma
tajam/trauma tumpul, adanya benda asing pada intra okuler,X Rays yang berlebihan
atau bahan radio aktif. Waktu untuk perkembangan katarak traumatic dapat
bervariasi dari jam sampai tahun.
4. Katarak toksik : Setelah terpapar bahan kimia atau substansi tertentu
( korticostirot,Klorpromasin/torasin,miotik,agen untuk pengobatan glaucoma).
5. Katarak asosiasi : penyakit sistemik seperti DM, Hipoparatiroid,Downs
sindrom dan dermatitis atopic dapat menjadi predisposisi bagi individu untuk
perkembangan katarak.
Pada penyakit DM, kelebihan glukosa pada lensa secara kimia dapat mengurangi
alcoholnya yang disebut L-Sorbitol. Kapsul lensa impermiabel terhadap gula,alcohol
dan melindungi dari pelepasan. Dalam usaha untuk mengenbalikan pada tingkat
osmolaritas yang normal lensa diletakan pada air (newell, 1986).
6. Katarak komplikata : Katarak ini dapat juga terjadi akibat penyakit mata lain
(kelainan okuler). Penyakit intra okuler tersebut termasuk retinitis pigmentosa,
glaucoma dan retina detachement. Katarak ini biasanya unilateral.

2. Klasifikasi Katarak
1. Katarak Kongenital
Katarak untuk jenis satu ini, biasanya dialami oleh bayi atau balita dan anak-anak
atau ada yang dari bawaan lahir karena kesalahan oleh ibunya ketika mengandung.
Katarak jenis ini dapat ditangani dengan melakukan operasi atau pembedahan
dengan cara Disisio atau ekstraksi linear dan ekstrasi dengan fakoemulasifikasi untuk
mencegah ambnliopia eksnopsia. Setelah melakukan operasi ini seseorang akan
membutuhkan koreksi untuk kelainan refraksi mata yang menjadi afakia.
2. Katarak Traumatic
Katarak yang disebabkan oleh rasa trauma atau pernah mengalami cedera pada mata
sebelumnya.
3. Katarak Sekunder
Katarak sekunder adalah istilah untuk semua bahan seperti kapsul lensa, sel epitel,
serabut lensa, elemen fibrin sesudah suatu peradangan dan hasil degenerasi atau
degenerasi lensa yang tertinggal sesudah suatu operasi katarak ekstra kapsuler atau
sesudah suatu trauma yang memecah lensa. Katarak yang disebabkan oleh konsumsi
obat seperti prednisone dan kortikosteroid, serta penderita diabetes. Katarak diderita
10 kali lebih umum oleh penderita diabetes daripada oleh populasi secara umum.
4. Katarak Senil
Katarak Senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu
usia diatas 50 tahun. Katarak Senil juga katarak yang berkaitan dengan usia,
merupakan jenis katarak yang paling umum. Berdasarkan lokasinya, terdapat 3 jenis
katarak ini, yakni nuclear sclerosis, cortical, dan posterior subcapsular. Nuclear
sclerosis merupakan perubahan lensa secara perlahan sehingga menjadi keras dan
berwarna kekuningan. Pandangan jauh lebih dipengaruhi daripada pandangan dekat
(pandangan baca), bahkan pandangan baca dapat menjadi lebih baik. Penderita juga
mengalami kesulitan membedakan warna, terutama warna biru. Katarak jenis cortical
terjadi bila serat-serat lensa menjadi keruh, dapat menyebabkan silau terutama bila
menyetir pada malam hari. Posterior subcapsular merupakan terjadinya kekeruhan di
sisi belakang lensa. Katarak ini menyebabkan silau, pandangan kabur pada kondisi
cahaya terang, serta pandangan baca menurun.

3. Tanda Dan Gejala Katarak


1) Penurunan ketajaman penglihatan secara bertahap
2) Penglihatan berkabut seolah-olah melihat asap
3) Pandangan silau ketika melihat sinar
4) Kesulitan memfokuskan benda di ruang yang gelap
5) Lensa mata berwarna keputih-putihan
6) Penglihatan ganda saat melihat suatu benda

4. Komplikasi Katarak

a. Kerusakan retina
Kerusakan retina ini terjadi terjadi setelah pascah bedah, akibat ada robekan pada
retina, cairan masuk ke belakang dan mendorong retina atau terjadi penimbunan
eksudat dibawah retina sehingga terangkat.
b. Infeksi
Ini bisa terjadi setelah pasca bedah karena kurangnya perawatan yang tidak edekuat.
c. Hilangnya vitreous.
Jika kapsul posterior mengalami kerusakan selama operasi maka gel vitreous dapat
masuk ke dalam bilik anterior, yang merupakan resikoterjadinya glaucoma atau traksi
pada retina. Keadaan ini membutuhkan pengangkatan dengan satu instrument yang
mengaspirasi dan mengeksisi gel (virektomi). Pemasanagan lensa intraocular sesegera
mungkin tidak bias dilakukan pada kondisi ini.
d. Prolaps iris.
Iris dapat mengalami protrusi melalui insisi bedah pada periode pasca operasi
dini. Terlihat sebagai daerah berwarna gelap pada lokasi insisi. Pupil mengalami
distorsi. Keadaan ini membutuhkan perbaikan segera dengan pembedahan.
e. Endoftalmitis
Komplikasi infeksi ekstraksi katarak yang serius, namun jarang terjadi.

