Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK 2

DENGAN KATARAK

Di susun oleh :
Elin Nur Indah Sari 2720170042

FAKULTAS ILMU KESEHATAN P2K SEMESTER VII

JL. RAYA JATIWARINGIN NO 12 JAKARTA 17411

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH JAKARTA

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat-Nya, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Dalam makalah penulis membahas tentang ASUHAN KEPERAWATAN
GERONTIK 2 DENGAN KATARAK. Karena itu penulis sangat membutuhkan
masukan-masukan agar makalah yang dibuat ini bisa menambah pengetahuan penulis
dan pembaca. Sesungguhnya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, jika terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, mohon sekiranya
dimaafkan.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu. Dan penulis juga membutuhkan kritik dan saran dari pembaca untuk menambah
pemahaman penulis dalam menulis makalah selanjutnya. Dan lebih baik lagi dalam
pembuatan makalah di kemudian hari.

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Katarak menjadi penyebab kebutaan nomer satu didunia karena
penyakitini menyerang tanpa disadari oleh penderitanya. Katarak terjadi
secara perlahan-lahan katarak baru terasa mengganggu setelah tiga sampai
lima tahun menyerang lensa mata.
Pada tahun 2020 diperkirakan penderita penyakit mata dan kebutaan
meningkat dua kali lipat. Padahal 7,5% kebutaan dapat dicegah dan diobati.
Kebutaan merupakan masalah kesehatan masyarakat dan social ekonomi
yang serius bagi setiap negara. Studi yang dilakukan Eye Disease Evalence
Research Group (2004) memperkirakan, pada tahun 2020 jumlah penderita
penyakit mata dan kebutaan didunia akan mencapai 55 juta jiwa. Prediksi
tersebut menyebutkan, penyakit mata dan kebutaan meningkat terutama bagi
mereka yang telah berumur diatas 65 tahun. Semakin tinggi usia semakin
tingi pula risiko kesehatan mata. WHO memiliki catatan mengejutkan
mengenai kondisi kebutaan didunia, khususnya di negara berkembang .
Saat ini terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia, 60% diantaranya
berada di negara miskin atau berkembang. Ironisnya Indonesia menjadi
negara tertinggi di Asia Tenggara dengan angka sebesar 1,5% menurut
Spesialis Mata dari RS Pondok Indah Dr Ratna Sitompul SpM, tingginya
angka kebutaan Indonesia disebabkan usia harapan hidup orang Indonesia
meningkat.”karena beberapa penyakit mata disebabkan proses penuaan”
Artinya semakin banyak jumlah penduduk usia tua, semakin banyak pula
penduduk yang berpotensi mengalami penyakit mata.

3
Hingga kini penyakit mata banyak di temui di Indonesia adalah
katarak (0,8%), glukoma (0.2%) serta kelainan refraksi (0,14%). Katarak
merupakan kelainan mata yang terjadi karena perubahan lensa mata yang
keruh. Dalam keadaan normal jernih dan tembus cahaya. Selama ini kareana
katarak banyak di derita mereka yang berusia tua. Karena itu, penyakit ini
sering di remehkan kaum muda. Hal ini di perkuat berdasarkan data dari
Departemen Kesehatan Indonesia (Depkes) bahwa 1,5 juta orang Indonesia
mengalami kebutaan karena katarak dan rata-rata di derita berusia 40-55
tahun.
Penderita rata-rata berasal dari ekonomi lemah sehingga banyak
diantara mereka tidak tersentuh pelayanan kesehatan. Dan kebanyakan
katarak terjadi karena proses degenerative atau semakin bertambahnya usia
seseorang. Bahkan, dari data statistic lebih dari 90% orang berusia 65 tahun
menderita katarak, sekitar 55% orang berusia 75- 85 tahun daya
penglihatannya berkurang akibat katarak (Irawan, 2008).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari katarak ?
2. Apa etiologi dari katarak ?
3. Bagiamana patofisiologi pada katarak ?
4. Bagaiamana manifestasi klinis pada katarak ?
5. Bagaiman cara pemeriksaan diagnostic katarak ?
6. Bagaimana penatalaksanaan katarak ?
7. Bagaimana pencegahan katarak ?
8. Bagaimana komplikasi katarak ?

4
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi katarak
2. Untuk mengetahui etiologi dari katarak
3. Untuk mengetahui patofisiologi pada katarak
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis pada katarak
5. Untuk mengetahui cara pemeriksaan diagnostic katarak
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan katarak
7. Untuk mengetahui pencegahan katarak
8. Untuk mengetahui komplikasi katarak

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang
mengubah gambaran yang diproyeksikan pada retina. Katarak merupakan
penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap (SpringhouseCo).
Derajat disabilitas yang ditimbulkan oleh katarak dipengaruhi oleh lokasi dan
densitas keburaman. Intervensi diindikasikan jika visus menurun sampai
batas klien tidak dapat menerima perubahan dan merugikan atau
mempengaruhi gaya hidup klien (yaitu visus 5/15). Katarak biasanya
mempengaruhi kedua mata tetapi masing-masing berkembang secara
independen. perkecualian, katarak traumatic bisanya unilateral dan katarak
congenital biasanya stasioner.
Tindakan operasi mengembalikan pandangan mata kurang lebih 95%
klien (SpringhouseCo). Tanpa pembedahan, katarak yang terjadi dapat
menyebabkan kehilangan pandangan komplet. Katarak terbagi menjadi jenis
menurut perkembangan (katarak congenital) dan menurut proses degenerative
(katarak primer dan katarak komplikata).
1. Katarak Kongenital
Katarak kongenital adalah kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat
pembentukan lensa. Kekeruhan sudah terdapat pada waktu bayi lahir.
Katarak ini sering ditemukan pada bayi yang dilahirkanoleh ibu yang
menderita rubella, DM, toksoplamosis, hipoparatiroidism, galaktosmia.
Ada pula yang menyertai kelainan bawaan pada mata itu sendiri seperti
mikroftalmus, aniridia, koloboma,keratokonus, ektopia leentis,
megalokornea, hetekronia iris. Kekeruhan dapat dijumpai dalam bentuk
arteri hialoidea yang persisten ,katarak Polaris anterior,posterior, katarak

