Abstract
Posterior Capsule Opacification (PCO) is a common complication after cataract surgery. Some
systemic and ocular disorders have a role in the occurrence of PCO such as diabetes, myopia,
uveitis, retinitis pigmentosa, and traumatic cataracts. In general there are 2 types of PCO, fibrous
and pearl types, eventually found both in one eye. PCO is formed through 3 stages; proliferation,
migration, and differentiation of Lens Epithelial Cells (LECs). The problem of posterior capsular
opacification has not yet been conquered. It is the most common and significant visually disabling
consequence of modern cataract surgery and has important medical, social and economic
implications. Currently, the only effective treatment for PCO is Neodymium Yttrium Aluminum
Garnet (Nd:YAG) laser capsulotomy. Since this treatment entail risks on complications to other
structures of the eye, the need for PCO prevention becomes important. There are various
prevention related to surgical technique, IOL (implant), and pharmacological agents. In the future
we expect the biological processes underlying the development of PCO will be the target for PCO
prevention.
A. Pendahuluan
Posterior Capsule Opacification (PCO) atau dikenal dengan istilah “After cataract” atau
“Secondary cataract” merupakan komplikasi jangka panjang yang paling sering ditemukan
setelah tindakan bedah katarak. PCO dapat muncul dalam hitungan bulan hingga tahun.1
Penamaan PCO sebetulnya tidaklah tepat. Pada PCO kapsul lensa tidak mengalami opasifikasi.
Selaput opak yang timbul merupakan akibat dari proliferasi dan migrasi sel epitel lensa yang
beregenerasi menuju kapsul posterior.2
Angka kejadian PCO sangat bervariasi.3 Pada katarak senilis, insidennya berkisar dari 5-50%.1,
4, 5
Faktor-faktor yang berkaitan dengan kejadian PCO adalah usia pasien, riwayat inflamasi
intraokular, adanya exfoliation syndrome, ukuran capsulorhexis, kualitas dari cortical cleanup,
fiksasi kapsular implan, desain dari lensa implan, modifikasi dari permukaan lensa, dan waktu
selang sejak selesai dilakukan pembedahan.3
Meskipun insiden PCO menurun dalam beberapa dekade terakhir karena kemajuan teknik
pembedahan dan modifikasi material serta desain dari lensa intraokuler, namun PCO masih
menjadi masalah yang paling banyak terjadi dan merupakan penyebab gangguan penglihatan
yang signifikan paska tindakan bedah katarak modern. Hal ini berimplikasi pada aspek medis,
sosial dan ekonomi.1, 6
B. Patofisiologi
PCO muncul dikarenakan oleh proliferasi dan migrasi yang abnormal dari Lens Epithelial
Cells (LECs). LECs merupakan sel-sel yang berada pada permukaan dalam dari kapsul lensa
regio anterior, pre-ekuator, dan ekuator. LECs pada regio ekuator berproliferasi semasa hidup
untuk membentuk serat lensa yang tersusun secara konesentris. LECs pada regio anterior
membentuk PCO fibrotik berjejer yang secara klinis dapat dilihat seperti kerutan pada kapsul
posterior, lebih tepatnya pada pertemuan antara kapsul anterior dan kapsul posterior.
Sementara itu, LECs pada daerah pre-ekuator akan tersusun membentuk Pearl atau
Proliferative PCO yang secara klinis tampak sebagai sel bladder atau sel Wedl.7, 8 Sehingga
secara umum terdapat 2 tipe PCO yaitu tipe fibrotik dan pearl, namun terkadang juga
ditemukan kombinasi dari keduanya.9
Gambar 1. A. PCO tipe Elschnig Pearl, B. PCO tipe Fibrotik, C. PCO tipe campuran1
PCO terbentuk melalui 3 proses tahapan yaitu proliferasi, migrasi, dan diferensiasi dari LECs.
