S
DENGAN KATARAK
DI RUANG ASYFA RSI BANJARNEGARA
Disusun oleh
Titi yuli anggraeni (2021020200)
Tri nurhidahayah (2021020201)
Cicik wurijanti (20210200154)
A. Pengertian katarak
Katarak berasal dari kata Yunani Katarraktes, Inggris Cataract, dan Latin cataracta yang
berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular dimana penglihatan seperti tertutup air
terjun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat
terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua-
duanya.
Katarak adalah kekeruhan pada lensa yang menyebabkan gangguan penglihatan (Nanda,
Nic-Noc 2013). Katarak adalah penyebab paling umum kehilangan penglihatan pada orang berusia
di atas 50 tahun dan merupakan penyebab utama kebutaan didunia (Dwi Antara Nugraha 2018).
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa katarak adalah kekeruhan. Menurut
Anas Tamsuri tahun 2012 katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya. Biasanya
mengenai kedua mata dan berjalan progresif.
lensa mata atau kapsul lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan.
A. Klasifikasi katarak.
1). Menurut Anas Tamsuri (2012) katarak dapat di klasifikasikan menjadi:
a) Berdasarkan usia katarak dapat di klasifikasikan menjadi:
(1) Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia kurang dari 1 tahun.
(2) Katarak junevil, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun.
(3) Katarak senilis, katarak setelah usia 50 tahun.
b) Berdasarkan stadiumnya, katarak senilis dibedakan menjadi:
(1) Stadium Awal (Insipien).
Pada stadium awal kekeruhan lensa mata masih sangat minimal, bahkan tidak
terlihat tanpa menggunakan alat periksa. Pada saat ini sering kali penderitanya tidak
merasakan keluhan atau gangguan pada penglihatannya, sehingga cenderung
diabaikan. Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriti menuju korteks
anterior dan posterior.
(2) Stadium Imatur.
Pada stadium yang lebih lanjut, terjadi kekeruhan yang lebih tebal tetapi tidak atau
belum mengenai seluruh lensa sehingga masih terdapat bagian-bagian yang jernih pada
lensa. Pada stadium ini terjadi hidrasi korteksyang mengakibatkan lensa menjadi
bertambah cembung.
(3) Stadium Matur.
Bila proses degenerasi berjalan terus akan terjadi pengeluaran air bersama-sama hasil
desintegrasi melalui kapsul. Didalam stadiumini lensa akan berukuran normal.
(4) Stadium Hipermatur.
Katarak yang terjadi akibat korteks yang mencair sehingga masa lensa ini dapat
keluar melalui kapsul.
m
Densitas lensa Densitas nsin
ukleus dehdarasi
penumbunan Membentuk Gangguan suplai
pigmen lensa 02 dan protein
Katarak
Resiko tinggi
terhadap
cidera
E. Tanda da
F. Penatalaksanaan
a. Menurut Kimberly A.J Bilota (2011) terapi katarak yaitu:
1) Umum.
a) Sebelum pembedahan, kacamata dan lensa kontak dapat membantu memperbaiki
penglihatan.
b) Kacamata hitam saat cahaya terang dan lampu terang dapat memberi cahaya reflektif
bukan cahaya langsung yang mengurangi silau dan membantu penglihatan.
c) Pembatasan aktivitas sesuai gangguan/ kehilangan penglihatan.
2) Pengobatan.
a) Untuk mencegah katarak
(1) Obat anti-inflamasi nonsteroid, seperti ketorolak dan bromfenak.
b) Pembedahan.
(1) Ekstraksi lensa dan implamasi lensa intraokuler.
(2) Ekstraksi katarak ekstrakapsular.
(3) Ekstraksi katarak instrakapsular.
(4) Fakoemulsifikasi.
c) Pemantauan.
(1) Tanda-tanda vital.
(2) Ketajaman penglihatan.
(3) Komplikasi pembedahan.
G. Pemeriksaan penunjang
Menurut Sharif La Ode (2012) pemeriksaan diagnostic katarak yaitu:
1) Kartu nama snellen/mesin telebinokuler: mungkin terganggu dengan kerusakan kornea,
lensa, akueus/vitreus humor, kesalahan refraksi, penyakit sistem saraf, penglihatan ke
retina.
2) Lapang penglihatan: penurunan mungkin karena massa tumor, karotis, glukoma.
3) Pengukuran tonografi: TIO (12-25 mmHg).
4) Pengukuran gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma.
5) Tes provokatif: menentukan adanya/tipe glukoma.
6) Oftalmoskopi: mengkaji struktur internal okuler, atrofi lem-peng optik, papilledema,
perdarahan.
7) Darah lengkap,LED: menunjukkan anemi sistemik/infeksi.
8) EKG, kolesterol serum, lipid.
9) Tes toleransi glukosa: control DM.