6
aksialis,katrak zonularis,katarak stelata,katarak totalis dan katarak
kongenita membranasea.
2. Katarak Primer
Katarak primer, menurut umur ada tiga golongan yaitu atarak juvenilis
(umur <20 tahun), katarak senilis (umur >50 tahun). Katarak primer
dibagi menjadi lima stadium :
a. Stadium Insipien
Jenis katarak ini adalah stadium paling dini. Visus belum terganggu,
dengan koreksi masih bisa 5/5 -6/6. Kekeruha terutama terdapat
pada bagian perifer berupa bercak-bercak seperti jari-jari roda.
b. Stadium Imatur
Kekeruhan sebelum mengenai seluruh lapisan lensa, terutama
terdapat dibagian posterior dan bagian belakang nucleus lensa.
Shadow test posotif. Saat ini mungkin terjadi hidrasi korteks yang
menyebabkan lensa menjadi cembung sehingga indeks refraksi
berubah dan mata menjadi miopa. Keadaan ini disebut intumesensi.
Cembungnya lensa akan mendorong iris kedepan, menyebabkan
sudut bilik mata depan menjadi sempit dan menimbulkan
komplikasi glaucoma.
c. Stadium Matur
Pada stadium ini terjadi pengeluaran air sehingga lensa akan
berukuran normal kembali. Saat ini lensa telah keruh seluruhnya
sehingga semua sinar yang masuk pipil dipantulkan kembali.
Shadow tes negative. Di pupil tampak lensa seperti mutiara.
d. Stadium Hipermatur (Katarak Morgagni)
Korteks lensa yang seperti bubur telah mencair sehingga nucleus
lensa turun karena daya beratnya. Melalui pupil, nucleus terbayang
sebagai setengah lingkaran dibgian bawah dengan warna berbeda
dari yang diatasnya yaitu kecoklatan .Saat ini juga terjadi kerusakan
kapsul lensa yang menjadi lebih permeable sehingga isi korteks

7
dapat keluar dan lensa menjadi kempis yang dibawahnya terdapat
nucleus lensa.Keadaan ini disebut katarak morgani.
e. Katarak Komplikata
Katarak jenis ini terjadi sekunder atau sebagian komplikasi dari
penyakit lain. Penyebab katarak jenis ini adalah :
1) Gangguan okuler, karena retinitis pigmentosa, glaucoma, ablasio
retina yang sudah lama, uveitis, myopia maligna.
2) Penyakit siskemik, DM, hipoparatiroid, sindromdown,
dermatritis atopic.
3) Trauma , trauma tumpul, pukulan , benda asing didalam mata
terpajan panasa yang berlebihan , sinar X , radio aktif, terpajan
sinar matahari, toksik kimia.

Merokok meningkatkan risiko berkembangnya katarak, demikian


pula dengan peminum berat. Kadang-kadang katarak tejadi lagi
setelah operasi jika kapsul lensa ditinggalkan utuh selama operasi
katarak (dewit,1998).

B. Etiologi
Penyebab katarak meliputi:
1. Degeneratif (ketuaan), biasanya dijumpai pada katarak senilis
dikarenakan proses degenerasi atau kemunduran serat lensa karena
proses penuaan dan kemungkinan besar menjadi menurun penglihatanya.
2. Trauma, contohnya terjadi pada katarak traumatika, seperti trauma
tembus pada mata yang disebabkan oleh benda tajam/tumpul, radiasi
(terpapar oleh sinar –X atau benda-benda radioaktif).
3. Penyakit mata lain, seperti uveitis.
4. Penyakit sistemik (diabetes militus), contohnya terjadi pada katarak
diabetika dikarenakan gangguan metabolisme tubuh secara umum dan

8
retina sehingga mengakibatkan kelainan retina dan pembuluh-pembuluh
darahnya. Diabetes akan mengakibatkan kelainan dan kerusakan pada
retina.
5. Defek kongenital, salah satu kelainan heriditer sebagai akibat infeksi
virus prenatal) dan katarak developmental terjadi pada tahun-tahun awal
kehidupan sebagai akibat dari defek kongenital. Kedua bentuk ini
mungkin disebabkan oleh faktor herediter, toksis, nutrisional, atau proses
peradangan.

