Anda di halaman 1dari 19

Modul - Media Pembelajaran

Kegiatan Belajar I

Asuhan Keperawatan pada gangguan Tumor Otak

 100 Menit

A. PENGANTAR
Tumor otak merupakan gangguan akibat adanya pertumbuhan masa yang
terjadi pada system saraf pusat, baik terjadi pada intraserebral maupun
ekstraserebral, sebagian besar tumor otak merupakan tumor jinak, sebagian
kecil saja yang merupakan tumor ganas, yang biasanya dikatagorikan
berdasarkan derajat pertumbuhan (grade) jaringan.

Kompetensi

Kompetensi utama :
Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan mahasiswa DIII keperawatan
semester III mampu: Memahami konsep asuhan keperawatan gangguan Tumor
Otak

Kompetensi Khusus :
Diharapkan mahasiswa mampu:
1. Mengidentifikasi

Kegiatan Belajar 1 1
Modul - Media Pembelajaran

2. Mengidentifikasi

3. Mengetahui

4. Mampu memahami

5. Mampu melakukan asuhan keperawatan …

6. Mampu melakukan asuhan keperawatan

7. Mampu melakukan asuhan keperawatan post operasi

B. CAKUPAN MATERI

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA TUMOR OTAK (INTRACRANIAL


TUMOR)

Tumor otak diberi nama berdasarkan asal tempat jaringan otak yang terganggu. Tumor otak
intraserebral primer merupakan tumor yang sel-selnya berasal dari substansi otak;
diantaranya berupa oligodendroglioma, ependioma, astrocytoma, glioblastoma dan
meduloblastoma. Tumor ekstraserebral primer adalah tumor yang berasal dari luar
substansi otak; diantaranya meningioma, akustik neuroma dan tumor kelenjar hipofisa
(pituitary). Tumor sekunder atau tumor metastasis berasal dari metastase karsinoma atau
sarcoma.
.
1. Tumor intraserebral primer
Termasuk pada golongan ini adalah glioma yang merupakan tumor dalam jaringan
otak yang berasal dari sel glia. Termasuk dalam kelompok ini adalah
oligodendroglioma, ependymoma, dan meduloblastoma.
a. Oligodendroglioma terbentuk dalam sel oligodendroglia dan bekerja membentuk
lapisan myelin dalam system saraf pusat. Tumor jenis ini berevolusi sangat
lambat dan dapat terdeteksi dengan pemeriksaan x-ray cranial akibat kalsifikasi
intracranial. Daerah yang paling sering terjadi tumor oligodendroglioma adalah
area frontal. Diperkirakan hanya sekitar 5-7% dari tumor intracranial yang

Kegiatan Belajar 1 2
Modul - Media Pembelajaran

merupakan oligodendroglioma. Terdapat insiden yang sangat tinggi tumor jenis


ini terjadi pada anak yang memiliki riwayat penyakit epilepsy.
b. Ependymoma merupakan tumor yang jarang terjadi pada populasi orang
dewasa, diperkirakan hanya sekitar 5% semua tumor cranial. Biasanya
ditemukan kasusnya pada anak dan remaja dan menyebabkan insiden sebesar
20% pada anak dan remaja. Tumor ini terbentuk di sel epedimioma dan astrosit
yang melapisi dinding vaskuler serebral dan sering menyerang ruang ventrikel
ke-empat pada otak.
c. Astrocytoma terbentuk di sel astrosit pada berbagai tingkat di system saraf pusat.
Pada orang dewasa biasanya terjadi pada daerah lateral dan supratentorial,
sedangkan astrosit pada anak-anak terdapat pada sekitar garis tengah. Astrosit
serebelar, yang merupakan 30% kasus tumor anak biasanya lebih sering
berlokasi di daerah lateral hemisfer serebri. Operasi eksisi terhadap jenis tumor
ini dapat mempertahankan hiidup dalam jangka waktu lama. Astrositoma pada
batang otak lebih banyak menyerang anak-anak usia sekolah danmempunyai
anak kematian yang tinggi akibat terjadinya kerusakan local pada nuclei nervus
cranial dan jalur panjang. Astrocytoma serebri diklasifikasi berdasarkan
tingkatan/grade. Biasanya menyerang usia 30-50 tahun, 30% tumor otak
merupakan jenis ini. Rata-rata pertumbuhan pada jenis-jenis tumor ini
menggambarkan tingkatnya, mis; tumor grade I dan II tumbuh lambat,sedangkan
grade III dan IV tumbuh cepat dapat menjadi tumor ganas/maligna yang disebut
glioblastoma multiforme.
d. Meduloblastoma merupakan 20% dari kejadian tumor otak pada anak dan lebih
sering terjadi pada anak usia dibawah 10 tahun. Tumor akan menghambat aliran
cairan serebrospinal dari aqueductus menimbulkan gejala hidrosefalus dan
tanda-tanda serebelar. Tanpa tindakan radiasi, dapat mempertahankan harapan
hidup sebesar 30%.