5. Pengobatan Katarak

Salah satu cara pengobatan katarak adalah dengan cara pembedahan ,yaitu lensa
yang telah keruh diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pasca operasi
tidak perlu lagi memakai kaca mata khusus (kaca mata aphakia). Setelah operasi harus
dijaga jangan sampai terjadi infeksi.
Sampai saat ini belum ditemuka n obat yang dapat mencegah katarak. Beberapa
penelitian sedang dilakukan untuk memperlambat proses bertambah keruhnya lensa
untuk menjadi katarak (Ilyas, 2009).
Meski telah banyak usaha yang dilakukan untuk memperlambat progresifitas
atau mencegah terjadinya katarak, tatalaksana masih dengan pembedahan (James, 2010).
Untuk menentukan waktu katarak dapat dibedah ditentukan oleh keadaan tajam
penglihatan dan bukan oleh hasil pemeriksaan. Tajam penglihatan dikaitkan dengan
tugas sehari-hari penderita Digunakan nama insipien, imatur, matur, dan hipermatur
didasarkan atas kemungkinan terjadinya penyulit yang dapat terjadi (Prof. Dr Sidarta
Ilyas, dkk, 2009). Operasi katarak terdiri dari pengangkatan sebagian besar lensa dan
penggantian lensa dengan implant plastik. Saat ini pembedahan semakin banyak
dilakukan dengan anestesi lokal daripada anestesi umum. Anestesi lokal diinfiltrasikan di
sekitar bola mata dan kelopak mata atau diberikan secara topikal. Operasi dilakukan
dengan insisi luas pada perifer kornea atau sklera anterior, diikuti oleh ekstraksi (lensa
diangkat dari mata) katarak ekatrakapsular. Insisi harus dijahit. Likuifikasi lensa
menggunakan probe ultrasonografi yang dimasukkan melalui insisi yang lebih kecil dari
kornea atau sklera anterior (fakoemulsifikasi).
Operasi katarak terdiri dari pengangkatan sebagian besar lensa dan penggantian
lensa dengan implant plastik. Saat ini pembedahan semakin banyak dilakukan dengan
anestesi lokal daripada anestesi umum. Anestesi lokal diinfiltrasikan di sekitar bola mata
dan kelopak mata atau diberikan secara topikal. Operasi dilakukan dengan insisi luas
pada perifer kornea atau sklera anterior, diikuti oleh ekstraksi (lensa diangkat dari mata)
katarak ekatrakapsular. Insisi harus dijahit. Likuifikasi lensa menggunakan probe
ultrasonografi yang dimasukkan melalui insisi yang lebih kecil dari kornea atau sklera
anterior (fakoemulsifikasi).

6. Pencegahan dan penanganan Katarak

a. Mengontrol penyakit yang berhubungan dengan katarak dan menghindari faktor


faktor yang mempercepat terbentuknya katarak.
b. Menggunakan kaca mata hitam ketika berada di luar ruangan pada siang hari bisa
mengurangi  jumlah sinar ultraviolet yang masuk ke dalam mata.
c. Menjaga agar tidak terkena trauma tembus pada mata yang disebabkan oleh benda
tajam/tumpul, radiasi (terpapar oleh sinar –X atau benda-benda radioaktif).
d. Menjaga pola makan bergizi yang baik untuk proses metabolisme, mengkonsumsi
suplemen, buah dan sayur sebelum terjadi katarak dapat menunda  pembentukan atau
mencegah katarak. Sedangkan pada tahap awal katarak suplemen dapat
memperlambat pertumbuhannya. Pada tahap berat tindakan hanya  bisa diatasi
dengan operasi.

 Penanganan Katarak
Ketika gejala mulai muncul, untuk meningkatkan penglihatan sementara waktu dapat
menggunakan kacamata ukuran terbaru, loupe (kaca pembesar), pencahayaan yang cukup terang,
atau alat bantu penglihatan lainnya. Perlu dipertimbangkan untuk dilakukan tindakan
pembedahan ketika katarak telah berkembang cukup parah sehingga mengganggu penglihatan
dan memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Banyak orang menganggap penglihatan yang buruk adalah fakta penuaan yang tak terhindarkan,
tetapi operasi katarak adalah prosedur sederhana yang relatif tidak menimbulkan rasa sakit untuk
mendapatkan kembali penglihatan seseorang. Selama operasi, dokter bedah akan mengeluarkan
lensa mata yang keruh dan menggantinya dengan lensa tanam (lensa intraokular : IOL) yang
bening.
Saat ini desain lensa tanam (IOL) baru sedang dikembangkan untuk membuat agar pemberian
lensa tersebut lebih bermanfaat bagi pasien. IOL desain multifokal dapat membantu Anda
melihat di semua jarak, baik penglihatan jarak jauh maupun jarak dekat. Jenis IOL baru lainnya
memiliki kemampuan menghalangi radiasi sinar ultraviolet dan sinar biru yang dapat merusak
retina.

