PENDAHULUAN
Katarak merupakan penyebab utama kebutaan pada orang di seluruh dunia, dimana
juta orang mengalami kebutaan kedua mata akibat katarak. Jumlah ini hampir setengah
(47,8%) dari semua penyebab kebutaan karena penyakit mata di dunia. “Di Indonesia sekitar
77,7% kebutaan disebabkan oleh katarak. Sedangkan prevalensi kebutaan akibat katarak pada
penduduk umur 50 tahun ke atas di Indonesia sebesar 1,9%.” Katarak adalah penyakit mata
yang ditandai dengan kekeruhan pada lensa mata yang disebabkan oleh gangguan mekanisme
yang mengontrol keseimbangan air dan elektrolit, denaturasi protein lensa, atau kombinasi
keduanya. Sekitar 90 % kasus katarak disebabkan oleh usia; penyebab lainnya adalah bawaan
dan traumatis.1-3
“Prevalensi katarak dalam dua tahun terakhir dekade telah menurun karena tingkat
operasi katarak telah meningkat karena teknik yang ditingkatkan. Namun demikian, katarak
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Katarak
Katarak merupakan salah satu kelainan pada mata dimana terdapat kekeruhan
pada lensa. Lensa merupakan suatu struktur yang transparan, transparansinya dapat
2. Etiologi Katarak
Etiologi katarak yang tepat tidak diketahui. Beberapa faktor yang telah dikaitkan
anomali pada pola kromosom individu. Sekitar sepertiga dari semua katarak
katarak zonular non familial. Infeksi pada ibu seperti rubella juga dikaitkan
dengan katarak pada 50% kasus infeksi maternal lain termasuk toksoplasmosis
dan penyakit inklusi situmegalo. Katarak konginetal pada anak- anak juga
pada ibu selama masa kehamilan juga dapat menyebabkan katarak konginetal,
c) Faktor janin atau masa kanak : Terjadi anoxia akibat perdarahan plasenta,
malnutrisi.
diketahui.
3. Patofisiologi
memfokuskan cahaya ke retina. Lensa manusia terdiri dari serat, tertutup oleh kapsul
tipis, dan dipertahankan oleh zonula di kedua sisi. “Serat lensa dibuat dari epitel lensa
dan bermigrasi dari margin ke arah tengah. Selanjutnya, nukleus lensa berasal dari serat
lensa yang lebih tua, dan serat lensa yang baru terbentuk ditempatkan di lapisan terluar
Kekeruhan lensa adalah akibat langsung dari stres oksidatif. Berdasarkan lokasi
kekeruhan di dalam lensa, katarak terkait usia diklasifikasikan menjadi tiga jenis:
kortikal, nukleus, dan posterior katarak subkapsular. Sel epitel lensa adalah sel lensa
yang sangat aktif secara metabolik, mengalami oksidasi, ikatan silang, dan tidak larut.
Sel-sel ini kemudian bermigrasi ke lensa pusat untuk membentuk serat lensa yang
opasitas. Katarak kortikal sering berbentuk baji, mulai dari korteks dan menutupi
bagian tengah lensa. Kekeruhan seperti plak tumbuh di lapisan kortikal posterior aksial
di posterior katarak subkapsular. Pada kebanyakan pasien, lebih dari satu jenis katarak
ditemukan.3
sedangkan katarak infantil menyiratkan opasitas lensa yang tumbuh selama tahun
pertama kehidupan. Katarak pediatrik bisa unilateral atau bilateral, yang tergantung
pada penyebabnya. kira-kira sepertiga dari katarak pediatrik adalah keturunan, sepertiga
hidup berdampingan dengan anomali okular lainnya yang menunjukkan bagian sindrom
4. Klasifikasi Katarak
a) Katarak Konginetal
infantil).
b) Katarak Senilis
dapat membaca dekat tanpa harus mengenakan kacamata, kondisi ini disebut
b) Katarak Kortikal
pada sel-sel serat lensa. Katarak jenis ini biasanya bilateral, asimetris, dan
c) Katarak Subkapsuler
penglihatan buruk pada tempat terang, dan penglihatan dekat lebih terganggu
daripada penglihatan jauh.