TUMOR EKSTRASEREBRAL PRIMER

a. Meningioma yang terjadi pada orang dewasa berasal dari sel pembuluh darah,
pia-arachnoid, dan fibroblast. Meningioma merupakan 15% tumor yang terjadi
pada orang dewasa yang menyerang system saraf pusat dan lapisan-

Kegiatan Belajar 1 3
Modul - Media Pembelajaran

lapisannya. Lebih sering menyerang perempuan dan ditemukan 40-50% pada


penderita dengan penyakit von Recklinghausen (neurofibromatosis). Gejala-
gejala meningioma tampak seperti tumor indent pada area local otak dan dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intracranial.
b. Accoustic neuroma (acoustic neurofibroma) berasal dari sel Schwann bagian
vestibular nervus cranial VIII. Accoustic neuroma merupakan 5-10% dari
keseluruhan tumor intracranial. Accoustic Neuroma merupakan tumor yang
tumbuh lambat yang seringkali membesar sebelum timbul gejala. Gejala
acoustic Neuroma tampak tumor yang menginvasi sudut serebelopontine,
menekan nervus cranial V, VII, VIII, IX dan X. Tumor yang berukuran besar akan
menyebabkan gangguan pada serebelum.
c. Tumor Pitutary merupakan 7% dari keseluruhan tumor intracranial. Tumor
pituitary pada awalnya diidentifikasi berdasarkan tipe sel: acidophil, basophil
atau chromofobe. Namun saat ini digolongkan berdasarkan kemampuan
mensekresi hormone dan disebut functioning (secreting) dan non functioning
(non secreting). Sebagian besar tumor pituitary merupakan tumor jinak dan
berasal dari lobus anterior. Namun tumor jinak dapat menempati ruang sella
tursica meningkatkan tekanan pada struktur jaringan otak disekitarnya.

TUMOR METASTATIK

Diperkirakan 25% dari kasus penyakit kanker dapat berkembang bermetastase ke otak.
Metastasis dapat terjadi pada lapisan dura, meninges, atau parenkim otak. Tumor
Metastasis dapat berasal dari paru-paru, payudara, saluran pencernaan, ginjal, saluran
kemih, hepar, tiroid, testis, uterus, ovarium dan pancreas. Sel tumor ikut terbawa aliran
darah.

