Anda di halaman 1dari 17

KATARAK

KELOMPOK 2
KETUA : REZA MELANI ASTUTI 19192011
ANGGOTA : NURBAITI 19192009
WARDA TAUFIK 19192013
RUWAIDAH 20192001
HAJAR ISMAIL 19192020
SANNY LIMBONG PADANG

PRODI SI KEPERAWATAN STIKER GUNUNG SARI


TAHUN AJARAN 2021-2022

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT Yang


telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah keperawatan
medikal bedah III di sekolah tinggi ilmu keperawatan stikes gunung Sari
Dengan terselesaikannya masalah ini, tidak lupa berkat bantuan,
bimbingan, dan dorongan dari ibu Imelda Appulembang, S.Kp,MSN selaku
dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan medikal bedah III dan teman-
teman seperjuangan yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kekeliruan, penulis harap
kritik yang bersifat membangun demi perbaikan dan kesempurnaan makalah
ini.

Makassar ,18 Oktober 2021

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sasi Kesehatan Dunia (WHO), saat ini terdapat 180 juta penduduk dunia
yang mengalami cacat penglihatan. Sebanyak 40-45 juta diantaranya
tidak dapat melihat atau buta. Laporan WHO juga mengungkapkan
bahwa setiap detik tambah satu penderita kebutaan di dunia.
Sembilan dari 10 penderita kebutaan tersebut berada di negara miskin
dan berkembang, terutama negara-negara Afrika dan Asia Selatan atau
Asia Tenggara.Khusus untuk Indonesia, diperkirakan 3,1 juta jiwa (1,5
persen) penduduknya mengalami kebutaan. Penyebab utama kebutaan
di dunia adalah katarak (45 persen).Penyebab lain antara lain adalah
glaucoma, diabetes melitus, dan trauma (37,5persen); trachoma (12,5
persen); dan onchocerciasis atau river blindness (0,6 persen).
Katarak adalah istilah medis untuk setiap keadaan keruh pada lensa
mata.Lensa mata terutama disusun oleh air, protein, dan lipid. Protein
tersusun demikian sehingga cahaya dapat menembus lensa dan
difokuskan pada retina. Kadang-kadang protein tersebut mengumpul
bersama sehingga memperkeruh atau menutupi Bagian kecil pada lensa.
Itulah yang disebut katarak. Makin lama, kumpulan protein tersebut
membesar dan memperkeruh lensa. Tanda-tanda katarak antara lain
penglihatan kabur,Cahaya lampu terlihat terang pada malam hari,
cahaya matahari atau lampu silau,Dan warna tampak pudar.
B. Rumusan masalah
a. Apa definisi dari katarak ?
b. Ksafikasi katarak ?
c. Bagaimana etiologi katarak ?
d. Bagaimana patofisiologi dan pathyaw katarak ?
e. Bagaimana manifestasi klinis katarak ?
f. Bagaimana fatofisiologi dan pathway katarak ?
g. Bagaimana penatalaksanaan pada katarak ?
h. Bagaimana pemeriksaan katarak ?
i. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien katarak?
C. Tujuan
1. Supaya mahasiswa memahami tentang penyakit katarak secara lebih
detail
2. Supaya mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan yang
benar pada klien dengan penyakit katarak
3. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas diskusi dan kelompok
presentasi mata kuliah KMB (keperawatan Medikal Bedah)
D. Metode penulisan
Makalah ini di susun dengan melakukan tinjauan pusaka yaitu
referensi buku dan internet

E. Sistematika Penulisan
Makalah ini tersusun atas 3 bab yaitu Bab 1 pendahuluan yang terdiri
dri latar belakang , rumusan masalah , tujuan, metode penulisan dan
sistematika penulisan. Bab II pembahasan dan Bab III penutup.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi

Katarak berasal dari kata Yunani Katarraktes, Inggris Cataract, dan Latin
cataracta yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular
dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa yang keruh.

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa
terjadi akibat kedua-duanya.

Biasanya kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif


ataupun dapat tidak mengalami perubahan dalam waktu lama. Katarak
umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga
akibat kelainan kongenital atau punyulit penyakit mata lokal menahun.
Bermacam-macam penyakit mata dapat mengakibatkan katarak, seperti
glaukoma, ablasi, uveitis, dan retinitis pigmentosa. Katarak dapat
berhubungan proses intraokular lainnya.