C. Patofisiologi
Lensa berisi 65% air, 35% protein dan mineral penting. Katarak
merupakan kondisi penurunan ambilan oksigen,penurunan air,peningkatan
kandungan kalsium dan berubahnya protein yang dapat larut menjadi tidak
larut. Pada proses penuaan, lensa secara bertahap kehilangan air dan
mengalami peningkatan dalam ukuran dan densitasnya. Peningkatan densitas
diakibatkan oleh kompresi sentral serta lensa yang lebih tua. Saat serat lensa
yang baru diproduksi dikorteks,serat lensa ditekan menuju sentral. Serat-serat
lensa yang padat lama-lama menyebabkan hinlangnya transparansi lensa yang
tidak terasanyeri dan sering bilateral. Selain itu berbagai penyebab katarak
diatas menyebabkan gangguan metabolisme pada lensa mata. Gangguan
metabolisme ini , menyebabkan perubahan kandungan bahan-bahan yang ada
didalam lensa yang pada akhirnya menyebabkan kekeruhan lensa. Kekeruhan
dapat berkembang diberbagai bagian lensa atau kapsulnya. Pada gangguan ini
sinar yang masuk memalui kornea yang dihalangi oleh lensa yang keruh atau
huram. Kondisi ini memburamkan bayangan semu yang sampai pada
retina.Akibat otak mengiterprestasikan sebagai bayangan yang berkabut. Pada
katarak yang tidak diterapi, lensa mata menjadi putih susu, kemudian berubah
kuning , bahkan menjadi coklat atau hitam dank klien mengalami kesulitan
dalam membedakan warna.

9
D. Manifestasi Klinis
1. Gejala subjektif dari pasien dengan katarak antara lain:
a. Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan
silau serta gangguan fungsional yang diakibatkan oleh kehilangan
penglihatan tadi
b. Menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam
hari
2. Gejala objektif biasanya meliputi:
a. Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak
akan tampak dengan oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak,
cahaya akan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan dengan tajam
menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandangan
menjadi kabur atau redup
b. Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih.
Pengelihatan seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan akan
bertambah putih
c. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-
benar putih ,sehingga refleks cahaya pada mata menjadi negative
3. Gejala umum gangguan katarak meliputi:
a. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek
4. Gangguan penglihatan bisa berupa:
a. Peka terhadap sinar atau cahaya
b. Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia)
c. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca
d. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
e. Kesulitan melihat pada malam hari
f. Melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa
menyilaukan mata
g. Penurunan ketajaman penglihatan ( bahkan pada siang hari )
3. Gejala lainya adalah :

10
a. Sering berganti kaca mata
b. Penglihatan sering pada salah satu mata
c. Kadang katarak menyebabkan pembengkakan lensa dan peningkatan
tekanan di dalam mata (glukoma) yang bisa menimbulkan rasa nyeri

E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Kartu mata snellen/mesin telebinokular (test ketajaman penglihatan dan
sentral penglihatan) : mungkin terganggu dengan kerusakan kornea,lensa,
akueus atau vitreus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit sistem saraf
atau penglihatan ke retina atau jalan optik
2. Lapang penglihatan : penurunan mungkin disebabkan oleh CSV, massa
tumor pada hipofisis/ otak, karotis atau patologis arteri serebral atau
glaukoma
3. Pengukuran tonografi : mengkaji intraorkuler (TIO)
(normal 12-25 mm Hg)
Pengukuran gonioskopi: membantu membedakan sudut terbuka atau
sudut tertutup glaukoma
4. Test provokatif : digunakan dalam menentukan adanya/tipe glaukoma bila
TIO normal atau hanya meningkat ringan
5. Pemeriksaan oftalmoskopi: mengkaji struktur internal okuler, mencatat
atropi lepeng optik, papiledema, pendarahan retina,dan mikroaneurisme.
Dilatasi dan pemeriksaan belahan-lampu memastikan diagnosa katarak
6. Darah lengkap, laju sedimentasi (LED): menunjukan anemia sistemik/
infeksi.EKG, kolestrol serum, dan pemeriksaan lipid : dilakukan untuk
memastikan arterosklerosis, PAK.
7. Test toleransi glaukosa/ FBS : menentukan adanya/kontrol diabetes.

11
F. Penatalaksanaan
Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat
sampai ke titik di mana pasien melakukan aktivitas sehari-hari, maka
penanganan biasanya konservatif.
Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut
untuk bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam
penglihatan yang terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk
lagi bila ketajaman pandang mempengaruhi keamanan atau kualitas hidup,
atau bila visualisasi segmen posterior sangat perlu untuk mengevaluasi
perkembangan berbagai penyakit retina atau sarf optikus, seperti diabetes dan
glaukoma.
Ada dua macam teknik pembedahan ;
1. Ekstraksi katarak ekstrakapsuler (ECCE)
Adalah pengangkatan korteks dan nukeus ,kapsul posterior ditinggalkan
untuk mencegah kolaps vitreus, untuk melindungi retina dari sinar
ultraviolet dan memberikan sokongan untuk implantasi lensa intraokuler
2. Ekstraksi katarak intrakapsuler (ICCE)
Merupakan tehnik yang lebih disukai dan mencapai sampai 98%
pembedahan katarak. Mikroskop digunakan untuk melihat struktur mata
selama pembedahan.Pada pembedahan jenis ini lensa diangkat seluruhnya.

G. Pencegahan
Perawat sebagai anggota penting tim perawatan kesehatan, dan sebagai
pendidik dan praktiksi kebiasaan kesehatan yang baik, dapat memberikan
pendidikan dalam hal asuhan mata, keamanan mata, dan pencegahan penyakit
mata. Perawat dapat mencegah membantu orang belajar bagaimana mencegah
kontaminasi silang atau penyebaran penyakit infeksi kepada orang lain
melalui praktek higiene yang baik. Perawat dapat mendorong pasien
melakukan pemeriksaan berkala dan dapat merekomendasikan cara mencegah
cedera mata.