5. PATOFISIOLOGI.

Kegiatan Belajar 1 4
Modul - Media Pembelajaran

Tumor otak menyebabkan gangguan neurologik progresif. Gangguan neurologik pada


tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor : gangguan fokal disebebkan oleh
tumor dan kenaikan tekanan intracranial.
Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi atau
invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh
menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya
bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan
dengan gangguan serebrovaskuler primer.
Serangan kejang sebagai gejala perunahan kepekaan neuron dihubungkan dengan
kompesi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Bebrapa tumor membentuk
kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat ganggguan
neurologist fokal.
Peningkatan tekanan intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor : bertambahnya
massa dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan perubahan sirkulasi cairan
serebrospinal.
Beberapa tumor dapat menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan edema yang
disebabkan oleh kerusakan sawar darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume
intracranial dan meningkatkan tekanan intracranial. Obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal
dari ventrikel lateral ke ruangan subaraknoid menimbulkan hidrosefalus.
Peningkatan tekanan intracranial akan membahayakan jiwa. Mekanisme kompensasi
memerlukan waktu lama untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tak berguna apabila
tekanan intrakranial timbul cepat.
Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah intracranial,
volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim,
kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi unkus atau serebelum yang
timbul bilagirus medialis lobus temporalis bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh
massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan mesensenfalon, menyebabkan hilangnya
kesadaran dan menekan saraf otak ketiga. Kompresi medula oblogata dan henti pernafasan
terjadi dengan cepat.
Perubahan fisiologi lain terjadi akibat peningkatan intracranial yang cepat adalah bradikardia
progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi), dan gangguan pernafasan.

Kegiatan Belajar 1 5
Modul - Media Pembelajaran

MANIFESTASI KLINIK
LATIHAN
Tanda dan gejala tumor otak sangat bervariasi, tergantung pada tempat lesi dan kecepatan
pertumbuhannya, antara lain :
Daerah Otak Tanda dan Gejala
Lobus Frontalis Gangguan kepribadian
Epilepsi
Afasia mototik
Hemiparesis
Ataksia
Gangguan bicara
Gangguan gaya berjalan
Lobus Oksipitalis Gangguan penglihatan
Lobus Temporalis Halusinasi
Kejang psikomotor
Tinitus (bunyi berdengung atau berdesing)
Kesulitan menyebutkan objek
Lobus Parietalis Tidak mampu merekam gambar
Tidak dapat membedakan mana kiri mana kanan.

7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Arterigrafi atau Ventricolugram ; untuk mendeteksi kondisi patologi pada sistem
ventrikel dan cisterna.
b. CT – SCAN ; Dasar dalam menentukan diagnosa.
c. Radiogram ; Memberikan informasi yang sangat berharga mengenai struktur, penebalan
dan klasifikasi; posisi kelenjar pinelal yang mengapur; dan posisi selatursika.
d. Elektroensefalogram (EEG) ; Memberi informasi mengenai perubahan kepekaan
neuron.
e. Ekoensefalogram ; Memberi informasi mengenai pergeseran kandungan intra serebral.
f. Sidik otak radioaktif ; Memperlihatkan daerah-daerah akumulasi abnormal dari zat
radioaktif. Tumor otak mengakibatkan kerusakan sawar darah otak yang menyebabkan
akumulasi abnormal zat radioaktif.

Kegiatan Belajar 1 6
Modul - Media Pembelajaran

8. Penatalaksanaan Medis
a. Pembedahan.- Craniotomi
b. Radiotherapi
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan
therapi tunggal. Adapun efek samping : kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri
karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorkan.
c. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti tumor yang sudah menyebar dalam aliran darah.
Efek samping : lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah
terserang penyakit.
d. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk tumor yang sudah bermetastase.

9. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat kita temukan pada pasien yang menderita tumor otak ialah:
a. Gangguan fisik neurologist
b. Gangguan kognitif
c. Gangguan tidur dan mood
d. Disfungsi seksual

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan dan kesehatan
Riwayat keluarga dengan tumor.Terpapar radiasi berlebih. Adanya riwayat masalah
visual-hilang ketajaman penglihatan dan diplopia. Kecanduan Alkohol, perokok
beratTerjadi perasaan abnormal
Gangguan kepribadian / halusinasi
b. Pola nutrisi metabolik
Riwayat epilepsi

