1. Pengertian Katarak adalah kelainan pada mata berupa abnormalitas pada lensa mata yang ditandai dengan adanya kekeruhan lensa yang menyebabkan tajam penglihatan penderita berkurang. Katarak lebih sering dijumpai pada orang tua, dan merupakan penyebab kebutaan nomor 1 di seluruh dunia. Kekeruhan lensa mata pada katarak sendiri disebabkan oleh hidrasi atau denaturasi protein sehingga memberikan gambaran area berawan atau putih. Berdasarkan jenisnya, katarak senilis merupakan tipe katarak didapat yang timbul karena proses degeneratif dan umum terjadi pada pasien di atas 50 tahun (Rasmin, 2016).
Gambar 1. Gambaran Katarak
2. Etiologi Penyebab tersering dari katarak adalah proses degenerasi, yang menyebabkan lensa mata menjadi keras dan keruh. Pengeruhan lensa dapat dipercepat oleh faktor risiko seperti merokok, paparan sinar UV yang tinggi, alkohol, defisiensi vit E, radang menahun dalam bola mata, dan polusi asap motor/pabrik yang mengandung timbal (Rasmin, 2016). 3. Patofisiologi Perjalanan penyakit katarak pada mata diawali oleh perubahan fisik dan kimia dalam lensa yang mengakibatkan hilangnya transparansi (Rasmin, 2016). Perubahan dalam serabut halus multipel (zonula) yang memanjang dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan 3 pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak. Komposisi lensa sebagian besar berupa air dan protein yaitu kristalin. Kristalin α dan β adalah chaperon, yang merupakan heat shock protein. Heat shock protein berguna untuk menjaga keadaan normal dan mempertahankan molekul protein agar tetap inaktif sehingga lensa tetap jernih. Namun, dalam kondisi tertentu lensa orang dewasa tidak dapat lagi mensintesis kristalin untuk menggantikan kristalin yang rusak, sehingga dapat menyebabkan terjadinya kekeruhan lensa. Adapun mekanisme dari kekeruhan lensa pada katarak senilis ini sendiri terdiri atas : a. Katarak senilis kortikal Pada katarak senilis kortikal terjadi proses dimana jumlah protein total berkurang, diikuti dengan penurunan asam amino dan kalium, yang mengakibatkan kadar natrium meningkat. Hal ini menyebabkan lensa memasuki keadaan hidrasi yang diikuti oleh koagulasi protein. Pada katarak senilis kortikal terjadi derajat maturasi sebagai berikut: - Derajat separasi lamellar Terjadi demarkasi dari serat kortikal akibat hidrasi. - Katarak insipient Merupakan tahap dimana kekeruhan lensa dapat terdeteksi dengan adanya area yang jernih diantaranya. Kekeruhan dapat dimulai dari ekuator ke arah sentral (kuneiform) atau dapat dimulai dari sentral (kupuliform). - Katarak imatur Kekeruhan pada katarak imatur belum mengenai seluruh bagian lensa. Volume lensa dapat bertambah akibat meningkatnya tekanan osmotik, bahan lensa yang degeneratif, dan dapat terjadi glaukoma sekunder. - Katarak matur Kekeruhan pada katarak matur sudah mengenai seluruh bagian lensa. - Katarak hipermatur Pada stadium ini protein-protein di bagian korteks lensa sudah mencair. Cairan keluar dari kapsul dan menyebabkan lensa menjadi mengerut. - Katarak morgagni Merupakan kelanjutan dari katarak hipermatur, di mana nukleus lensa menggenang bebas di dalam kantung kapsul. b. Katarak senilis nuclear Pada katarak senilis nuclear terjadi proses sklerotik dari nukleus lensa, hal ini kemudian menyebabkan lensa menjadi keras dan kehilangan daya akomodasi. Maturasi pada katarak senilis nuklear terjadi melalui proses sklerotik, dimana lensa kehilangan daya elastisitas dan keras, yang mengakibatkan menurunnya kemampuan akomodasi lensa, dan terjadi obtruksi sinar cahaya yang melewati lensa mata. Maturasi dimulai dari sentral menuju perifer. Perubahan warna terjadi akibat adanya deposit pigmen. Sering terlihat gambaran nucleus berwarna coklat (katarak brunesens) atau hitam (katarak nigra) akibat deposit pigmen dan jarang berwarna merah (katarak rubra). 4. Tanda dan gejala Tanda gejala yang dapat muncul pada pasien dengan katarak antara lain : - Penurunan visus - Penurunan sensitivitas kontras cahaya terang di lingkungan - Perubahan miopik - Diplopia monocular - Adanya noda pada lapang pandang - Ukuran kacamata yang sering berubah
5. Terapi dan Perawatan
Pembedahan - Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Bergantung pada integritas kapsul lensa posterior, ada 2 tipe bedah lensa yaitu intra capsuler cataract ekstraksi (ICCE) dan ekstra capsuler cataract ekstraksi (ECCE). Tindakan pembedahan dengan intra capsuler cataract ekstraksi (ICCE) mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Seluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan dIpindahkan dari mata melalui incisi korneal superior yang lebar. Sedangkan ekstra capsuler cataract ekstraksi (ECCE) adalah lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan. Selain ICCE dan ECCE, prosedur lain dalam pembedahan katarak yang dapat dilakukan adalah phakoemulsifikasi (phaco), yaitu membongkar dan memindahkan kristal lensa. Pada tehnik ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2- 3mm) di kornea. Getaran ultrasonic akan digunakan untuk menghancurkan katarak, selanjutnya mesin PHACO akan menyedot massa katarak yang telah hancur sampai bersih. Sebuah lensa Intra Okular yang dapat dilipat dimasukkan melalui irisan tersebut. Teknik operasi lain juga terdapat Small Incision Cataract Surgery (SICS) yang merupakan teknik pembedahan kecil. DAFTAR PUSTAKA
Rasmin, I. (2016). Laporan Pendahuluan pada Klien Katarak Senilis Matur.