12
Kapan dan seringnya mata seseorang harus diperiksa tergantung pada
usia pasien, faktor resiko terhadap penyakit dan gejala orkuler. Orang yang
mengalami gejala orkuler harus segera menjalani pemeriksaan mata. Mereka
yang tidak mengalami gejala tetapi yang berisiko mengalami penyakit mata
orkuler harus menjalani pemeriksaan mata berkala. Pasien yang
menggunakan obat yang dapat mempengaruhi mata, seperti kortekosteroid,
hidrokksikloroquin sulfat, tioridasin HCI, atau amiodarone, harus diperiksa
secara teratur. Yang lainya harus menjalani evaluasi glaukoma rutin pada usia
35 dan reevaluasi berkala setiap 2 sampai 5 tahun.

H. Komplikasi
Ambliopia sensori, penyulit yang terjadi berupa : visus tidak akan
mencapai 5/5. Komplikasi yang terjadi: nistagmus dan strabismus dan bila
katarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan
menimbulkan komplikasi berupa glukoma dan uveitis.

13
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

FORMAT PENGKAJIAN KLIEN LANJUT USIA

A. Identitas
1. Nama : Ny. S
2. Umur : 60 tahun
3. Alamat : Jl Tarumajaya, Bekasi
4. Jcnis kelamin : Perempuan
5. Suku : Jawa
6. Agama : Islam
7. Status perkawinan : Menikah
8. Tanggal pengkajian : 15 Desember 2020

B. Status Kesehatan Saat Ini :


P: klien mengatakan ketika bangun pagi penglihatan kabur/ buram, sering
mendadak nyeri pada mata dan kadang merasa sakit kepala mendadak
Q: Saat nyeri mata klien merasa ada benda asing sakit kepala klien merasa
seperti ditusuk-tusuk
R: klien mengatakan nyeri dirasakan pada bagian mata dan kepala
S : klien mengatakan tingkat nyeri berada pada skor 5 dari 10
T : klien mengatakan sering nyeri pada mata saat pagi hari
C. Riwayat Kesehatan Masa Lalu:
Klien mengatakan mempunyai penyakit Diabetes mellitus dan rutin
mengomsumsi obat metformin 2 kali sehari

14
D. Riwayat Kesehatan Keluarga :

E. Pengkajian Persistem
1. Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang, klien sering memagangi bagian mata.
Kesadaran compos mentis,
2. Integument
Warna kulit sawo matang, turgor kulit elastis
3. System hemopoetik
Tidak ada kelainan
4. Kepala
5. Bentuk kepala Ny. S bulat, rambut ikal dan berwarna putih dan tampak
bersih
6. Mata
Mengalami perubahan penglihatan, dan Ny. S tidak memakai kacamata
7. Leher
Tidak dijumpai pembesaran kelenjar tiroid, nyeri tidak ada
8. Payudara
Simetris, payudara sudah tidak kencang lagi
9. System Pernapasan
Napas sepontan, RR18 x/menit
10. System kardiovaskuler
TD : 130/80 mmHg, bunyi jantung regular

15
11. System gastrointestinal
Klien suka mual jika terlambat makan
12. System perkemihan
BAK 8-10 x sehari, urine berwarna kuning jernih dan tidak nyeri saat
Berkemih
13. 13.System reproduksi
Klien sudah tidak mengalami haid (Menopause)
14. System musculoskletal
Kedua kaki dan tangan Ny. S tampak sejajar dan sama besar dan panjang.
Kemampuan mengubah posisi baik, pergerakan tangan dan kaki baik,
Kekuatan otot baik
5 5
5 5
a. System Persarafan
Tidak ada cedera kepala, tidak ada riwayat kejang
b. System Endokrin
Klien riwayat DM terkontrol

F. Pola Aktifitas Sehari-hari


Klien hidup dengan suaminya dan anak bungsunya, dalam beraktivitas klien
mampu mandiri tanpa bantuan suami.

G. Pengkaian Psikososial dan Spiritual


1. Psikososial
Klien aktif dalam bersosialisasi.
2. Identifikasi masalah emosional meliputi pertanyaan :
a. Pertanyaan tahap satu :
1) Apakah klien mengalami sulit tidur ? tidak
2) Apakah klien sering gelisah ? tidak

16
3) Apakah klien was-was atau khawatir? Ya

(lanjut kepertanyaan tahap dua apabila klien menjawab “Ya” satu


atau lebih dari satu)

b. Pertanyaan tahap dua :


1) Keluhan lebih dari tiga bulan atau lebih dari satu kali dalam
sebulan ? Ya
2) Ada banyak masalah atau pikiran ? tidak
3) Menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter? tidak
4) Cenderung mengurung diri ?tidak

(bisa lebih atau sama dengan satu jawaba “Ya” masalah emosional
posistif )

Kesimpulan : klien merasa was-was saat penglihatannya buram yang


biasanya terjadi pada pagi hari

3. Spiritual
Klien rutin mengerjakan sholat 5 waktu dan sering mengikuti kegian
majelis taklim
4. Konsep diri
Klien merasa sudah tua, namun klien mampu menerima perubahan fisik
dan tetap memiliki keyakinan diri dan harga diri sehingga klien positif
menerima dirinya sendiri

17
H. Pengkajian Status Fungsional Klien
1. KATZ indeks:
a. Mandiri dalam hal makan, kontinen dalam BAB/BAK, menggunakan
pakaian-pakaian, pergi ketoilet, berpindah dan mandi

(keterangan: mandiri, berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau


bantuan aktif dari orang lain).

2. Modifikasi dari Barthel indeks


Termasuk yang manakah klien ?