Laju proliferasi tertinggi biasanya terjadi pada hari ketiga atau keempat setelah dilakukan
pembedahan.10 Faktor risiko yang mendukung proses ini yaitu adanya residu lapisan korteks,
pigmen iris, dan sel dari darah akibat modifikasi dari aqueous barrier.11 Migrasi LECs menuju
kapsul posterior difasilitasi oleh berbagai molekul seperti integrin, cell adhesion molecules
(CAM), dan hyaluronan receptor CD 44.12, 13, 14, 15
LECs memiliki kemampuan untuk
berdiferensiasi secara normal dan abnormal. Diferensiasi LECs secara normal akan
membentuk struktur seperti pearl yang dikenal sebagai sel bladder.16 Diferensiasi abnormal
dari LECs mulai terjadi melalui Epithelial Mesenchymal Transition (EMT). Transforming
Growth Factor β (TGFbeta) menginduksi EMT, dan fibroblast growth factor (FGF)
mempertahankan TGFbeta yang terlibat.17 EMT dari LECs berujung pada terbentuknya sel sel
myofibroblast serta αSMA. Keberadaan αSMA memberi sifat retraktil pada sel, menyebabkan
kerutan dari kapsul posterior, dan membentuk PCO fibrotik.18,19,20
C. Faktor Risiko
Beberapa gangguan sistemik dan okular memiliki peranan dalam terjadinya PCO. Review dari
kasus ditemukan tidak terdapat korelasi antara PCO dengan umur, gender, atau axial length.
Pasien dengan diabetes memiliki hubungan yang sangat signifikan terhadap kejadian PCO
paska bedah katarak dibandingkan pasien non diabetes.21 Miopia juga dipostulasikan berkaitan
erat dengan PCO dikarenakan implantasi IOL. Namun studi mengenai implantasi IOL pada
penderita miopia menunjukan tidak terdapat hubungan antara derajat miopia dengan derajat
PCO. Kejadian PCO juga ditemukan tinggi pada penderita Uveitis.22 Pasien dengan retinitis
pigmentosa menunjukkan kejadian lebih tinggi untuk mengalami PCO.23 Selain faktor-faktor
diatas, katarak traumatik juga memiliki nilai yang sangat signifikan dalam kejadian PCO,
bahkan hingga 92% dalam jangka waktu 3 tahun follow up.24
Teknik Bedah
Revalico dkk. mendapatkan bahwa ukuran diameter yang ideal dari capsulorhexis
meminimalisir kejadian PCO. Mereka menyimpulkan bahwa capsulorhexis dengan ukuran
diameter sedikit lebih kecil daripada IOL lebih baik dibandingkan ukuran capsulorhexis yang
besar.25 Bila diameter capsulorhexis jauh lebih kecil dibandingkan IOL maka akan terjadi
perlekatan antara kapsul anterior dan IOL, bila jarak “space” antara kapsul anterior dan kapsul
posterior ideal, maka akan mengurangi migrasi LECs ke posterior. Sebaliknya, bila ukuran
kapsul anterior lebih besar daripada IOL, perlekatan akan terjadi antara kapsul anterior dan
posterior membentuk Soemmering ring. Hal ini akan membuat LECs dan materi kortikal
terperangkap.1
Cortical clean up
Pengangkatan material korteks lensa dan pengurangan jumlah LECs aktif dapat membantu
mencegah terjadinya PCO. Hal ini dapat dilakukan melalui cortical clean up.1, 8
In-the-bag-fixation IOL
Tanda dari suatu tindakan bedah katarak modern adalah in-the-bag (capsular) fixation yang
dilakukan secara terukur dan tepat. Keuntungan utama dari in-the-bag fixation adalah adanya
efek barier dari IOL optik. Hal ini dapat mencegah adanya celah yang bisa menjadi ruang bagi
sel untuk tumbuh dan berkembang. Tentunya nanti dapat menurunkan kejadian PCO.8, 29, 30, 31
Kejadian PCO juga ditemukan lebih tinggi pada sulcus fixated IOL dibandingkan dengan in-
the-bag fiation.32
Pada teknik ini, flap kapsul anterior dan posterior (dengan ukuran yang sama) ditempatkan
pada flange dari IOL. Hal ini akan membatasi proliferasi dari LECs hanya pada area kantung
yang tersisa sehingga tidak mengisi aksis visual.9, 33, 34
Tumpang tindih antara rim kapsul anterior dengan IOL dapat memicu EMT dari LECs,
menyebabkan terjadinya Anterior Chamber Opacification (ACO). Beberapa penulis telah
mengevaluasi peran dari teknik “memoles” kapsul anterior untuk mencegah terjadinya PCO
ketika menggunakan IOL silikon dan mendapati bahwa teknik ini secara efektif menurunkan
opasifikasi fibrotik, namun tidak efektif menurunkan opasifikasi regenerasi.9, 35 Pada mata
yang dipasangi IOL silikon dengan tepi tajam, teknik ini tidak memberikan hasil yang
signifikan terhadap kejadian fibrotik PCO.36
Diperkenalkan oleh Hara dkk., Nagamoto, Bissen-Miyajima sebagai filamen dengan 2 mata,
ujung terbuka, berbentuk tapak kuda dan bersifat fleksibel. Saat ditempatkan pada kantung
kapsular, CTR akan memberi daya sentrifugal untuk mensuport area zonular.37, 38, 39
Gambar 2. Capsular Tension Ring37
Penggunaan CTR menurunkan kejadian PCO hinga 1,5 kali dibandingkan dengan lensa
intraokular yang diimplantasikan tanpa CTR.40, 41
Perangkat SCI yang disebut Perfect Capsule Mil (Milvella, Sydney, Australia), terbuat dari
silikon lembut biomedis, memungkinkan ahli bedah untuk menyegel kembali kantung kapsul.
