6 Diagnosis banding
2.6.1. Hipemetropia
Hipermetropia atau rabun dekat merupakan keadaan gangguan kekuatan
pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik
fokusnya terletak dibelakang retina. Pada hipermetropia sinar sejajar difokuskan
di belakang makula lutea.11 Hipermetropia juga dikenal sebagai "rabun dekat"
atau " hiperopia ". Suatu kondisi okular dimana kekuatan pembiasan mata
menyebabkan sinar cahaya yang masuk ke mata memiliki titik fokus yang berada
di posterior 16 retina sementara akomodasi dipertahankan dalam keadaan
relaksasi. Ketajaman penglihatan lebih baik pada jarak jauh (misalnya 6 meter)
daripada jarak dekat (misalnya 0,33 meter). 1
Pada hiperopia, bola mata terlalu pendek atau lensa terlalu lemah. Benda jauh
difokuskan di retina hanya dengan akomodasi, sedangkan benda dekat terfokus di
belakang retina bahkan dengan akomodasi dan, karenanya, tampak kabur. Karena
itu, orang dengan hiperopia memiliki penglihatan jauh lebih baik daripada
penglihatan dekat, suatu keadaan yang dapat dikoreksi dengan lensa konveks.1
Penyebab:
Tatalaksana:
1. Pemulihan diri terjadi pada kelumpuhan akibat obat dan pada kasus difteri
(setelah penyakit sistemik dirawat).
2. Kacamata hitam efektif dalam mengurangi silau.
3. Lensa cembung untuk penglihatan dekat mungkin diresepkan jika
kelumpuhannya permanen.
Penyebab:
Gambaran klinis:
Diagnosa:
Tatalaksana:
1. Relaksasi otot siliaris dengan atropin selama beberapa waktu minggu dan
larangan bekerja di dekat memungkinkan prompt pemulihan dari spasme
akomodasi.
2. Koreksi faktor penyebab yang berhubungan mencegah kambuh.
3. Jaminan dan bila perlu psikoterapi.
Referensi