Katarak adalah kekeruhan lensa mata yang dapat menghambat cahaya


masuk ke mata. Menurut WHO, kebanyakan katarak terkait dengan
masalah penuaan, meskipun kadang-kadang anak-anak dapat lahir
dengan kondisi katarak kongenital, atau katarak dapat berkembang
setelah trauma, peradangan atau karena suatu penyakit.

Menurut Corwin (2001), katarak adalah penurunan progresif kejernihan


lensa. Lensa menjadi keruh atau berwarna putih abu-abu, dan
ketajaman penglihatan berkurang. Katarak terjadi apabila protein-
protein lensa yang secara normal transparan terurai dan mengalami
koagulasi.
Jadi, dapat disimpulkan katarak adalah kekeruhan lensa yang Normalnya
transparan dan dilalui cahaya menuju retina, dapat disebabkan oleh
Berbagai hal sehingga terjadi kerusakan penglihatan.

Jenis- jenis katarak menurut Vaughan, Dale (2000) terbagi atas :


1. Katarak terkait usia (katarak senilis)
Katarak senilis adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai.
Satu-satunya gejala adalah distorsi penglihatan dan penglihatan
yang semakinkabur.
2. Katarak anak- anak
Katarak anak- anak dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
a. Katarak kongenital, yang terdapat sejak lahir atau segera
sesudahnya.Banyak katarak kongenital yang tidak diketahui
penyebabnyawalaupun mungkin terdapat faktor genetik, yang lain
disebabkan olehpenyakit infeksi atau metabolik, atau beerkaitan
dengan berbagaisindrom.
b. Katarak didapat, yang timbul belakangan dan biasanya terkait
dengansebab-sebab spesifik. Katarak didapat terutama
disebabkan olehtrauma, baik tumpul maupun tembus. Penyyebab
lain adalah uveitis,infeksi mata didapat, diabetes dan obat.
3. Katarak traumatik
Katarak traumatik paling sering disebabkan oleh cedera benda
asing dilensa atau trauma tumpul terhadap bola mata. Lensa
menjadi putih segerasetelah masuknya benda asing karena lubang
pada kapsul lensamenyebabkan humor aqueus dan kadang-
kadang korpus vitreum masuk kedalam struktur lensa.
4. Katarak komplikata
Katarak komplikata adalah katarak sekunder akibat penyakit
intraokular Pada fisiologi lensa. Katarak biasanya berawal
didaerah sub kapsul Posterior dan akhirnya mengenai seluruh
struktur lensa. Penyakit- penyakit Intraokular yang sering
berkaitan dengan pembentukan katarak adalah Uveitis kronik atau
rekuren, glaukoma, retinitis pigmentosa dan pelepasannRetina.
5. Katarak akibat penyakit sistemik
Katarak bilateral dapat terjadi karena gangguan- gangguan
sistemik Berikut: diabetes mellitus, hipoparatiroidisme, distrofi
miotonik, dermatitis Atropik, galaktosemia, dan syndrome Lowe,
Werner atau Down.
6. Katarak toksik
Katarak toksik jarang terjadi. Banyak kasus pada tahun 1930-an
sebagai Akibat penelanan dinitrofenol (suatu obat yang digunakan
untuk menekan Nafsu makan). Kortokosteroid yang diberikan
dalam waktu lama, baik Secara sistemik maupun dalam bentuk
tetes yang dapat menyebabkan Kekeruhan lensa.
7. Katarak ikutan
Katarak ikutan menunjukkan kekeruhan kapsul posterior akibat
katarak Traumatik yang terserap sebagian atau setelah terjadinya
ekstraksi katarak Ekstrakapsular.

B. Etiologi katarak
Menurut Mansjoer (2000), penyebab terjadinya katarak bermacam-
Macam. Umumnya adalah usia lanjut (katarak senil), tetapi dapat terjadi
Secara kongenital akibat infeksi virus di masa pertumbuhan janin,
genetik, dan Gangguan perkembangan. Dapat juga terjadi karena
traumatik, terapi Kortikosteroid metabolik, dan kelainan sistemik atau
metabolik, seperti Diabetes mellitus, galaktosemia, dan distrofi
miotonik. Rokok dan konsumsi Alkohol meningkatkan resiko katarak.

