L DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENGLIHATAN :
KATARAK DI DESA SUKA MAJU,
KEC. SIMEULUE TIMUR,
KAB. SIMEULUE
DISUSUN
OLEH :
VIVI ANGGRAINI
190202121
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Katarak menjadi penyebab kebutaan nomor satu didunia karena penyakit
ini menyerang tanpa disadari oleh penderitanya. Katarak terjadi secara perlahan-
lahan. Katarak baru terasa mengganggu setelah tiga sampai lima tahun menyerang
lensa mata.
Pada tahun 2020 diperkirakan penderita penyakit mata dan kebutaan
meningkat dua kali lipat. Padahal 7,5% kebutaan didunia dapat dicegah dan
diobati. Kebutaan merupakan masalah kesehatan masyarakat dan sosial ekonomi
yang serius bagi setiap negara. Studi yang dilakukan Eye Disease evalence
Research Group (2004) memperkirakan, pada 2020 jumlah penderita penyakit
mata dan kebutaan didunia akan mencapai 55 juta jiwa.
Prediksi tersebut menyebutkan, penyakit mata dan kebutaan meningkat
terutama bagi mereka yang telah berumur diatas 65 tahun. Semakin tinggi usia,
semakin tinggi pula resiko kesehatan mata, WHO memiliki catatan mengejutkan
mengenai kondisi kebutaan didunia, khususnya dinegara berkembang.
Saat ini terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia, 60% diantaranya
berada di negara miskin atau berkembang. Ironisnya Indonesia menjadi Negara
tertinggi di Asia Tenggara dengan angka sebesar 1,5%. Menurut spesialis
Mata dari RS Pondok Indah Dr Ratna Sitompul SpM, tingginya angka kebutaan di
Indonesia disebabkan usia harapan hidup orang Indonesia semakin meningkat,
Karena beberapa penyakit mata disebabkan proses penuaan. Artinya semakin
banyak jumlah penduduk usia tua, semakin banyak pula penduduk yang
berpotensi mengalami penyakit mata.
Hingga kini penyakit mata yang banyak ditemui di Indonesia adalah
katarak (0,8%), glukoma (0,2%) serta kelainan refraksi (0,14%). Katarak
merupakan kelainan mata yang terjadi karena perubahan lensa mata yang keruh.
Dalam keadaan normal jernih dan tembus cahaya. Selama ini katarak banyak
diderita mereka yang berusia tua. Karena itu, penyakit ini sering diremehkan
kaum muda. Hal ini diperkuat berdasarkan data dari Departemen Kesehatan
Indonsia (Depkes) bahwa 1,5 juta orang Indonesia mengalami kebutaan karena
katarak dan rata-rata diderita yang berusia 40-55 tahun.
Penderita rata-rata berasal dari ekonomi lemah sehingga banyak diantara
mereka tidak tersentuh pelayanan kesehatan. Dan kebanyakan katarak terjadi
karena proses degeneratif atau semakin bertambahnya usia seseorang. Bahkan,
dari data statistik lebih dari 90 persen orang berusia di atas 65 tahun menderita
katarak, sekitar 55 persen orang berusia 75-85 tahun daya penglihatannya
berkurang akibat katarak (Irawan, 2008)
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Katarak?
2. Apa Etiologi Katarak?
3. Apa Patofisiologi Ktarak?
4. Apa Manifestasi Klinis Katarak?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang Katarak?
6. Bagaimana Penatalaksanaan Katarak?
7. bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien Katarak?
C. Tujuan Penelitian
1. Mahaiswa dapat mengetahui Pengertian Katarak
2. Mahaiswa dapat mengetahui Etiologi Katarak
3. Mahaiswa dapat mengetahui Patofisiologi Ktarak
4. Mahasiswa dapat mengetahui Manifestasi Klinis Katarak?
5. Mahaiswa dapat mengetahui pemeriksaan penunjang Katarak
6. Mahaiswa dapat mengetahui Penatalaksanaan Katarak
7. Mahaiswa dapat mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien Katarak
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi
Katarak menyebabkan penglihatan menjadi berkabut/buram. Katarak
merupakan keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi keruh akibat hidrasi
cairan lensa atau denaturasi protein lensa, sehingga pandangan seperti tertutup air
terjun atau kabut merupakan penurunan progresif kejernihan lensa, sehingga
ketajaman penglihatan berkurang (Corwin, 2000).
Katarak adalah kekeruhan lensa. Katarak memiliki derajat kepadatan yang
sangat bervariasi dan dapat disebabkan oleh berbagi hal, tetapi biasanya berkaitan
dengan penuaan (Vaughan, 2000).
Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih. Biasanya
terjadi akibat proses penuaan, tapi dapat timbul pada saat kelahiran (katarak
kongenital). Dapat juga berhubungan dengan trauma mata tajam maupun tumpul,
penggunaan kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemis, pemajanan radiasi,
pemajanan sinar matahari yang lama, atau kelainan mata yang lain (seperti uveitis
anterior) (Smeltzer, 2001).
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan
bening menjadi keruh. Asal kata katarak dari kata Yunani cataracta yang berarti
air terjun. Hal ini disebabkan karena pasien katarak seakan-akan melihat sesuatu
seperti tertutup oleh air terjun didepan matanya (Ilyas, 2006) hal 2. Jadi dapat
disimpulkan, katarak adalah kekeruhan lensa yang normalnya transparan dan
dilalui cahaya ke retina, yang dapat disebabkan oleh berbagai hal sehingga terjadi
kerusakan penglihatan.
C. Patofisiologis
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kancing baju dan mempunyai kekuatan refraksi yang besar.
Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus,
di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan
posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan warna
menjadi coklat kekuningan. Disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di
anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk
katarak yang paling bermakna, nampak seperti kristal salju pada jendela.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya
transparansi. Perubahan pada serabut halus multipel (zunula) yang memanjang
dari badan silier ke sekitar daerah diluar lensa, misalnya dapat
menyebabkanpenglihatan mengalamui distorsi. Perubahan kimia dalam protein
lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan
menghambat jalannya cahaya ke retina.
Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi
disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang
tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu
enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim
akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien
yang menderita katarak.
I. Komplikasi
1. Hilangnya vitreous.
Jika kapsul posterior mengalami kerusakan selama operasi maka gel vitreous
dapat masuk ke dalam bilik anterior, yang merupakan resikoterjadinya glaucoma
atau traksi pada retina. Keadaan ini membutuhkan pengangkatan dengan satu
instrument yang mengaspirasi dan mengeksisi gel (virektomi). Pemasanagan lensa
intraocular sesegera mungkin tidak bias dilakukan pada kondisi ini.
2. Prolaps iris.
Iris dapat operasi dini. Terlihat sebagai daerah berwarna gelap pada lokasi
insisi. Pupil mengalami distorsi. Keadaan ini membutuhkan perbaikan segera
dengan pembedahan.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
a. Nama : Ny. L
b. Umur : 71 Tahun
c. Pendidikan terakhir : SMP
d. Agama : Islam
e. Status perkawinan : Menikah
f. Alamat : Desa Suka Maju, Sinabang, Aceh
g. Telepon : 082340534492
h. Jenis kelamin : Perempuan
i. Orang yang paling dekat dihubungi: Anak Klien
j. Hubungan dengan usila : Keluarga Klien
k. Alamat : Desa Suka Maju, Sinabang, Aceh
l. Jenis kelamin keluarga : Perempuan
2. Riwayat Keluarga
A. Pasangan
1) Nama : Tn.S
2) Umur : 73 Tahun
3) Pekerjaan :-
4) Alamat : Desa Suka Maju, Sinabang, Aceh
5) Hidup/Mati : Meninggal Dunia
6) Kesehatan :-
B.Anak
1) Nama : Ny.Y
2) Alamat : 41 Tahun
3) Hidup/Mati : Hidup
3. Riwayat Pekerjaan
4.Riwayat Lingkungan
Klien tinggal di Desa Suka Maju, 1 kamar berdua dengan cucu pertamanya.
Kondisi kamar cukup bersih, peralatan makan tertata rapi di atas meja, tidak ada
pakaian kotor yang menumpuk atau tergantung, kondisi tempat tidur cukup bersih.
Pertukaran udara cahaya matahari cukup bersih. Tingkat kenyamanan dan privacy
cukup terjamin.
5. Riwayat Rekreasi
Klien sering pergi ke pantai bersama anaknya sewaktu penglihatan klien masih
baik
Klien mengatakan keberadaan anak dan cucu klien yang sangat memperhatikan
kondisi klien sangat membantu pegawasan kesehatan klien.
Klien rajin melakukan ibadah sholat dirumah tepat waktu dan rajin berpuasa
sunah senin kamis
B. Status Imunisasai : -
E. Nutrisi : Baik
9. Status Kesehatan Masa Lalu
Klien mengatakan penglihatannya mulai terasa kabur sejak lebih kurang 3 tahun
yang lalu. Klien juga mengatakan tidak menderita penyakit lain, klien merasa
sehat-sehat saja.
1. Tinjauan Sistem
b. kesadaran : Composmentis
Nadi : 82x/menit
Suhu : 37oC
RR : 20x/menit
j. leher : Baik
k. payudara : Baik
p. genetalia : Baik
r. sistem saraf pusat : Keadaan status mental klien baik dengan emosi stabil.
Respon klien terhadap pembicaraan (+) dengan bicara yang normal dan
jelas, suara pelo (-), bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa dan bahasa
Indonesia. Interpretasi klien terhadap lawan bicara cukup aik.
w. psikososial : Baik
Analisis Hasil :
Total nilai : 25
Hasil analisis dari pengkajian diatas di dapatkan hasil dari sejumlah pertanyaan
Ny.L mampu menjawab 25 sehingga klien “Tidak ada gangguan Kognitif”
DX
NO NOC NIC
Keperawatan
1 Gangguan persepsi sensori- Setelah dilakukan tindakan keperawatan NEUROLOGIK MONITORING :
perseptual selama ..........x 24 jam, diharapakan 1. Monitor tingkat neurologis
penglihatan b.d Gangguan gangguan persepsi sensori teratasi. 2. Monitor fungsi neurologis klien
penerimaan sensori/status organ Kriteria hasil: Sensori function : vision 3. Monitor respon neurologis
indera ditandai Menunjukan tanda dan gejala persepsi 4. Monitor reflek-reflek meningeal
dengan menurunnya ketajaman dan sensori baik : penglihatan baik. 5. Monitor fungsi sensori dan persepsi :
Mampu mengungkapkan fungsi persepsi penglihatan, penciuman, pendengaran,
dan sensori dengan tepat
pengecapan, rasa
6. Monitor tanda dan gejala penurunan neurologis
klien
EYE CARE :
1. Kaji fungsi penglihatan klien
2. Jaga kebersihan mata
3. Monitor penglihatan mata
4. Monitor tanda dan gejala kelainan penglihatan
5. Monitor fungsi lapang pandang, penglihatan,
visus klien
MONITORING VITAL SIGN :
1. Monitor TD, Suhu, Nadi dan pernafasan klien
2. Catat adanya fluktuasi TD
3. Monitor vital sign saat pasien berbaring, duduk
atau berdiri
4. Auskultasi TD pada kedua lengan dan
bandingkan
5. Monitor TD, Nadi, RR sebelum dan setelah
aktivitas
6. Monitor kualitas Nadi
7. Monitor frekuensi dan irama pernafasan
8. Monitor suara paru
9. Monitor pola pernafasan abnormal
10. Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
11. Monitor sianosis perifer
12. Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi
yang melebar, brakikardi, peningkatan sistolik)
2 Ansietas b.d Perubahan pada status NOC NIC
kesehatan. Anxiety self-control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
Anxiety level 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
Coping 2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
Kriteria Hasil : pelaku pasien
Klien mampu mengidentifikasi dan 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
mengungkapkan gejala cemas. dirasakan selama prosedur
Mengidentifikasi, mengungkapkan dan 4. Pahami prespektif pasien terhadap situasi stres
menunjukkan tehnik untuk mengontol 5. Temani pasien untuk memberikan keamanan
cemas. dan mengurangi takut
Vital sign dalam batas normal. 6. Dorong keluarga untuk menemani anak
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa 7. Lakukan back / neck rub
tubuh dan tingkat aktivfitas menunjukkan 8. Dengarkan dengan penuh perhatian
berkurangnya kecemasan. 9. Identifikasi tingkat kecemasan
10. Bantu pasien mengenal situasi yang
menimbulkan kecemasan
11. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
12. Instruksikan pasien menggunakan teknik
relaksasi
13. Berikan obat untuk mengurangi kecemasan
A. Kesimpulan
Katarak menjadi penyebab kebutaan nomor satu didunia karena penyakit
ini menyerang tanpa disadari oleh penderitanya. Katarak terjadi secara perlahan-
lahan. Katarak baru terasa mengganggu setelah tiga sampai lima tahun menyerang
lensa mata.
Penderita rata-rata berasal dari ekonomi lemah sehingga banyak diantara
mereka tidak tersentuh pelayanan kesehatan. Dan kebanyakan katarak terjadi
karena proses degeneratif atau semakin bertambahnya usia seseorang. Bahkan,
dari data statistik lebih dari 90 persen orang berusia di atas 65 tahun menderita
katarak, sekitar 55 persen orang berusia 75-85 tahun daya penglihatannya
berkurang akibat katarak (Irawan, 2008)
B. Saran
Karena katarak merupakan penyebab kebutaan nomor satu di dunia, maka
asuhan keperawatan pada pasien katarak harus di lakukan dengan profesional.
Tenaga keperawatan harus menjaga agar pasien katarak tidak sampai buta.
DAFTAR PUSTAKA