Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH JENIS OBAT ARITMIA

NAMA KELOMPOK 4:

1. Aifian Ricky N
2. Inca Anjarsari
3. Melianisa Lutfiya
4. Muhammad Wildan
5. Nanda Nur L
6. Nandini Rahma P
7. Ngesti Wijayanti
8. Silvia Hidayatun
9. Siti Elly
10. Siti Lutfiyatul
11. Budianto

KELAS 1A D3 KEPERAWATAN

STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS


TAHUN 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufiq dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Jenis Obat Aritmia” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.

Makalah ini telah kami selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan batuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami sampaikan banyak etrimakasih kepada segenap pihak yang
telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu, dengan
segala kerendahan hati, kami selaku penyusunan menerima segala kritik dan saran yang
membangun dari pembicara.

Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Kudus, 14 Maret 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER ……………………………………………………………………………………………i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………........….ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….
………..iii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………........4

A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………...…..4
B. RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………….4
C. TUJUAN…………………………………………………………………………………..4

BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………..5

1) PENGERTIAN
ARITMIA………………………………………………………………...5
2) GEJALA YANG DIRASAKAN DALAM TUBUH………………………………………
5
3) PENYEBAB
ARITMIA…………………………………………………………………...6
4) DIAGNOSIS ARITMIA…………………………………………......................................7

5) PENGOBATAN
ARITMIA……………………………………………………………….8
6) PENCEGAHAN
ARITMIA……………………………………………………………….9
7) PENGGOLONGAN OBAT
ARITMIA…………………………………………………...9

BAB III PENUTUPAN…………………………………………………………………………..12

A. SIMPULAN……………………………………………………………………………...12
B. SARAN…………………………………………………………………………………..12

3
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masalah kesehatan yang berpengaruh terhadap sistem kardiovaskuler yang menuntut


asuhan keperawatan dapat dialami oleh orang pada berbagai tingkat usia. Sistem kardiovaskuler
mencakup jantung, sirkulasi atau peredaran darah dan keadaan darah yang merupakan bagian
tubuh yang sangat penting karena merupakan pengaturan yang menyalurkan oksigen serta nutrisi
keseluruh tubuh.
Bila salah satu organ tersebut mengalami ganguan terutama jantung maka akan
mengganggu semua sistem tubuh. Aritmia merupakan salah satu ganguan dari sistem
kardiovaskuler. Aritmia adalah tidak teraturnya irama jantung. Aritmia disebabkan karena
terganggunya mekanisme pembentukan impuls dan konduksi.hal ini termasuk tergangunya
system syaraf. Perubahan ditandai dengan denyut atau irama yang merupakan retensi dalam
pengobatan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan pengertian aritmia?
2. Gejala apa yang timbul akibat penyakit aritmia?
3. Apa saja penyebab penyakit aritmia?
4. Diagnosa apa yang dapat dilakukan dalam penyakit aritmia?
5. Pengobatan seperti apa yang dapat dilakukan pada penyakit aritmia?
6. Apa saja yang dilakukan pada penyakit aritmia?
C. TUJUAN

4
1. Dapat mengetahui tentang penyakit aritmia baik dari gejala, tindakan keperawatannya
hingga pengobatannya
2. Dapat menimbulkan dampak hidup sehat karena telah pengetahui gejala penyakit
aritmia
3. Dapat mengetahui jenis obat aritmia

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ARITMIA

Aritmia adalah masalah pada irama jantung ketika organ tersebut berdetak terlalu cepat,
terlalu lambat, atau tidak teratur. Aritmia terjadi karena impuls elektrik yang berfungsi mengatur
detak jantung tidak bekerja dengan baik. Jenis-jenis aritmia yang paling umum dijumpai antara
lain:

 Bradikardia. Kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat atau tidak teratur.
 Blok jantung. Kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat dan bisa menyebabkan
seseorang pingsan.
 Takikardia supraventrikular. Kondisi ketika jantung berdenyut cepat secara tidak
normal.
 Fibrilasi atrium. Kondisi ketika jantung berdetak sangat cepat, bahkan pada saat sedang
beristirahat.
 Fibrilasi ventrikel. Jenis aritmia yang dapat menyebabkan penderitanya kehilangan
kesadaran atau kematian mendadak akibat detak jantung yang terlalu cepat dan tidak
teratur.

B. GEJALA YANG DIRASAKAN DALAM TUBUH

5
Aritmia bisa terjadi tanpa menimbulkan gejala yang disadari oleh penderitanya.
Munculnya gejala pun tidak serta-merta menandakan bahwa kondisi jantung yang dialami sangat
parah. Gejala yang dapat muncul dan dirasakan antara lain:

 Rasa berdebar di dada


 Detak jantung lebih cepat daripada normal (takikardia)
 Detak jantung lebih lambat daripada normal (bradikardia)
 Kelelahan
 Pusing
 Sesak napas
 Nyeri dada
 Pingsan

Berkonsultasi dengan dokter sangat penting jika muncul gejala-gejala seperti yang disebut di
atas. Hal itu bertujuan agar dokter bisa segera mendiagnosa jenis artimia yang dialami dengan
cepat dan tepat.

C. PENYEBAB ARITMIA

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya aritmia, di antaranya:

 Ketidakseimbangan kadar elektrolit dalam darah. Kadar elektrolit seperti kalium,


natrium, kalsium, dan magnesium mampu mengganggu konduksi impuls listrik di
jantung, sehingga meningkatkan risiko terjadinya aritmia.
 Penggunaan narkoba. Penggunaan obat-obatan terlarang seperti amfetamin dan kokain
dapat memengaruhi kinerja jantung secara langsung sehingga meningkatkan risiko untuk
terjadinya fibrilasi ventrikel dan jenis-jenis aritmia yang lain.
 Efek samping obat-obatan. Beberapa obat batuk dan pilek yang dijual bebas di apotek
dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami aritmia.
 Terlalu banyak mengonsumsi alkohol. Konsumsi alkohol dalam jumlah yang
berlebihan mampu memengaruhi impuls listrik jantung sehingga meningatkan risiko
terjadinya fibrilasi atrium.

6
 Terlalu banyak mengonsumsi kafein maupun nikotin (merokok). Kafein dan nikotin
menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dari normal, dan dapat berkontribusi terjadap
terjadinya aritmia.
 Gangguan kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid yang terlalu aktif atau kurang aktif mampu
meningkatkan risiko terjadinya aritmia.
 Sleep apnea obstruktif. Kelainan ini, di mana pernapasan menjadi terganggu pada saat
tidur, dapat meningkatkan risiko bradikardia, fibrilasi atrium, serta jenis aritmia yang
lainnya.
 Diabetes. Selain meningatkan risiko aritmia, diabetes yang tidak terkontrol juga mampu
meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi.
 Hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hipertensi akan menyebabkan dinding bilik kiri
jantung menebal dan menjadi kaku, sehingga aliran listrik jantung akan terganggu.
 Penyakit jantung koroner, gangguan lain pada jantung, atau riwayat operasi
jantung. Penyempitan pembuluh darah arteri jantung, serangan jantung, kelainan pada
katup jantung, gagal jantung, dan kerusakan jantung lainnya merupakan faktor risiko dari
hampir segala jenis aritmia.

D. DIAGNOSIS ARITMIA

Untuk mendiagnosis aritmia dokter akan melakukan beberepa tes, di antaranya:

 Ekokardiogram. Untuk mengevaluasi fungsi katup dan otot jantung serta mendeteksi
penyebab aritmia dengan bantuan gelombang suara ultrasound.
 Elektrokardiogram (EKG). Untuk merekam aktivitas elektrik di dalam jantung dengan
menempelkan elektroda pada permukaan kulit di dada.
 Uji Latih Beban Jantung. Pasien akan diminta untuk melakukan latihan fisik, seperti
mengayuh sepeda statis atau berjalan di atas treadmill. Kemudian tekanan darah dan
denyut jantung pasien diteliti melalui monitor. Metode diagnosis ini dipadukan dengan
elektrokardiogram. Dari tes ini, dokter dapat melihat seberapa jauh tingkat keteraturan
irama jantung sebelum berubah oleh pengaruh aktivitas fisik tadi.

7
 Monitor Holter. Cara kerja alat ini tidak jauh berbeda dengan elektrokardiogram.
Namun bedanya, alat yang bernama monitor Holter ini bisa dibawa pasien pulang agar
dapat merekam aktivitas jantungnya selama dia melakukan rutinitas tiap hari.
 Studi elektrofisiologi. Lokasi aritmia dan penyebabnya dapat diketahui dengan
menggunakan teknik pemetaan penyebaran impuls listrik di dalam jantung. Dokter akan
memasukkan sebuah kateter yang dilengkapi elektroda ke beberapa pembuluh darah di
dalam jantung. Studi elektrofisiologi juga bisa digunakan serupa seperti metode tes
tekanan, dengan cara merangsang jantung berkontraksi pada tingkat yang dapat memicu
perubahan detak dengan menggunakan elektroda tersebut.
 Kateterisasi jantung. Metode ini menggunakan alat yang sama dengan studi
elektrofisiologi, yaitu kateter. Namun pada kateterisasi jantung, pemeriksaan dilakukan
dengan bantuan zat pewarna khusus dan X-ray untuk mengetahui kondisi beberapa
bagian jantung seperti bilik, koroner, katup, serta pembuluh darah.

Pada beberapa kasus, dokter dapat dengan mudah mendiagnosis aritmia melalui pemeriksaan
denyut jantung biasa. Namun ada beberapa kondisi selain aritmia yang juga memiliki gejala yang
sama. Untuk memastikan pasien menderita aritmia serta penyebabnya, tes-tes yang lebih detil
harus dilakukan. Hasil diagnosis akan memudahkan dokter dalam menentukan jenis pengobatan
yang sesuai.

E. PENGOBATAN ARITMIA

Ada sebagian pasien aritmia yang tidak membutuhkan pengobatan. Pengobatan biasanya
diberikan dokter jika melihat gejala aritmia pasien berpotensi menjadi lebih buruk atau
menyebabkan komplikasi. Jenis pengobatan yang dilakukan adalah:

 Obat-obatan, misalnya obat-obatan penghambat beta yang dapat menjaga denyut


jantung agar tetap normal. Ada juga obat-obatan antikoagulan seperti aspirin, warfarin,
rivaroxaban, dan debigatran yang menurunkan risiko terjadinya penggumpalan darah dan
stroke.
 Alat picu jantung dan implantable cardioverter defibrillator (ICD). Untuk menjaga
detak jantung tetap normal pada kasus-kasus aritmia tertentu. Alat ini dipasang di bawah

8
kulit dada bagian atas pasien. Ketika alat ini mendeteksi adanya perubahan ritme jantung,
alat ini akan mengirim sengatan listrik pendek ke jantung guna menghentikan ritme yang
tidak normal tersebut dan membuatnya kembali normal.
 Kardioversi. Jika suatu kasus aritmia tidak bisa ditangani dengan obat-obatan,
kardioversi akan dilakukan. Dokter akan memberikan kejutan listrik ke dada pasien untuk
membuat denyut jantung kembali normal. Kardioversi elektrik biasanya diberikan pada
kasus aritmia fibrilasi atrium dan takikardia supraventrikular.
 Metode ablasi. Untuk mengobati aritmia yang letak penyebabnya sudah diketahui.
Dokter akan memasukkan sebuah kateter dengan panduan X-ray melalui pembuluh darah
di kaki. Ketika kateter berhasil menemukan sumber gangguan ritme jantung, maka alat
kecil itu akan merusak bagian kecil jaringan jantung tersebut.

F. PENCEGAHAN ARITMIA

Aritmia dapat dicegah melalui langkah-langkah berikut ini:

 Menghindari atau mengurangi stres.


 Mengonsumsi makanan sehat.
 Menjaga berat badan ideal.
 Tidak sembarangan mengonsumsi obat tanpa petunjuk obat dari dokter, terutama obat
batuk dan pilek yang mengandung zat stimulan pemicu jantung berdetak cepat.
 Membatasi konsumsi minuman keras dan berkafein.
 Tidak merokok dan berolahraga secara teratur.

G. PENGGOLONGAN OBAT ARITMIA

Obat anti aritmia digolongkan berdasarkan penggunaannya dalam lima kelompok:

1. Kelompok V
Meliputi:
 Adenosin
Adenosin dapat memperlambat atau menghentikan detak jantung yang cepat
apabila penyebabnya diakibatkan oleh kelainan jalur elektrik pada jantung

9
 Digoxin
Digoxin digunakan untuk menangani gagal jantung dan kelainan detak
jantung atau aritmia. Digoxin membantu jantung bekerja lebih baik dan
mengendalikan detak jantung.dapat juga untuk mengobati nyeri jantung dan
dapat digunakan setelah serangan jantung.
 Magnesium Sulfat
Magnesium untuk penyakit jantung dan pembuluh darah seperti nyeri dada,
detak jantung yang tidak teratur, tekanan TB, kadar kolestor jahat yang
tinggal, penyakit kutub jantung dan serangan jantung.
2. Golongan 1A
 Kuinidin
Kuinidin menekan kecepatan pacu jantung serta menekan konduksi dan
ekstabilitas terutama pada jaringan yang mengalami depolarisasi.
 Prokainamit
Prokainamit mempunyai sifat penghambat ganglion dan aman diberikan
melalui intravena dan intramuscular.
 Disopiramid
Obat ini bersifat antimuskaliniknya.Indikasi dari antimuskarinik adalah
penyakit aritmia, asma dan penyakit saluran pernapasan.
 Imi pamin
Imipamin adalah anti depresan trisiklik yang juga mempunyai aktivitan anti
aritmia.
3. Golongan (I,II,III dan IV)
 Amiodaron
Amiodaron sangat efektif terhadap bermacam-macma aritmia, tetapi efek
samping yang menonjol dan sifat farmakokinetik menyebabkan
penggunaannya dibatasi.
4. Golongan 1B
 Lidokain
Lidokain adalah obat aritmia yang diberikan secara intravena. Lidokain
menghambat kuat terhadap aktivitas jantung yang tidak normal.

10
 Tokainid dan Meksiletin
Tokainid dan Meksiletin ini tahan terhadap metabolisme hati, dapat digunakan
melalui oral. Obat ini menyebabkan efek samping neurologi, termasuk tremor,
penglihatan kabur, dan latergik.
 Fenitoin
Fenitoin hanya dipertimbangkan sebagai barisan kedua pada pengobatan
aritmia.
5. Golongan 1C
 Fkekainid
Flekainid adalah menghambat saluran natium yang kuat terutama digunakan
untuk pengobatan aritmia ventricular.
 Propafenon
Mempunyai struktur mirip dengan propranolol dan mempunyai aktivitas
penghambat beda yang lemah.
 Morisizin
Morisizin menghasilkan berbagai metabolic pada manusia, efek samping obat
ini adalah kepada pusing dan mual.

11
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN
Aritmia adalah dapat disebut juga dengan anti aritmia yaitu obat-obatan yang
mencegah atau mengobati aritmia jantung. Dari penggolongannya sendiri aritmia
digolongkan menjadi lima golongan yaitu: golongan kelompok V, golongan 1A,
golongan(I,II,III, dan IV), golongan 1B, dan golongan 1C.

B. SARAN
 bagi penulis memohon maaf apabila dalam pengetikan makalah kurang begitu
maksimal
 bagi pembaca, agar dapat menambah khazanah ilmu bagi sang pembaca

12
DAFTAR PUSTAKA

http://www.alodokter.com/aritmia

mafira-cardiodrugs.blogspot.co.id/obat-obat cardiovaskuler

13

Anda mungkin juga menyukai