Nafsu makan hilang


Adanya mual, muntah

Kegiatan Belajar 1 7
Modul - Media Pembelajaran

 selama fase akut -Kehilangan sensasi pada lidah, pipi dan tenggorokan
 Kesulitan menelan (gangguan pada refleks palatum dan Faringeal)
c. Pola eliminasi
Perubahan pola berkemih dan buang air besar (Inkontinensia)
 Bising usus negative
d. Pola aktifitas dan latihan
-Gangguan tonus otot
 terjadinya kelemahan otot, gangguan tingkat kesadaran
-Resiko trauma karena
 epilepsi
-Hamiparase, ataksia
 Gangguan penglihatan
 Merasa mudah
 lelah, kehilangan sensasi (Hemiplefia)
e. Pola tidur dan istirahat
-Susah untuk beristirahat dan atau mudah tertidur
f. Pola persepsi kognitif dan sensori-
Pusing-Sakit kepala
Kelemahan
Tinitus
Afasia motorik
Hilangnya rangsangan sensorik kontralateral
Gangguan rasa pengecapan, penciuman dan penglihatan
Penurunan memori, pemecahan masalah kehilangan kemampuan masuknya rangsang
visual
Penurunan kesadaran sampai dengan koma.
Tidak mampu merekam gambar
Tidak mampu membedakan kanan/kiri
g. Pola persepsi dan konsep diri
Perasaan tidak berdaya dan putus asa
Emosi labil dan kesulitan untuk mengekspresikan
h. Pola peran dan hubungan dengan sesama

Kegiatan Belajar 1 8
Modul - Media Pembelajaran

Masalah bicara Ketidakmampuan dalam berkomunikasi ( kehilangan komunikasi verbal/


bicara pelo )
i. Reproduksi dan seksualitas
Adanya gangguan seksualitas dan penyimpangan seksualitas
Pengaruh/hubungan penyakit terhadap seksualitas
j. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stres
Adanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah Mekanisme koping yang biasa
digunakan
Perasaan tidak berdaya, putus asa
Respon emosional klien terhadap status saat ini
Orang yang membantu dalam pemecahan masalah
Mudah tersinggung
k. Sistem kepercayaan
Agama yang dianut, apakah kegiatan ibadah terganggu

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA PRE-OPERASI
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah
dan tidak nafsu makan / pertumbuhan sel-sel kanker
2. Nyeri kepala berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker pada
otak/mendesak otak.
3. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan pergerakan dan
kelemahan.
4. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan kerusakan sirkulasi
serebral.
5. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran,
perubahan citra diri
6. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan penyakit berhubungan
dengan kurangnya informasi
7. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan

Kegiatan Belajar 1 9
Modul - Media Pembelajaran

DIAGNOSA POST OPERASI


1. Nyeri yang berhubungan dengan efek dari pembedahan
2. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran,
perubahan citra diri.
3. Kurang pengetahuan tentang tumor otak yang berhubungan dengan ketidaktahuan
tentang sumber informasi
4. Kecemasan yang berhubungan dengan penyakit kronis dan masa depan yang tidak
pasti.

RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN PRE OPERASI


Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel
kanker
Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan
Hasil yang diharapkan : Nyeri berkurang sampai dengan hilang
Rencana Tindakan:
1. Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensi
R/ mengtahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk intervensi selanjutnya
2. Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas)
R/ dengan mengetahui faktor penyebab nyeri menentukan tindakan untuk mengurangi
nyeri
3. Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam
R/ tehnik relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
R/ analgetik efektif untuk mengatasi nyeri

Diagnosa Keperawatan 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan mual, muntah dan tidak nafsu makan.
Tujuan : Kebutuhsn nutrisi dapat terpenuhi setelah dilakukan keperawatan
Hasil yang diharapkan:
- Nutrisi klien terpenuhi

Kegiatan Belajar 1 10
Modul - Media Pembelajaran

- Mual berkurang sampai dengan hilang.


Rencana tindakan :
1. Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.
R/ Makanan yang hangat menambah nafsu makan.
2. Kaji kebiasaan makan klien.
R/ Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan klien.
3. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.
R/ Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual.
4. Timbang berat badan bila memungkinkan.
R/ Untuk mengetahui kehilangan berat badan.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitamin
R/ Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam lemak

