KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat kasih dan tuntunannya
sehingga kami sebagai kelompok 1 dalam pembuatan tugas PENYAKIT PRESBIOPI
dalam Mata Kuliah Sistem Sensori Persepsi dapat terselesaikan dengan sangat baik.
Kami sebagai kelompok 1 memohon sekirannya jika ada kesalahan dalam pembuatan
TUGAS ini kiranya dapat menyampaikan kepada kami sehingga kami dengan baik pula dapat
menerima kritikan dan saran dari para mahasiswa/mahasiswi yang sudah bersedia
memberikan waktu untuk membacanya dan bisa menambah wawasan serta ilmu pengetahuan
melalui proses belajar.
Terima Kasih
Penulis
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..1
DAFTAR ISI2
BAB I PENDAHULUAN3
1.1 LATAR BELAKANG...3
1.2 TUJUAN3
1.3 MANFAAT3
BAB II PEMBAHASAN.4
2.1 DEFINISI...4
2.2 ETIOLOGI.4
2.3 ANATOMI FISIOLOGI....4
2.4 TANDA DAN GEJALA5
2.5 PATOFISIOLOGI.5
2.6 PENATALAKSANAAN MEDIS.6
2.7 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK.6
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN...7
3.1 PATHWAY7
3.2 PENGKAJIAN..8
3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN...8
3.4 INTERVENSI KEPERAWATAN.9
BAB IV PENUTUP..12
KESIMPULAN12
SARAN.12
DAFTAR PUSTAKA...13
2 I
BAB
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Adapun tujuan penulis membuat makalah ini adalah agar pembaca, mengetahui
tentang presbiopi dan bagaimana asuhan keperawatannya.
1.3 MANFAAT
Agar setelah membaca makalah ini, pembaca dapat mengembangkan wawasan dan
pengetahuannya mengenai pembahasan kami tentang presbiopi.
2 II
BAB
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Presbiopi merupakan kondisi mata dimana lensa kristalin kehilangan fleksibilitasnya
sehingga membuatnya tidak dapat fokus pada benda yang dekat. Presbiopi merupakan bagian
alami dari penuaan mata. Presbiopi ini bukan merupakan penyakit dan tidak dapat dicegah
(AOA, 2006).
2.2 ETIOLOGI
Presbiopi disebabkan oleh proses penuaan. Presbiopi dipercaya disebabkan karena
penebalan secara bertahap dan kehilangan fleksibilitas dari lensa. Perubahan karena penuaan
ini dikaitkan dengan perubahan pada protein di lensa mata yang membuat lensa lebih keras
dan kurang elastis dari waktu ke waktu.
Presbiopia dapat terjadi karena kelemahan otot akomodasi atau lensa mata tidak
kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat sclerosis lensa ( Istiqamah, 2004 )
Mekanisme nyata dari presbyopia tidak diketahui kepastiannya, bukti penelitian lebih
kuat mendukung berkurangnya elastisitas dari crystalline lens, walaupun perubahan pada
kelengkungan lensa dari pertumbuhan yang terus menerus dan berkurangnya kekuatan
cilliary muscles ( otot yang membelokkan dan meluruskan lensa ) juga di jadikan sebagai
sebab.
Seorang yang mengalami presbiopi biasanya saat membaca buku, majalah, koran dan
bahan bacaan yang lain dengan memanjangkan tangan (menempatkan bahan bacaan dengan
jarak yang jauh dari mata) untuk mendapatkan fokus yang sesuai. Ketika melakukan
pekerjaan yang membutuhkan jarak yang dekat dengan mata seperti menyulam dan menulis
biasanya otang dengan presbiopi merasakan sakit kepala, otot mata menegang, atau perasaan
lelah.
2.5 PATOFISIOLOGI
Cahaya masuk ke mata dan dibelokkan (refraksi) ketika melalui kornea dan strukturstruktur lain dari mata (kornea, humor aqueus, lensa, humor vitreus) yang mempunyai
kepadatan berbeda-beda untuk difokuskan di retina.
Mata mengatur (akomodasi) sedemikian rupa ketika melihat objek yang jaraknya
bervariasi dengan menipiskan dan menebalkan lensa. Penglihatan dekat memerlukan
kontraksi dari cilliary body, yang bisa memendekan jarak antara kedua sisi ciliary body yang
diikuti relaksasi ligament pada lensa. Lensa menjadi lebih cembung agar cahaya dapat
terfokuskan pada retina. (Long, 1996).
Pada mata presbyopia yang dapat terjadi karena kelemahan otot akomodasi atau lensa
mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya, menyebabkan kurang bisa mengubah bentuk
lensa untuk memfokuskan mata saat melihat. Akibat gangguan tersebut bayangan jatuh
dibelakang retina. Karena daya akomodasi berkurang, maka titik dekat mata makin menjauh.
(Istiqamah, 2004).