Pada stadium ini, lensa bengkak karena termasuki air, kekeruhan lensa masih
ringan, visus biasanya > 6/60. Pada pemeriksaan dapat ditemukan iris normal,
bilik mata depan normal, sudut bilik mata normal, serta shadow test negatif.
b) Katarak Imatur
Pada tahap berikutnya, opasitas lensa bertambah dan visus mulai menurun
menjadi 5/60 sampai 1/60. Cairan lensa bertambah akibatnya iris terdorong
dan bilik mata depan menjadi dangkal, sudut bilik mata sempit, dan sering
c) Katarak Matur
Jika katarak dibiarkan, lensa akan menjadi keruh seluruhnya dan visus
menurun drastis menjadi 1/300 atau hanya dapat melihat lambaian tangan
d) Katarak Hipermatur
Pada tahap akhir, korteks mencair sehingga nukleus jatuh dan lensa jadi turun
dari kapsulnya. Lensa terlihat keruh seluruhnya, visus sudah sangat menurun
hingga bisa mencapai 0 dan dapat terjadi komplikasi berupa uveitis dan
dalam, sudut bilik mata terbuka, serta shadow test positif palsu.
Gambar 2.4 Mata normal, imatur, matur dan hipermatur
Sumber: Wiguna GA. Sistem Deteksi Katarak Menggunakan Metode Ekstraksi Indeks Warna Dengan
Klasifikasi Jarak Euklidean. J Pendidik Teknol Inf. 2018;1(2):40–6.
“Berbagai jenis katarak memiliki perbedaan efek pada gejala visual. Pasien sering
mengeluh penglihatan kabur, silau dan lingkaran cahaya dari lampu.” Katarak nuklear
sedangkan katarak subkapsular posterior secara teratur berkurang hampir lebih banyak
indeks refraksi.” Peningkatan ini menyiratkan bahwa lensa katarak dapat membiaskan
cahaya lebih banyak, dan selanjutnya mata berubah menjadi miopia. Jika indeks bias ini
penglihatan jauh dan secara paradoks beberapa peningkatan dalam penglihatan dekat.
Silau sebagian besar umum terjadi di pasien dengan katarak subkapsular posterior .
Pasien mungkin juga mengeluh monocular diplopia karena variasi lokal pada indeks
bias lensa. Beberapa pasien hanya bisa mengalami gangguan penglihatan saat
1) Anamnesia 5,7
“Merupakan suatu hal penting dimana umur juga berpengaruh untuk dapat
berdasarkan umur yaitu katarak kongenital yang sudah terlihat pada usia
dibawah 1 tahun, katarak juvenile terjadi pada usia 1 tahun, dan katarak senil
terjadi pada usia diatas 50 tahun, dan pada kasus ini terjadi pada usia 78 tahun
dapat karena banyak penyakit mata seperti persbiopi, glaukoma, katarak dan
Pada kasus penglihatan kabur terjadi pada kedua mata, pada beberapa penyakit
perlahan? “Pada kasus dimana pasien merasa penglihatan kabur yang pertama
pada mata sebelah kanan sekitar setahun kemudian disusul oleh mata kiri
Biasanya mata kabur dapat disertai dengan nyeri pada mata, mata terasa lebih
menonjol.
Biasanya pada katarak dapat disebabkan oleh adanya trauma yang disebutkan
“Pada pemeriksaan ini didapatkan lensa keruh, sedangkan yang lainnya dalam
batas normal, berarti ini dapat dipikirkan sebagai katarak karena penyakit mata
yang lensa keruh disebut katarak.” “Dan biasanya pada pemeriksaan ini dapat
dilihat seperti adaya leokokoria pada mata, ini merupakan ciri-ciri dari
katarak.
b) Pemeriksaan visus dengan kartu snellen atau chart projector dengan koreksi.”
“Dengan melakukan tes ini dapat diketahui batas lapang pandangan penderita,
biasanya pada katarak kortek maka lapang pandangan akan menurun karena
menjadi sempit, sedangan pada katarak nukleus maka akan didapatkan pasien
dapat melihat pada bagain tepi sedangan sentral kabur atau tidak terlihat.”
Dapat dilakukan dilatasi pupil dengan tetes mata trapicanamide 0,5%, setelah
pupil cukup lebar dilakukan pemeriksaan dengan slit lamp untuk melihat
5. Derajat 5 : “nukelus sangat keras, biasanya visus hnaya 1/60 atau lebi
7. Tatalaksana
“Tatalaksana definitif untuk katarak saat ini adalah tindakan bedah. Beberapa
penelitian seperti penggunaan vitamin C dan E dapat memperlambat pertumbuhan
katarak, namun belum efektif untuk menghilangkan katarak.” “Tujuan tindakan bedah
tindakan bedah tidak spesifik tergantung dari derajat tajam penglihatan, namun lebih
pada berapa besar penurunan tersebut mengganggu aktivitas pasien. Indikasi lainnya
adalah bila terjadi gangguan stereopsis, hilangnya penglihatan perifer, rasa silau yang
adalah bila terjadi komplikasi antara lain: glaukoma fakolitik, glaukoma fakomorfik,
uveitis fakoantigenik, dislokasi lensa ke bilik depan, dan katarak sangat padat sehingga
EKIK adalah jenis operasi katarak dengan membuang lensa dan kapsul secara
masih dipilih untuk kasuskasus subluksasi lensa, lensa sangat padat, dan
Teknik ini mempunyai banyak kelebihan seperti trauma irisan yang lebih kecil
sehingga luka lebih stabil dan aman, menimbulkan astigmatisma lebih kecil,
dan penyembuhan luka lebih cepat. “Pada EKEK, kapsul posterior yang intak
Teknik EKEK telah dikembangkan menjadi suatu teknik operasi dengan irisan
sangat kecil (7-8 mm) dan hampir tidak memerlukan jahitan, teknik ini
dinamai SICS. Oleh karena irisan yang sangat kecil, penyembuhan relatif lebih
SICS dapat mengeluarkan nukleus lensa secara utuh atau dihancurkan. Teknik
dipakai pada kasus nukleus yang padat. Beberapa indikasi SICS adalah
sklerosis nukleus derajat II dan III, katarak subkapsuler posterior, dan awal
katarak kortikal.
d) Fakoemulsifikasi
memecah nukleus lensa dan selanjutnya pecahan nukleus dan korteks lensa
anterior serta mempunyai efek pelindung terhadap tekanan positif vitreus dan
perdarahan koroid. Teknik operasi katarak jenis ini menjadi pilihan utama di
negara-negara maju.
8. Komplikasi
“Komplikasi operasi katarak dapat terjadi selama operasi maupun setelah operasi.
anterior, Posterior Capsule Rupture (PCR), nucleus drop. Komplikasi setelah operasi
antara lain edema kornea, perdarahan, glaukoma sekunder, uveitis kronik, edema
9. Prognosis
sangat jarang. Hasil pembedahan yang baik dapat mencapat 95%. Apabila dilakukan
tindakan pembedahan pada saat yang tepat maka prognosis katarak senilis umumnya
baik.”8
BAB III
KESIMPULAN
“Katarak merupakan salah satu kelainan mata dimana terdapat kekeruhan pada
lensa. Katarak merupakan penyebab utama kebutaan pada orang di seluruh dunia.
Katarak merupakan salah satu kelainan mata dimana terdapat kekeruhan pada lensa.
Etiologi katarak tidak dapat diketahui namun terdapat beberapa faktor yang telah
dikaitkan dengan jenis katarak tertentu seperti keturunan, faktor ibu, faktor janin atau
masa kanak, dan idiopatik.” Kekeruhan lensa pada katarak terjadi akibat langsung dari
saat lahir. “Klasifikasi katarak berdasarkan usia, klasifikasi katarak senilis berdasarkan
lokasi kekeruhannya dan berdasarkan. Berbagai jenis katarak memiliki perbedaan efek
pada gejala visual. Pasien sering mengeluh penglihatan kabur, silau dan lingkaran
cahaya dari lampu. Katarak nuklear biasanya mempengaruhi jarak penglihatan lebih
besar dari penglihatan dekat, sedangkan katarak subkapsular posterior secara teratur
berkurang hampir lebih banyak daripada ketajaman visual jarak. Alur penegakan
pandang, pemeriksaan dengan slit lamp.” Tatalaksana definitif untuk katarak saat ini
adalah dengan tindakan bedah. Teknik bedah yang mutahir membuat komplikasi atau