Anda di halaman 1dari 22

1. Jelaskan definisi dari katarak?

2. Sebutkan klasifikasi dari katarak?


3. Jelaskan penyebab/etiologi dari katarak?
4. Jelaskan patofisiologi dari katarak?
5. Sebutkan faktor resiko yang dapat menyebabkan katarak?
6. Sebutkan manifestasi atau tanda dan gejala dari katarak?
7. Gambarkan PKDM (phatway) dari katarak?
8. Jelaskan pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan untuk mendeteksi seseorang
mengalami katarak?
9. Penatalaksanaan medis apa yang dapat dilakukan pada seseorang yang mengalami katarak?
10. Sebutkan komplikasi yang dapat terjadi dari katarak?
11. Sebutkan diagnose banding pada katarak?

1. Katarak, adalah kelaian mata yang dapat menyebabkan penglihatan menjadi buram.
Katarak merupakan keadaan patologis dimana lensa mata menjadi keruh akibat hidrasi
cairan lensa atau denaturasi protein lensa, sehingga pandangan seperti tertutup kabut.
Kondisi ini merupakan penurunan progresif kejernihan lensa sehingga ketajaman
penglihatan berkurang. Lensa mata merupakan bagian transparan dibelakang pupil (titik
hitam ditengah bagian mata yang gelap) yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya pada
lapisan retina. Katarak membuat kejernihan lensa mata berkurang, dan cahaya yang masuk
ke mata terhalang. Katarak tidak menyebabkan mata sakit, dan termasuk kelainan mata yang
umum terjadi, terutama dengan pertambahan usia. Pemderita katarak membutuhkan operasi
untuk menggangti lensa mata yang rusak dengan lensa buatan (Corwin,2006)
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada
lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi
protein lensa atau akibat keduanya (Ilyas,2008)
Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaran yang
di proyeksikan pada retina. Katarak merupakan penyebab umum kehilangan pandangan
secara bertahap (istiqomah,2013)
2. Klasifikasi katarak :
a. Katarak congenital
1) Katarak congenital biasanya muncul sebelum atau segera bayi lahir dan bayi
berusia kurang dari satu tahun.Penyebab utama adalah infeksi virus yang dialami
ibu pada saat usia kehamilan masih dini. Katarak congenital merupakan penyebab
kebutaan pada bayi yang cukup berarti terutama akibat penangannnya yang
kurang tepat.
2) Katarak congenital sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang
menderita penyakit rubella,galaktosemia,homosisteinuri,toksoplasmosis,inklusi
sitomegalik,dan histoplasmosis. Kategori katarak congenital terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu kapsulolentikuler (termasuk katarak kapsuler dan katarak Polaris)
serta katarak lentikuler (termasuk katarak yang mengenai korteks atau nucleus
lensa). Jenis-jenis katarak congenital, yaitu katarak nuclear,zonular,bentuk
kumparan,polar anterior dan posterior, serta katarak piramidal.
b. Katarak Rubella
1) Penyakit rubella pada ibu hamil dapat menyebabkan katarak pada lensa fetus.
Terdapat dua bentuk kekeruhan, yaitu kekeruhan sentral dengan perifer jernih
seperti mutiara dan kekeruhan diluar nuclear, yaitu korteks anterior dan posterior
atau total.
2) Mekanisme terjadinya katarak rubella tidak jelas,tetapi diketahui bahwa rubella
dapat dengan mudah menular melalui barier plasenta. Virus ini dapat masuk atau
terjepit didalam vesikel lensa mata dan bertahan di dalamnya hingga lebih dari
satu tahun.
c. Katarak Juvenil
Kekeruhan katarak halus dan bulat,umumnya timbul pada usia tiga puluhan.
Perkembangan katarak ini lambat dan biasanyab tidak mengganggu penglihatan. Jika
kekeruhan ini menyatu,maka akan berbentuk cincin di perifer yang disebut katarak
koronaria. Apabila lapisannya tipis dan kebiruan disebut katarak serulea. Katarak juvenile
biasanya merupakan penyulit penyakit sistemin ataupun metabolic dan penyakit lainnya
seperti katarak metabolic,distrofik miotonik,katarak traumatis, dan katarak komplikata.
d. Katarak Senilis
Katarak senilis biasanya muncul pada orang-orang berusia 50 tahun ke atas.
Secara klinis,katarak sinilis dikenal dengan 4 stadium yaitu insipiens,imatur,matur,dan
hiper matur. Katarak sinilis dibagi menjadi dua jenis, yakni katarak kortikal dan katarak
ini (nuclear). Katarak kortikal memilki kekeruhan korteks lensa perifer berbentuk ruji
roda yang dipisahkan dengan celah-celah air. Meningkatnya cairan yang masuk ke dalam
lensa mengakibatkan terjadinya separasi lamellar, dan akhirnya terjadi kekeruhan korteks
berwarma abu-abu putih yang tidak merata. Pada katarak inti(nuclear), kekeruhan inti
embrional dan inti dewasa yang berwarna kecokelatan. Korteks anterior dan posterior
relatif jernih dan masih tipis. Bentuk kekeruhan nuclear ini bisa menyebabkan terjadinya
miopa berta yang memungkinkan penderita membaca jarak dekat tanpa memakai
kacamata koreksi seperti seharusnya (second sight)
e. Katarak Intumesen
Kekeruhan disertai dengan pembengkakan lensa akibat lensa degenerative yang
menyerap air.masuknya air ke dalam celah lensa disertai pembengkakan lensa akan
mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibandingkan dengan kedaan normal.
Pencembungan lensa ini akan dapat member penyulit glaucoma katarak intusemen biasanya
terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan mengakibatkan myopia lentikularis. Pada
keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga akan mencembung dan daya biasnya akan
bertambah.
f. Katarak Brunesen
Katarak yang berwarna cokelat dan hitam (katarak nigra) terutama pada lensa, dapat
terjadi pada pasien diabetes mellitus dan miopa tinggi. Ketajaman penglihatan lebih baik
dari dugaan sebelumnya dan biasanya terdapat pada orang lebih dari 65 tahun yang belum
memperlihatkan adanya katarak kortikal posterior (Ilyas,2009)
g. Katarak Diabetes
Katarak ini muncul sebagai salah satu efek penyakit diabetel mellitus. Katarak diabetes
terbagi dalam tiga bentuk, antara lain. Katarak pada pasien dengan hidrasi berat,asidosis,dan
hiper glikemia. Pada lensa mata pasien akan terlihat kekeruhan berupa garis akibat kapsul
lensa berkerut. Katarak pada pasien diabetes juvenile, dimana terjadi katarak serentak pada
kedua mata dalam 48 jam. Katarak dapat berbentuk snow flake atau berbentuk piring
subkapsular. Katarak pada pasien diabetes dewasa,dimana gambaran secara histologik dan
biokimia sama dengan katarak pasien nondiabetik. (Vaughan dan Asbury,2008)