Sebagian besar katarak terjadi karena proses degenerative atau


Bertambahnya usia seseorang. Katarak kebanyak munucl pada usia
lanjut akibat Pajanan kumulatif terhadap pengaruh lingkungan dan
pengaruh lainnya. Faktor-Faktor risiko yang mendukung terjadinya
katarak adalah:

a. Diabetes. Pasien dengan diabetes memiliki risiko tinggi mengalami


katarak Dan risiko komplikasi postoperasi lebih tinggi. Peningkatan
gula darah secara Cepat dapat menyebabkan pembengkakan lensa
akut dan pseudomyopia. AkanTetapi fenomena ini bersifat reversible.
Tipe yang umum pada pasien diabetes Adalah katarak subkapsular
posterior, kortikal, dan campuran.
b. Penggunaan alkohol. Berdasarkan laporan, orang yang mengonsumsi
lebih Baanyak alkohol memiliki risiko katarak lebih tinggi.
Mekanismenya Kemungkinan karena adanya efek katarktogenik yang
dimediasi oleh Malnutrisi akibat kekurangan asupan makanan, atau
inhibisi langsung dari Penyerapan nutrisi makanan oleh alkohol.
c. Riwayat keluarga.
d. Trauma.
e. Penggunaan kortikosteroid jangka panjang. Kemungkinan
kortikosteroid Memiliki efek katarktogenik yang dapat menyebabkan
katarak tipe Subkapsular posterior.
f. Merokok. Merokok dapat menyebabkan kekeruhan pada inti lensa.
Mekanisme yang menjelaskan hal tersebut masih belum diketahui.
g. Paparan sinar UV. Pada penelitian dikatakan bahwa pasien yang
terpapar Dengan UV-B memiliki risiko lebih tinggi terkena katarak.
Dikatakan bahwa Adanya radikal bebas pada retina merupakan
penyebab kerusakan lensa. Radiasi sinar UV ini menyebabkan katarak
subkapsular posterior.
h. Nutrisi. Kekurangan nutrisi seperti vitamin C, E, dan karotenoid
dikatakan Akan meningkatkan kejadian katarak.

C. Patofisiologi dan pathyaw katarak


Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih,
Transparan, berbentuk seperti kancing baju dan mempunyai kekuatan
refraksi Yang besar. Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada
zona sentral Terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yang
mengelilingi keduanya Adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan
bertambahnya usia, nukleus Mengalami perubahan warna menjadi
coklat kekuningan. Disekitar opasitas Terdapat densitas seperti duri di
anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada Kapsul posterior
merupakan bentuk katarak yang paling bermakna, nampak Seperti
kristal salju pada jendela.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya
Transparansi. Perubahan pada serabut halus multipel (zunula) yang
memanjang Dari badan silier ke sekitar daerah diluar lensa, misalnya
dapat menyebabkan Penglihatan mengalamui distorsi. Perubahan kimia
dalam protein lensa dapat Menyebabkan koagulasi, sehingga
mengabutkan pandangan dengan Menghambat jalannya cahaya ke
retina. Salah satu teori menyebutkan Terputusnya protein lensa normal
terjadi disertai influks air ke dalam lensa.Proses ini mematahkan serabut
lensa yang tegang dan mengganggu transmisi Sinar. Teori lain
mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam Melindungi
lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan
Bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang
menderita Katarak.
Katarak biasanya terjadi bilateral, namun memiliki kecepatan yang
Berbeda. Dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemik,
seperti Diabetes. Namun kebanyakan merupakan konsekuensi dari
proses penuaan Yang normal. Kebanyakan katarak berkembang secara
kronik ketika seseorang Memasuki dekade ketujuh. Katarak dapat
bersifat kongenital dan harus Diidentifikasi awal, karena bila tidak
terdiagnosa dapat menyebabkan Ambliopia dan kehilangan penglihatan
permanen. Faktor yang paling sering Berperan dalam terjadinya katarak
meliputi radiasi sinar ultraviolet B, obat-Obatan, alkohol, merokok,
diabetes, dan asupan vitamin antioksidan yang Kurang dalam jangka
waktu lama (Smeltzer, 2002).
D. Manifestasi klinis katarak
Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya, Pasien
melaporkan penurunan ketajaman fungsi penglihatan, silau, dan
Gangguan fungsional sampai derajat tertentu yang diakibatkan karena
Kehilangan penglihatan tadi, temuan objektif biasanya meliputi
pengembunan Seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak
akan tampak dengan Oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak,
cahaya akan dipendarkan dan Bukannya ditransmisikan dengan tajam
menjadi bayangan terfokus pada Retina. Hasilnya adalah pandangan
kabur atau redup, menyilaukan yang Menjengkelkan dengan distorsi
bayangan dan susah melihat di malam hari. Pupil yang normalnya hitam,
akan tampak kekuningan, abu-abu atau putih. Katarak biasanya terjadi
bertahap selama bertahun-tahun , dan ketika katarak Sudah sangat
memburuk, lensa koreksi yang lebih kuat pun tak akan mampu
Memperbaiki penglihatan.
Orang dengan katarak secara khas selalu mengembangkan strategi
Untuk menghindari silau yang menjengkel yang disebabkan oleh cahaya
yang Salah arah. Misalnya, ada yang mengatur ulang perabotan
rumahnya sehingga Sinar tidak akan langsung menyinari mata mereka.
Ada yang mengenakan topi Berkelepak lebar atau kaca mata hitam dan
menurunkan pelindung cahaya saat Mengendarai mobil pada siang hari
(Smeltzer, 2002).