Alat ini terdiri dari pelat bundar yang berisi cincin isap yang berbatasan dengan kapsul anterior,
dan lengan ekstensi yang melewati insisi fakoemulsifikasi. Lengan ekstensi ini membawa
saluran vakum yang memasok vakum ke cincin hisap, dan gabungan saluran irigasi dan
aspirasi. Saluran irigasi dan aspirasi memungkinkan komunikasi antara kantong kapsuler yang
disegel dan mata eksternal. Secara teoritis, SCI dapat membantu untuk menghilangkan LEC
sehingga menghindari pembentukan PCO / membran sekunder pasca operasi.9
Gambar 3. Sealed Capsule Irigation (SCI)9
Implan
Biokompatibilitas IOL
Biokompatibilitas material lensa adalah istilah yang sering disalahpahami. Hal ini dapat
memiliki berbagai macam definisi misalnya kemampuan untuk menghambat stimulasi
proliferasi sel epitel.42 Semakin sedikit proliferasi sel, semakin rendah peluang pembentukan
katarak sekunder. Selain itu, jumlah proliferasi sel sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor bedah,
seperti pembersihan kortikal, faktor waktu juga berperan, seperti durasi implan di mata. Studi
jangka panjang tambahan diperlukan untuk menilai peran keseluruhan "biokompatibilitas"
dalam patogenesis PCO.9
Desain IOL
Optik dengan desain bikonveks menghambat kekeruhan kapsuler ketika ada adhesi luas dari
lensa optik ke kapsul posterior.45 Diameter optik IOL 6 mm dikaitkan dengan PCO yang lebih
sedikit daripada optik IOL 5,5 mm.46
Jika lensa ditanamkan secara akurat dalam kantong kapsular, ini memberikan efek barrier yang
sangat baik, dengan pengisian yang hampir lengkap dari kantong kapsuler dan kontak optik
IOL posterior dengan kapsul posterior "tidak ada ruang, tidak ada sel". Lensa dengan satu atau
kedua haptic "out-of-the bag" memiliki lebih sedikit kesempatan untuk menghasilkan efek
barrier.9
Faktor lain yang berkontribusi dalam mengurangi PCO adalah angulasi posterior haptic IOL
dan kecembungan bagian posterior optik. Hal ini berhubungan dengan terbentuknya “shrink
wrap”, dimana kapsul posterior melekat erat pada bagian posterior IOL. “Kelengketan” relatif
dari biomaterial IOL optik dapat membantu proses adhesi. Terdapat bukti awal bahwa IOL
hidrofobik acrylic menghasilkan efek adhesi kapsular yang baik, atau disebut juga dengan
bioadhesi.47, 48, 49
Agen Farmakologis
Pencegahan PCO dengan agen farmakologis sudah dipelajari secara ekstensif. Agen kimia
dapat membantu melalui proses berbeda serta punya mekanisme aksi yang juga berbeda. Tabel
1. Menunjukkan daftar agen farmakologis yang sudah digunakan untuk mencegah terjadinya
PCO. Fokus penggunaan agen farmakologis saat ini adalah untuk agen farmakologis yang
bersifat non toksik dan dapat berperan dalam proses biologis.