Perbedaan karakteristik Katarak (Ilyas, 2001)

Insipien Imatur Matur Hipermatur


Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan Lensa Normal Bertambah Normal Berkurang
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka
Shadow test (-) (+) (-) +/-
Visus (+) < << <<<
Penyulit (-) Glaukoma (-) Uveitis+glaukoma

3. Berbagai kondisi dapat mencetuskan katarak menurut corwin (2006) antara lain usia lanjut
dan proses penuaan;congenital atau bisa diturunkan;faktor lingkungan,seperti merokok atau
terpapar bahan-bahan beracun;cidera mata,penyakit metabolic(missal diabetes) dan obat-
obat tertentu (missal kortikosteroid). American Optometric Association (2018) menyebutkan
bahwa sebagian besar katark disebabkan oleh perubahan yang berkaitan dengan usia pada
lensa mata yang menyebabkan mata keruh dan buram.
a) Diabetes mellitus.penderita diabetes mellitus lebih beresiko menderita katarak
b) Narkoba, pemakaian obat-obatan tertentu dapat menyebabkan katarak.misal
kortikosteroid,klorpromazin,dan obat-obat terkait fenotiazin lainnya.
c) Radiasi ultraviolet;studi menunjukkan kemungkinan peningkatan pembentukan
katarak dengan paparan sinar ultraviolet (UV) yang tidak terlindungi.
d) Merokok. Merokok berhungan dengan peningkatan kekeruhan lensa mata.
e) Alcohol, beberapa penelitian menunjukkan peningkatan pembentukan katarak pada
pasien yang mengonsumsi alcohol yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang
dengan konsumsi alcohol yang lebih rendah atau tidak mengonsumsi sama sekali.
f) Kekurangan nutrisi;meskipun hasilnya tidak dapat disimpulkan, penelitian
menunjukkan hubungan erat antara pembentukan katarak dan tingkat rendah
antioksidan (missal,vitamin C,vitamin E,dan karotenoid) (Vaughan dan
Asbury,2008)

