Anda di halaman 1dari 3

Penegakan Diagnosis

a. Kultur
Sampai saat ini baku emas diagnosis demam tifoid adalah pemeriksaan kultur.
Pemilihan spesimen untuk kultur sebagai penunjang diagnosis pada demam minggu pertama
dan awal minggu kedua adalah darah, karena masih terjadi bakteremia. Hasil kultur darah
positif sekitar 40%-60%. Sedangkan pada minggu kedua dan ketiga spesimen sebaiknya
diambil dari kultur tinja (sensitivitas <50%) dan urin (sensitivitas 20-30%). Sampel biakan
sumsum tulang lebih sensitif, sensitivitas pada minggu pertama 90% namun invasif dan sulit
dilakukan dalam praktek.21

b. Pemeriksaan PCR
Pemeriksaan whole blood culture PCR terhadap S. Typhi hanya membutuhkan waktu
kurang dari 8 jam, dan memiliki sensitivitas yang tinggi sehingga lebih unggul dibanding
pemeriksaan biakan darah biasa yang membutuhkan waktu 5–7 hari.In-flagelin PCR terhadap
S. Typhi memiliki sensitivitas 93,58% dan spesifisitas 87,9%.Pemeriksaan nestedpolymerase
chain reaction (PCR) menggunakan primer H1-d dapat digunakanuntuk mengamplifikasi
genspesifik S. typhi dari darah pasien dan merupakan pemeriksaan diagnostik cepat yang
menjanjikan.Pemeriksaan nested PCR terhadap gen flagelin (fliC) dari S. typhi dapat
dideteksi dari spesimen urin 21/22 (95.5%), dikuti dari spesimen darah 20/22 (90%), dan tinja
15/22 (68,1%)Sampai saat ini, pemeriksaan PCR di Indonesia masih terbatas dilakukan
dalam penelitian. 21

c. Pemeriksaan serologis
Pemeriksaan serologis demam tifoid secara garis besar terbagi atas pemeriksaan
antibodi dan pemeriksaan antigen. Pemeriksaan antibodi paling sering dilakukan saat ini,
termasuk didalamnya adalah test Widal, test Hemagglutinin (HA), Countercurrent
immunoelectrophoresis (CIE), dan test cepat/ rapid test (Typhidot, TUBEX). Sedangkan
pemeriksaan antigen S. Typhii dapat dilakukan melalui pemeriksaan protein antigen dan
protein Vibaik menggunakan ELISA/ koaglutinasi namun sampai saat ini masih dalam
penelitian jumlah kecil.

1. Pemeriksaan serologis test cepat/ rapid test


Pemeriksaan serologis test cepat antibodi S. Typhi saat ini merupakan diagnostik
bantu yang paling banyak dilaporkan dan dikembangkan, mengingat sebagian besar penderita
demam tifoid adalah penduduk negara berkembang dengan sarana laboratoriumnya terbatas.
Alat diagnostik seperti Typhidot dan Tubex mendeteksi antibodi IgM terhadap antigen
spesifik outermembrane protein (OMP) dan O9 lipopolisakarida dari S. Typhi. Telah
banyakpenelitian yang membuktikan bahwa pemeriksaan ini memiliki sensitivitas spesifisitas
hampir 100% pada pasien demam tifoid dengan biakan darah positif S. Typhi. Pemeriksaan
antibodi IgM terhadap antigen O9 lipopolisakarida S. Typhi (Tubex)R dan IgM terhadap S.
Typhi (Typhidot)R memiliki sensitivitas dan spesifisitas berkisar 70% dan 80%. Studi meta
analisis di 2015 menunjukkan bahwa Tubex TF memiliki sensitivitas 69% dan spesifisitas
88%. Rapid Diagnostic Test (RDT) Tubex dan Typhidot tidak direkomendasi sebagai uji
diagnosis cepat tunggal, pemeriksaan kultur darah dan teknik molekuler tetap merupakan
baku emas. Hari pemeriksaan terbaik adalah pada anak dengan demam ≥5 hari. Penelitian di
Palembang (2014), menunjukan bahwa pemeriksaan Tubex-TF untuk deteksi antibodi IgM S.
Typhi pada anak demam hari ke-4 dengan nested PCR positif S. Typhi mendapatkan
sensitivitas 63% dan spesifisitas 69%, nilai duga positif 43% dan nilai duga negatif 83%,
sehingga pemeriksaan ini tidak dianjurkan pada anak dengan demam < 5 hari.
Pemeriksaan serologi dengan nilai ≥ 6 dianggap sebagai positif kuat. Namun, interpretasi
hasil serologi yang positif harus berhati-hati pada kasus tersangka demam tifoid yang tinggal
di daerah endemis. IgM anti Salmonella dapat bertahan sampai 3 bulan dalam darah. Positif
palsu pada pemeriksaan TUBEX bisa terjadi pada pasien dengan infeksi SalmonellaEnteridis,
sedangkan hasil negatif palsu didapatkan bila pemeriksaandilakukan terlalu
cepat.Perkembangan ilmu pengetahuan dalam pemeriksaan serologis demam tifoid masih
terus berkembang, antara lain dari spesimen urin dan saliva. 21