Tabel 1. Agen farmakologi yang berperan dalam pencegahan PCO26
Anti-migration and
Anti-proliferation Anti-inflammatory Apoptosis inducing
anti-adherence
Cytostatic drugs NSAIDs Cytotoxins Matrix
Anti-metabolites metalloproteinase
inhibitor
5-fluorouracil Celecoxib Immontoxins Caffeic acid phenethy
Methotrexate Diclofenac sodium FGF2-saporin Ester (CAPE)
Cytotoxic antibiotics Indometacin MDX-RA (Ricin A) Ethylenediamine
Actinomycin D Rofecoxib Polylysin-saporin Etraaceticacid (EDTA)
Calcimycin Steriods Sponge-derived Ilomastat/GM6001
Cycloheximide Dexamethasone Latrunculin B Nobiletin
Doxorubicin Immunosuppressivants Genetherapy Secreted protein
Mitomycin C Cyclosporin A Transfer ß-galactosidase gene Acidic and rich in
cysteine (SPARC)
Other cytostatics Rapamycin Transfer BMP-7 Proteasome inhibition
Colchicine Anticoagulants Transfer HSVtk gene Disulfiran
Paclitaxel Heparin Targetsnail MG132
TGF- ß inhibitors Target TGF-ß receptor Integrin
anagonists/disintegrins
Anti-TGF-bantibody Osmotic effective solutions RGD peptide
CAT-152 Distilled(deionized)water Salmosin
Pirfenidone NaCl Calcium antagonists
Zebularine Detergents Mibefradil
Rho inhibitors Triton X-100
H-7 Irradiation
Lovastatin b-irradation isotope P-32
EGF inhibitors Ultraviolet B
Erlotinib Iontophoresis
Histone deacetylase Aceticacid
inhibitors
Trichostatin A Photodynamictherapy
Vorinostat Bacteriochlorin A
Metabolites Indocyanin green
Retinoic acid Tripan blue
Tripan blue SERCA inhibitors
Tyrosine kinase Thapsigargin
inhibitor
Genistein
Local anesthetics
Lidocain
E. Terapi
Pada saat ini, satu-satunya terapi yang efektif untuk PCO adalah dengan Neodymium Yttrium
Aluminum Garnet (Nd:YAG) laser capsulotomy yang tidak lain adalah dengan membersihkan
aksis visual dengan membuat lubang sentral di kapsul posterior yang mengalami opasifikasi.50
Nd: YAG laser memiliki panjang gelombang 1064 nm yang dapat mendisrupsi jaringan mata.
Nd: YAG adalah laser dingin yang bekerja melalui mekanisme foto disrupsi jaringan yang
tidak diinginkan oleh gelombang kejut dan dapat membersihkan aksis optik.51, 52, 53
Peningkatan ketajaman penglihatan yang signifikan setelah dilakukan Nd: YAG laser
capsulotomy pada pasien yang memiliki PCO telah didokumentasikan dengan baik dalam
berbagai studi.54, 55, 56 Komplikasi dari prosedur yang mudah dan cepat ini adalah ablasio retina,
kerusakan IOL, edema makula sistoid, peningkatan tekanan intra okular, perdarahan iris,
edema kornea, subluksasi IOL, dan eksaserbasi endophthalmitis yang terlokalisasi.57, 58, 59, 60
F. Future Perspectives
Di masa mendatang diharapkan adanya pencegahan PCO pada tahap pembentukkan melalui
proses biologis. Kombinasi berbagai macam upaya pencegahan akan lebih efektif
dibandingkan satu upaya pencegahan saja. Kombinasi ilmu farmakologi dengan proses
biologis ditambah dengan kemajuan di bidang nanoteknologi mungkin akan sangat membantu
dalam upaya pencegahan PCO.26
G. Kesimpulan
PCO merupakan komplikasi jangka panjang yang paling sering ditemukan setelah tindakan
bedah katarak. Hal ini berimplikasi pada aspek medis, sosial dan ekonomi. Beberapa gangguan
sistemik dan okular memiliki peranan dalam terjadinya PCO diabetes, miopia, uveitis, retinitis
pigmentosa, dan katarak traumatik. Secara umum terdapat 2 tipe PCO yaitu tipe fibrotik dan
pearl, namun terkadang juga ditemukan kombinasi dari keduanya. PCO terbentuk melalui 3
proses tahapan yaitu proliferasi, migrasi, dan diferensiasi dari LECs. Upaya pencegahan yang
dapat dilakukan untuk menurunkan kejadian PCO adalah; Teknik bedah yaitu dengan
memperhatikan diameter ideal capsulorhexis, cortical cleaving hydrodissection, cortical clean
up, in-the-bag-fixation IOL, bag in the lens implantation, polishing (scraping) the anterior
capsule, capsular tension ring (CTR), sealed Capsule Irigation (SCI); Implan yaitu dengan
memperhatikan biokompatibilitas IOL, desain IOL, barrier effect of the IOL optic, maximum
contact IOL optic - posterior capsule; Agen farmakologis untuk mencegah PCO adalah anti-
proliferation, anti-inflammatory, apoptosis inducing, dan anti-migration and anti-adherence.
Pada saat ini, satu-satunya terapi yang efektif untuk PCO adalah dengan Nd:YAG laser
capsulotomy.
Daftar Pustaka