A. Tujuan Kegiatan
Tujuan Umum:
Memahami Cara penanganan dan Pencegahan Katarak

Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan pengetahuan tentang penanganan Katarak
2. Meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan Katarak
B. Manfaat Kegiatan
1. Meningkatkan pengetahuan tentang penanganan Katarak
2. Meningkatkan pengetahuan tentang pencegahan terjadinya Katarak
C. Khalayak Sasaran (yang strategis)
Yang menerima penyuluhan kesehatan adalah masyarakat lansia Desa Bangunharja
D. Metode Kegaiatan
Ceramah dan Tanya Jawab

E. Rancangan Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah individu mendapatkan ceramah kemudian di evaluasi dengan
indikator:
1. Individu dapat menjawab materi Meningkatkan pengetahuan tentang penanganan Katarak.
F. Rencana atau Jadwal Kerja
Akan dilaksanakan penyuluhan (pendidikan kesehatan) mengenai Hipertensi pada tanggal 20
November 2020 di Balai Dusun Desa Bangunharja.

Materi : Cara penanganan dan Pencegahan Terjadinya


Katarak
Tanggal : 20 November 2020
Waktu Pertemuan : 60 menit
a. Tujuan
1. TIK : Setelah mengikuti proses penyuluhan, individu
mampu menjelaskan pengertian, etiologi, tanda dan
gejala, klasifikasi, komplikasi, pengobatan,
pencegahan dan penanganan katarak.
b. Pokok Bahasan : Cara penanganan dan Pencegahan Terjadinya
katarak
c. Sub Pokok Bahasan : Menjelaskan pengertian, etiologi, tanda dan gejala,
klasifikasi, komplikasi, pengobatan, penanganan
dan pencegahan katarak

Tahap Kegiatan Penyuluh Waktu Kegiatan Peserta Media &


Kegiatan Alat
Pengajaran

Pendahuluan Mengucapkan Salam


Memperkenalkan Diri
Pembacaan Al Quran 15 menit Memperhatikan
Infocus
Sambutan – Sambutan
Menyampaikan Pokok Memperhatikan
Pembahasan
Kontrak Waktu
Penyajian Menjelaskan Pengertian Memperhatikan
Katarak Leaflet
Menjelaskan etiologi
Katarak 30 menit Mencatat
Menjelaskan Tanda dan
Gejala Katarak
Menjelaskan Klasifikasi Memperhatikan
Katarak
Menjelaskan Komplikasi
Katarak
Menjelaskan pengobatan
scabies
Menjelaskan Penanganan
dan Pencegahan Katarak
Penutup Menutup bahasan Sumbang saran
Mengundang komentar
atau pertanyaan dari Memperhatikan
peserta 15 menit Sumbang saran
Memberi tanggapan atau
jawaban Memperhatikan

d Evaluasi
. Alat Ukur yang digunakan:

1. Individu/ peserta dapat memahami pengertian, etioologi, tanda dan gejala,


klasifikasi, pengobatan, penanganan dan pencegahan Katarak
2. Peserta dapat dengan mudah menjelaskan resiko terjadinya Hipertensi
3. Individu/peserta dapat menjelaskan pencegahan Katarak

2. Organisasi Pelaksana
1. Ketua Pelaksana : Sahrul Arifin
2. Anggota Pelaksana : Fajar Irvani
Eka Purwanti
Fina Meilani
Firda Alviani
Riska Aidatul Fikriah
3. Rencana Biaya
1. Pengeluaran
Air Mineral : Rp. 35.000
Doorprize : Rp. 35.000
Perlengkapan ATK : Rp. 30.000
Kenang- Kenangan : Rp. 30.000
Jumlah : Rp. 160.000

2. Pemasukan : Rp. 160.000

REFERENSI

Ilyas S. 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. 3rd edisi. Jakarta : Balai Penerbit  FKUI. hal: 128-


136.
Ilyas S. 2008. Ilmu Penyakit Mata. ed 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 200-211
Nico A. Lumenta. 2008. Manajemen Hidup Sehat. Jakarta: Elek Media Komputindo
Fadhlur Rahman. 2009. Laporan Kasus Katarak Matur Pada Penderita Diabetes Mellitus.
http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35543-Kep%20Sensori%20dan%20 Persepsi-
Askep%20Katarak.html#popup
http://ladyrosebangkitdanpercaya.blogspot.com/2013/08/sap-katarak.htm

https://esafebriantonugroho.blogspot.com/2013/10/makalah-katarak.html

Anda mungkin juga menyukai