Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah
diberi nikmat sehat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
Manajemen Pasien dengan Aritmia. Tidak lupa kita kirimkan shalawat beriring
salam kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW karena atas berkat dari
beliaulah kita dapat merasakan alam yang penuh dengan pengetahuan dan teknologi
seperti saat ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas
bantuan yang telah diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................2
PENDAHULUAN ............................................................................................2
BAB II...............................................................................................................3
PEMBAHASAN ...............................................................................................3
3. Intervensi ............................................................................................................14
PENUTUP ......................................................................................................20
DAFTAR ISI
http://kumpulanmaterikeperawatanrimanurmala.blogspot.co.id/2014/10/
makalah-aritmia.html ..............................................................................21
http://neutronboyszone.blogspot.co.id/2012/12/askep-kegawatdaruratan-
aritmia.html .............................................................................................21
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terdapat penyimpangan pada heart rate normal atau irama jantung, aritmia
secara langsung berhubungan dengan gangguan dalam jaras konduksi dari
jantung. Pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan tempatnya (ventrikel atau
supraventrikel), aritmia pada anak biasanya kongenital atau berhubungan dengan
pembedahan jantung. Kemaknaan klinis bergantung pada curah jantung, tekanan
darah, dan tempatnya. Aritmia tidak sering terjadi pada anak. Pengobatan
biasanya termasuk penggunaan pengobatan antiaritmia, seperti digitalis
glycoside dan verapamil (Calan). Aritmia merupakan masalah pada jantung yang
terjadi ketika organ tersebut berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak
teratur. Hal ini disebabkan oleh impuls elektrik yang berfungsi mengatur detak
jantung tidak bekerja dengan baik.
B. Tujuan
1. Bisa mengetahui apa yang dimaksud Aritmia
2. Bisa mengetahui penyebab Aritmia
3. Bisa mengetahui bagaimana manajemen pasien Aritmia
C. Rumusan masalah
1. Apakah definisi dari Aritmia?
2. Apa saja jenis Aritmia?
3. Faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya Aritmia?
4. Apa saja tanda dan gejala Aritmia?
5. Apa saja yang dapat digunakan untuk pemeriksaan Aritmia?
6. Bagaimana asuhan keperawatan dan manajemen pada pasien dengan Aritmia.
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aritmia
Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi
pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada
frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal
atau otomatis timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium.
Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk
potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel. Gangguan irama jantung
tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk
gangguan kecepatan denyut dan konduksi.
lambat (disebut bradiaritmia - kurang dari 60 per menit). Aritmia bisa juga
terjadi dengan HR yang cepat (disebut tachiaritmia - lebih dari 100 per menit).
Kasus-kasus fibrilasi serambi tidak kuncup banyak terjadi Uni Eropah dan
Amerika Serikat, terutama pada mereka yang telah berusia di atas 60 tahun,
apalagi bagi yang memiliki usia di atas 80 tahun resiko terjadinya fibrilasi
serambi jantung semakin tinggi dapat terjadi.
Kejadian fibrilasi tidak kuncup yang terjadi pada bilik jantung maka akan
mengakibatkan kefatalan karena tidak adanya darah yang dipompakan keluar
jantung, dan dengan sekejap saja orang dapat meninggal.
5
Bila jantung berdenyut terlalu lambat, maka jumlah darah yang mengalir di
dalam sirkulasi menjadi berkurang, sehingga kebutuhan tubuh tidak terpenuhi.
Hal ini akan menimbulkan gejala seperti mudah capek, kelelahan yang kronis,
sesak, keleyengan bahkan sampai pingsan. Yang berbahaya, bila jumlah darah
yang menuju otak menjadi berkurang bahkan minimal sehingga terjadi pingsan
atau perasaan melayang. Pada keadaan yang lebih parah dapat menyebabkan
stroke.
Sebaliknya, bila jantung berdenyut terlalu cepat maka jantung akan mengalami
kelelahan dan akan menimbulkan gejala-gejala berdebar yang biasanya disertai
perasaan takut karena debaran jantung yang begitu cepat (sampai lebih dari 200
6
kali permenit). Pada keadaan yang ekstrim dimana bilik jantung berdenyut
sangat cepat dan tidak terkendali, maka terjadi kegagalan sirkulasi darah yang
bila dilakukan pertolongan cepat dengan kejut listrik (DC shock) dapat
mengakibatkan kematian. Takiaritmia tidak menimbulkan kematian
mendadak. Akan tetapi tentu harus dipastikan jenis aritmia apa yang terdapat
pada seorang pasien.
5. Obesitas
Selain menjadi faktor resiko untuk penyakit jantung koroner, obesitas dapat
meningkatkan resiko terkena aritmia jantung.
6. Diabetes
Resiko terkena penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi akan
meningkat akibat diabetes yang tidak terkontrol. Selain itu, gula darah rendah
(hypoglycemia) juga dapat memicu terjadinya aritmia.
8. Ketidakseimbangan Elektrolit
Zat dalam darah seperti kalium, natrium, dan magnesium (disebut elektrolit),
membantu memicu dan mengatur impuls elektrik pada jantung.
Tingkat elektrolit yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat memengaruhi
impuls elektrik pada jantung dan memberikan kontribusi terhadap terjadinya
aritmia jantung.
Kafein, nikotin, dan stimulan lain dapat menyebabkan jantung berdetak lebih
cepat dan dapat berkontribusi terhadap resiko aritmia jantung yang lebih
serius.
Obat-obatan ilegal, seperti amfetamin dan kokain dapat memengaruhi
jantung dan mengakibatkan beberapa jenis aritmia atau kematian mendadak
akibat fibrilasi ventrikel (ventricular fibrillation).
C. Patofisiologi Aritmia
Ada beberapa tanda dan gejala Aritmia, yaitu
a. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit
nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit
pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menurun bila curah
jantung menurun berat.
b. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi,
perubahan pupil.
c. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat
antiangina, gelisah
d. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi
nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan
komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau
fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
e. Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema
(trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan
f. Palpitasi
g. Pingsan
h. Rasa tidak nyaman di dada
i. Lemah atau keletihan
j. Detak jantung cepat (tachycardia)
k. Detak jantung lambat (bradycardia)
10
E. Penatalaksanaan Medis
11
2. Kelas 1 A
a. Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk
mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flutter.
b. Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang
menyertai anestesi.
3. Kelas 1 B
4. Kelas 1 C
a. Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
b. Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade)
c. Atenolol, Metoprolol, Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina
pektoris dan hipertensi
d. Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation)
e. Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang
f. Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)
5. Terapi mekanis
a. Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan
disritmia yang memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur
elektif.
b. Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat
darurat.
c. Defibrilator kardioverter implantable : suatu alat untuk mendeteksi dan
mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada
pasien yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.
d. Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik
berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.
1. Airway
- Apakah ada peningkatan sekret ?
- Adakah suara nafas : krekels ?
2. Breathing
- Adakah distress pernafasan ?
- Adakah hipoksemia berat ?
13
3. Circulation
- Bagaimanakan perubahan tingkat kesadaran ?
- Apakah ada takikardi ?
- Apakah ada takipnoe ?
- Apakah haluaran urin menurun ?
- Apakah terjadi penurunan TD ?
- Bagaimana kapilery refill ?
- Apakah ada sianosis ?
b. Pengkajian sekunder
1) Riwayat penyakit
2) Faktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensi
3) Riwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit
katup jantung, hipertensi
4) Penggunaan obat digitalis, quinidin dan obat anti aritmia lainnya
kemungkinan untuk terjadinya intoksikasi
5) Kondisi psikososial
c. Pengkajian fisik
1) Aktivitas : kelelahan umum
2) Sirkulasi : perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin
tidak teratur; defisit nadi; bunyi jantung irama tak teratur, bunyi
ekstra, denyut menurun; kulit warna dan kelembaban berubah misal
pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menruun bila curah
jantung menurun berat.
3) Integritas ego : perasaan gugup, perasaan terancam, cemas, takut,
menolak, marah, gelisah, menangis.
4) Makanan/cairan : hilang nafsu makan, anoreksia, tidak toleran
terhadap makanan, mual muntah, peryubahan berat badan, perubahan
kelembaban kulit
14
2. Diagnosa keperawatan
a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan
konduksi elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia.
b. Kurang pengetahuan tentang penyebab atau kondisi pengobatan
berhubungan dengan kurang informasi/salah pengertian kondisi
medis/kebutuhan terapi.
c. Menunjukkan penurunan frekuensi/tak adanya disritmia berpartisipasi
dalam aktifitas yang menurunnya kerja miokardia.
3. Intervensi
a. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan
konduksi elektrikal, penurunan kontraktilitas miokardia.
Kriteria hasil :
1) Mempertahankan/meningkatkan curah jantung adekuat yang
dibuktikan oleh TD/nadi dalam rentang normal, haluaran urin adekuat,
nadi teraba sama, status mental biasa
Intervensi :
Kriteria hasil:
Intervensi :
Kolaborasi :
1. Pantau pemeriksaan laboratorium contoh elektrolit.
2. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
3. Berikan obat sesuai indikasi ;kalium,antidistrimi.
4. Siapkan untuk bantu kardioversi elektif.
5. Bantu pemasangan/mempertahankan fungsi pacu jantung
6. Masukan pertahankan masukan IV
7. Siapkan untuk prosedur diagnotik invasive
8. Siapkan untuk pemasangan otomatik kardioverter atau defibrillator.
G. Penatalaksanaan Aritmia
• Untuk pemantauan dan tindak lanjut pasien dengan alat implan kardiak,
pemantauan dari jarak jauh harus sering dilakukan;
• Ablasi elektif dan prosedur pemasangan alat implan kardiak harus
ditunda dan prosedur mendesak hanya dilakukan pada kasus yang
khusus setelah pertimbangan yang sangat hati-hati dari pilihan obat
farmakologis lainnya;
• Pada pasien perawatan dengan atrial fibrilasi/atrial flutter dengan
hemodinamik stabil, hentikan obat antiaritmia dan mulai obat untuk
kontrol laju nadi agar pemberian hidroksiklorokuin dan/atau azitromisin
18
Hanya sedikit data yang tersedia untuk tata laksana antiaritmia, terutama pada
pasien COVID-19. Oleh karena itu, dokumen ini menggambarkan suatu konsensus
berdasarkan bukti yang terbatas.. Prinsip umum dari tata laksana pasien dengan
aritmia kardiak dan alat implan kardiak selama pandemik adalah sebagai berikut:
19
Insidensi dan tipe aritmia jantung sebagai konsekuensi langsung infeksi COVID-
19 masih belum diketahui. Pada studi retrospektif satu pusat kesehatan dengan 138
pasien perawatan dengan infeksi pulmonal COVID-19 di Wuhan, Cina, aritmia
jantung terjadi pada 23 pasien (16,7%) dan injuri kardiak akut pada 10 pasien
(7,2%, yang diartikan peningkatan troponin, atau perubahan EKG baru dan
abnormalitas ekokardiografi). Aritmia jantung dipikirkan sebagai komplikasi utama
dan terjadi paling sering pada pasien yang dikirim ke ruang intensif (ICU)
dibanding pasien pada perawatan biasa (16 pasien dari 36 pasien [44%] vs 7 pasien
dari 102 pasien [6.9%], p<0,001.
Secara umum, tatalaksana akut pada aritmia seharusnya tidak berbeda signifikan
dari tata laksana pasien non-COVID dan harus sesuai dengan panduan ESC,
European Heart Rhythm Association dan panduan lainnya yang terkait.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aritmia adalah suatu tanda atau gejala dari gangguan detak jantung atau irama
jantung. Hal ini bisa dirasakan ketika misalnya, jantung berdetak lebih cepat dari
normal yang selanjutnya disebut takikardia atau ketika jantung berdetak lebih
lambat dari normal, yang disebut sebagai bradikardia.Jantung yang berdenyut
melambat tentu akan mengganggu aliran darah sampai ke otak sehingga
penderitanya sewaktu-waktu dapat pingsan.Sebaliknya, jika jantung berdenyut
terlalu cepat dalam jangka yang lama maka dapat mengarah pada gagal jantung
kongestif yang tentunya sangat berbahaya. Aritmia timbul bilamana
penghantaran listrik pada jantung yang mengontrol detak jantung mengalami
gangguan, ini dapat terjadi bila sel saraf khusus yang ada pada jantung yang
bertugas menghantarkan listrik tersebut tidak bekerja dengan baik. Aritmia juga
dapat terjadi bila bagian lain dari jantung menghantarkan sinyal listrik yang
abnormal.
B. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, W.I. Chayatin, Nurul dan Susanto, Joko. (2015). Standar Asuhan
Keperawatan dan Prosedur Tetap dalam Praktik Keperawatan. Jakarta:
Salema Medika
http://kumpulanmaterikeperawatanrimanurmala.blogspot.co.id/2014/10/makal
ah-aritmia.html
http://neutronboyszone.blogspot.co.id/2012/12/askep-kegawatdaruratan-
aritmia.html
http://sianipareva24.blogspot.co.id/2012/01/kasus-aritmia.html
http://www.alodokter.com/aritmia
21