CAS E REPORT
ABSTRAK
Pendahuluan : Glaukoma sudut terbuka primer saat ini masih merupakan kasus utama yang
menyebabkan morbiditas okular di negara berkembang. Glaucoma drainage device (GDD) merupakan
salah satu penatalaksanaan operasi dalam menangani kasus glaukoma. Tindakan operasi GDD memiliki
faktor resiko. Erosi pada implant di konjungtiva dan tube exposed merupakan komplikasi paling sering
dalam tindakan operasi GDD.
Tujuan : Untuk melaporkan kasus penatalaksanaan tube exposed glaukoma implant
Presentasi Kasus : Seorang pria, 50 thn datang dengan keluhan tidak nyaman pada mata kanan. Pasien
memiliki riwayat operasi glaukoma implant pada mata kanan 5 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan
opftalmologis mata kanan didapatkan tube exposed disertai dengan injeksi siliar. Pasien kemudian
dilakukan penatalaksanaan untuk memperbaiki glaukoma implant dengan menggunakan graft sklera
pada mata kanan.
Kesimpulan : Tindakan operasi GDD menjadi salah satu tindakan yang biasa dilakukan untuk
penatalaksanaan glaukoma, Tube exposed pada GDD dapat di tatalaksana dengan menggunakan graft
sklera.
Kata Kunci : Glaukoma, operasi glaukoma implant, tube exposed, penatalaksanaan, faktor resiko
88 Penatalaksanaan tube exposed glaukoma implant pada glaukoma sudut terbuka
ABSTRACT
Introduction : Primary open angle glaucoma (POAG) is still become a major case of ocular morbidity
in the developing world. Glaucoma drainage device (GDD) is one of surgery management for glaucoma.
GDD surgery has a risk for complication. Erosion of the device through the conjunctiva and GDD
exposure is the one of most frequent complication of GDD surgery.
Purpose: To report a case management of tube exposed glaucoma drainage device implant
Case Report: A 50-year-old man came with uncomfortable feeling on his right eye. Patient has a history
of GDD implant surgery on the right eye about 5 years ago. Ophthalmology examination on the right
eye revealed exposed tube with ciliary injection. Patient had a repair GDD implant with scleral patch
graft on the right eye.
Conclusion: GDD surgery has become increasingly common for glaucoma management. Tube exposed
in GDD can be done by using scleral patch graft.
Keywords: Glaucoma, GDD implant surgery, tube exposed, management, risk factors
DISKUSI
GDD antara lain pasien yang gagal dalam melting disekitar tube GDD implant.
tindakan trabekulektomi, glaukoma Terdapat berbagai jenis graft yang
uveitis, neovaskular glaukoma, Sturge- digunakan dalam implantasi GDD dan
Weber’s Syndrome, keratoplasti dengan untuk menangani komplikasi setelah
glaukoma, paska tindakan ablasio retina operasi, yaitu berupa kornea, sklera,
disertai glaukoma, Sindroma iridokorneal konjungtiva, membran amnion, dan
endotelial, dan Refractory infantile perikardium. Penelitian sebelumnya
glaucoma. Insersi tube GDD dapat menyatakan bahwa patch graft
dilakukan di kamera okuli anterior¸sulkus menggunakan perikardium beresiko lebih
siliaris, atau pars plana kavum vitreus. tinggi dalam tube exposed dibandingkan
Terdapat 2 jenis GDD yaitu valved dan patch graft dengan menggunakan kornea.
