Anda di halaman 1dari 13

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA Tugas

FAKULTAS KEDOKTERAN Sabtu, 10 Oktober 2020

UNIVERSITAS ALKAIRAAT

PALU

KATARAK

Disusun oleh :

Nama: Safirah Furqani

Stambuk: 14 17 777 14 285

Pembimbing: dr. Tiara M.V.S. Hamid, M.Biomed

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

PALU

2020
KATARAK

DEFINISI

Katarak berasal dari Yunani “Katarrhakies”, Inggris “Cataract”, Latin “Cataracta” yang berarti air
terjun. Katarak sendiri merupakan kekeruhan pada lensa mata atau hilangnya transparansi lensa,
sehingga terjadi gangguan penglihatan.1

Kekeruhan ini menyebabkan sulitnya cahaya untuk mencapai retina, sehingga penderita katarak
mengalami gangguan penglihatan dimana objek terlihat kabur. Mereka mengidap kelainan ini
mungkin tidak menyadari telah mengalami gangguan katarak apabila kekeruhan tidak terletak
dibagian tengah lensanya.2

Gambar 1. Perbandingan lensa pada mata normal dan katarak.


Gambar 2. Tampak depan pasien dengan mata normal dan katarak

EPIDEMIOLOGI

Katarak kebanyakan menyerang orang di atas 50 tahun. Risikonya meningkat seiring bertambahnya
usia: Sekitar 20 dari 100 orang berusia antara 65 dan 74 tahun mengidap katarak. Dan lebih dari 50
dari 100 orang di atas usia 74 tahun terkena dampaknya. 3
Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di negara berkembang. Jumlah orang yang menjadi
buta akibat katarak jauh lebih rendah di negara maju karena ketersediaan operasi yang efektif.
Operasi katarak melibatkan pengangkatan lensa mata yang keruh dan menggantinya dengan lensa
buatan.3

KLASIFIKASI

Katarak berdasarkan usia :5

a. Katarak kongenital
Sepertiga kasus katarak kongenital adalah diturunkan, sepertiga berkaitan dengan penyakit
sistemik, dan sisanya idiopatik. Separuh katarak kongenital disertai anomaly mata lainnya, seperti
PHPV (Primary Hyperplastic Posterior Vitreous), aniridia, koloboma, mikroftalmos, dan
buftalmos (pada glaukoma infantil).

Gambar 3. Katarak kongenital


b. Katarak senilis
Seiring berjalannya usia, lensa mengalami kekeruhan, penebalan, serta penurunan daya
akomodasi, kondisi ini dinamakan katarak senilis. Katarak senilis merupakan 90% dari semua
jenis katarak. Terdapat tiga jenis katarak senilis berdasarkan lokasi kekeruhannya yaitu :
1. Katarak nuklearis
Katarak nuklearis ditandai dengan kekeruhan sentral dan perubahan warna lensa menjadi kuning
atau cokelat secara progresif perlahan-lahan yang mengakibatkan turunnya tajam penglihatan.
Derajat kekeruhan lensa dapat dinilai menggunakan slitlamp. Katarak jenis ini biasanya terjadi
bilateral, namun dapat juga asimetris. Perubahan warna mengakibatkan penderita sulit untuk
membedakan corak warna. Katarak nuklearis secara khas lebih mengganggu gangguan
penglihatan jauh daripada penglihatan dekat. Nukleus lensa mengalami pengerasan progresif
yang menyebabkan naiknya indeks refraksi, dinamai miopisasi. Miopisasi menyebabkan
penderita presbiopia dapat membaca dekat tanpa harus mengenakan kacamata, kondisi ini disebut
sebagai second sight.
2. Katarak kortikal
Katarak kortikal berhubungan dengan proses oksidasi dan presipitasi protein pada sel-sel serat
lensa. Katarak jenis ini biasanya bilateral, asimetris, dan menimbulkan gejala silau jika melihat ke
arah sumber cahaya. Tahap penurunan penglihatan bervariasi dari lambat hingga cepat.
Pemeriksaan slitlamp berfungsi untuk melihat ada tidaknya vakuola degenerasi hidropik yang
merupakan degenerasi epitel posterior, dan menyebabkan lensa mengalami elongasi ke anterior
dengan gambaran seperti embun.
3. Katarak subkapsuler
Katarak ini dapat terjadi di subkapsuler anterior dan posterior. Pemeriksaannya menggunakan
slitlamp dan dapat ditemukan kekeruhan seperti plak di korteks subkapsuler posterior. Gejalanya
adalah silau, penglihatan buruk pada tempat terang, dan penglihatan dekat lebih terganggu
daripada penglihatan jauh

Gambar 4. Katarak senilis

MATURITAS KATARAK
a. Iminens/insipiens
Pada stadium ini, lensa bengkak karena termasuki air, kekeruhan lensa masih ringan, sering
terjadi glaukoma. Pada pemeriksaan didapatkan shadow test positif
b. Matur
c. Jika katarak dibiarkan, lensa akan menjadi keruh seluruhnya dan visus menurun drastic menjadi
1/300 atau hanya dapat melihat lambaian tangan dalam jarak 1 meter. Pada pemeriksaan
didapatkan shadow test negatif.
d. Hipermatur
Pada tahap akhir, korteks mencair sehingga nukleus jatuh dan lensa jadi turun dari kapsulnya
(Morgagni). Lensa terlihat keruh seluruhnya, visus sudah sangat menurun hingga bisa mencapai
0, dan dapat terjadi komplikasi berupa uveitis dan glaukoma. Pada pemeriksaan didapatkan iris
tremulans, bilik mata depan dalam, sudut bilik mata terbuka, serta shadow test positif palsu.5

ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

Beberapa faktor yang bertanggung jawab untuk mengembangkan katarak adalah sebagai berikut: 4
a. Katarak kongenital: Bisa unilateral atau bilateral - penelitian telah mendokumentasikan hubungan
erat antara katarak kongenital dan nutrisi ibu, infeksi (Rubella dan Rubeola), dan kekurangan
oksigenasi akibat perdarahan plasenta.
b. Terkait usia (katarak senilis): Jenis katarak yang paling umum
c. Cedera traumatis Penyebab paling umum dari katarak unilateral pada orang dewasa muda:
 Trauma perforasi
 Trauma tumpul: menyebabkan opasitas berbentuk bunga yang khas
 Sengatan listrik: penyebab katarak yang jarang terjadi, menyebabkan kekeruhan putih
susu yang menyebar dan beberapa kepingan salju seperti kekeruhan, terkadang dalam
distribusi subkapsular bintang
 Radiasi ultraviolet: jika intens, jarang dapat menyebabkan pengelupasan sejati kapsul
lensa anterior dan katarak
 Radiasi pengion: penggunaan untuk pengobatan tumor mata dan dalam intervensi
kardiologis dapat menyebabkan kekeruhan subkapsular posterior
 Cedera kimiawi: naftalen, talium, laktosa, galaktosa
d. Penyakit Sistemik: Distrofi miotonik Dermatitis atopik Neurofibromatosis tipe 2
e. Penyakit Endokrin : Diabetes mellitus Hipoparatiroidisme Kretinisme
f. Penyakit Mata Primer:
 Uveitis anterior kronis: penyebab paling umum dari katarak sekunder
 Penutupan sudut kongestif akut: dapat menyebabkan kekeruhan kecil anterior keabu-
abuan subkapsular atau kapsuler, glaukomflecken
 Miopia tinggi: dapat menyebabkan kekeruhan lensa subkapsular posterior dan sklerosis
nukleus onset dini, memperburuk kesalahan refraksi miopik
 Distrofi fundus herediter: yaitu retinitis pigmentosa, amaurosis kongenital Leber, atrofi
gyrate dan sindrom Stickler, dapat menyebabkan kekeruhan lensa subkapsular posterior
dan anterior
g. Obat-obatan: Penghambat kortikosteroid dan antikolinesterase dapat menyebabkan kekeruhan
subkapsular posterior dan anterior masing-masing.
h. Nutrisi yang buruk : pola makan yang kekurangan antioksidan dan vitamin
i. Gangguan penggunaan alkohol
j. Merokok

PATOFISIOLOGI

Lensa adalah struktur transparan yang terdiri dari serat (sel epitel termodifikasi) yang dibungkus
dalam struktur membran yang disebut kapsul lensa. Materi lensa terdiri dari dua bagian utama:
 Cortex (bagian superfisial) - mengandung serat yang lebih muda
 Nukleus (bagian yang lebih dalam) - mengandung serat yang lebih tua
Banyak proses degeneratif mengubah sifat dan membekukan protein lensa yang ada dalam serat lensa
dengan mekanisme yang berbeda, yang mengakibatkan hilangnya transparansi dan, akhirnya,
pembentukan katarak. berbagai mekanisme yang terlibat adalah sebagai berikut:
 Gangguan yang terjadi pada semua tingkat pertumbuhan lensa (katarak kongenital)
 Metaplasia fibrosa dari epitel lensa (katarak subkapsular)
 Hidrasi kortikal antara serat lensa (katarak kortikal)
 Deposisi pigmen tertentu, yaitu urochrome (katarak nuklear)
Semua proses ini pada akhirnya mengarah ke lensa buram di belakang pupil, sehingga sangat sulit
bagi pasien untuk melakukan aktivitas rutin.4

GEJALA KLINIS

a. Penglihatan buram
Keluhan tersering oleh penderita katarak. Penglihat buramnya bersifat progresif dan berangsur-
angsur serta tidak nyeri. Pada pemeriksaan tajam penglihatan tidak akan meningkat dengan
pemberian pin hole.
Gambar 5. Penglihatan kabur pada mata katarak

b. Mata silau terkena cahaya


Keluhan mata silau pada penderita katarak memiliki tingkatan berbeda – beda mulai dari
sensitivitas kontras menurun dengan latar belakang terang, hingga silau di siang hari, atau silau
tehadap mobil yang berlawanan arah. Keluhan ini sering muncul pada katarak kortikal dan
katarak subkapsular posterior.
c. Penurunan sensitivitas kontras
Penderita akan sulit membedakan perbedaan tipis dari gambar yang berbeda warna, penerangan,
dan tempat.
d. Miopisasi
Penggunan lensa presbiop (kacamata baca) akan mengalami miopisasi dimana akan merasa
nyaman membaca bila tidak meggunakan kacamata bacanya, namun bila katarak semakin
menebal penglihatan akan kembali memburuk. Jarang terjadi pada katarak kortikal dan
subkapsular posterior.
e. Variasi diurnal
Bila mengalami katarak kortikal perifer, penderita akan mengalami variasi diurnal penglihatan.
Maksudnya adalah penglihatan akan lebih baik pada sinar yang terang disbanding sinar yang
redup.
f. Variasi bentuk
Benda bersudut tajam akan tampak seperti tumpul (distorsi)
g. Halo
Yang dimaksud dengan halo adalah adanya lingkaran pelangi di sekitar cahaya terang (halo).
gejala ini mirip dengan penderita glaucoma, sehingga pemeriksaan untuk menyingkirkan
glaukoma harus dilakukan,
h. Diplopia monokuler
Penglihatan ganda ini terbentuk di retina akibat adanya iregularitas dari bentuk lensa yang keruh.
i. Perubahan persepsi warna
Perubahan persepsi warna diakibatkan lensa mata yang berubah menjadi lebih kuning atau coklat,
sehingga warna yang dilihat akan menjadi lebih kuning atau coklat dibandingkan warna aslinya.
j. Bintik hitam
Bintik hitam ini tidak bergerak-gerak di lapangan pandangnya, berbeda dengan keluhan pada
retina atau badan kaca yang sering bergerak-gerak. 1

DIAGNOSIS
Banyak pasien yang tidak dapat langsung di diagnosis katarak dengan gejala yang mereka keluhkan
saat pertama kali mengalami penurunan penglihatan saat melakukan aktivitas sehari – hari. Pasien
tersebut harus melakukan pemeriksaan mata dan penglihatan yang menyeluruh dengan fokus
perhatian pada inspeksi lensa mata. Berikut ini adalah hal – hal yang penting untuk di evaluasi: 4

1. Anamnesis:
Anamnesis akan di fokuskan pada patient history atau keluhan pasien. Data demographic seperti
umur pasien, jenis kelamin, ras. Onset penurunan ketajaman penglihatan pasien secara akut atau
bertahap menurun. Terkadang katarak sudah ada dalam beberapa tahun tetapi baru ditemukan saat
penglihatan semakin memburuk. Pasien harus ditanyakan tentang masalah penglihatan dengan
kondisi spesial seperti contrast yang berkurang dan silau.
Keluhan pasien harus mencakup keluhan bias, penyakit okular sebelumnya, amblyopia, bedah
mata, dan trauma.mPasien harus di tanyakan tentang kesulitan tentang penglihatan terutama saat
melakukan aktivitas, tetapi tidak perlu terbatas saat melakukan ambulation, menyetir, membaca
label obat ataupun melakukan pekerjaan dan kegiatan hobi.
Keluhan umum harus mencakup informasi tentang kesehatan atau masalah yang dapat
menunjukan etiologi atau prognosis dari pasien katarak dan kecocokan untuk melakukan
pembedahan. Lalu pasien dapat mengkonsultasikan tentang pengobatan yang harus dia ambil atau
mungkin memutuskan untuk melakukan pembedahan. Alergi pasien akan antibiotik atau
anesthetics dan kebutuhan spesial lainnya yang berhubungan dengan bedah juga harus di gali.
Secara umum gejala yang timbul pada seseorang yang mengalami katarak berupa penurunan
tajam pengelihatan (visus) akibat adanya kekeruhan pada lensa, selain itu gejala yang muncul
berupa membaiknya pengelihatan dekat tanpa kacamata yang mengakibatkan peningkatan
kekuatan focus lensa bagian sentral, sehingga refraksi bergeser ke miopi (rabun jauh),
diskriminasi warna yang buruk atau diplopia monocular,glare dan penurunan pengelihatan pada
kondisi pencahayaan yang terang (subkapsular posterior), gejala tersebut biasanya muncul pada
katarak terkait usia. Namun tidak semua tipe dari katarak menimbulkan gejala yang dapat
menandakan seserorang menderita katarak seperti tipe katarak pada anak-anak, sehingga
dibutuhkan pemeriksaan oculi untuk melihat tanda-tanda dari katarak.
2. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Okular
Selain melakukan anamnesis pada pasien dapat dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan okular.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda-tanda klinis katarak secara umum berupa adanya
kekeruhan pada lensa dan menghilangnya reflex fundus. Tanda klinis masing-masing tipe katarak itu
berbeda-beda dimana tipe katarak terkait usia memiliki tiga lokasi kekeruhan pada lensa yaitu pada
nucleus (sklerotik nuclear), korteks (kortikal), dan pada glanular (subkapsular posterior), jika
kekeruhan terjadi pada kekeruhan pada seluruh lensa disebut jenis morgagni.
Tanda klinis pada katarak anak-anak berupa kekeruhan berwarna putih padat dan besar yang tampat
sebagai leukokoria, dan kekeruhan terletak di bagian tengah lensa, jika garis tengahnya lebih besar
dari 2 mm dapat mengakibatkan amblyopia deprivasi permanen. Sedangkan tanda klinis dari katarak
traumatic berupa lensa menjadi putih segera setelah mengalami trauma karena masuknya vitrous dan
aqueus humor kedalam lensa yang bocor akibat trauma benda asing, dan terdapat bentuk bintang pada
bagian posterior lensa karena kontusio ocular, tanda ini dapat dideteksi melalui pupil yang terdilatasi
baik.
Pemeriksaan Ocular adalah pemeriksaan pada mata melibatkan identifikasi alam dan keparahan dari
katarak dan menentukan status dari penyakit lainnya yang mengkontribusikan gejala dan keterbatasan
potensial dari penglihatan yang baik mengikuti pembedahan katarak. Hal – hal yang berkaitan dengan
pemeriksaan ocular meliputi, tapi tidak terbatas untuk:
 Pengukuran ketajaman visual/penglihatan di bawah kedua pencahayaan rendah dan tinggi
 Biomickroscopi dengan dilatasi pupil, dengan perhatian khusus pada tiga zona klinis
lensa dan klasifikasi dan kuantifikasi dari katarak
 Stereoscopi undus pemeriksaan dengan dilatasi pupil
 Penilaian motilitas okular dan binoocularity
 Pengukuran tekanan intraokular (IOP)
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk memastikan mengenai diagnosis penyakit mata yang ada, ada cacat
fungsional, dan potensial peningkatan
a. Pemeriksaan lapang pandang
Untuk menyingkirkan kecurigaan atau bukti ablasi retina, tumor mata, glaukoma, retinitis
pigmentosa, coloboma, penyakit saraf optik, atau tumor.
b. Amsler grid
Untuk menyingkirkan kecurigaan penyakit makula
c. Corneal pachymetry/enthothelial penghitungan sel
- Sejarah transplantasi korna sebelumnya atau oprasi kornea
- Dugaan penebalan kornea atau distrofi endotel
- Rencana phacoemulsification
d. CT scan orbita
Untuk mengetahuai adanya fraktur, benda asing, atau kelainan lain.
e. A-scan
Dilakukan sebelum ekstraksi katarak
f. B-scan ultrasonography
- Terbatas penglihatan fundus
- Kecurigaan massa intraokular atau tumor
- Jika pole posterior tidak dapat terlihat.
g. Tonography
Dicurigai glaukoma atau didiagnosis glaukoma sudut terbuka
h. Pemeriksaan specialized color vision
Dugaan saraf optik atau penyakit makula
i. Electrophysiology
- Kecurigaan penyakit saraf optik
- Riwayat keluarga penyakit rentina
- Penilaian fungsi visual pada pasien dengan katarak dewasa
j. Sensitivitas kontras dan pemeriksaan glare
Pasien gejala kecacatan fungsional jauh lebih buruk dari yang disarankan oleh pengukuran
ketajaman visual
k. Pemeriksaan potensial ketajaman
Prediksi ketajaman pasca operasi
PENATALAKSANAAN
Pilihan pengobatan tergantung pada tingkat keburaman yang cukup untuk menyebabkan kesulitan
dalam melakukan aktivitas penting sehari-hari. Modalitas pengobatan berikut tersedia: 4
1. Medis: Jika ketajaman penglihatan 6/24 atau lebih baik, dilatasi pupil dengan 2,5% fenilefrin atau
kacamata refraktif sudah cukup untuk melakukan aktivitas rutin, dan pembedahan tidak
diperlukan. Siklopentolat dan atropin juga bisa bermanfaat. Baru-baru ini, ada juga obat tetes
katarak yang sedang diuji coba, yang bisa melarutkan katarak.
2. Pembedahan: Jika ketajaman penglihatan lebih buruk dari 6/24 atau ada indikasi medis
(glaukoma fakolitik, glaukoma fakomorfik, ablasi retina) di mana katarak berdampak buruk pada
kesehatan mata, pembedahan selalu diperlukan.
 Katarak Kongenital: Tidak diperlukan pengobatan jika ketajaman penglihatan lebih dari
6/24, dan pasien dapat melakukan aktivitas rutinnya secara normal. Kacamata refraktif
dapat disarankan untuk kaburnya penglihatan atau diplopia. Jika ketajaman penglihatan
turun di bawah 6/24, pembedahan diperlukan, dan ahli bedah dapat memilih salah satu
dari prosedur pembedahan berikut tergantung pada keluhan pasien dan tingkat keparahan
penyakit.
- Irigasi dan aspirasi lensa
- Irigasi dan aspirasi lensa dengan implantasi lensa intraokular (IOL)
- Aspirasi irigasi lensa dengan IOL, vitrektomi anterior, dan kapsulotomi posterior
primer
 Katarak senilis: Pilihan pengobatan adalah sebagai berikut
- Medis: Tidak ada perawatan medis yang efektif setelah katarak menjadi mature.
- Pembedahan: Katarak dewasa memiliki inti yang sangat keras, dan salah satu metode
berikut digunakan untuk mengekstrak lensa:
 Ekstraksi katarak ekstrakapsular: prosedur pilihan
 Ekstraksi katarak intrakapsular: teknik lama yang jarang digunakan karena
komplikasi
 Fako-emulsifikasi: modifikasi ekstraksi katarak ekstrakapsular (ECCE) dengan
sedikit astigmatisme dan pemulihan visual awal
 Phacolysis laser: kemajuan terbaru dalam percobaaan

3. Penatalaksanaan kondisi umum sebelum operasi: Banyak kondisi kesehatan umum memerlukan
pengoptimalan sebelum operasi untuk hasil yang lebih baik. Diabetes mellitus, Hipertensi, Infark
Miokard, Angina, Infeksi pernafasan, Stroke, Ulkus kaki, Hepatitis, virus AIDS, Epilepsi,
penyakit Parkinson, Artritis rheumatoid.
DAFTAR PUSTAKA

1. Kurniawan, C. Kenali dan Tangani Buta Katarak. Penerbit Andi Yogyakarta 2018

2. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010.

3. Allen, D. Cataracts Overview. NCBI. 2019


4. Nizami, A. Cataracts. NCBI. 2020
5. Prilly, A. Katarak: klasifikasi, tatalaksana, komplikasi, pengobatan. 2018

Anda mungkin juga menyukai