4. Meskipun pathogenesis katarak belum sepenuhnya dimengerti, lensa mata yang mengalami
katarak memiliki karakteristik tertentu. Pada lensa mata terdapat agregat-agregat protein
yang menghamburkan berkas cahaya dan mengurangi transparansinya. Perubahan protein
lainnya akan mengakibatkan perubahan warna lensa menjadi kuning atau coklat. Temuan
tambahan mungkin berupa vesikel di antara serat-serat lensa atau migrasi sel eptel dan
pembesaran sel-sel epitel yang menyimpang (Vaughan dan Asbury,2008)

5. Faktor resiko :
a) Penuaan usia
b) Diabetes
c) Paparan sinar matahari berlebih
d) Merokok
e) Kegemukan
f) Tekanan darah tinggi
g) Cedera mata atau peradangan sebelumnya
h) Operasi mata sebelumnya
i) Penggunaan obat kortikosteroid berkempanjangan
j) Minum alcohol dalam jumlah yang berlebihan. (Vaughan dan Asbury,2008)

6. Gejala katarak :
a) Penglihatan berkabut atau buram
b) Warna tampak pudar
c) Timbulnya glare. Sorot lampu atau sinar matahari mungkin tampak terlalu terang.
Sebuah lingkaran cahaya akan muncul di sekitar lampu
d) Penglihatan malam yang buruk
e) Penglihatan ganda atau banyak gambar dalam satu mata. Gejala ini menjadi jelas
ketika katarak semakin membesar. (Corwin,2006)

7. Phatway

8. Pemeriksaan Diagnostik
Katarak terdeteksi melalui pemeriksaan mata komprehensif yang meliputi :
a) Tes ketajaman visual. Tes grafik mata ini mengukur seberapa baik seseorang melihat
pada berbagai jarak
b) Pemeriksaan pembesaran pupil, retina, serta saraf optic untuk tanda-tanda kerusakan
dan masalah mata lainnya.
c) Tonometri. Instrument mengukurr tekanan didalam mata.

9. Penatalaksanaan medis :
1. Penatalaksanaan Nonbedah
Katarak yang masih ringan dapat dibantu dengan menggunakan
kacamata,lensa,cahaya yang lebih terang, atau kacamata yang dapat meredam
cahaya.
2. Penalaksanaan Bedah
Operasi katarak adalah proses menghilangkan lensa yang buram dan menggantinya
dengan lensa buatan yang transparan. Lensa buatan, yang disebut lensa
intraocular,diposisikan di tempat yang sama dengan lensa alami dan akan menjadi
bagian permanen dari mata pasien.
Gejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat  dibantu dengan
menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang, atau kacamata
yang dapat meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak diperlukan tindakan operasi.
Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki lensa
mata,  tetapi tidak semua kasus katarak memerlukan tindakan operasi. Operasi
katarak perlu dilakukan jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan tajam
pengelihatan sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari. Operasi
katarak dapat dipertimbangkan untuk dilakukan jika katarak terjadi berbarengan
dengan penyakit mata lainnya, seperti uveitis yakni adalah peradangan pada uvea.
Uvea (disebut juga saluran uvea) terdiri dari 3 struktur:

1. Iris: Cincin berwarna yang melingkari pupil yang berwarna hitam.

2. Badan silier : Otot-otot yang membuat lensa menjadi lebih tebal.

3. Koroid : Lapisan mata bagian dalam yang membentang dari ujung otot silier ke saraf
optikus di bagian belakang mata.

Sebagian atau seluruh uvea bisa mengalami peradangan. Peradangan yang


terbatas pada iris disebut iritis, jika terbatas pada koroid disebut koroiditis. Juga
operasi katarak akan dilakukan bila berbarengan dengan glaukoma, dan retinopati
diabetikum. Selain itu jika hasil yang didapat setelah operasi jauh lebih
menguntungkan dibandingkan dengan risiko operasi yang mungkin terjadi.
Pembedahan lensa dengan katarak dilakukan bila mengganggu kehidupan social atau
atas indikasi medis lainnya.( Ilyas, Sidarta: Ilmu Penyakit Mata, ed. 3). Indikasi
dilakukannya operasi katarak :

1. Indikasi sosial : Jika pasien mengeluh adanya gangguan penglihatan dalam melakukan
rutinitas pekerjaan.

2. Indikasi medis : Bila ada komplikasi seperti glaucoma.

3. Indikasi optic : Jika dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung jari dari jarak 3m
didapatkan hasil visus 3/60.