non-vlaved. Implantasi GDD valved Dubey et all (2016) menyatakan graft
berfungsi untuk memberikan tahanan heterologus sklera efektif digunakan pada
aliran humor akuous dan mencegah pasien yang pertama kali dilakukan
hipotoni pada saat setelah dilakukan implantasi GDD dan dapat mengurangi
operasi. Implantasi GDD non valved resiko terjadinya komplikasi setelah
memiliki tube yang berfungsi sebagai operasi dengan angka kesuksesan
drainase humor akuous setelah operasi 89.1%.4,7
sampai terbentuknya fibrosis disekitar Penatalaksaan pada tube exposed
plat GDD. Tindakan implantasi GDD ini yang dapat dilakukan yaitu dengan
lebih efektif menurunkan TIO dan lebih mereposisi tube atau mengeskplantasi
terkontrol dibandingkan dengan tindakan GDD agar tidak terjadi infeksi yang
trabekulektomi. Akan tetapi tindakan berlanjut. Apabila tube exposed sudah
implantasi GDD didapatkan memiliki terjadi, prinsip pada penatalaksanaan
resiko cukup tinggi untuk terjadinya komplikasi yaitu dengan menutupi tube
komplikasi seperti fibrosis luas, erosi GDD atau konjungtiva yang erosi dengan
konjungtiva, hipotoni, obstruksi tube, tube menggunakan graft sklera, kornea, atau
exposed, endoftalmitis, hifema, atau membran amnion. Komplikasi dapat
hipertensi okular.4,7,10,12 berlanjut menjadi resiko endoftalmitis
Berdasarkan penelitian Muir.KW,et dikarenakan tube yang exposed. Apabila
al (2013) terdapat beberapa faktor resiko erosi konjungtiva yang terjadi cukup luas,
yang meningkatkan terjadinya komplikasi maka teknik graft menggunakan
pada implantasi GDD, yaitu jenis GDD konjungtival autograft atau membran
yang digunakan, bahan graft, operator, amnion dapat digunakan menjadi salah
lokasi pemasangan GDD, dan penyakit satu penanganan komplikasi. Donald
sistemik yang menyertai glaukoma. Pada Tan,et al (2008) mengatasi komplikasi
penelitian tersebut dinyatakan wanita tube exposed menggunakan graft kornea
lebih beresiko mengalami komplikasi yang di evaluasi selama 25 bulan, keadaan
dibandingkan pria. Komplikasi tube konjungtiva menjadi lebih stabil dan
exposed dapat terjadi akibat erosi pada didapatkan hasil yang efektif tanpa
konjungitiva atau berhubungan dengan adanya infeksi okular atau penipisan
graft yang digunakan. Jenis graft yang sklera. G. Ainsworth, et al (2005) juga
kurang baik, mengakibatkan terjadinya menggunakan dua lapis membran amnion
92 Penatalaksanaan tube exposed glaukoma implant pada glaukoma sudut terbuka
dalam menangani tube exposed GDD GDD implan. Durante operasi ditemukan
implant yang diikuti selama 14 hari bahwa implantasi GDD sebelumnya tidak
dengan waktu reepitelisasi selama empat terdapat graft, hal ini juga dapat menjadi
bulan. Didapatkan keadaan konjungtiva salah satu resiko terjadinya tube exposed.
yang lebih tenang dan baik untuk Pada pasien ini dilakukan reposisi tube
digunakan jangka panjang.4,7-9 pada lubang fiksasi ke segmen anterior
Pada saat implantasi GDD posisi yang berbeda serta memastikan tidak ada
tube harus diperhatikan, apabila posisi oklusi pada tube. Penatalaksanaan pada
tube terlalu anterior dapat menyebabkan tube exposed yaitu melakukan tindakan
dekompensasi kornea dan apabila terlalu pembedahan ulang dengan memberikan
posterior dapat mengakibatkan graft seperti sklera, kornea, perikardium,
peradangan pada iris dan memungkinkan konjungtiva allograft, atau membran
terjadinya katarak apabila tube amnion. Pada pasien ini dilakukan
menyentuh kapsul anterior lensa. Posisi penanganan komplikasi dengan
tube yang tidak sesuai dapat juga menggunakan sklera autograft dan