Diagnosa Keperawatan 3. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan


pergerakan dan kelemahan.
Tujuan : Gangguan mobilitas fisik teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil :
Pasien mendemonstrasikan tehnik / prilaku yang memungkinkan dilakukannya kembali
aktifitas.
Rencana tindakan :
1. Kaji derajat mobilisasi pasien dengan menggunakan skala ketergantungan
( 0-4 )
R / : seseorang dalam semua kategori sama-sama mempunyai resiko kecelakaan.
2. Letakkan pasien pada posisi tertentu untuk menghindari kerusakan karena tekanan.
R / : Perubahan posisi yang teratur meningkatkan sirkulasi pada seluruh tubuh.
3. Bantu untuk melakukan rentang gerak
R / : Mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi
4. Tingkatkan aktifitas dan partisipasi dalam merawat diri sendiri sesuai kemampuan
R / : Proeses penyembuhan yang lambat sering kali menyertai trauma kepala, keterlibatan
pasien dalam perencanaan dan keberhasilan.
5. Berikan perawatan kulit dengan cermat, masase dengan pelembab.
R / : Meningkatkan sirkulasi dan elastisitas kulit

Kegiatan Belajar 1 11
Modul - Media Pembelajaran

Diagnosa Keperawatan 4. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan


kerusakan sirkulasi serebral.
Tujuan : Klien dapat membuat metode komunikasi dimana kebutuhan dapat di
ekspresikan
Kriteria Hasil :
Mengindikasikan pemahaman tentang masalah komunikasi
Membuat metode komunikasi dimana kebutuhan dapat diekspresikan
Menggunakan sumber-sumber dengan tepat
Intervensi :
1. Kaji tipe/derajat disfungsi seperti pasien tidak tampak memahami kata atau mangalami
kesulitan berbicara atau membuat pengertian sendiri
R/ : Membantu menentukan daerah dan derajat kerusakan serebral yang terjadi dan
kesulitan pasien dalam bebrapa atau seluruh tahap proses komunikasi.
2. Perhatikan kesalahan dalam komunikasi dan berikan umpan balik
R/ : Pasien mungkin kehilangan kemampuan untuk memantau ucapn yang keluar dan
tidak menyadari bahwa komunikasi yang diucapkan tidak nyata.
3. Minta pasien untuk mengikuti perintah sederhana
R/ : menilai adanya kerusakan motorik
4. Katakan secara langsung pada pasien, bicara perlahan dan tenang
R/ : menurunkan kebingungan/ansietas selama proses komunikasi dan respon pada
informasi yang lebih banyak pada satu waktu tertentu.

Diagnosa Keperawatan 5. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan,


perubahan peran, perubahan citra diri.
Tujuan : Gangguan harga diri teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Klien dapat percaya diri dengan keadaan penyakitnya.
Intervensi:
1. Kaji respon, reaksi keluarga dan pasien terhadap penyakit dan penanganannya.
R/: Untuk mempermudah dalam proses pendekatan.
2. Kaji hubungan antara pasien dan anggota keluarga dekat.
R/: Support keluarga membantu dalam proses penyembuhan.
3. Libatkan semua orang terdekat dalam pendidikan dan perencanaan perawatan di
rumah.

Kegiatan Belajar 1 12
Modul - Media Pembelajaran

R/ : Dapat memudahkan beban terhadap penanganan dan adaptasi di rumah.


4. Berikan waktu/dengarkan hal-hal yang menjadi keluhan.
R/: Dukungan yang terus menerus akan memudahkan dalam proses adaptasi.

Diagnosa Keperawatan 6. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan


penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi.
Tujuan : Pengetahuan pasien bertambah mengenai kondisi dan penanganan penyakit
setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Pasien mengerti penyebab ginjal dan komplikasinya.
Rencana Keperawatan :
1. Kaji pemahaman pasien, keluarga mengenai penyebab gagal ginjal dan
penanganannya.
R / : Instruksi dasar untuk penyuluhan lebih lanjut.
2. Jelaskan fungsi renal dan konsekuensinya sesuai dengan tingkat pemahaman klien.
R / : Menambah pengetahuan pasien.

3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi cara-cara memahami perubahan akibat penyakit.


R / : Pasien dapat melihat bahwa kehidupannya tidak harus berubah.