Akomodasi suatu proses aktif yang memerlukan usaha otot, sehingga dapat lelah.
Jelas musculus cilliary salah satu otot yang terlazim digunakan dalam tubuh. Derajat
kelengkungan lensa yang dapat ditingkatkan jelas terbatas dan sinar cahaya dari suatu objek
yang sangat dekat individu tak dapat dibawah kesuatu focus diatas retina, bahkan dengan
usaha terbesar. Titik terdekat dengan mata, tempat suatu objek dapat dibawah ke focus jelas
dengan akomodasi dinamai titik dekat penglihatan. Titik dekat berkurang selama hidup,
mula-mula pelan-pelan dan kemudian secara cepat dengan bertambahnya usia dari sekitar 9
cm pada usia 10 tahun sampai sekitar 83 cm pada usia 60 tahun. Pengurangan ini terutama
karena peningkatan kekerasan lensa, dengan akibat kehilangan akomodasi karena penurunan
terus-menerus dalam derajat kelengkungan lensa yang dapat ditingkatkan. Dengan berlalunya
waktu, individu normal mencapai usia 40-45 tahun, biasanya kehilangan akomodasi, telah
cukup menyulitkan individu membaca dan pekerjaan dekat.( Ganong, 1995).
Eyewear
Kacamata dengan bifocal atau progressive addition lenses (PALs) merupakan
kacamata yang umum digunakan untuk mengoreksi presbiopi. Pilihan yang lain dapat
menggunakan kacamata baca. Kacamata baca tidak seperti bifocal dan progressive
addition lenses (PALs) yang digunakan orang sepanjang hari tetapi kacamata baca ini
hanya digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan yang butuh kontak mata yang dekat.
Selain itu presbiopi juga dapat diatasi dengan lensa kontak baik multifocal contact lenses
maupun manovision (Judith lee and Gretchyn Bailey, 2009)
Pembedahan
Prosedur pembedahan dapat menjadi solusi apabila tidak ingin menggunakan lensa
kontak atau kacamata. pembedahan ini meliputi implantasi accommodative intraocular
lenses (IOLs)
2 III
BAB
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PATHWAY
Faktor Eksternal
Internal
Faktor
-Usia ( penuaan )
- Lensa
Ansiet
ansietas
as
Fleksibilitas mata
Daya akomodasi
Kerja mata
Mata lelah
Pusing
Nyeri
Penerimaan sensori
gangguan sensori
Gangguan
perseptual
sensori
perseptual
Ganguan rasa
nyaman
nyeri
3.2 PENGKAJIAN
1) Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau kedua mata terlibat
Rasionalnya : Kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab
kehilangna penglihatan terjadi lambat dan progresif.
2) Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain di areanya
2
Rasionalnya : Memberikan peningkatan
kenyamanan dan kekeluargaan,
menurunkan kecemasan.
3) Observasi tanda-tanda dan gejala-gejala disorientasi
Rasionalnya : Terbangun pada lingkungan yang tak tikenal dan mengalami
keterbatasan penglihatan dapat mengakibatkan bingung pada orang tua.
4) Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata, dimana
dapat terjadi bila menggunakan tetes mata
Gangguan penglihatan dan iritasi dapat berakhir 1-2 jam setelah tetesan mata
tetapi secara bertahap menurun dengan penggunaan.
5) Ingatkan pasien menggunakan kacamata katarak yang tujuannya memperbesar
kurang lebih 25 %, penglihatan perifer hilang, dan buta titik mungkin ada.
Perubahan ketajaman dan kedalaman persepsi dapat menyebabkan bingung
penglihatan/meningkatkan resiko cedera sampai pasien belajar untuk
mengkompensasi.
2
Mengetahui keadaan umum dan perkembangan
kondisi klien.
2
Rasionalnya : Menurunkan ansietas
sehubungan dengan ketidaktahuan dan
harapan yang akan datang dan memberikan dasar fakta tentang pilihan
pengobatan
3. Dorong pasien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan
Rasionalnya : Memberikan kesempata pasien untuk menerima situasi nyata,
mengklarifikasi salah persepsi dan pemecahan masalah
4. Identifikasi sumber atau orang yang dapat membantu
Rasionalnya : Memberi keyakinan bahwa pasien tidak sendiri dalam
menghadapi masalah
4.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Masalah kesehatan presbiopi dikarenakan proses penuaan yang menyebabkan
perubahan fungsi normal mata yang memang dapat terjadi secara alamiah pada lansia.
Kemudian timbulnya penyakit ini juga dapat dipengaruhi oleh riwayat kesehatan masa
lalunya. Dari beberapa gejala yang ada, telah menimbulkan beberapa masalah keperawatan
baik fisik maupun psikologis.
SARAN
Perawat perlu untuk memberikan intervensi keperawatan yang berkualitas guna
mengurangi dan menanggulangi berbagai masalah keperawatan yang terjadi secara optimal.
DAFTAR 2PUSTAKA