mengakibatkan oklusi, sehingga reposisi tube yang bertujuan untuk
diperlukan tindakan operasi ulang atau mencegah terjadinya komplikasi lebih
dilakukan laser Nd-YAG. Hal yang perlu lanjut. Evaluasi setelah operasi
diperhatikan untuk mencegah terjadinya didapatkan TIO yang sesuai target
tube exposed yaitu posisi implan pada saat dengan adanya peradangan, sehingga
tindakan pembedahan. Pakravan, et al pasien diberikan terapi medikamentosa
(2019) membandingkan implantasi GDD antibiotik dan kortikosteroid. Pasien
pada kuadran inferior dan direncanakan untuk kontrol dalam jangka
superotemporal, didapatkan implantasi di waktu seminggu setelah operasi dan
kuadran inferior beresiko lebih tinggi diikuti sampai satu tahun untuk
untuk terjadinya komplikasi berupa erosi memastikan tidak terdapat resiko
konjungtiva dan tube exposed. Evaluasi komplikasi setelah tindakan.4,10,11
setelah tindakan pembedahan implantasi
dilakukan satu hari dan satu minggu
KESIMPULAN
pasca operasi kemudian diikuti selama 4-
6 minggu disertai dengan pemberian
Tindakan pembedahan dengan implantasi
topikal antibiotik dan steroid.2,4,6
GDD menjadi salah satu tindakan yang
Pada kasus ini, pasien telah cukup sering dilakukan karena efektif
dilakukan tindakan implantasi GDD dalam menurunkan TIO, walaupun
akibat glaukoma primer sudut terbuka memiliki angka kejadian resiko komplikasi
dalam waktu yang lama dengan target TIO yang cukup tinggi. Salah satu pencegahan
yang sudah tercapai. Pasien memiliki dan penatalaksanaan komplikasi implantasi
keluhan mengganjal pada mata kanannya GDD yang dianjurkan yaitu dengan
dan ditemukan tube exposed disertai menggunakan graft sklera.
sedikit kemerahan pada konjungtiva. Hal
ini dapat disebabkan adanya erosi
konjungtiva dalam waktu yang lama
sehingga mengakibatkan tube exposed
Ophthalmol Ina 2020;46(2):87-93 93
REFERENSI
1. Primary Open Angle Glaucoma. Dalam: Scientific Journal of Medical & Vision
Schacknow PN, Samples JR, editor. The Research Foundations. 2017;35(3):1-6.
Glaucoma Book. United State: Springer; 8. Sood D, Goyal D, Sood NN. Open Angle
2010. hlm. 399-402. Glaucoma -Trends Management Journal of
2. Open-Angle Glaucoma. Dalam: Cantor LB, International Medical Sciences Academy.
Rapuano CJ, A.Cioffi G, editor. Basic and 2010;23(3):158-61.
Clinical Science Course.2017-2018. hlm. 63- 9. Tan D, Singh M, Chew PTK. Corneal Patch
6. Graft Repair of Exposed Glaucoma Drainage
3. AAO. Primary-Open Angle Glaucoma. Implants. Lippincott Williams & Wilkins.
Netherlands: Elsevier;2016. hlm. 54-59. 2008;27(10):1171-3.
4. Ainsworth G, Rotchford A, Dua HS. A Novel 10. Management of Glaucoma Implant
Use of Amniotic Membrane in The Complication. Dalam: Freedman J, Melamed
Management of Tube Exposure Following S, Trope GE, editor. Glaucoma Surgery.
Glaucoma Tube Shunt Surgery. British Florida: Taylor & Francis Group; 2005. hlm.
Medical Journal. 2006;90:417-9. 79-81.
5. Beidoe G, Mousa SA. Current Primary Open 11. Surgical Theraphy for Glaucoma. Dalam:
Angle Glaucoma Treatments and Future Cantor LB, Rapuano CJ, Cioffi GA, editor.
Directons. Clin Ophthalmol. 2012;6:1699- Basic and Clinical Science Course.2017-
707. 2018. hlm. 144-6.
6. Pakravan, Yazdani, Yaseri. Superior Versus 12. Wang J, Barton K. Aqueous Shunt
Inferior Ahmed Glaucoma Valve Implantation in Glaucoma. Taiwan Journal
Implantation. Ophthalmic Research Centre Ophthalmology. 2017;7(3):130-7.
and Department of Opthalmology.
2009;116(2):208-2013.
7. Ravi K, Srivastava P, Movdawalla M.
Implants in Glaucoma : A Minor Review.