Penglihatan jauh kabur, terutama pada hipermetropia 3 D atau lebih,
hipermetropia pada orang tua dimana mplitude akomodasi menurun Penglihatan dekat kabur lebih awal, terutama bila lelah, bahan cetakan kurang terang atau penerangan kurang Sakit kepala terutama daerah frontal dan makin kuat pada penggunaan mata yang lama dan membaca dekat Penglihatan tidak enak (asthenopia akomodatif = eye strain) terutama bila melihat pada jarak yang tetap dan diperlukan penglihatan jelas pada jangka waktu yang lama, misalnya menonton TV, dll Mata sensitif terhadap sinar Spasme akomodasi yang dapat menimbulkan pseudomiopia Perasaan mata juling karena akomodasi yang berlebihan akan diikuti konvergensi yang berlebihan pula Gejala Obyektif Karena akomodasi yang terus menerus, akan terjadi hipertrofi dari otot–otot akomodasi di corpus ciliare. Akomodasi, miosis dan konvergensi adalah suatu trias dari saraf parasimpatik N III. Karena seorang hipermetropia selalu berakomodasi, maka pupilnya kecil (miosis). Karena akomodasi yang terus menerus, juga timbul hiperraemi dari mata. Mata kelihatan terus merah. Juga fundus okuli, terutama N II kelihatan merah, hingga memeberi kesan adanya radang dari N II. Karena ini bukan radang yang sebenarnya, maka kemerahan N II juga dinamakan pseudo-neuritis optica atau pseudo-papillitis.4
2.4.2.5 Komplikasi 1. Blefaritis atau chalazia 2. Accommodative convergent squint 3. Ambliopia 4. Predisposisi untuk terjadi glaucoma sudut tertutup (Khurana, 2007)