Anda di halaman 1dari 2

Penatalaksanaan Hipermetropia

1. Koreksi refraksi:
 Bila hasil visus awal adalah 6/6, maka kemungkinan keadaan mata adalah
emmetropia atau hipermetropia dengan akomodasi. Pasang kaca mata coba
pada posisi yang tepat yaitu jarak pupil untuk penglihatan dekat.
 Pemeriksaan dimulai dengan memberikan lensa speris positif (+) 0,25D.
Ulangi pemeriksaan dengan meminta penderita membaca semua deretan huruf
snellen dari yang terbesar hingga terkecil yang masih dapat dibaca dengan
jelas dan lengkap.
 Pemeriksaan dimulai dengan memberikan lensa speris positif (+) 0,25D.
Ulangi pemeriksaan dengan meminta penderita membaca semua deretan huruf
snellen dari yang terbesar hingga terkecil yang masih dapat dibaca dengan
jelas dan lengkap.
 Bila dengan lensa ini deretan huruf 6/6 yang semula jelas menjadi kabur maka
berarti mata penderita adalah emmetropia. Pada hipermetropia, mata dapat
melihat huruf-huruf yang lebih kecil dari 6/6 dengan akomodasi.
 Untuk koreksinya, pemeriksa mulai dengan memberikan lensa positif (+) 0,25
D, berturut-turut meningkat 0,25 D. Hal ini adalah usaha untuk membuat
mata menjadi emmetrop dengan mengurangi akomodasi, sebagai hasilnya
diharapkan penderita dapat melihat deretan huruf 6/6 dengan jelas tanpa
akomodasi.
 Lensa positif terkuat dimana mata hipermetropia masih dapat melihat deretan
huruf 6/6 dengan jelas menunjukkan besar kelainan hipermetropianya.
 Mengingat pemeriksaan ini adalah subyektif, maka dapat terjadi kasus
malingering terutama pada anak-anak yang hanya ingin memakai kaca mata
sepeti orang tuanya atau pada orang dengan kelainan perilaku. Gunakan plano
test pada lensa coba untuk mengetes adanya maliongering dan lihat adanya
perbaikan. Pindahkan anak lebih dengan kartu snellen dan ulangi
pemeriksaan tajam penglihatan bila tidak ada perbaikan maka dapat dikatakan
penderita berpura-pura mengalami kelaian refraksi.
2. Pembedahan refraktif juga bisa dilakukan untuk membaiki hipermetropia dengan
membentuk semula kurvatura kornea. Metode pembedahan refraktif termasuk
o Laser-assisted in-situ keratomileusis (LASIK)
o Laser-assisted subepithelial keratectomy (LASEK)
o Photorefractive keratectomy (PRK)
o Conductive keratoplasty (CK) (Khurana, 2007)

Anda mungkin juga menyukai