No Kriteria Dengan Mandiri Keterangan


Bantuan
1. Makan 5 10 Frekuensi :
3 x sehari
Jumlah :
habis 1 posri
Jenis : nasi, lauk
pauk dan sayur
mayur
2. Minum 5 10 Frekuensi : ± 12
gelas, sehari
Jumlah : 200 cc
Jenis : air putih
3. Berpindah dari kursi roda ketempat 5-10 15 Klien berjalan tanpa
tidur, sebaliknya bantuan alat
4. Personal toilet ( cuci muka, menyisir 0 10 Mandi 2 kali sehari,
rambut, gosok gigi) menggosok ggi 2x
sehari dan menyisir
rambut 2 kali sehari
5. Keluar masuk toilet (mencuci 5 10 Mencuci pakaiannya
pakaian, menyeka tubuh dan sendiri
menyiram)

18
6. Mandi 5 15 Frekuensi : 2 x sehari
7. Jalan di permukaan datar 0 5 Klien dapat berjalan
tanpa bantuan
8. Naik turun tangga 5 10 Klien saat menaiki
tangga harus dibantu
9. Mengenakan pakaian 5 10 Klien mampu
mengenakan pakaian
sendiri
10. Kontrol bowel (BAB) 5 10 Frekuensi : 1 x sehari
Konsistensi :
11. Kontrol bladder (BAK) 5 10 Frekuensi:8- 10x
sehari
Warna : kuning
jernin
12. Olah raga / latihan 5 10 Senam 1 minggu
sekali
13. Rekreasi / pemanfaatan waktu luang 5 10

Keterangan : 125 (Ketergantungan sebagian)

a. 130 : Mandiri
b. 65 - 125 : Ketergantungan sebagian
c. 60 : Ketergantungan total

Bhartel Index Capacity


No Aktifitas Kemampuan Skor

1. Berpindah Mandiri 3

Dibantu satu orang 2

Dibantu dua orang 1

Tidak mampu 0

2. Mobilisasi ( berjalan ) Mandiri 3

dibantu 1 orang (walker) 2

19
dibantu 2 orang 1

tidak mampu 0

3. Penggunaan toilet ( pergi Mandiri 2


ke dan dari wc, membuka
& memakai celana, di tolong sebagian 1
menyeka dan menyiram tergantung orang lain 0

4. Membersihkan diri ( lap Mandiri 1


muka, sisir rambut, gosok
gigi ) perlu pertolongan 0

5. Mengontrol bab kontinen teratur 2

kadang kontinen 1

inkontinen 0

6. Mengontrol bak Mandiri 2

kadang kontinen 1

inkontinen/kateter 0

7. Mandi Mandiri 1

tergantung orang lain 0

8. Berpakaian Mandiri 2

sebagian dibantu 1

tergantung orang lain 0

9. Makan Mandiri 2

sebagian dibantu 1

tergantung orang lain 0

10 Naik turun tangga Mandiri 2


.
perlu pertolongan 1

tidak mampu 0

20
SKOR TOTAL 18

Skor total : 18 (Ketergantungan ringan)

Kriteria :

a. Mandiri : 20
b. Ketergantungan ringan : 12 – 19
c. Ketergantungan sedang : 9 – 11
d. Ketergantungan berat :5–8
e. Total :0–4

I. Pengkajian Status Mental Gerontik


Identifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short
Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1 – 10 pada daftar ini dan catat semua jawaban
Catat jumlah kesalahan total berdasarkan 10 pertanyaan
No Pertanyaan Benar Salah

1. Tanggal berapa hari ini? √

2. Hari apa sekarang ini? √

3. Apa nama tempat ini? √

4. Dimana alamat anda? √

5. Berapa umur anda? √

6. Kapan anda lahir? (minimal tahun lahir) √

7. Siapa Presiden Indonesia sekarang? √

21
8. Siapa Presiden Indonesia sebelumnya? √

9. Siapa nama Ibu anda? √

10. Kurangi 3 dari 20 dan pengurangan 3 dari setiap √


angka baru, semua secara menurun

Score = salah 1 (Fungsi intelektual utuh)

Interprestasi :

a. Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh


b. Salah 4 – 5 : Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6 – 8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9 – 10 : Kerusakan intelektual berat

Indentifikasi aspek kognitif dari fungsi mental menggunakan MMSE (Mini


Mental State Exam’s ) :

Aspek Nilai Nilai Kriteria


Kognitif
No Maksimal Klien

1. Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :

(√) Tahun : 2020

(√) Musim : Hujan

(√) Tanggal : 15

(√) Hari : Selasa

(√) Bulan : Desember

Orientasi 5 4 Dimana kita sekarang berada ?

(√) Negara Indonesia

(√) Propinsi Jawa Barat

22
(√) Kota Bekasi

(√) RSUD KOJA

() Wisma / kamar

2. Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 obyek (oleh


pemeriksaan) 1 detik untuk
mengatakan masing- masing obyek.
Kemudian tanyakan kepada klien
ketiga tadi. (Untuk disebutkan )

(√) kusri

(√) Meja

(√) Kertas

3. Perhatian dan 5 3 Minta klien untuk memulai dari angka


kalkulasi 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5
kali/tingkat

(√) 93
(√) 86
(√) 79
() 72
() 65
4. Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulagi ketiga
obyek pada No. (registrasi) tadi. Bila
benar, 1 point untuk masing- masing
obyek

5. Bahasa 9 8 Tunjukan pada klien suatu benda Dan


tanyakan namanya pada klien.

(√) (misal jam tangan)

(√) (misal pensil)

Minta klien untuk mengulang kata


berikut : “ tak ada jika, dan tetapi “.
Bila benar, nilai satu point.

(√) Pernyataan benar

23
minta klien untuk mengikuti perintah
berikut yang terdiri dari 3 langkah : “
ambil kertas di tangan kanan anda,
lipat dua dan taruh di lantai “

(√) ambil kertas di tangan kanan anda


(√) lipat dua
(√) taruh dilantai
perintahkan pada klien untuk hal
berikut (bila aktivitas sesuai printah
nilai 1 point )

(√) “ tutup mata anda


perintahkan pada klien untuk menulis
satu kalimat dan menyalin gambar.