E. penatalaksanaan
Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menuru
Sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila
telah Menimbulkan penyulit seperti glaukoma dan uveitis (Mansjoer,
2000). Dalam Bedah katarak, lensa diangkat dari mata (ekstraksi lensa)
dengan prosedur Intrakapsular atau ekstrakapsular. Ekstraksi
intrakapsular yang jarang lagi dilakukan saat ini adalah mengangkat
lensa in toto, yakni didalam kapsulnya melaui insisi limbus superior 140-
1600. pada ekstraksi ekstrakapsular juga dilakukan insisi limbus superior,
bagian anterior kapsul dipotong dan diangkat, nukleus diekstraksi dan
korteks lensa dibuang dari mata dengan irigasi dan aspirasi atau tanpa
aspirasi sehingga menyisakan kapsul posterior.

Fakofragmentasi dan fakoemulsifikasi dengan irigasi atau aspirasi (atau


keduanya) adalah teknik ekstrakapsular yang menggunakan getaran-
getaran ultrasonik untuk mengangkat nukleus dan korteks melalui insisi
lumbus yang kecil (2-5 mm), sehingga mempermudah penyembuhan
luka pasca operasi. Teknik ini kurang bermanfaat pada katarak senilis
yang padat dan keuntungan insisi lumbus yang kecil agak berkurang jika
dimasukkan lensa intraokuler. Pada beberapa tahun silam, operasi
katarak ekstrakapsular telah menggantikan prosedur intrakapsular
sebagai jenis bedah katarak yang paling sering. Alasan utamanya adalah
bahwa apabila kapsul posterior utuh, ahli bedah dapat memasukkan
lensa intra okuler ke dalam kamera posterior. Insiden komplikasi
pasca operasi seperti abasio retina dan edema makula lebih kecil bila
kapsul posteriornya utuh.

Jika digunakan teknik insisi kecil, masa penyembuhan pasca operasi


biasanya lebih pendek. Pasien dapat bebas rawat jalan pada hari operasi
itu juga, tetapi dianjurkan untuk bergerak dengan hati- hati dan
menghindari peregangan atau mengangkat benda berat selama sekitar
satu bulan. Matanya dapat dibalut selama beberapa hari, tetapi kalau
matanya terasa nyaman, balutan dapat dibuang pada hari pertama
pasca operasi dan matanya dilindungi dengan kacamata. Perlindungan
pada malam hari dengan pelindung logam diperlukan selama beberapa
minggu. Kacamata sementara dapat digunakan beberapa hari setelah
operasi, tetapi biasanya pasien melihat dengan cukup baik melalui lensa
intraokuler sambil menantikan kacamata permanen.(Vaughan, 2000)

F. Pemeriksaan katarak
1. Kartu mata snellen /mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan
kerusakan kornea, lensa, akueus/viterus humor, kesalahan refraksi
penyakit sistem Saraf, penglihatan ke retina
2. Iluminasi oblik tampak kekeruhan yang Keabu-abuan atau putih
dengan bayangan hitam disebut iris shadow.
3. Pemeriksaan dengan optalmoskop tampak warna hitam diatas dasar
orange disebut fundus reflek.
4. Pada katarak yang lebih lanjut, kekeruhan bertambah sehingga iris
shadow menghilang dan fundus reflek menjadi hitam saja (negatif).
5. Pengukuran Tonografi : TIO (12_25 mmHg)

G. Asuhan keperawatan pada pasien katarak


1. Pengkajian fokus
Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan
dasar Utama dan hal yang penting di lakukan baik saat pasien
pertama kali masuk Rumah sakit maupun selama pasien
dirawat di rumah sakit.
2. Biodata
Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan,
agama, Suku/ bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dan
nomor register.
3. Riwayat kesehatan
 Keluhan utama
Penurunan ketajaman penglihatan dan silau.
 Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan pendahuluan pasien diambil untuk
menemukan Masalah primer pasien, seperti: kesulitan
membaca, pandangan kabur, Pandangan ganda, atau
hilangnya daerah penglihatan soliter. Perawat Harus
menemukan apakah masalahnya hanya mengenai satu
mata atau Dua mata dan berapa lama pasien sudah
menderita kelainan ini. Riwayat mata yang jelas sangat
penting. Apakah pasien pernah Mengalami cedera mata
atau infeksi mata?, penyakit apa yang terakhir Diderita
pasien?.
 Riwayat kesehatan sekarang
Eksplorasi keadaan atau status okuler umum pasien.
Apakah ia Mengenakan kacamata atau lensa kontak?,
apakah pasien mengalami Kesulitan melihat (fokus) pada
jarak dekat atau jauh?, apakah ada Keluhan dalam
membaca atau menonton televisi?, bagaimana dengan
Masalah membedakan warna atau masalah dengan
penglihatan lateral Atau perifer?
 Riwayat kesehatan keluarga
Adakah riwayat kelainan mata pada keluarga derajat
pertama atau Kakek-nenek.

4. Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi mata akan tampak pengembunan seperti
mutiara keabuan Pada pupil sehingga retina tak akan tampak
dengan oftalmoskop (Smeltzer, 2002). Katarak terlihat tampak
hitam terhadap refleks fundus Ketika mata diperiksa dengan
oftalmoskop direk. Pemeriksaan slit lamp Memungkinkan
pemeriksaan katarak secara rinci dan identifikasi
lokasibOpasitas dengan tepat. Katarak terkait usia biasanya
terletak didaerah Nukleus, korteks, atau subkapsular. Katarak
terinduksi steroid umumnya Terletak di subkapsular posterior.
Tampilan lain yang menandakan Penyebab okular katarak
dapat ditemukan, antara lain deposisi pigmen Pada lensa
menunjukkan inflamasi sebelumnya atau kerusakan iris
Menandakan trauma mata sebelumnya (James, 2005)
5. Perubahan pola fungsi
Data yang diperoleh dalam kasus katarak, menurut Doenges
(2000) adalah Sebagai berikut :
 Aktivitas / istirahat
Gejala : Perubahan aktivitas biasanya/ hobi sehubungan
dengan Gangguan penglihatan.
 Makanan/ cairan
Gejala : Mual/ muntah.
 Neurosensori
Gejala : Gangguan penglihatan (kabur/tak jelas), sinar
terang Menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap
Penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja
dengan Dekat/ merasa di ruang gelap. Perubahan
kacamata/ pengobatan tidak memperbaik Penglihatan.
Tanda : Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil
Hipersekresi air mata.
 Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Ketidaknyamanan ringan/ mata berair.

6. Pemeriksaan Diagnostik
Selain uji mata yang biasanya dilakukan menggunakan kartu
snellen, Keratometri, pemeriksaan lampu slit dan oftalmoskopi,
maka A-scan Ultrasound (echography) dan hitung sel endotel
sangat berguna sebagai Alat diagnostik, khususnya bila
dipertimbangkan akan dilakukan Pembedahan. Dengan hitung
sel endotel 2000 sel/mm3, pasien ini Merupakan kandidat yang
baik untuk dilakukan fakoemulsifikasi dan Implantasi IOL
(Smeltzer, 2002).

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1.) gangguan (nyeri akut) berhubungan dengan prosedur invasif
2) Gangguan persepsi sensori visual / penglihatan berhubungan dengan
gangguan penglihatan, penglihatan ganda.
3) risiko tinggi terjadinya infeksi dengan prosedur invasif (bedah
pentingnya).
4) Cemas berhubungan dengan pembedahan yang akan dijalani dan
kemungkinan kegagalan untuk kkembali

I. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan prosedur
invasive.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 60 menit
diharapkan nyeri dapat berkurang dengan kriteria hasil:
- Klien dapat menunjukkan perubahan skala nyeri
- Klien merasa nyaman
- klien dapat menjelaskan factor-faktor penyebab nyeri
- klien tidak menunjukkan rasa sakit akibat nyeri nga (rileks).
Intervensi :
1.kaji nyeri Secara koperehenssif (P,Q,R,S,T)
R : Untuk mengetahui paliatif: yang bisa mengurangi nyeri,Quality: nyeri
yg dirasakan seperti apa,region: areanya menyebar atau menetap,
Skala : dengan mendeskripsikan skala nyeri 0-10,Tiem :kapan dan berapa
lama nyeri timbul.
2. Lakukan Distraksi dan relaksasi
R : Membantu klien mengurangi persepsi nyeri atau mengalihkan
perhatian klien dari nyeri.
3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotic
R : Membantu mengurangi nyeri
4. Ciptakan Lingkungan yang nyaman untuk pasien
R : Menciptakan Lingkungan yang nyaman untuk pasien
2. Gangguan persepsi Sensori visual/penglihatan berhubungan dengan
penurunan ketajaman penglihatan, penglihatan ganda.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam
diharapkan gangguan persepsi sensori teratasi dengan kriteria hasil :
- Mengenal perubahan simulus yang positif dan negative
- Mengidentifikasi Kebiasaan lingkungan

Intervensi :
1. Bedakan kemampuan lapang pandang diantara kedua mata
R: Menentukan kemampuan lapang pindang tiap mata
2.Anjurkan pasien menggunakan kacamata katarak,Cegah lapang
pandang parifer dan catat terjadinya bintik buta.
R : menurunkan penglihatan Perifer Dan gerakan
3. Dorong klien untuk melakukan aktivitas sederhana seperti menonton
TV, radio,dll.
R : Meningkatkan input sensori,dan mempertahankan perasaan normal
tanpa meningkat stres.
4. Observasi tanda disorientasi dengan teta6 berada disisi pasien.
R :mengurangi ketakutan pasien dan meningkatkan stimulus
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Katarak merupakan keadaan di mana terjadi kekeruhan


pada serabut atau bahan lensa di dalam kapsul lensa yang
menghalangi sinar masuk ke dalam mata. Katarak disebabkan
oleh faktor usia, penyakit (seperti diabetes), mata, obat-
obatan, radiasi dan bisa juga secara kongenitalis, yaitu
ditemukan pada bayi ketika lahir.

Pada penderita katarak penglihatan akan suatu objek benda


atau cahaya menjadi kabur atau buram, bayangan benda
terlihat seakan seperti bayangan semu atau seperti asap, mata
juga akan kesulitan melihat ketika malam hari dan terasa
sensitif bila terkena cahaya.

Untuk mengobati katarak dapat dengan terapi pencegahan


seperti mengurangi terpaparnya mata terhadap sinar
ultraviolet, menggunakan pelindung mata dari hal yang
berpotensi menyebabkan kerusakan mata, mengobati
penyakit-penyakit sistemik yang menjadi faktor resiko
mempercepat terjadinya katarak. Tindakan operasi dapat
dilakukan jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan tajam
pengelihatan sedemikian rupa sehingga mengganggu
pekerjaan sehari-hari. Operasi katarak dapat dipertimbangkan
untuk dilakukan jika katarak terjadi berbarengan dengan
penyakit mata lainnya, seperti uveitis.
B. Saran

Meskipun katarak banyak ditemukan pada pasien usia


lanjut dan dapat disembuhkan dengan operasi namun
pencegahan sejak awal saat masih muda menjadi langkah yang
sangat penting untu dilakukan, seperti menghindari paparan
asap rokok, melindungi mata dari sinar UV, melakukan
pemeriksaan mata secara teratur, mengkonsumsi makanan
sehat seperti vitamin A, vitamin E, beta karoten dan
membatasi makanan yang banyak mengandung gula. Jika telah
mengalami penyakit Diabetes Mellitus, yang harus
diperhatikan adalah diet, olah raga, memonitor gula darah,
tekanan darah, kolesterol dan memakai obat-obatan diabet
secara teratur, selain itu juga memeriksakan matanya secara
rutin.

Demikian makalah kami buat. Kami sadar akan banyaknya


kesalahan dan kekurangan sehingga makalah ini jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kami mangharapkan kritik dan saran
agar bisa menjadikan motivasi agar penulisan makalah
kedepan bisa menjadi lebih baik. Akhir kata semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai