KATARAK
1. Pengertian
adalah terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul lensa.
Umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari
65 tahun (Thalia,2019).
katarak sekunder, katarak radiasi, katarak lumelar atau zonular, katarak polar
posterior, katarak polar anterior, katarak pohon natal, katarak brunescant, dan
Menurut data terakhir dari (WHO 2018), Katarak menyebabkan 51% dari
kebutaan penduduk dunia yang mewakili sekitar 20 juta orang. Jumlah orang
pertahun.
2. Etiologi
adalah:
c. Infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan (Nurarif, 2015).
3. Klasifikasi
Secara umum, klasifikasi katarak dapat dibagi berdasarkan
terbentuknya serat lensa yang keruh. Katarak senilis dapat terjadi akibat
Subkapsular posterior
Kortikal (peripheral)
Anterior kortikal
Subkapsular
Nuklear
Lamelar
Polaris posterior
a. Katarak Senilis
dan diderita oleh usia lebih dari 50 tahun. Keadaan ini biasanya
mengenai kedua mata, akan tetapi dapat terjadi pada salah satu mata
senilis. Faktor usia terutama usia 50 tahun atau dapat juga terjadi pada
yang diikuti dengan penurunan asam amino dan kalium, sehingga kadar
cembung, sehingga proses hidrasi akan terjadi lebih cepat. Fase ini akan
berlanjut menjadi maturasi dan membentuk katarak intumesen yang
membuat sudut bilik mata depan menjadi lebih sempit. Kekeruhan pada
(C) (D)
(E)
Cicendo
c. Katarak Senilis Nuklear
lensa ini akan dimulai dari bagian sentral ke perifer. Secara klinis,
(Gambar 6.3).15,17
Katarak Rubra
hidrasi pada lensa. Kekeruhan pada nuklear merupakan hal yang sering
d. Katarak Traumatika
muda dan terjadi unilateral. Katarak dapat terjadi setelah terkena trauma
tusuk ke dalam mata dan sulit untuk dikeluarkan, hal ini akan
Gambar 6.5 (A) Katarak Traumatika akibat luka tusuk (B) Katarak
e. Katarak Komplikata
katarak sekunder. Glaukoma dengan sudut bilik mata depan tertutup juga
kapsular.14,18
Gambar 6.6 Katarak Komplikata akibat Uveitis
4. Manifestasi Klinis
5. Patofisiologi
antara protein yang dapat larut dengan protein yang tidak dapat larut dalam
lensa melebihi jumlah protein pada bagian lain sehingga membentuk massa
transparan atau bintik kecil di sekitar lensa, membentuk suatu kapsul yang
Densitas
Keruh
Katarak
Menghambat
Jalan
Post Operasi
Operasi
Gangguan Resiko tinggi
persepsi cedera
Ansietas Gangguan sensori visual
rasa
nyaman
7. Komplikasi
Glaucoma
Uveitis
Seumbatan pupil
Endoftalmitis
Pelepasan koroid
Bleeding
8. Penatalaksanaan Medis
kataraktogenik.
Memperlambat progresivitas
dibagian sentral, hal ini akan memberikan hasil yang baik dan
(Nurarif, 2015)
b. Pembedahan katarak
Indikasi medis
Indikasi kosmetik
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
b. Makan / cairan
c. Neurosensori
e. Nyeri / kenyamanan
a. Pre Operasi
b. Post Operasi
invasif.
(bedah pengangkatan)
terapeutik dibatasi.
Intervensi Keperawatan
a. Pre Operasi
Posisi : mengurangi
kecemasan yang
tinggikan bagian
berhubungan dengan
kepala tempat
yang tidak
tidur ganti
diperkirakan.
posisi dan tidur
pada sisi yang - Latihan nyeri
belajar untuk
mengkompensasi
DAFTAR PUSTAKA
https://www.webmd.com/eye-health/cataracts/cataracts-types#1.
https://www.who.int/blindness/causes/priority/endlex1.htmnl.
A. PENGKAJIAN
a. Identitas pasien : Ny. N
b. Identitas penanggung jawab pasien : Sdr. I
c. Riwayat Kesehatan
Riwayat alergi : Tidak ada alergi obat dan makanan
Alasan kunjungan : - Keluhan utama : kontrol post op katarak os hari
pertama, pasienmengeluh nyeri
post op terasa seperti ditusuk-
tusuk dan terasa mengganjal
keluhan hilang timbul, skala
nyeri 4
- Riwayat kes sekarang : Pasien post operasi
katarak hari pertama
tanggal 03/04/2023
Riwayat kesehatan : - HT (+) sejak :
Riwayat pengobatan : - Amlodipin 5 mg
d. Riwayat Psikososial : Pasien tampak tenang
e. Pemeriksaan Fisik
Optamologis :
Pemeriksaan OD OS
Visus 6/45 6/30 f1
Palpebra Tidak ada benjolan dan Edem, distribusi bulu
massa, distribusi bulu mata merata, tidak ada
mata merata, tidak ada lesi
lesi
Konjungtiva Merah muda Hiperemis
COA Sedang Sedang
Pupil Myosis, bulat, diameter Myosis, bulat, diameter
3mm 3mm
Lensa IOL ditengah IOL ditengah
Tio Teraba lunak Tidak dikaji karena post
operasi katarak 1 hari
Kesadaran : CM
TTV : TD : 122/77, N : 73 x/i
Gastrointestinal : Pasien tidak ada keluhan
Neurosensory : Pasien tidak ada keluhan
Eliminasi : Tidak ada keluhan saat BAB dan BAK
Obstetri dan Ginekologi : G2 P1 A0
Kulit dan kelamin : Kulit bersih dan tidak ada lesi
f. Skrining Gizi : ML RG( Makan lunak rendah garam)
g. Status Fungsional : Tingkat ketergantungan pasien tergolong mandiri
h. Resiko Cedera : Pasien tidak ada resika cedera dan resiko jatuh saat dikaji
dengan skala morse 0 tidak beresiko
i. Skrining Nyeri : P : Nyeri terasa jika banyak berkedip
Q : Seperti tertusuk-tusuk
R : OS
S : Skala nyeri 4 ( sedang)
T : Hilang timbul
j. Kebutuhan Edukasi : Perawatan luka post operasi
B. ANALISA DATA
Data Interpretasi Masalah
DS : Pasien mengatakan nyeri Post op katarak Nyeri akut
post operasi di mata OS, nyeri
seperti ditusuk-tusuk, keluhan
hilang timbul, Skala nyeri 4 Terputusnya kontuinitas
jaringan
Sensasi nyeri
NYERI AKUT
Resiko Infeksi
DO : Mata sebelah kiri tertutup
perban dengan kondisi perban
terdapat carian darah
Konjungtiva hiperemis, Edema
palpebra
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
2. Resiko infeksi berhubungan dengan faktor resiko efek prosedur invasif
D. PERENCANAAN
No Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan
Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Agen Setelah dilakukan MANAJEMEN NYERI
pencedera fisiologis tindakan keperawatan Observasi
dalam sekali pertemuan 1. Identifikasi lokasi,
diharapkan masalah karakteristik, durasi,
tingkat nyeri dapat frekuensi, kualitas,
menurun: intensitas nyeri
Keluhan Nyeri (5) 2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respons nyeri
Ket : non verbal
1 = Meningkat 4. Identifikasi faktor yang
2 = Cukup Meningkat memperberat dan
3 = Sedang memperingan nyeri
4 = Cukup Menurun 5. Identifikasi pengetahuan
5 = Menurun dan keyakinan tentang
nyeri
Terapeutik
6. Fasilitasi istirahat dan
tidur
7. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
8. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
9. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
10. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
11. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
12. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
13. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
F. EVALUASI
Hari/tgl/shift Diagnosa Jam Evaluasi Paraf
O: Pasien tampak
meringis, TD :
122/77 mmhg, N :
73 x/i. Pasien telah
memahami
penggunaan obat
Nadik 2x 1 sehari
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Tingkat nyeri
(cukup menurun)
O: OS terpasang
perban, kondisi
luka post op ada
kemerahan,
Konjungtiva
hiperemis, Edema
palpebra, pasien
paham dan
mengerti tentang
edukasi ganti
perban serta
pemakaian obat
Amoxillyn 3 x1,
polidemisin 6 x1
os, siloxan 6 x 1 os,
methylprednisolon
3 x 8 mg.
A: Masalah belum
tertasi
P: Bengkak (sedang)
A. PENGKAJIAN
a. Identitas pasien : Ny. N
b. Identitas penanggung jawab pasien : Sdr. I
c. Riwayat Kesehatan
Riwayat alergi : Tidak ada alergi obat dan makanan
Alasan kunjungan : - Keluhan utama : kontrol post op katarak os hari
pertama, pasienmengeluh nyeri
post op terasa seperti ditusuk-
tusuk dan terasa mengganjal
keluhan hilang timbul, skala
nyeri 4
- Riwayat kes sekarang : Pasien post operasi
katarak hari pertama
tanggal 03/04/2023
Riwayat kesehatan : - HT (+) sejak :
Riwayat pengobatan : - Amlodipin 5 mg
d. Riwayat Psikososial : Pasien tampak tenang
e. Pemeriksaan Fisik
Optamologis :
Pemeriksaan OD OS
Visus 6/45 6/30 f1
Palpebra Tidak ada benjolan dan Edem, distribusi bulu
massa, distribusi bulu mata merata, tidak ada
mata merata, tidak ada lesi
lesi
Konjungtiva Merah muda Hiperemis
COA Sedang Sedang
Pupil Myosis, bulat, diameter Myosis, bulat, diameter
3mm 3mm
Lensa IOL ditengah IOL ditengah
Tio Teraba lunak Tidak dikaji karena post
operasi katarak 1 hari
Kesadaran : CM
TTV : TD : 122/77, N : 73 x/i
Gastrointestinal : Pasien tidak ada keluhan
Neurosensory : Pasien tidak ada keluhan
Eliminasi : Tidak ada keluhan saat BAB dan BAK
Obstetri dan Ginekologi : G2 P1 A0
Kulit dan kelamin : Kulit bersih dan tidak ada lesi
f. Skrining Gizi : ML RG( Makan lunak rendah garam)
g. Status Fungsional : Tingkat ketergantungan pasien tergolong mandiri
h. Resiko Cedera : Pasien tidak ada resika cedera dan resiko jatuh saat dikaji
dengan skala morse 0 tidak beresiko
i. Skrining Nyeri : P : Nyeri terasa jika banyak berkedip
Q : Seperti tertusuk-tusuk
R : OS
S : Skala nyeri 4 ( sedang)
T : Hilang timbul
j. Kebutuhan Edukasi : Perawatan luka post operasi
B. ANALISA DATA
Data Interpretasi Masalah
DS : Pasien mengatakan nyeri Post op katarak Nyeri akut
post operasi di mata OS, nyeri
seperti ditusuk-tusuk, keluhan
hilang timbul, Skala nyeri 4 Terputusnya kontuinitas
jaringan
Sensasi nyeri
NYERI AKUT
Resiko Infeksi
DO : Mata sebelah kiri tertutup
perban dengan kondisi perban
terdapat carian darah
Konjungtiva hiperemis, Edema
palpebra
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
4. Resiko infeksi berhubungan dengan faktor resiko efek prosedur invasif
D. PERENCANAAN
No Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan
Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Agen Setelah dilakukan MANAJEMEN NYERI
pencedera fisiologis tindakan keperawatan Observasi
dalam sekali pertemuan 14. Identifikasi lokasi,
diharapkan masalah karakteristik, durasi,
tingkat nyeri dapat frekuensi, kualitas,
menurun: intensitas nyeri
Keluhan Nyeri (5) 15. Identifikasi skala nyeri
16. Identifikasi respons nyeri
Ket : non verbal
1 = Meningkat 17. Identifikasi faktor yang
2 = Cukup Meningkat memperberat dan
3 = Sedang memperingan nyeri
4 = Cukup Menurun 18. Identifikasi pengetahuan
5 = Menurun dan keyakinan tentang
nyeri
Terapeutik
19. Fasilitasi istirahat dan
tidur
20. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
21. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
22. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
23. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
24. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
25. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
26. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
F. EVALUASI
Hari/tgl/shift Diagnosa Jam Evaluasi Paraf
O: Pasien tampak
meringis, TD :
122/77 mmhg, N :
73 x/i. Pasien telah
memahami
penggunaan obat
Nadik 2x 1 sehari
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Tingkat nyeri
(cukup menurun)
O: OS terpasang
perban, kondisi
luka post op ada
kemerahan,
Konjungtiva
hiperemis, Edema
palpebra, pasien
paham dan
mengerti tentang
edukasi ganti
perban serta
pemakaian obat
Amoxillyn 3 x1,
polidemisin 6 x1
os, siloxan 6 x 1 os,
methylprednisolon
3 x 8 mg.
A: Masalah belum
tertasi
P: Bengkak (sedang)