H. Komplikasi
a. Komplikasi katarak menurut Sharif La Ode (2012) antara lain:
1) Yang terjadi berupa: visus tidak akan mencapai 5/5 amblipia.
2) Komplikasi yang terjadi nistagmus dan strabismus.
b. Komplikasi katarak menurut Kimberly A.J Bilotta (2011) yaitu:
1) Kehilangan penglihatan total.
2) Komplikasi pembedahan yang mungkin terjadi:
a) Penurunan cairan total.
b) Dehisens luka.
c) Hifema.
d) Glaukoma yang menyumbat pupil.
e) Ablasio retina.
f) Infeksi.
A. PENGKAJIAN
Tanggal : 20 mei 2022
Jam : 15.00
1. Identitas
Nama : Tn. S
Umur : 42 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : binorong rt 3 rw 5 bawang
No.Reg : 073347
Diagnosa Medis : OS Catarac senilis matur
2. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Klien mengatakan pandangan mata kiri kabur
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke Poli mata RSMS pada tanggal 20 mei 2022 untuk kontrol mata rutin
dengan keluhan pandangan mata kiri terasa kabur terutama pada siang hari, seperti
melihat kabut, tidak gatal, tidak nyeri. Klien disarankan untuk menjalani operasi pada
mata kirinya di RSI banjarnegara
Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan sudah merasakan gejala penyakit ini dari 2 tahun yang lalu. Klien
mengatakan mata kairinya pernah tertusuk ujung daun padi waktu bertani disawah,
pertama pedih dan sering mengeluarkan air mata, dan mata kanan sering dikucek-kucek
karena sedikit pedih dan gatal. Klien mengatakan sebelumnya belum pernah menjalani
perawatan di rumah sakit.
Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan ada anggota keluarganya yang mengalami penyakit yang sama
dengan klien yaitu ibunya dan kakak perempuannya. Tetapi klien mengatakan tidak ada
anggota keluarga yang memiliki penyakit menular dan menurun seperti DM, Hipertensi,
stroke dan jantung.
d. Aktivitas
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum *
Mandi *
Toileting *
Berpakaian *
Mobilitas *
Berpindah *
Ambulasi/ROM *
0: mandiri, 1: alat, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung
total
Aktivitas klien tidak terganngu, klien masih bisa beraktivitas seperti biasa
e. Pola persepsi Kognitif
Ingatan pasien masih baik, Sedikit kabur pada mata kiri. Klien mengatakan untuk
membaca klien kesulitan karena pandangannya yang kabur. Pendengaran masih dapat
mendengar dengan baik, dan kesadaran penuh.
f. Pola Istirahat
Klien mengatakan tidak ada masalah dalam pola istirahat dan tidurnya. Klien biasa tidur
7-8 jam /hari. Tidak ada kebiasaan tidur siang dan kebiasaan khusus sebelum tidur
g. Konsep Diri
Identitas : Klien adalah seorang laki-laki, suami, ayah dari anak-anaknya.
Ideal diri : Klien mengatakan seharusnya dia berada di sawah untuk bertani dan bekerja
seperti biasanya. Klien adalah seorang suami yang bertanggung jawab
terhadap istri dan anak-anaknya
Harga diri : Tidak ada masalah dalam harga diri, klien tidak merasa minder dengan
penyakit yang dideritanya.
Gambaran diri : Klien menggambarkan diri sebagai suami, ayah, dan anggota
masyarakat. Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang pekerja yang
sibuk dan selalu mencari kegiatan disawah.
h. Pola Peran dan Hubungan
Orang yang paling dekat dengan klien adalah suaminya. Klien memiliki hubungan yang
dekat dengan anak-anaknya. Tidak ada masalah di tempat kerja maupun dalam
kehidupan bermasyarakat. Klien sering berinteraksi dengan anggota keluarga, rekan
kerja maupun anggota masyarakat.
i. Pola Reproduksi seksual
Klien adalah seorang laki-laki, menikah, dengan 2 orang anak. Klien mengatakan telah
menikah selama 18 tahun. Saat ini tingkat libido klien masih baik.
j. Pola Pertahanan Diri
Klien mengatakan sedikit khawatir dengan kondisi dan keadaan dirinya, tetapi klien
tidak merasa minder atau khawatir dengan penyakit yang dihadapinya, klien bisa
menerima keadaan dirinya
k. Pola manajemen koping dan stres
Selama menderita sakit, klien tidak merasakan perubahan yang besar dalam hal
emosional, bila menghadapi masalah klien sering mendiskusikannya dengan anggota
keluarga terutama istrinya. Pada saat ini dan akhir-akhir ini klien tidak mempunyai
masalah yang memerlukan konsentrasi untuk menyelesaikan, klien hanya memikirkan
ingin segera pulih kesehatannya.
l. Sistem nilai dan keyakinan
Klien beragama islam taat beribadah. Tidak ada keyakinan yang salah yang bertentangan
dengan nilai-nilai kesehatan. Tidak ada pantangan tentang yang dianut yang dapat
merubah status kesehatan klien.
4. Pemeriksaan Fisik
Keluhan saat dikaji 20 mei 2022:
Kedaan Umum klien : Kesadaran compos mentis (GCS: E4V5M6)
a. Tanda vital : TD= 130/70 mmHg, N= 72 x/menit, S= 36.8 0C, R= 24 x/mnt
b. Kepala : Rambut pendek, disisir rapih, bersih tak berbau dan tak berketombe.
Tekstur kuat
c. Mata : Konjungtiva tak anemis, sclera tidak ikterus, terdapat bintik putih di area
kornea mata kiri.
IOL calculation
VOD =0.2 F
VOS = 200
VOD = 0,2 F+100.0,7
VOS = 200 Nc PH 0,7
d. Hidung : Simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada sekret, tidak ada
polip, tidak keluar darah.
e. Telinga : Simetris, tak ada discharge, bersih, fungsi pendengaran baik
f. Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada sianosis, bersih, tidak ada stomatitis.
g. Leher : Tak ada deviasi trachea, tak ada pembesaran vena jugularis, tak ada
pembesaran kelenjar tiroid.
h. Thorax : Bentuk simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada benjolan.
i. Jantung : Tidak ada kardiomegali, S1>S2, iktus kordis tidak terlihat, suara jantung
reguler.
j. Paru : Pada saat di perkusi suara paru sonor, di auskultasi suara paru vesikuler,
tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing, dan tidak ada cairan.
k. Punggung : Tidak mengalami skoliosis, lordosis ataupun kifosis
l. Abdomen
Insp. : Tidak ada distensi, tidak tampak vena di permukaan dinding abdomen,
tidak bengkak dan kembung.
Ausk : Suara peristaltic 6x/menit, kuat dan teratur, bising usus teratur
Perkusi : Terdengar timpani pada areal abdomen, perkusi pada retro abdomen
klien tidak merasa nyeri.
Palp. : Tak ada nyeri tekan, tak ada pembesaran hati atau limpa dan ginjal tak
teraba
m. Inguinal : Tak ada pembesaran kelenjar inguinal, alat kelamin tak ada kelainan dan
keluhan
n. Ekstrimitas : Turgor kulit baik
B. ANALISA DATA
No Tanggal/Jam Data Problem Etiologi
1. 20 -05 2022 Data Subjektif Gangguan Gangguan
Jam 15.00 Klien mengatakan persepsi penglihatan
pandangan mata sensori
kanan dan kiri kabur
Data Objektif
bintik putih di area
kornea mata kanan
pupil kiri sohor
Pupil kanan isohor
VOD = 0.2 F
VOS = 200 F
Data Objektif
mata kanan berair
skala nyeri 5
TD= 130/80 mmHg,
N= 93 x/menit, S=
36.9 0C, R= 21x/mnt
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan Gangguan penglihatan
2. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
D. RENCANAN KEPERAWATAN
No Diagnosis Keperawatan Standar Luaran Standar Luaran
(SDKI Keperawatan Indonesia (SLKI Keperawatan Indonesia (SLKI
1. Gangguan persepsi sensori : Setelah dilakukan intervensi keperawatan Minimalisasi Rangsangan (I.08241)
penglihatan b.d gangguan selama 1x24jam diharapakan Persepsi sensori Periksa status mental, status sensori,
penglihatan membaik (L.09083) dengan kriteria hasil dan tingkat kenyamanan (mis. nyeri,
Verbalisasi melihat meningkat kelelahan)
Respons sesuai stimulus membai Diskusikan tingkat toleransi terhadap
Distorsi sensori menurun beban sensori (mis. Bising, terlalu
Konsentrasi membaik terang)
Planning
Lanjutkan intervensi
Rencana OP Catarac besok tgl 21 mei 2022
jam 16.00
21 -05 2022 Jam 1,2 Memonitor tanda anxietas baik verbal dan Subjektif
09.00 non verbal Pasien mengatakan sudah siap dan yakin
mengidentifikasi kemampuan mengambil untuk melakukan operasi katarak,dan
keputusan persiapan puasa 6 jam sebelum operasi
Jam mengajarkan cara meminimalisasi stimulus
10.00 (mis. mengatur pencahayaan ruangan, Objektif
mengurangi, membatasi kunjungan Pasien terlihat lebih tenang dan rileks
mengkolaborasi medis untuk persiapan TD= 120/70 mmHg, N= 79x/menit, S=
puasa 6 sebelum operasi 37,1 0C, R= 23 x/mnt
Assesment
Pasien mampu mengambil keputusan
untuk melakukan tindakan operasi
katarak
Planning
Lanjutkan intervensi