Anda di halaman 1dari 4

Perikanan berasal dari kata dasar ikan yang berimbuhan pe dan an yang berarti segala kegiatan

yang berhubungan dengan ikan. Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati perairan. Sumberdaya hayati perairan tidak
dibatasi secara tegas dan pada umumnya mencakup ikan, amfibi, dan
berbagai avertebrata penghuni perairan dan wilayah yang berdekatan, serta lingkungannya. Di
Indonesia, menurut UU RI No. 31/2004, sebagaimana telah diubah dengan UU RI No. 45/2009,
kegiatan yang termasuk dalam perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai
dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.[1] Dengan demikian,
perikanan dapat dianggap merupakan usaha agribisnis.
Umumnya, perikanan dimaksudkan untuk kepentingan penyediaan pangan bagi manusia. Selain
itu, tujuan lain dari perikanan meliputi olahraga, rekreasi (pemancingan ikan), dan mungkin juga
untuk tujuan membuat perhiasan atau mengambil minyak ikan.[2]
Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau
membudidayakan (usaha penetasan, pembibitan, pembesaran) ikan, termasuk
kegiatan menyimpan, mendinginkan, pengeringan, atau mengawetkan ikan dengan tujuan untuk
menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha (komersial/bisnis).[3]

Daftar isi

 1Sejarah perikanan
 2Pengelolaan sumberdaya ikan
o 2.1Penangkapan ikan
o 2.2Pembudidayaan ikan
 3Referensi

Sejarah perikanan[sunting | sunting sumber]

Mesir membawa ikan, dan dibelah untuk tujuan diasinkan

Salah satu sejarah perdagangan dunia yang tertua yaitu perdagangan ikan cod kering dari
daerah Lofoten ke bagian selatan Eropa, Italia, Spanyol dan Portugal. Perdagangan ikan ini
dimulai pada periode Viking atau sebelumnya, yang telah berlangsung lebih dari 1000 tahun,
namun masih merupakan jenis perdagangan yang penting hingga sekarang.
Di India, Pandyas, kerajaan Tamil Dravidian tertua, dikenal dengan tempat perikanan mutiara
diambil sejak satu abad sebelum masehi. Pelabuhan Tuticorin dikenal dengan
perikanan mutiara laut dalam. Paravas, bangsa Tamil yang berpusat di Tuticorin, berkembang
menjadi masyarakat yang makmur oleh karena perdagangan mutiara mereka, pengetahuan ilmu
pelayaran dan perikanan.
Pengelolaan sumberdaya ikan[sunting | sunting sumber]
Pengelolaan sumberdaya ikan adalah semua upaya termasuk proses yang terintegrasi dalam
pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi
sumberdaya ikan, dan implementasi serta penegakan hukum dari peraturan perundang-undangan
di bidang perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan yang
bertujuan agar sumberdaya ikan dapat dimanfaatkan secara optimal dan mencapai kelangsungan
produktivitas sumberdaya hayati perairan yang terus menerus.[4]
Penangkapan ikan[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Penangkapan ikan
Penangkapan ikan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikan di perairan yang
tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang
menggunakan kapal penangkapan ikan untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan,
mengolah, atau mengawetkannya.[5] Usaha perikanan yang bekerja di bidang penangkapan
tercakup dalam kegiatan perikanan tangkap (wild fishery).
Pembudidayaan ikan[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Budi daya perairan dan Budi daya perikanan
Pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan dan/atau membiakkan
ikan, dan memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol.[6] Usaha perikanan yang
berupa produksi hasil perikanan melalui budi daya dikenal sebagai perikanan budi daya atau budi
daya perairan (aquaculture/akuakultur).

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009.
2. ^ Castro, P. and M. Huber. (2003). Marine Biology. 4th ed. Boston: McGraw Hill.
3. ^ Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009.
4. ^ Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009.
5. ^ Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009.
6. ^ Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009.

Ciutkan

Perikanan

Budi daya perairan


Keanekaragaman ikan

Penyakit dan parasit ikan

Budi daya ikan

Manajemen perikanan

Ilmu perikanan

Perikanan berkelanjutan

Perikanan tangkap

Kuota penangkapan ikan individu

Memancing

Tebang pilih

Nelayan

Kapal penangkap ikan

Sejarah penangkapan ikan

Rekreasi

Industri perikanan berdasarkan negara

Penangkapan ikan komersial

Pemasaran ikan

Pasar ikan

Pemrosesan ikan

Produk ikan

Boga bahari 
Daging ikan

Angling

Ikan pancing

Big-game fishing

Catch and release

Fly fishing

Jebakan ikan

Pencari ikan

Jaring ikan

Mengumpulkan boga bahari dengan tangan

Handline fishing

Penombakan ikan
Memukat

Umpan ikan

Indikator gigitan

Kait ikan

Benang pancing

Umpan ikan buatan

Batang pancing

Pemberat pancing

Anda mungkin juga menyukai