Diagnosa Keperawatan 7. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan


Tujuan : Kecemasan dapat diminimalkan setelah dilakukan tindakan keperawatan
Hasil yang diharapkan : Kecemasan pasien berkurang
Rencana Tindakan:
1. Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien
R/ pasien kooperatif dalam segala tindakan dan mengurangi kecemasan pasien
2. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan akan
ketakutannya
R/ untuk mengurangi kecemasan
3. Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat tentang diagnosa medik
R/ memberikan informasi yang perlu untuk memilih intervensi yang tepat
4. Akui rasatakut/ masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaan
R/ dukungan memampukan pasien memulai membuka/ menerima kenyataan penyakit dan
pengobatan.

Kegiatan Belajar 1 13
Modul - Media Pembelajaran

DIAGNOSA KEPERAWATAN POST OPERASI


Diagnosa Keperawatan 1 : Nyeri yang berhubungan dengan efek dari pembedahan.
Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil :
- Pasien dapat menjalani aktivitas tanpa merasa nyeri
- Ekspresi wajah rileks
- Klien mendemonstrasikan ketidaknyamananya hilang
Rencana Keperawatan :
1. Kaji tingkat nyeri (lokasi, durasi, intensitas, kualitas) tiap 4 – 6 jam
R/ : Sebagai indikator awal dalam menentukan intervensi berikutnya
2. Kaji keadaan umum pasien dan TTV
R/ : Sebagai indikator awal dalam menentukan intervensi berikutnya
3. Beri posisi yang menyenangkan bagi pasien
R/ : Untuk membantu pasien dalam pengontrolan nyeri
4. Beri waktu istrahat yang banyak dan kurangi pengunjung sesuai keinginan pasien
R/ : Dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
R/ : Membantu dalam penyembuhan pasien

Diagnosa Keperawatan 2. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan,


perubahan peran, perubahan citra diri.
Tujuan : Gangguan harga diri teratasi setelah dilakuakn tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Klien dapat percaya diri dengan keadaan penyakitnya.
Rencana keperawatan :
1. Kaji respon, reaksi keluarga dan pasien terhadap penyakit dan penanganannya.
R / : Untuk mempermudah dalam proses pendekatan.
2. Kaji hubungan antara pasien dan anggota keluarga dekat.
R / : Support keluarga membantu dalam proses penyembuhan.
3. Libatkan semua orang terdekat dalam pendidikan dan perencanaan perawatan di
rumah.
R / : Dapat memudahkan beban terhadap penanganan dan adaptasi di rumah.
4. Berikan waktu/dengarkan hal-hal yang menjadi keluhan.
R / : Dukungan yang terus menerus akan memudahkan dalam proses adaptasi.

Kegiatan Belajar 1 14
Modul - Media Pembelajaran

Diagnosa Keperawatan 3. Kurang pengetahuan tentang tumor otak yang berhubungan


dengan ketidaktahuan tentang sumber informasi
Tujuan : Informasi tentang perawatan diri dan status nutrisi dipahami setalah dilakukan
tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam
Sasaran :
- Klien menyatakan pemahaman tentang informasi yang diberikan
- Klien menyatakan kesadaran dan merencanakan perubahan pola perawatan diri
Intervensi :
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien
R/ : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dalam penerimaan informasi, sehingga dapat
memberikan informasi secara tepat
2. Diskusikan hubungan tentang agen penyebab terhadap penyakit Ca. Paru
R/ : Memberikan pemahaman kepada pasien tentang hal-hal yang menjadi pencetus
penyakit
3. Jelaskan tanda dan gejala perforasi
R/ : Gejala perforasi adalah nyeri pada dada
4. Jelaskan pentingnya lingkungan tanpa stress
R/ : Untuk mencegah peningkatan stimulasi simpatis
5. Diskusikan tentang metode pelaksanaan stress
R/ : Cara penatalaksanaan stress : relaksasi, latihan dan pengobatan

Diagnosa Keperawatan 4 Kecemasan yang berhubungan dengan penyakit kronis dan


masa depan yang tidak pasti.
Tujuan : Kecemaskan dapat diminimalkan setelah dilakukan tindakan keperawatan
Kriteria Hasil : Kecemasan berkurang.
Intervensi :
1. Mendengarkan keluhan klien dengan sabar.
R / : Menghadapi isu pasien dan perlu dijelaskan dan membuka cara penyelesaiannya.
2. Menjawab pertanyaan klien dan keluarga dengan ramah.
R / : Membuat pasien yakin dan percaya.
3. Mendorong klien dan keluarga mencurahkan isi hati.
R / : Membuat kepercayaan dan menurunkan kesalahan persepsi.
4. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik.

Kegiatan Belajar 1 15
Modul - Media Pembelajaran

R / : Menjalin hubungan saling percaya pasien.


5. Berikan kenyamanan fisik pasien.
R / : Ini sulit untuk menerima dengan isu emosi bila pengalaman
ekstrem/ketidaknyamanan fisik menetap.

DAFTAR PUSTAKA

A.K. Muda, Ahmad, (2003). Kamus Lengkap Kedokteran.Edisi Revisi. Jakarta : Gitamedia
Press.

Juall Carpenito, lynda RN,(1999).Diagnosa dan Rencana Keperawatan. Ed 3. Jakarta :


Media Aesculappius.

Purnawan Ajunadi, Atiek S.seomasto, Husna Ametz,(1982). Kapita Selekta Kedokteran.


Media Aesculapius.Fakultas Kedokteran : UI.

Syaifuddin.(1997). Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran (EGC).

Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Penerbit


Kedokteran (EGC)

C.
D . R AN G K U M AN

Kegiatan Belajar 1 16
Modul - Media Pembelajaran

E . T E S F O R M AT I F

1. Berikut ini yang tidak termasuk jenis tumor otak intraserebral primer
adalah:
a. Oligodendroglioma
b. Ependimoma
c. Astrocytoma
d. Meduloblastoma
e. Hemangioma
2. Sedangkan yang termasuk tumor otak ekstraserebral primer adalah:
1). Meningioma
2). Accoustic neuroma
3). Tumor pituitary
4). Astrocytoma
3. Berikut ini pernyataan yang benar mengenai Tumor Pitutary adalah:
a. merupakan 7% dari keseluruhan tumor intracranial.
b. saat ini digolongkan berdasarkan kemampuan mensekresi
hormone dan disebut functioning (secreting) dan non
functioning (non secreting).
c. Sebagian besar tumor pituitary merupakan tumor jinak dan
berasal dari lobus anterior.
d. tumor jinak dapat menempati ruang sella tursica
meningkatkan tekanan pada struktur jaringan otak
disekitarnya.
e. Semua pernyataan salah
4. Tumor Metastasis dapat berasal dari:
a. paru-paru,
b. payudara,
c. saluran pencernaan,
d. ginjal dan saluran kemih,

Kegiatan Belajar 1 17
Modul - Media Pembelajaran

e. semua benar
5. Penatalaksanaan Medis yang dilakukan terhadap tumor otak meliputi:
1). Pembedahan.- Craniotomi
2). Radiotherapi
3). Chemotherapy
4). Manipulasi hormonal.
6. Pengkajian mengenai pola persepsi kognitif dan sensori meliputi gejala:

1. kunang-kunag
2. Kelemahan
3. diplopia
4. Hilangnya rangsangan sensorik kontralateral

7. Berikut ini adalah diagnose keperawatan yang ditemukan pada


gangguan tumor otak:
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah dan tidak nafsu makan / pertumbuhan
sel-sel kanker
2. Nyeri kepala berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-
sel kanker pada otak/mendesak otak.
3. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan
gangguan pergerakan dan kelemahan
4. Kerusakan keseimbangan cairan.

KUNCI JAWABAN:
1. E
2. A
3E
4E
5E
6.C
7.A

Kegiatan Belajar 1 18
Modul - Media Pembelajaran

A.
2. GLOSARIUM
B.
C.

3. DAFTAR PUSTAKA

Kegiatan Belajar 1 19

Anda mungkin juga menyukai