Ada beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan, yaitu:

1. ICCE ( Intra Capsular Cataract Extraction) Yaitu dengan mengangkat semua lensa
termasuk kapsulnya. Sampai akhir tahun 1960 hanya itulah teknik operasi yg tersedia.

2. ECCE (Ekstra Capsular Cataract Extraction) terdiri dari 2 macam yakni:

1. Standar ECCE atau planned ECCE dilakukan dengan mengeluarkan lensa secara
manual setelah membuka kapsul lensa. Tentu saja dibutuhkan sayatan yang lebar
sehingga penyembuhan lebih lama.

2. Fekoemulsifikasi (Phaco Emulsification). Bentuk ECCE yang terbaru dimana


menggunakan getaran ultrasonic untuk menghancurkan nucleus sehingga material
nucleus dan kortek dapat diaspirasi melalui insisi ± 3 mm. Operasi katarak ini
dijalankan dengan cukup dengan bius lokal atau menggunakan tetes mata anti
nyeri pada kornea (selaput bening mata), dan bahkan tanpa menjalani rawat inap.
Sayatan sangat minimal, sekitar 2,7 mm.  Lensa mata yang keruh dihancurkan
(Emulsifikasi) kemudian disedot (fakum) dan diganti dengan lensa buatan yang
telah diukur kekuatan lensanya dan ditanam secara permanen. Teknik bedah
katarak dengan sayatan kecil ini hanya memerlukan waktu 10 menit disertai
waktu pemulihan yang lebih cepat.

Pascaoperasi pasien diberikan tetes mata steroid dan antibiotik jangka


pendek. Kacamata baru dapat diresepkan setelah beberapa minggu, ketika bekas
insisi telah sembuh. Rehabilitasi visual dan peresepan kacamata baru dapat
dilakukan lebih cepat dengan metode fakoemulsifikasi. Karena pasien tidak dapat
berakomodasi maka pasien akan membutuhkan kacamata untuk pekerjaan jarak
dekat meski tidak dibutuhkan kacamata untuk jarak jauh. Saat ini digunakan lensa
intraokular multifokal. Lensa intraokular yang dapat berakomodasi sedang dalam
tahap pengembangan. Apabila tidak terjadi gangguan pada kornea, retina, saraf
mata atau masalah mata lainnya, tingkat keberhasilan dari operasi katarak cukup
tinggi, yaitu mencapai 95%, dan kasus komplikasi saat maupun pasca operasi juga
sangat jarang terjadi. Kapsul/selaput dimana lensa intra okular terpasang pada
mata orang yang pernah menjalani operasi katarak dapat menjadi keruh. Untuk itu
perlu terapi laser untuk membuka kapsul yang keruh tersebut agar penglihatan
dapat kembali menjadi jelas.

10. Komplikasi
Komplikasi preoperasi katarak antara lain glaucoma sekunder, uveitis, dan dislokasi
lensa. Komplikasi postoperasi katarak meliputi afakia (iris tremulans, + 10 sampai +13
diopter dengan adisi 3 diopter untuk penglihatan dekat) dan pseudoafakia (dengan
pamasanagn IOL)
11. Diagnosa Banding

Katarak Glaukoma

Definisi, Katarak adalah kelaian mata yang Definisi, sekelompok penyakit kerusakan
dapat menyebabkan penglihatan menjadi saraf optic (neoropati optic) yang biasanya
buram. Katarak merupakan keadaan patologis disebabkan efek peningkatan tekanan okular
dimana lensa mata menjadi keruh akibat pada papil saraf optic. Glaukoma adalah
hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein kerusakan saraf mata akibat meningkatnya
lensa, sehingga pandangan seperti tertutup tekanan pada bola mata. Meningkatnya
kabut. Kondisi ini merupakan penurunan tekanan bola mata ini terjadi akibat
progresif kejernihan lensa sehingga gangguan pada sistem aliran cairan mata.
ketajaman penglihatan berkurang. Seseorang yang menderita kondisi ini dapat
(Corwin,2006) merasakan gejala berupa gangguan
penglihatan, nyeri pada mata, hingga sakit
kepala. (Corwin,2006)

