Anda di halaman 1dari 4

2.

4 GEJALA DAN TANDA

1. Tekanan darah diastolik merupakan indikator dalam penanganan hipertensi dalam


kehamilan, oleh karena tekanan diastolik mengukur tahanan perifer dan tidak tergantung
pada keadaan emosional pasien
2. Diagnosis hipertensi dibuat jika tekanan darah diastolik  90 mmHg pada 2
pengukuran berjarak 1 jam atau lebih
3. Hipertensi dalam kehamilan dapat dibagi dalam:
a. Hipertensi karena kehamilan, jika hipertensi terjadi pertama kali sesudah kehamilan
20 minggu, selama persalinan dan/atau dalam 48 jam post partum
b. Hipertensi kronik, jika hipertensi terjadi sebelum kehamilan 20 minggu

2.5 KLASIFIKASI HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

DIAGNOSIS TEKANAN DARAH TANDA LAIN


1. HIPERTENSI KRONIK
Hipertensi kronik Hipertensi Kehamilan < 20 minggu
Superimposed Hipertensi kronik Proteinuria dan tanda lain
preeclampsia dari preeklampsia
2. HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Hipertensi Tekanan diastolik ≥ 90 mmHg Proteinuria (-)
atau kenaikan 15 mmHg dalam 2 Kehamilan > 20 minggu
pengukuran berjarak 1 jam
Preeklampsia ringan Idem Proteinuria 1+
Preeklampsia berat Tekanan diastolik > 110 mmHg Proteinuria 2+
Oliguria
Hiperrefleksia
Gangguan penglihatan
Nyeri epigastrium
Eklampsia Hipertensi Kejang
1. Hipertensi karena kehamilan
a. Lebih sering terjadi pada primigravida. Keadaan patologis telah terjadi sejak
implantasi, sehingga timbul iskemia plasenta yang kemudian diikuti dengan
sindroma inflamasi.
b. Risiko meningkat pada:
 Masa plasenta besar (gemelli, penyakit trofoblast)
 Hidramnion
 Diabetes melitus
 Isoimunisasi rhesus
 Faktor herediter
 Autoimun: SLE
c. Hipertensi karena kehamilan:
 Hipertensi tanpa proteinuria atau edema
 Preeklampsia ringan
 Preeklampsia berat
 Eklampsia
d. Hipertensi dalam kehamilan dan preeklampsia ringan sering ditemukan tanpa gejala,
kecuali peningkatan tekanan darah. Prognosis menjadi lebih buruk dengan
terdapatnya proteinuria. Edema tidak lagi menjadi suatu tanda yang sahih untuk
preeklampsia.
e. Preeklampsia berat didiagnosis pada kasus dengan salah satu gejala berikut:
1. Tekanan darah diastolik   110 mmHg
2. Proteinuria   2+
3. dapat diikuti dengan:
4. Oliguria < 400 ml per 24 jam
5. Edema paru: nafas pendek, sianosis dan adanya ronkhi
6. Nyeri daerah epigastrium atau kuadran atas kanan perut
7. Gangguan penglihatan: skotoma atau penglihatan yang berkabut
8. Nyeri kepala hebat yang tidak berkurang dengan pemberian analgetika biasa
9. Hiperrefleksia
10. Mata: spasme arteriolar, edema, ablasio retina
11. Koagulasi: koagulasi intravaskuler disseminata, sindrom HELLP
12. Pertumbuhan janin terhambat
13. Otak: edema serebri
14. Jantung: gagal jantung

f. Eklampsia ditandai oleh gejala preeklampsia berat dan kejang


1. Kejang dapat terjadi dengan tidak tergantung pada beratnya hipertensi
2. Kejang bersifat tonik-klonik, menyerupai kejang pada epilepsy grand mal
3. Koma terjadi setelah kejang dan dapat berlangsung lama (beberapa jam)

2. Hipertensi Kronik
a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang dideteksi sebelum usia kehamilan 20
minggu atau yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan dan menetap
sampai 12 minggu pasca persalinan.
b. Superimposed preeclampsia adalah hipertensi kronik dan preeklampsia adalah
hipertensi kronik disertai tanda-tanda pre-eklampsia atau disertai proteinuria

2.6 DIAGNOSIS BANDING

1. Hipertensi kronik
a. Jika tekanan darah sebelum kehamilan 20 minggu tidak diketahui, akan sulit untuk
membedakan antara preeklampsia dan hipertensi kronik, dalam hal demikian, tangani
sebagai hipertensi karena kehamilan.

2. Proteinuria
1. Sekret vagina atau cairan amnion dapat mengkontaminasi urin, sehingga terdapat
proteinuria
2. Kateterisasi tidak dianjurkan karena dapat mengakibatkan infeksi
3. Infeksi kandung kemih, anemia berat, payah jantung dan partus lama juga dapat
menyebabkan proteinuria
4. Darah dalam urin, kontaminasi darah vagina dapat menghasilkan proteinuria positif
palsu

Anda mungkin juga menyukai