2. Pemeriksaan Widal
Pemeriksaan Widal mengukur kadar antibodi terhadap antigen O dan H dari S. Typhi
dan sudah digunakan lebih dari 100 tahun. Pemeriksaan Widal memiliki sensitivitas dan
spesifisitas yang rendah, sehingga penggunaannya sebagai satu-satunya pemeriksaan
penunjang di daerah endemis dapat mengakibatkan overdiagnosis. Pada umumnya antibodi O
meningkat di hari ke-6-8 dan antibodi H hari ke 10-12 sejak awal penyakit.20,21
Interpretasi pemeriksaan Widal harus dilakukan secara hati-hati karena dipengaruhi
beberapa faktor yaitu stadium penyakit, pemberian antibiotik, teknik laboratorium,
endemisitas dan riwayat imunisasi demam tifoid. Sensitifitas dan spesifisitas Widal rendah
tergantung, kualitas antigen yang digunakan, bahkan dapat memberikan hasil negatif hingga
30% dari sampel biakan positif demam tifoid.7,8
Pemeriksaan Widal memiliki sensitivitas 69%, spesifisitas 83%.17 Hasil pemeriksaan Widal
positif palsu dapat terjadi oleh karena reaksi silang dengan non-typhoidal Salmonella, infeksi
bakteri enterobacteriaceae lain, infeksi dengue dan malaria, riwayat imunisasi tifoid atau
standardisasi reagen yang kurang baik.Hasil negatif palsu dapat terjadi karena teknik
pemeriksaan tidak benar, penggunaan antibiotik sebelumnya, atau produksi antibodi tidak
adekuat.20,21
Pemeriksaan Widal pada serum akut satu kali saja tidak mempunyai arti penting dan
sebaiknya dihindari. Diagnosis demam tifoid baru dapat ditegakkan jika pada ulangan
pemeriksaan Widal selang 1-2 minggu terdapat kenaikan titer agglutinin O sebesar 4 kali. Uji
Widal memiliki beberapa keterbatasan sehingga tidak dapat dipercaya sebagai uji diagnostik
tunggal.20,21

d. Pemeriksaan hematologi
Pemeriksaan hematologi untuk demam tifoid tidak spesifik. Leukopeni sering
dijumpai namun bisa terjadi leukositosis pada keadaan adanya penyulit misalnya perforasi.
Trombositopenia dapat terjadi, namun bersifat reversibel. Anemia pada demam tifoid dapat
disebabkan depresi sumsum tulang dan perdarahan intra intestinal. Pada hitung jenis dapat
ditemukan aneosinofilia dan limfositosis relatif.20,21

Anda mungkin juga menyukai