(√) tulis satu kalimat


(√)menyalin gambar

Interprestasi hasil : 26, Tidak ada gangguan kognitif

Jumlah total klien dan masukan ke dalam kategori berikut ini :

a. 24 – 30 : Tidak ada gangguan kognitif


b. 18 – 23: Gangguan kognitif sedang
c. 0 – 17 : Gangguan kognitif berat

J. Morse Fall Scale (Mfs)

Pengkajian Skala Nilai


1. Riwayat jatuh tiga bulan terakhir? Tidak 0 0
Ya 25
2. Apakah memiliki > 1 penyakit/ ada Tidak 0 15
diagnosa sekunder? Ya 15
3. Alat bantu jalan : 0
a. Bed rest/ dibantu perawat 0

24
b. Kruk/tongkat/walker 15
c. Berpegangan pada benda sekitar 30
(kursi,handel pintu dll)
4. Terapi intra vena/ apakah lansia terpasang Tidak 0 0
infus? Ya 20
5. Gaya berjalan/ cara berpindah: 0
a. Normal/ bed rest/ immobile (tidak dapat 0
bergerak sendiri)
b. Lemah/ tidak bertenaga 10
c. Gangguan/ cacat/ pincang/ diseret 20
6. Status mental : 0
a. Lansia menyadari kondisi dirinya 0
sendiri/ normal
b. Lansia mengalami penurunan/ 15
keterbatasan kognitif
Total Skor 15
Kategori :
Tidak berisiko 0-24
Risiko rendah 25-50
Risiko tinggi ≥ 51
Total skor : 15, Tidak berisiko

K. Bbt (Berg Balance Test)

1. Duduk ke berdiri 2. Berdiri tanpa bantuan


Instruksi: tolong berdiri, cobalah untuk Instruksi: berdirilah selama
tidak menggunakan tangan sebagai dua menit tanpa berpegangan
sokongan

Skor Skor

() 4 Mampu berdiri tanpa menggunakan ( √) 4 Mampu berdiri selama


dua menit

25
tangan () 3 Mampu berdiri selama

(√) 3Mampu untuk berdiri namun dua menit dengan


pengawasan
menggunakan bantuan tangan
() 2 Mampu berdiri selama 30
() 2 Mampu berdiri menggunakan tangan detik tanpa bantuan
setelah beberapa kali mencoba () 1 Membutuhkan beberapakali
() 1 Membutuhkan bantuan minimal untuk untuk mencoba berdiri selama
30 detik tanpa bantuan
berdiri
() 0 Tidak mampu berdiri
() 0 Membutuhkan bantuan sedang atau selama 30 detik tanpa bantuan

maksimal untuk berdiri

3. Duduk tanpa sandaran punggung tetapi 4. Berdiri ke duduk


kaki sebagai tumpuan di lantai Instruksi: Silahkan duduk

Instruksi: Duduklah sambil melipat


tangan anda selama dua menit

Skor Skor

(√) 4 Mampu duduk dengan aman selama (√) 4 Duduk dengan aman
dua menit dengan menggunakan minimal
tangan
() 3 Mampu duduk selama dua menit
dibawah pengawasan () 3 Duduk menggunakan
bantuan
() 2 Mampu duduk selama 30 detik
() 2 Menggunakan bantuan
() 1 Mampu duduk selama 10 detik bagian belakangkaki untuk turun
() 0 Tidak mampu duduk tanpa batuan () 1 Duduk mandiri tapi tidak
selama 10 detik mampu mengontrol pada saat
dari berdiri ke duduk

() 0 Membutukan bantuan untuk


duduk

5. Berpindah 6. Berdiri tanpa bantuan denagn

26
instruksi: Buatlah kursi bersebelahan,
mata tertutup
minta klien untuk berpindah ke kursi
Instruksi: tutup mata anda
yang memiliki penyangga tangan
dan berdiri selam 10 detik
kemudian ke arah kursi yang tidak
memeiliki penyangga tangan

Skor Skor

(√) 4 Mampu berpindah dengan sedikit () 4 Mampu berdiri selama 10


detik dengan aman
penggunaan tangan
() 3 Mampu berdiri 10 detik
() 3 Mampu berpindah dengan bantuan dengan pengawasan
tangan
(√) 2 Mampu berdiri selama 3
() 2 Mampu berpindah dengan isyarat detik
verbal atau pengawasan
() 1 Tidak mampu menahan
() 1 Membutuhkan seorang untuk mata agar tetap tertutup tetapi
membantu tetap berdiri dengan aman
() 0 Membutuhkan dua orang untuk () 0 Membutuhkan bantuan agar
membantu atau mengawasi tidak jatuh

7. Berdiri tanpa bantuan denga dua kaki 8. Meraih kedepan dengan


rapat mengulurkan tangan ketika
Instruksi: rapatkan kaki anda dan berdiri
berdirilah tanpa berpegangan Instruksi: letakan tangan 90
derajat, regangkan jari anda
dan railah semampu anda
(penguji meletakan penggaris
untuk mengukur jarak jari
dengan tubuh)

Skor Skor

() 4 Mampu merapatkan kaki dan berdiri () 4 Mencapai 25 cm (10 inchi)


satu menit
(√) 3 Mencapai 12 cm (5 inchi)
(√) 3 Mampu merapatkan kaki dan berdiri
satu menit dengan pengawasan

27
() 2 Mampu merapatkan kaki tetapi tidak () 2 Mencapai 2 cm (2 inchi)

mampu bertahan selama 30 detik () 1 Dapat meraih tapi


memerlukan pengawasan
() 1 Membutuhkan bantuan untuk
mencapai posisi yang diperintahkan tetapi () 0 Kehilangan keseimbangan
mampu berdiri selama 15 detik ketika mencoba/memerlukan
bantuan
() 0 Membutuhkan bantuan untuk
mencapai posisi dan tidak dapat bertahan
selama 15 detik

9. Mengambil objek dari lantai dari posisi 10. Melihat kebelakang melewati
berdiri bahu kanan dan kiri ketika
Instruksi: ambilah sepatu/sandal di berdiri
depan kaki anda Instruksi: tengoklah
kebelakang melewati bahu
kiri, lakukan kembali ke arah
kanan

Skor Skor

(√) 4 Mampu mengambil dengan mudah (√) 4 Melihat kebelakang dari


dan aman kedua sisi

() 3 Mampu mengambil tetapi () 3 Melihat kebelakang hanya


membutuhkan pengawasan dari satu sisi

() 2 Tidak mampu mengambil tetapi () 2 Hanya mampu melihat


meraih 2-5 cm dari benda dan dapat kesamping tetapi dapat menjaga
menjaga keseimbangan keseimbangan

() 1 Tidak mampu mengambil dan () 1 Membutuhkan pengawasan


memerlukan pengawasan ketika mencoba ketika mengok

() 0 Tidak dapat mencoba/membutuhkan ( ) 0 Membutuhkan bantuan


bantuan untuk mencegah hilangnya untuk mencegah ketidak
keseimbangan atau terjatuh seimbangan atau terjatuh

11. Berputas 360 derajat 12. Menempatkan kaki secara


Instruksi: berputarlah satu lingkaran bergantian pada sebuah
penuh kemudian ulangi lagi dengan pijakan ketika berdiri tanpa

28
arah berlawanan
bantuan
Instruksi: tempatkan secara
bergantian setiap kaki pada
sebuah pijakan. Lanjutkan
sampai setiap kaki
menyentuh pijakan selama 4
kali

Skor Skor

() 4 Mampu berputar 360 derajat dengan () 4 Mampu berdiri mandiri dn

aman selama 4 detik atau kurang melakukan 8 pijakan


dalam 20 detik
() 3 Mampu berputar 360 derajat hanya
dari satu sisi selama 4 detik atau kurang (√) 3 Mampu berdiri mandiri
dan melakukan 8 kali pijakan >
(√) 2 Mampu berputar 360 derajat, tetapi 20 detik
dengan gerakan yang lambat () 2 Mampu melakukan 4
() 1 Membutuhkan pengawasan atau pijakan tanpa bantuan
isyarat verbal () 1 Mampu melakukan >2
() 0 Membutuhkan bantuan unuk berputar pijakan dengan bantuan minimal

() 0 Membutuhkan bantuan
untuk mencegah jatuh/tidak
mampu melakukan

13. Berdiri tanpa bantuan denga satu kaki 14. Berdiri dengan satu kaki
didepan kaki lainnya Instrukasi: berdirilah dengan
Instruksi: tempatkan langsung satu kaki satu kaki semampu anada
didepan kaki lainnya, jika merasa tidak tanpa berpegangan
bisa, cobalah melangkah sejauh yang
anda bisa

Skor Skor

(√) 4 Mampu menempatkan kedua kaki (√) 4 Mampu mengangkat kaki


dan menahan > 10 detik
(tandem) dan menahan selama 30
detik () 3 Mampu mengangkat kaki

29
() 3 Mampu menjauhkan kaki dan dan menahan 5-10 detik
menahan selama 30 detik
() 2 Mampu mengangkat kaki
() 2 Mampu membuat langkah kecil dan dan menahan > 3 detik

menahan selama 30 detik () 1 Mencoba unguk


mengangkat kaki, tidak dapat
() 1 Membutuhkan bantuan untuk bertahan selam 3 detik, tetapi
melangkah dan mampu menahan selama dapat berdiri mandiri
15 detik
() 0 Tidak mampu mencoba
() 0 Kehilangan keseimbngan ketika

melangkah atau berdiri

Total Skor : 48

Analisa : Klien Memiliki Risiko Jatuh Rendah Dan Tidak

Memerlukan Alat Bantu

Rentang nlai BBT:

a. 0 – 20 : Klien memiliki risiko jatuh tinggi dan perlu menggunakan


alat bantu jalan berupa kursi roda
b. 21 - 40: Klien memeiliki risiko jatuh sedang dan perlu
menggunakan alat bantu jalan seperti tongkat, kruk dan walker
c. 41 - 56: Klien memiliki risiko Jatuh rendah dan tidak memerlukan
alat bantu

L. Kecemasan, GDS ( Getriatic Depression Scale )

No Keadaan Yang Dirasakan Selama Seminggu Terakhir Nilai Respon


Ya Tidak Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1 0
2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan 0 1 0

30
kesenangan
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa/ kosong 1 0 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0 0
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 1 0 1
6. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 0
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 1
9. Anda lebih senang tinggal dirumah dari pada keluar 1 0 0
melakukan sesuatu hal
10. Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan 1 0 0
anda
11. Anda menemukan bahdwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 0
12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 0
13. Anda merasa diri anda sangat energik/ bersemangat 0 1 0
14. Anda merasa tidak punya harapan 1 0 0
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 1
Skor 3
Interpetasi : 3, Depresi ringan

Jumlah respon dijumlahkan dan dikategorikan menjadi :

a. Skor 10 – 15 = Depresi Berat


b. Skor 6 – 9 = Depresi Sedang
c. Skor 0 – 5 = Depresi Ringan

M. Analisa Data

Data Etiologi Diagnosis


Ds : Gangguan persepsi Gangguan persepsi
- Klien mengatakan sensori : kelainan sensori : kelainan
ketika bangun pagi penglihatan penglihatan berhubungan

31
penglihatan kabur / dengan katarak
buram (D.0085)
- Klien mengatakan
sulit melihat dengan
jelas
- Klien mengatakan jika
melihat cahaya akan
terasa silau dan sering
merasakan nyeri mata
Do :
- Lensa tidak transparan
atau bening
- Sensitive saat melihat
cahaya
- Terlihat pada saat di
tes membaca huruf
dalam jarak 6 meter
dengan menutup satu
mata, klien tidak
dapat membacanya
dengan jelas
- Penglihatan klien
kabur/ keruh, ada
kelainan pada mata
klien
Ds : Deficit pengetahuan Deficit pengetahuan
- Klien mengatakan berhubungan dengan
ketika bangun pagi ketidaktahuan
penglihatan kabur / menemukan informasi
buram dengan gangguan

32
- Klien mengatakan penglihatan
sulit melihat dengan (D.0111)
jelas
- Klien tidak
mengetahui penyakit
yang di alaminya
Do :
- Lensa tidak transparan
atau bening
- Sensitive saat melihat
cahaya
- Terlihat pada saat di
tes membaca huruf
dalam jarak 6 meter
dengan menutup satu
mata, klien tidak
dapat membacanya
dengan jelas

N. Diagnosis Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori: kelainan penglihatan berhubungan dengan
katarak (D.0085)
2. Deficit pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan menemukan
informasi dengan gangguan penglihatan (D.0111)

33
O. Rencana Keperawatan

No Diagnosis Tujuan Intervensi


Keperawatan
1. Gangguan Setelah Edukasi Perawatan Mata (I.12427)
persepsi dilakukan Observasi
sensori: tindakan - Identifikasi kesiapan dan kemampuan
kelainan keperawatan menerima informasi
penglihatan selama 1x 24 Terapeutik
berhubungan jam diharapkan - Sediakan materi dan media pendidikan
dengan katarak Fungsi Sensori kesehatan
(D.0085) klien membaik - Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
(L.06048) kesepakatakan
Dengan - Berikan kesempatan untuk bertanya
Kriteria Hasil Edukasi
Ketajaman - Ajarkan memonitor kemerahan, eksudat, atau
penglihatan ulselerasi
meningkat - Anjurkan tidak menyentuh mata
- Anjurkan cara memonitor refleks kornea
- Anjurkan melepaskan lensa kontak sesuai
kebutuhan
- Ajarkan cara menggunkan penutup mata
- Ajarkan cara penggunaan tetes mata lubrikasi
- Ajarkan cara penggunaan salep lubrikasi
- Ajarkan cara memasang plester untuk
menutup kelopak mata
- Ajarkan penggunaan pelembab mata

P. Implementasi Keperawatan

34
Tanggal Diagnosis Implementasi Respon TTD
keperawatan
16 Gangguan - Identifikasi - Klien
Desembe persepsi sensori: kemampuan memperhatikan
r kelainan menerima informasi saat di berikan
2020 penglihatan - Berikan pendidikan pendidikan
berhubungan kesehatan kesehatan
dengan katarak - Anjurkan tidak - Klien kooperatif
(D.0085) menyentuh mata yang
menyebabkan
kemerahan, eksudat
dan ulserasi
- Gunakan kaca mata

Q. Catatan Keperawatan

Tanggal Diagnosis Keperawatan Catatan Perkembangan


16 Desember Gangguan persepsi S: pasien mengatakan sudah
2020 sensori: kelainan memahami penyakit yang
penglihatan dirasakannya
berhubungan dengan O: saat diberi pendidikan
katarak (D.0085) kesehatan klien kooperatif

35
A: masalah terasai sebagian
P: intervensi dilanjutkan

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Katarak menjadi penyebab kebutaan nomer satu didunia karena
penyakitini menyerang tanpa disadari oleh penderitanya. Katarak terjadi
secara perlahan-lahan katarak baru terasa mengganggu setelah tiga sampai
lima tahun menyerang lensa mata.

36
Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang
mengubah gambaran yang diproyeksikan pada retina. Katarak merupakan
penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap (SpringhouseCo).
Derajat disabilitas yang ditimbulkan oleh katarak dipengaruhi oleh lokasi dan
densitas keburaman. Intervensi diindikasikan jika visus menurun sampai
batas klien tidak dapat menerima perubahan dan merugikan atau
mempengaruhi gaya hidup klien (yaitu visus 5/15). Katarak biasanya
mempengaruhi kedua mata tetapi masing-masing berkembang secara
independen. perkecualian, katarak traumatic bisanya unilateral dan katarak
congenital biasanya stasioner.

B. Saran
Diharapkan dengan penulisan makalah ini, mahasiswa mampu
memahami dan mengaplikasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan
kasus intoksikasi makanan secara komprehensif, sehingga bisa meningkatkan
kualitas hidup pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, (1999), Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan,


Edisi 6, EGC, Jakarta.

Doengoes, Mariyln E., (2000) Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC, Jakarta.

Sidarta Ilyas, (1997), Katarak, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

37
Tamim Radjamin RK, Dkk, (1993), Ilmu Penyakit Mata, Airlangga University Press,
Surabaya.

38

Anda mungkin juga menyukai