Etiologi : Etiologi, kerusakan saraf ini biasanya


a) Diabetes mellitus.penderita diabetes berhubungan dengan peningkatan tekanan
mellitus lebih beresiko menderita katarak dimata. Tekanan mata yang meningkat
b) Narkoba, pemakaian obat-obatan tertentu disebabkan oleh penumpukan cairan
dapat menyebabkan katarak.misal (aquesous humor) yang mengalir keseluruh
kortikosteroid,klorpromazin,dan obat- mata. Cedera akibat paparan zat kimia,
obat terkait fenotiazin lainnya. Infeksi, Peradangan, dan Penyumbatan
c) Radiasi ultraviolet;studi menunjukkan pembuluh darah
kemungkinan peningkatan pembentukan
katarak dengan paparan sinar ultraviolet
(UV) yang tidak terlindungi.
d) Merokok. Merokok berhungan dengan
peningkatan kekeruhan lensa mata.
Penglihatan ganda atau banyak gambar
dalam satu mata. Gejala ini menjadi jelas
ketika katarak semakin membesar.
(Corwin,2006)

F. Informasi
Katarak merupakan salah satu penyebab kebutaan terbanyak di Indonesia bahkan di
dunia. Perkiraan insiden katarak adalah 0,1%/tahun. Dalam satu tahun diperkirakan
terdapat 1.000 penderita baru katarak. Penduduk Indonesia juga memilki kecenderungan
menderita katarak 15 tahun lebih cepat dibandingkan penduduk didaerah subtropics,
sekitar 16-22% penderita katarak dioperasi berusia di bawah 55 tahun (Kementrian
Kesehatan RI,2014). Masih banyak penderita katarak yang tidak menyadari kelainan
yang dideritanya . hal ini terlihat dari tiga alas an terbanyak penderita katarak yang belum
operasi, yaitu sebanyak 51,6% karena tidak mengetahui menderita katark, 11,6% karena
tidak mampu membiayai, dan 8,1% karena takut operasi (Riskesdas,2013)

BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN KATARAK

A. Pengkajian
1. Anamnesa
Anamnesa yang dapat dilakukan pada klien dengan katarak adalah :
1. Identitas / Data demografi
Berisi nama, usia (Katarak bisa terjadi pada semua umur tetapi pada umumnya pada usia
lanjut dan Pada pasien dengan katarak konginetal biasanya sudah terlihat pada usia di bawah 1
tahun, sedangakan pasien dengan katarak juvenile terjadi pada usia < 40 tahun, pasien dengan
katarak presenil terjadi pada usia sesudah 30-40 tahun, dan pasien dengan katark senilis terjadi
pada usia > 40 tahun), jenis kelamin, pekerjaan yang sering terpapar sinar matahari secara
langsung atau Pada pekerjaan laboratorium atau yang berhubungan dengan bahan kimia atau
terpapar radioaktif/sinar-X, tempat tinggal sebagai gambaran kondisi lingkungan dan keluarga,
dan keterangan lain mengenai identitas pasien.
2. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama pasien katarak biasanya antara lain :
a. Penurunan ketajaman penglihatan secara progresif (gejala utama katarak).
b. Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah.
c. Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film.
d. Perubahan daya lihat warna.
e. Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat menyilaukan mata.
f. Lampu dan matahari sangat mengganggu.
g. Sering meminta ganti resep kaca mata.
h. Lihat ganda.
i. Baik melihat dekat pada pasien rabun dekat (hipermetropia).
j. Gejala lain juga dapat terjadi pada kelainan mata lain.
3. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit sistemik yang dimiliki oleh pasien seperti :
a. DM
b. Hipertensi
c. Pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit metabolic lainnya memicu resiko katarak.
4. Aktifitas istirahat
Gejala yang terjadi pada aktifitas istirahat yakni perubahan aktifitas biasanya atau hobi
yang berhubungan dengan gangguan penglihatan.
5. Neurosensori
Gejala yang terjadi pada neurosensori adalah gangguan penglihatan kabur/tidak jelas,
sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan
memfokuskan kerja dengan dekat atau merasa di ruang gelap. Penglihatan berawan/kabur,
tampak lingkaran cahaya/pelangi di sekitar sinar, perubahan kaca mata, pengobatan tidak
memperbaiki penglihatan, fotophobia (glukoma akut). Gejala tersebut ditandai dengan mata
tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil (katarak), pupil menyempit dan merah atau
mata keras dan kornea berawan (glukoma berat dan peningkatan air mata)
6. Nyeri/kenyamanan
Gejalanya yaitu ketidaknyamanan ringan/atau mata berair. Nyeri tiba-tiba/berat menetap
atau tekanan pada atau sekitar mata, dan sakit kepala.
7. Pembelajaran/pengajaran
Pada pengkajian klien dengan gangguan mata (katarak) kaji riwayat keluarga apakah ada
riwayat diabetes atau gangguan sistem vaskuler, kaji riwayat stress, alergi, gangguan
vasomotor seperti peningkatan tekanan vena, ketidakseimbangan endokrin dan diabetes,
serta riwayat terpajan pada radiasi, steroid / toksisitas fenotiazin.

2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Dalam inspeksi, bagian-bagian mata yang perlu di amati adalah dengan melihat lensa
mata melalui senter tangan (penlight), kaca pembesar, slit lamp, dan oftalmoskop sebaiknya
dengan pupil berdilatasi.
Dengan penyinaran miring (45 derajat dari poros mata) dapat dinilai kekeruhan lensa
dengan mengamati lebar pinggir iris pada lensa yang keruh (iris shadow). Bila letak bayangan
jauh dan besar berarti kataraknya imatur, sedang bayangan kecil dan dekat dengan pupil terjadi
pada katarak matur.
a.      Dengan pelebaran pupil, ditemukan gambaran kekeruhan lensa (berkas putih) pada lensa.
b.     Keluhan terdapat diplopia, pandangan berkabut.
c.      Penurunan tajam penglihatan (miopia).
d.     Bilik mata depan menyempit.
e.      Tanda glaucoma (akibat komplikasi).

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang muncul selama periode peri operasi (pre, intra dan post operasi)
adalah :
1. Gangguan persepsi sensori : penglihatan yang berhubungan dengan penurunan tajam
penglihatan dan kejelasan penglihatan. gangguan penerima sensori/status organ indera,
lingkungan secara terapeutik dibatasi.
2. Ansietas yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kejadian operasi. kerusakan
sensori dan kurangnya pemahaman mengenai perawatan pasca operatif, pemberian obat.
3. Resiko cedera yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intraocular (TIO),
perdarahan, kehilangan vitreous dan , pandangan kabur, dengan kerusakan penglihatan atau
kurang pengetahuan.
4. Nyeri yang berhubungan dengan luka pasca operasi dan trauma insisi, trauma peningkatan
Tekanan intra okuler, proses inflamasi pembedahan katarak.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan prognosis, pengobatan, kurang terpajan
informasi, keterbatasan kognitif.
6. Risiko tinggi terhadap infeksi b/d prosedur invasif (bedah pengangkatan katarak). trauma
jaringan akibat prosedur invasive/ tindakan operatif dan adanya proses inflamasi luka post
operasi

C. INTERVENSI

1. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengan penglihatan yang


berhubungan dengan penurunan tajam penglihatan dan kejelasan penglihatan. gangguan
penerima sensori/status organ indera, lingkungan secara terapeutik dibatasi.
Tujuan : Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu, mengenal

gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.


Kriteria Hasil :

a) Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.

b) Mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.

Intervensi :

a. Kaji tanda-tanda vital klien sesuai program dan keadaan klien.

b. Observasi ketajaman penglihatan, dan kajia danya masalah dalam penglihatan klien

c. Orientasikan klien tehadap lingkungan yang mudah dikenal dengan tujuan mempermudah

klien belajar beraktivitas.

d. Observasi tanda-tanda disorientasi seperti mata kabur dll.

e. Anjurkan klien menggunakan kacamata katarak yang tujuannya memperbesar kurang lebih

25 persen, pelihatan perifer hilang dan buta titik mungkin ada.

f. Anjurkan pada keeluarga untuk membantu klien dalam beraktivitas

2. Ansietas yang berhubungan dengan kerusakan sensori dan kurangnya pemahaman mengenai

perawatan pasca operatif, pemberian obat .

Tujuan: Klien pasca operasi tidak mengalami kecemasan akan penyakitnya setelah

dilakukan tindakan keperawatan

Kriteria hasil:

a) Menurunkan stress emosional, ketakutan dan depresi

b) Penerimaan pembedahan dan pemahaman instruksi.

Intervensi:
a. Kaji tingkat kecemasan klien dan anjurkan klien untuk menyampaikan penyebab

kecemasannya

b. Orientasika pasien pada lingkungan yang baru.

c. Berikan penyuluhan tentang operasi katarak dan poerawatan pasien katarak

d. Beri penyuluhan klien dan keluarga tentang penyakitnya, pencegahan dan komplikasi

pada pasien katarak.

e. Jelaskan tentang prosedur pembadahan.

f. Dorong partisipasi keluarga atau orang yang berarti dalam perawatan pasien.

g. Dorong partisipasi dalam aktivitas sosial dan pengalihan bila memungkinkan.

3. Resiko terhadap cedera yang berhubungan dengan kerusakan penglihatan atau kurang
pengetahuan. peningkatan tekanan intraocular (TIO), perdarahan, kehilangan vitreous dan ,
pandangan kabur, dengan kerusakan penglihatan atau kurang pengetahuan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien tidak mengalami cedera

tak memahami cara pencegahan cedera

Kriteria hasil:

a) Dapat menurunkan resiko terjadinya cedera.

b) Dapat beraktivitas tanpa cedera

Intervensi

a. Bantu pasien ketika mampu melakukan ambulasi pascaoperasi sampai stabil dan sampai

mencapai penglihatan dan ketrampilan koping yang memadai. Rasional: menurunkan resiko

jatuh atau cedera ketika langkah sempoyongan atau tidak mempunyai ketrampilan koping

untuk kerusakan penglihatan.


b. Bantu pasien manata lingkungan. Rasional: memfasilitasi kemendirian dan menurunkan

resiko cedera

c. Orientasikan pasien pada ruangan. Rasional: meningkatkan keamanan mobilitas dalam

lingkungan.

d. Bahas perlunya penggunaan perisai metal atau kacamata bila diperlukan. Rasional: temeng

logam atau kaca mata melindungi mata terhadap cedera.

e. Jangan memberikan tekanan pada mata yang terkena trauma Rasional: tekanan pada mata

dapat menyebabkan kerusakan serius lebih lanjut.

f. Gunakan prosedur yang memadai ketika memberikan obat mata. Rasional: cedera dapat

terjadi bila wadah obat menyentuh mata.

4. Nyeri yang berhubungan dengan trauma peningkatan Tekanan intra okuler, proses inflamasi
pembedahan katarak, luka pasca operasi dan trauma insisi, proses inflamasi pembedahan katarak.
Tujuan : Diharapkan nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan pada pasien.

Kriteria hasil :

a) Nyeri berkurang sampai hilang

b) Ekspresi wajah klien rileks

c) Skala nyeri berkurang/0

d) Tanda-tanda vital dalam batas normal

Intervensi :

a)      Monitor tanda–tanda vital pasien sesuai kondisi pasien dan jadwal. Rasional: Tanda-tanda vital

merupakan pedoman terhadap perubahan pada kondisi klien dan abnormalitas pada kondisi klien

b)      Kaji nyeri meliputi lokasi, frekuensi, kwalitas dan skala nyeri pasien. Rasional: Meneggetahui

status nyeri pada klien


c)      Posisikan yang nyaman denga posisi tidur terlentang dan hindari pergerakan secara tiba-tiba, dan

duduk terlalu lama, serta akticitas secara bertahap. Rasional: Latihan aktivitas bertahan

mengurangi respon nyeri tapi tetap pertahan kenyamanan klien dan mengurangi rasa nyeri klien

d)     Ajarkan tekhnik relaksasi dan dextrasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri saat nyeri muncul

Rasional: Nafas dalam dan tekhnik relaksasi mengurangi nyeri secara bertahap dan dapat

dilakukan mandiri.

e)      Anjurkan pada keluarga untuk memberikan massase pada area abdomen yang nyeri tapi bukan

area luka operasi. Rasional: Relaksasi dan pengalihan merupakan rasa mengalihkan rasa nyeri

dan menciptakan kenyamanan klien

f) Kolaborasi dengan tim medis dalam program therapy analgetik

Rasional: Program terapi sebagai system kolaboratif dalam menyelesaikan masalah nyeri.

5. Kurang pengetahuan klien dan keluarga tentang kondisi, prognosis, pengobatan dan penyakitnya

berhubungan dengan kurang informasi dan keterbatasan kognitif.

Tujuan : Klien menunjukkan pemhaman tentang kondisi, proses penyakit dan pengobatan.

Kriteria Hasil :

a) Melakukan dengan prosedur benar dan menjelaskan alasan tindakan.

Intervensi :

a. Kaji informasi tentang kondisi individu, prognosis, tipe prosedur, dan tingkat

pengetahuan klien dan keluarga tentang katarak.

b. Berikan penyuluhan tentang pentingnya perawatan dan evaluasi pada katarak.

c. Berikan penyuluhan pada klien dan keluarga tentang penyakit katarak dan perawatan

klien dengan katarak dirumah..


d. Diskusikan kemungkinan efek/interaksi antar obat mata dan masalah medis klien.

e. Anjurkan klien menghindari membaca, berkedip, mengangkat berat, mengejan saat

defekasi, membongkok pada panggul, dll.

f. Anjurkan klien memeriksa ke dokter tentang aktifitas seksual, tentukan kebutuhan tidur

menggunakan kacamata pelindung.

g. Identifikasi tanda/gejala memerlukan upaya evaluasi medis, misal: nyeri tiba-tiba.

6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan akibat prosedur invasive/ tindakan

operatif dan adanya proses inflamasi luka post operasi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan infeksi tidak terjadi.

Kriteria hasil :

b) Tidak terdapat tanda-tanda infeksi seprti pada luka operasi terdapat pus dan kemerahan,

oedem.

c) Tanda–tanda vital dalam batas normalLaboratorium leukosit, dan hemoglobin normal.

d) Luka kering dan menunjukan penyembuhan.

Intervensi :

a)   Observasi tanda–tanda vital pasien sesuai kondisi pasien.

Rasional: Tanda-tanda vital merupakan pedoman terhadap perubahan pada kondisi klien dan

abnormalitas pada kondisi klien

b)   Kaji adanya tanda–tanda infeksi dan peradangan meliputi adanya kemerahan sekitar luka dan

pus pada luka operasi. Rasional: Adanya kemerahan, oedem, pus, dan rasa panas pada luka

merupakan adanya infeksi pada luka operasi


c)   Lakukan medikasi luka steril/bersih tiap hari. Rasional: Mensterilkan luka dan menjaga luka agar

tetap steril/tidak infeksi dan cepat sembuh.

d)  Pertahankan tekhnik aseptic antiseptik/kesterilan dalam perawatan luka dan tindakan

keperawatan lainnya. Rasional: Meningkatkan penyembuhan dan menghindari infeksi pada luka

operasi.

e)   Jaga personal hygiene pasien. Rasional: Meningkatkan sterilan pada luka dan personal hygiene

klien

f)    Manajemen kebersihan lingkungan pasien. Rasional: Agar ruangan tetap steril

g)   Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian therapy antibiotic Rasional: Mempercepat

penyembuhan luka agar tidak terjadi infeksi.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN KATARAK

1. IDENTITAS KLIEN

a) NAMA : Ny.A

b) UMUR : 50 Tahun

2. KELUHAN UTAMA

Pasien mengeluh penglihatan kabur dan berkabut. Keluhan memberat pada saat malam hari.

3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien datang ke poli mata dengan keluhan penglihatan kabur dan berkabut. Keluhan

memberat pada saat malam hari.

4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Pasien pernah mengalami trauma tumpul pada mata, pasien juga telah didiagnosis

mengalami Diabetes Mellitus type 2.

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Saat dilakukan pengukuran ketajaman penglihatan didapatkan hasil VOD 5/6 dan VOS 4/6.

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

PENGELOMPOKAN DATA

BATASAN KARAKTERISTIK

B. ANALISA DATA
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) berhubungan dengan penurunan

ketajaman/kejelasan penglihatan.

2. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang operasi penyakitnya

3. Risiko cidera berhubungan dengan kerusakan penglihatan.

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi terkait penyakit.

D. TUJUAN DAN PERENCANAAN

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai