Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi Maha penyayan, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya yang terlah melimpahkan
rahmat,hidayah,sertainayahnya kepada kami,sehingga kami dapat meyelesaikan makalah
tentang Asuhan keperawatan medikal bedah pada pasien Aritmia. Makalah ini telah kami
sususn dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak hingga kita dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karna itu dengan tanggan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Mojokerto, 20 September 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................1

DAFTAR ISI........................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang …………………………………………………………………….3


B. Rumusan masalah ………………………………………………………………....3
C. Tujuan ……………………………………………………………………………..3

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Aritmia ......................................................................................................4


B. Jenis- jenis aritmia ………………………………………………………………..4
C. Etiologi …………………………………………………………………………...4
D. Patofisiologi Aritmia Jantung …………………………………………………….5
E. Manifestasi klinis ………………………………………………………………....6
F. Pemeriksaan diagnostik ……………………………………………………..……6
G. Penatalaksanaan medis …………………………………………………………...7
H. Terapi atau penatalaksanaan ……………………………………………………...7
I. Komplikasi ……………………………………………………………………….7
J. Konsep dasar asuhan keperawatan ……………………………………………….8

BAB III PENUTUPAN

A. Kesimpulan ……………………………………………………….…….………..11
B. Saran …………………………………………………………………..…………11

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………...12

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masalah kesehatan yang berpengaruh terhadap sistem kardiovaskuler yang


menuntut asuhan keperawatan dapat dialami oleh orang pada berbagai tingkat usia.
Sistem kardiovaskuler mencakup jantung, sirkulasi atau peredaran darah dan keadaan
darah yang merupakan bagian tubuh yang sangat penting karena meruapakan
pengaturan yang menyalurkan oksigen serta nutrisi keseluruh tubuh.
Bila salah satu organ tersebut mengalami gangguan terutama jantung maka akan
menggangu semua sistem tubuh. Aritmia merupakan salah satu gangguan dari sistem
kardiovaskuler. Aritmia adalah tidak teraturnya irama jantung. Artimia disebabkan
karena terganggunya mekanisme pembentukan implus dan konduksi. Hal ini termasuk
terganggunya sistem saraf. Perubahan ditandai dengan denyut atau irama yang
merupakan retensi dalam pengobatan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian artimia ?
2. Apa saja jenis-jenis aritmia ?
3. Apa saja etiologi artimia ?
4. Bagaimana patofisiologi aritmia ?
5. Apa manifestasi klinis yang timbul pada pasien aritmia ?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang aritmia ?
7. Bagaimana terapi atau penatalaksanaan medis pada pasien aritmia ?
8. Komplikasi aritmia ?
9. Pengkajian apa saja pada pasien aritmia ?
10. Apa saja diagnosa keperawatan dan intervensi pada pasien aritmia ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian artimia
2. Mengetahui jenis-jenis aritmia
3. Mengetahui saja etiologi artimia
4. Mengetahui Bagaimana patofisiologi aritmia
5. Mengetahui manifestasi klinis yang timbul pada pasien aritmia
6. Mengetahui pemeriksaan penunjang aritmia
7. Mengetahui Bagaimana terapi atau penatalaksanaan medis pada pasien aritmia
8. Mengetahui Komplikasi aritmia
9. Mengetahui Pengkajian apa saja pada pasien aritmia
10. Mengetahui Apa saja diagnosa keperawatan dan intervensi pada pasien aritmia

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada
infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama
jantung yangdisebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis(Doenges, 1999).

Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi selselmiokardium. Perubahan


elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman
grafik aktivitas listriksel (Price, 1994).

Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas padairegularitas denyut jantung tapi juga
termasuk gangguan kecepatandenyut dan konduksi (Hanafi, 1996).

B. Jenis-jenis aritmia

Ada beberapa jenis aritmia yang paling sering dijumpai, yaitu:

 Atrial fibrilasi, yaitu kondisi ketika jantung berdetak lebih cepat dan tidak teratur.
 AV blok, yaitu kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat.
 Supraventrikular takikardi, yaitu kondisi ketika denyut jantung terlalu cepat.
 Ventrikel ekstra sistol, yaitu kondisi ketika ada denyutan lain di luar denyut
 Ventrikel fibrilasi, yaitu kondisi ketika jantung hanya bergetar.

C. Etiologi

Penyebab yang paling umum dari aritmia ventrikel adalah penyakit miokard ( iskemi dan
infark) yang disertai dengan perubahan keseimbangan elektrolit, gangguan metabolisme,
toksisitas obat dan vasospasme coroner. Karena implus berasal dari ventrikel, maka tidak

4
melalui sistem konduksi yang normal melainkan jaringan otot ventrikel. Hal ini menimbulkan
gambaran kompleks QRS yang lebar ( <0,12 detik )

Penyebab dasar suatu aritmia sering sulit dikenali tetapi beberapa faktor aritmogenik berikut
ini dapat menjadi perhatian :

1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradanganmiokard (miokarditis


karena infeksi).
2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasmearteri koroner),
misalnya iskemia miokard, infark miokard.
3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat anti aritmia
lainnya.
4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia).
5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan
irama jantung.
6. Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
7. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis).
8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme).
9. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung.
10. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistemkonduksi
jantung).

D. Patofisiologi

Apabila terjadi perubahan tonus susunan saraf pusatotonom atau karena suatu penyakit di
Nodus SA sendiri maka dapat terjadi aritmia

1. Trigger automatisasi

Dasar mekanisme trigger automatisasi ialah adanya early dandelayed after-


depolarisation yaitu suatu voltase kecil yang timbul sesudah sebuah potensial aksi, Apabila
suatu ketika terjadi peningkatan tonus simpatis misalnya pada gagal jantung atau terjadi
penghambatan aktivitas sodium-potassium-ATP-ase misalnya pada penggunaan digitalis,
hipokalemia atau hipomagnesemia atau terjadi reperfusi jaringan miokard yang iskemik
misalnya pada pemberiantrombolitik maka keadaan-keadaan tersebut akan mnegubah
voltasekecil ini mencapai nilai ambang potensial sehingga terbentuk sebuahpotensial aksi
prematur yang dinamakan “trigger impuls” Trigger impuls yang pertama dapat mencetuskan
sebuah trigger impuls yangkedua kemudian yang ketiga dan seterusnya samapai terjadi suatu
iramam takikardai.

2. Gangguan konduksi
a. re-entry

Bilamana konduksi di salah satu jalur tergaggu sebagai akibat iskemia atau masa
refrakter, maka gelombang depolarisasi yang berjalan pada jalur tersebut akan berhenti,
sedangkan gelombang pada jalur B tetap berjalan seperti semula bahkan dapat berjalan secara
retrograd masuk dan terhalang di jalur A. Apabila beberapa saat kemudian terjadi
penyembuhan pada jalur A ataumasa refrakter sudah lewat maka gelombang depolarisasi dari
jalur Bakan menembus rintangan jalur A dan kembali mengaktifkan jalur Bsehingga terbentuk
5
sebuah gerakan sirkuler atau reentri loop.Gelombang depolarisasi yang berjalan melingkar ini
bertindaksebagai generator yang secara terus-menerus mencetuskan impuls.Reentri loop ini
dapat berupa lingkaran besar melalui jalur tambahanyang disebut macroentrant
atau microentrant.

b. Concealed conduction (konduksi yang tersembunyi)

Impuls-impuls kecil pada jantung kadang-kadang dapat menghambatdan menganggu


konduksi impuls utama. Keadaan ini disebutconcealed conduction. Contoh concealed
conduction ini ialah padafibrilasi atrium, pada ekstrasistol ventrikel yang dikonduksi
secararetrograd. Biasanya gangguan konduksi jantung ini tidak memiliki artiklinis yang
penting.

c. Blok

Blok dapat terjadi di berbagai tempat pada sistem konduksi sehinggadapat dibagi
menjadi blok SA (apabila hambatan konduksi padaperinodal zpne di nodus SA); blok AV
(jika hambatan konduksi terjadidi jalur antara nodus SA sampai berkas His); blok cabang
berkas(bundle branch block=BBB) yang dapat terjadi di right bundle branchblock atau left
bundle branch block.

E. Manifestasi klinis
1. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi;
bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra,denyut menurun; kulit pucat, sianosis,
berkeringat; edema; haluaranurin menurun bila curah jantung menurun berat.
2. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi,perubahan pupil.
3. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obatantiangina,
gelisah.
4. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan;bunyi nafas
tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin adamenunjukkan komplikasi pernafasan
seperti pada gagal jantung kiri(edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal;
hemoptisis.
5. Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema(trombosis
siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi.Menyatakan
tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbanganelektrolit dan obat jantung.
2. Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan
dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bilapasien aktif (di rumah/kerja). Juga
dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.
3. Foto dada : Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantungsehubungan dengan
disfungsi ventrikel atau katup .
4. Scan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aeaiskemik/kerusakan miokard yang
dapat mempengaruhi konduksinormal atau mengganggu gerakan dinding dan
kemampuan pompa.

6
5. Tes stres latihan : dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan
yang menyebabkan disritmia.
6. Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium danmagnesium dapat
mnenyebabkan disritmia.
7. Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung,adanya obat jalanan atau
dugaan interaksi obat contoh digitalis,quinidin.
8. Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penururnan kadar tiroidserum
dapat menyebabkan.meningkatkan disritmia.
9. Laju sedimentasi : Penignggian dapat menunukkan proses inflamasiakut contoh
endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia.
10. GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapatmenyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.

G. Penatalaksanaan Medis.
Terapi medis Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
a) Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker
1) Kelas 1A
 Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaanuntuk mencegah
berulangnya atrial fibrilasi atau flutter.
 Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmiyang menyertai
anestesi.
 Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang
2) Kelas 1 B
 Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikeltakikardia.
 Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT
3) Kelas 1 C Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
b) Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade) Atenolol, Metoprolol,Propanolol :
indikasi aritmi jantung, angina pektoris dan hipertensi.
c) Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation) Amiodarone, indikasi VT,SVT berulan
d) Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker) Verapamil, indikasisupraventrikular
aritmia.

H. Terapi mekanis
1. Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikandisritmia yang
memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedurelektif.
2. Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaangawat darurat.
3. Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk mendeteksidan mengakhiri
episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwaatau pada pasien yang resiko
mengalami fibrilasi ventrikel.
4. Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimuluslistrik berulang ke
otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.

I. Komplikasi
Pada beberapa kasus, aritmia dapat memburuk dan menyebabkan komplikasi serius, seperti:

 Demensia
7
 Penyakit Alzheimer
 Stroke
 Gagal jantung
 Henti jantung mendadak
 Kematian mendadak pada bayi (SIDS)

J. Konsep dasar asuhan keperawatan


1. Pengkajian
a. Riwayat penyakit
 Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi.
 Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakitkatup jantung,
hipertensi.
 Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnyakemungkinan untuk
terjadinya intoksikasi.
 Kondisi psikososialb.

b. Pengkajian fisik
 Aktivitas : kelelahan umum.
 Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkintidak teratur; defisit
nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyiekstra, denyut menurun; kulit warna dan
kelembaban berubah misalpucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menruun
bilacurah jantung menurun berat.
 Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut,menolak,marah, gelisah,
menangis.
 Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleranterhadap makanan, mual
muntah, peryubahan berat badan,perubahan kelembaban kulit.
 Neurosensori : pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi,bingung, letargi, perubahan
pupil.
 Nyeri/ketidaknyamanan : nyeri dada ringan sampai berat, dapathilang atau tidak dengan
obat antiangina, gelisah.
 Pernafasan : penyakit paru kronis, nafas pendek, batuk, perubahankecepatan/kedalaman
pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels,ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan
komplikasi pernafasanseperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau
fenomenatromboembolitik pulmonal; hemoptisis.

2. Diagnosa Keperawatan Dan Fokus Intervensi


a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi
elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia.

Kriteria hasil :

 Mempertahankan/meningkatkan curah jantung adekuat yangdibuktikan oleh TD/nadi


dalam rentang normal, haluaran urinadekuat, nadi teraba sama, status mental biasa.
 Menunjukkan penurunan frekuensi/tak adanya disritmia.
 Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja miokardia.

8
Intervensi

1) Raba nadi (radial, femoral, dorsalis pedis) catat frekuensi,keteraturan, amplitudo dan
simetris
2) Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, irama. Catat adanyadenyut jantung ekstra,
penurunan nadi.
3) Pantau tanda vital dan kaji keadekuatan curah jantung/perfusi jaringan.
4) Tentukan tipe disritmia dan catat irama : takikardi; bradikardi;disritmia atrial;
disritmia ventrikel; blok.
5) Berikan lingkungan tenang. Kaji alasan untuk membatasi aktivitasselama fase akut.
6) Demonstrasikan/dorong penggunaan perilaku pengaturan stresmisal relaksasi
nafas dalam, bimbingan imajinasi.
7) Selidiki laporan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitas dan
faktorpenghilang/pemberat. Catat petunjuk nyeri non-verbal contoh wajahmengkerut,
menangis, perubahan TD.
8) Siapkan/lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi

Kolaborasi

1) Pantau pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit.


2) Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
3) Berikan obat sesuai indikasi : kalium, antidisritmi.
4) Siapkan untuk bantu kardioversi elektif.
5) Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung
6) Masukkan/pertahankan masukan IV - Siapkan untuk prosedurdiagnostik invasif
7) Siapkan untuk pemasangan otomatik kardioverter atau defibrilatorb.

b. Kurang pengetahuan tentang penyebab atau kondisipengobatanberhubungan dengan


kurang informasi/salah pengertiankondisimedis/kebutuhan terapi.

Kriteria hasil :

 Menyatakan pemahaman tentang kondisi, program pengobatan


 Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan efek samping obat

Intervensi :

A. Kaji ulang fungsi jantung normal/konduksi elektrikal.


B. Jelakan/tekankan masalah aritmia khusus dan tindakan terapeutikpada pasien/keluarga.
C. Identifikasi efek merugikan/komplikasiaritmia khusus contohkelemahan, perubahan
mental, vertigo.
D. Anjurkan/catat pendidikan tentang obat. Termasuk mengapa obatdiperlukan; bagaimana
dan kapan minum obat; apa yang dilakukan bila dosis terlupakan.
E. Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan berlebihan.
F. Kaji ulang kebutuhan diet contoh kalium dan kafein.
G. Memberikan informasi dalam bentuk tulisan bagi pasien untuk dibawa pulang.
9
H. Anjurkan psien melakukan pengukuran nadi dengan tepat.
I. Kaji ulang kewaspadaan keamanan, teknik mengevaluasi pacu jantung dan gejala yang
memerlukan intervensi medis.
J. Kaji ulang prosedur untuk menghilangkan PAT contoh pijatan karotis/sinus, manuver
Valsava bila perlu

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Artimia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang
disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges, 1999).

Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi selselmiokardium. Perubahan


elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagaiperubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman
grafik aktivitas listriksel (Price, 1994).

Penyebab yang paling umum dari aritmia ventrikel adalah penyakit miokard ( iskemi
dan infark) yang disertai dengan perubahan keseimbangan elektrolit, gangguan
metabolisme, toksisitas obat dan vasospasme coroner. Karena implus berasal dari
ventrikel, maka tidak melalui sistem konduksi yang normal melainkan jaringan otot
ventrikel.

B. Saran
Dengan ini kami menginginkan mahasiswa dapat meningkatkan kembali pengetahuan
terkait konsep dasar pada pasiendengan aritmia dan juga meningkatkan pengetahuan
perawat dalam pemberian layanan asuhan keperawatan dengan aritmia, dan memperluas
kembali pengetahuan demi perkembanga keperawatan terutama pada klien dengan
gangguan pada jantung.

11
DAFTAR PUSTAKA

Emergency Cardiovascular Care Program, Advanced Cardiac Life Support,1997-1999,


American Heart Association.

Noer Sjaifoellah, M.H. Dr. Prof, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, Edisiketiga, 1996,
Balai Penerbit FKUI, Jakarta.

http://www.rnceus.com/course_frame.asp?exam_id=16&directory=ekg

http://www.ce5.com/ekg101.htm

http://www.kompas.com/kesehatan/news/0305/07/112208.htm

http://www.rnceus.com/course_frame.asp?exam_id=16&directory=ekg

Smeltzer Bare, 2002, Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah Brunner &Studdarth, edisi,
EGC, Jakarta.

Guyton & Hall, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Cetakan I, EGC, Jakarta.

http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2004/3/7/ink1.html

http://krisbudadharma.blogspot.com/2013/02/kris-boedda-blog's.html

12

Anda mungkin juga menyukai