Anda di halaman 1dari 14

TREND ISU KARDIOVASKULAR

(PENYAKIT ARITMIA)

DISUSUN OLEH :

Nama : Septiana Oktavia

NIM : 142012016014

Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah I

Dosen Pembimbing : Ns. M. Ramadhani Firmansyah, M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG

2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah I.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Palembang, Januari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….iii
BAB I……………………………………………………………………………………..1
PENDAHULUAN………………………………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….....2
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………3
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………..10
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………10
3.2 Saran……………………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Jantung adalah organ tubuh yang dibentuk oleh berbagai komponen yaitu
pembuluh darah, otot, selaput katup, sistem saraf dan sistem listrik jantung. Pada
keadaan nomal seluruh komponen pembentuk jantung bekerja saling melengkapi
agar jantung berfungsi memompa darah secara memadai dan tanp berhenti.
Kerusakan disetiap komponen jantung akan menyebabkan penyakit jantung yang
berbeda-beda.
Penyakit jantung coroner (PJK) adalah penyakit jantung yang mengenai
pembuluh darah arteri coroner yang memperdarahi jantung. PJK terjadi akibat
menyempit atau tersumbatnya lumen arteri coroner. PJK merupakan penyakit
jantung yang palng popular karena insidensinya yang tinggi.
Penyakit diotot jantung yang bersifat primer dan banyak di Indonesia adalah
kardiomiopati dilatasi yaitu kelemahan otot jantung secara menyeluruh sehingga
menimbulkan sindrom gagal jantung yang menahun. Penyakit katup jantung
akibat infeksi streptokus hemolitikus grup A masih sering didapatkan didaerah
perifer dan umumnya bermanifestasi sebagai stenosis mitral. Lalu apa yang
disebut dengan aritmia? Aritmia aalah penyakit sistem listrik jantung. Sistem
listrik jantung terdiri atas generator listrik alami yaitu nodus sinoatrial (SA) dan
jaringan konduksi listrik dari atrium ke ventrikel. Gangguan pada pembentukan
dan atau penjalaran impuls listrik menimbulkan gangguan irama jantung; disebut
aritmia.
Spektrum gejala aritmia cukup luas mulai dari berdebar, keleyengan, pingsan,
stroke bahkan kematian mendadak namun berdebar merupakan gejala aritmia
tersering. Sekalipun berdebar merupakan alasan kedua tersering pasien berobat ke
dokter spesialis jantung dan sedikitnya 41% pasien yang mengeluh berdebar
terbukti memiliki aritmia, penyakit aritmia tidak sepopuler PJK atau sindrom
gagal jantung. Hal itu terjadi karena pemahaman masyarakat yang masih rendah,

1
dokter ahli aritmia yang masih sedikit, dan fasilitas kesehatan yang menyediakan
pelayanan khusus aritmia masih terbatas.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu penyakit Aritmia?


2. Apa saja gejala, jenis, penyebab dan perawatan penyakit Aritmia?
3. Apa saja trend isu penyakit Aritmia?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui tentang penyakit aritmia.


2. Untuk mengetahui gejala, jenis, penyebab dan perawatan penyakit
Aritmia.
3. Untuk mengetahui trend isu tentang penyakit aritmia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ARITMIA

Jantung merupakan salah satu organ inti pada tubuh manusia. Jantung
merupakan organ yang bertugas untuk memompa darah yang akan dialirkan ke
seluruh tubuh manusia. Jantung bekerja pada mekanisme terus menerus dan tidak
pernah berhenti, umumnya disebut sebagai denyut jantung. Denyut jantung normal
pada orang dewasa berkisar dari 60 sampai 100 kali per menit (Yuniadi, 2011).
Apabila jantung tidak berfungsi atau tidak beroperasi dengan baik, tentunya
kehidupan manusia akan dapat terganggu dan bahkan dapat berakibat fatal seperti
kematian.
Penyakit jantung dapat muncul karena berbagai faktor, misalnya faktor
genetik maupun faktor pola gaya hidup. Beberapa penyakit jantung yang telah
dikenal oleh masyarakat adalah jantung koroner, gagal jantung, kelainan katup
jantung, dan aritmia. Aritmia jantung pun terbagi dalam beberapa jenis, yaitu
takiaritmia (adanya kondisi detak jantung yang lebih cepat dari detak jantung
normal) dan bradiaritmia (adanya kondisi detak jantung yang lebih lambat dari
detak jantung normal).
Adanya aritmia seringkali tidak disadari oleh penderitanya dikarenakan
aritmia terkadang tidak memiliki gejala apapun dan baru diketahui setelah adanya
pemeriksaan pada jantung. Namun pada beberapa kasus muncul berbagai kondisi
seperti jantung berdebar, pusing, sesak nafas, mudah lelah, dan bahkan mengalami
pingsan secara mendadak. Umumnya aritmia tidaklah berbahaya namun pada
beberapa kasus dapat menjadi berbahaya apabila terjadi komplikasi seperti gagal
jantung, stroke, bahkan kematian. Aritmia dapat timbul karena berbagai macam
faktor, salah satunya adalah pola gaya hidup yang kurang sehat seperti merokok,
mengkonsumsi obat-obatan terlarang, stress, terlalu banyak mengkonsumsi
alkohol, dan sebagainya. Di Indonesia, aritmia masih belum dikenali oleh
masyarakat secara luas. Selama ini, publikasi mengenai aritmia hanya dilakukan
dalam bentuk jurnal kedokteran, buku-buku mengenai penyakit jantung, dan

3
penjelasan melalui internet saja. Banyak yayasan mengenai aritmia yang
memberikan informasi, namun website yayasan tersebut jarang diketahui oleh
orang di Indonesia.
Aritmia dapat menyerang siapapun, termasuk anak-anak berusia remaja.
Dengan adanya himbauan yang tepat mengenai cara menjaga pola gaya hidup agar
kesehatan tubuh dapat terjaga, tentunya remaja dapat menjadi generasi penerus
bangsa yang sehat dan terjaga dari berbagai macam penyakit.

2.2 JENIS, PENYEBAB, GEJALA DAN PERAWATAN ARITMIA

Aritmia adalah kondisi dimana laju detak jantung terlalu cepat, terlalu
lambat, atau tidak teratur. Aritmia jantung dapat dibagi menjadi dua, yaitu
takiaritmia dan bradiaritmia. Takiaritmia adalah kondisi dimana jantung berdetak
lebih cepat, sedangkan bradiaritmia terjadi ketika detak jantung terlalu lambat.
Beberapa aritmia dapat menyebabkan jantuk tidak memompakan cukup darah ke
tubuh, sehingga menyebabkan kemungkinan kerusakan pada otak, jantung, dan
organ vital lainnya.
Pada keadaan ekstrem dimana bilik jantung berdenyut sangat cepat dan
tidak terkendali, maka dapat terjadi kegagalan sirkulasi darah yang bila dilakukan
pertolongan cepat dengan kejut listrik (DC shock) dapat mengakibatkan kematian.
Takiaritmia umumnya dapat disembuhkan total melalui tindakan ablasi. Ablasi
adalah tindakan invasif yang merupakan kelanjutan dari Electrophysiology Study
(disingkat EPS). Pada ablasi dilakukan pemutusan atau eliminasi sumber
takiaritmia dengan menggunakan panas yang dihasilkan oleh gelombang frekuensi
radio. Tingkat keberhasilan ablasi yang umum terjadi sangat tinggi yaitu 95%
dengan resiko yang sangat kecil (Yuniadi, 2011).
Cara mendeteksi penyakit aritmia umumnya cukup sederhana, yaitu
menggunakan alat perekam irama jantung yang disebut Elektrokardiografi (EKG),
namun kemungkinan tidak terekamnya penyakit aritmia bisa terjadi apabila gejala
yang dialami sudah hilang pada saat pemeriksaan. Oleh karena itu diperlukan
berbagai pemeriksaan lain yang lebih komprehensif seperti Holter Monitoring atau
Electrophysiology Study (EPS). Holter Monitoring adalah perekaman EKG secara
terus menerus selama 24-48 jam sehingga memperbesar peluang deteksi aritmia.

4
Pada beberapa kasus diperlukan pemasangan alat kecil di bawah kulit yang disebut
Insertable Loop Recorder (ILP) untuk merekam lebih lama aritmia yang jarang
terjadi, sedangkan EPS merupakan pemeriksaan infasif dimana dilakukan
perekaman listrik jantung secara langsung pada sistem listrik jantungnya (Yuniadi,
2011).
Aritmia jantung adalah kondisi saat detak jantung tidak teratur. Masalah
irama jantung (aritmia jantung) terjadi saat sinyal listrik yang mengkoordinasikan
detak jantung tidak bekerja dengan baik. Gangguan impuls sinyal dapat
menyebabkan jantung berdetak terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat
(bradikardia), atau tidak teratur.
2.2.1 Jenis Aritmia
Secara umum, aritmia jantung diklasifikasikan berdasarkan kecepatan
denyut jantung, yaitu :
a. Takikardia : denyut jantung cepat (lebih besar dari 100 denyut per
menit dalam kondisi istirahat).
b. Bradikardia : denyut jantung lembat (lebih rendah dari 60 denyut per
menit dalam kondisi istirahat).
c. Aritmia supraventrikular : aritmia yang terjadi di atria (jantung
bagian atas).
d. Aritmia ventrikular : aritmia yang terjadi di ventrikel (jantung
bagian bawah).
e. Bradiaritmia : irama jantung lambat yang mungkin disebabkan oleh
penyakit pada sistem konduksi jantung, seperti nodus sinoatral (SA),
nodus atrioventrikular (AV), atau jaringan His-Purkinje.
2.2.2 Jenis Takakardia Dan Bradikardia
a. Jenis Takikardia Supraventrikular. Terjadi saat sinyal listrik pada
ruang atas jantung tidak berfungsi dan menyebabkannya berdetak
lebih cepat. Akibatnya, area tersebut tidak terisi darah sebelum
berkontraksi dan mengurangi aliran darah ke seluruh tubuh.
Ventrikel. Kondisi saat detak jantung cepat dimulai pada area bawah
jantung. Sinyal listrik ‘menyala’ dengan cara yang salah. Sama

5
halnya, hal ini mengakibatkan area tersebut tidak terisi darah dan
mengurangi aliran darah ke seluruh tubuh.
b. Takikardia sinus. Terjadi saat alat pacu jantung secara alami
mengirimkan sinyal listrik lebih cepat dari biasanya. Detakan cepat
dan bergerak sebagaimana mestinya.
c. Jenis Bradikardia Sindrom sinus sakit. Nodus sinus bertanggung
jawab mengatur kecepatan jantung. Jika tidak bekerja dengan baik,
detak jantung dapat bergantian antara terlalu lambat atau cepat.
Sindrom sinus sakit dapat disebabkan oleh jaringan parut di dekat
simpul sinus yang memperlambat, mengganggu, atua menghalangi
jalannya impuls.
d. Blok Konduksi. Blok jalur listrik jantung dapat menyebabkan sinyal
yang memicu detak jantung melambat atau berhenti
2.2.3 Gejala Aritmia
Aritmia dapat terjadi apabila sinyal-sinyal listrik yang berfungsi untuk
mengontrol detak jantung tertunda atau mengalami hambatan. Hal ini menimbulkan
aritmia karena sel-sel saraf khusus yang membawa muatan listrik tidak bekerja
dengan baik. Selain itu, aritmia juga dapat terjadi apabila salah satu bagian jantung
dapat menghasilkan sinyal listrik yang mengakibatkan sel-sel saraf mengalami
penambahan dan mempengaruhi irama jantung. Takiaritmia dapat menyebabkan
jantung berdetak lebih dari 100 kali per menitnya. Kondisi ini dapat mengakibatkan
jantung mengalami kelelahan dan dapat menimbulkan gejala-gejala berdebar yang
biasanya disertai perasaan takut karena debaran jantung yang begitu cepat (bisa
sampai lebih dari 200 kali per menit).
Gejala aritmia dapa meliputi :
a. Detak jantung lambat atau cepat secara tidak normal
b. Detak tidak teratur
c. Sakit kepala ringan atau pusing
d. Sakit dada
e. Sesak nafas
f. Berkeringat

6
Gejala lain dapat meliputi :
a. Kecemasan
b. Kelelahan
c. Pingsan (sinkop) atau hampir pingsan
2.2.4 Penyebab Aritmia
Semua orang dapat mengalami aritmia bahkan ketika sedang sehat. Berikut
beberapa penyakit aritmia :
a. Penyakit jantung
b. Keseimbangan elektolit yang salah )seperti natrium dan kalium)
dalam darah
c. Cedera atau perubahan jantung, seperti berkurangnya alirah darah
atau serangan jantung yang kaku
d. Proses penyembuhan setelah operasi jantung
e. Obat-obatan tertentu
f. Masalah dengan sinyal listrik pada jantung
g. Emosi, stress, atau kejutan yang kuat
h. Hal dalam kehidupan sehari-hari seperti alkohol, tembakau atau
olahraga.
Faktor resiko seseorang mengalami aritmia yaitu :
a. Umur : resiko bertambah seiring bertambahnya umur
b. Genetik : resiko lebih tinggi jika terdapat kerabat yang memiliki
riwayat aritmia atau penyakit jantung lainnya
c. Gaya hidup : rokok, tembakau atau jenis obat-obatan rekreasional
d. Kondisi medis : tekanan darah tinggi, diabetes, gula darah renda,
obesitas, apnea tidur atau gangguan autoimun
e. Lingkungan : hal disekitar seperti polusi udara.
2.2.5 Diagnosis
Jika memiliki gejala aritmia, periksakan diri ke kardiologis untuk
memastikan apa yang terjadi. Beberapa tes yang dapat mendiagnosis
aritmia, yaitu :

7
a. Elektrokardiogram (EKG). Alat untuk merekam aktivitas listrik
jantung. Pemeriksaan EKG juga dapat dilakukan bersamaan dengan
pemeriksaan lain, seperti tilt table test dan exercise test.
b. Tes darah. Untuk mengetahui adanya infeksi, hipotiroid, atau
gangguan elektrolit yang dapat menyebabkan bradikardia.
c. Pencitraan sumber magnetik. Tes ini mengukur medan magnet pada
otot jantung dan mencari kelemahannya.
d. Pemeriksaan lainnya yang berkaitan dengan kondisi tidur (apabila
penderita mengalami sleep apnea).
2.2.6 Perawatan
Penanganan aritmia tergantung pada jenis dan tingkat keparahan. Dalam
beberapa kasus, tidak diperlukan pengobatan. Beberapa pilihan opsi penanganan
dapat meliputi :
a. Obat-obatan : untuk menghentikan atau mencegah, serta mengontrol
laju aritmia.
b. Kardioversi listrik : penggunaan listrik untuk menyetrum jantung
kembali ke ritme normal saat dibius.
c. Ablasi kateter : perawatan ‘lubang kunci” di bawah anestesi lokal
atau umum yang melibatkan penghancuran jaringan rusak di jantung
yang menyebabkan aritmia.
d. Alat pacu jantung (pacemaker) : perangkat kecil yang ditanam di
dada, menghasilkan sinyal listrik agar jantung berdetak pada tingkat
normal.
e. Implan cardioverter defibrillator (ICD) : perangkat mirip alat pacu
jantung yang memantau irama jantung dan menyetrum jantung
kembali ke ritme normal saat dibutuhkan.

2.3 TREND ISU PENYAKIT ARITMIA

Di Indonesia epidemiologi aritmia tidak berbeda jauh dengan negara lain.


Fibrilasi atrium (FA) merupakan aritmia yang paling sering didapatkan di klinik.
Prevalensi FA 1-2% dan akan terus meningkat dalam 50 tahun mendatang. 9,10
Framingham Heart Study yang melibatkan 5209 subjek penelitian sehat

8
mendapatkan bahwa dalam waktu 20 tahun, angka kejadian FA adalah 2,1% pada
laki-laki dan 1,7% pada perempuan. Studi observasional (MONICA, multinational
MONItoring of trend and determinant in Cardiovasculardisease) pada populasi
urban di Jakarta mendapatkan angka kejadian FA 0,2% dengan rasio laki-laki dan
perempuan 3:2. Karena akan terjadi peningkatan populasi usia lanjut di Indonesia
yaitu 7,74% pada tahun 2000 menjadi 28,68% tahun 2050, maka angka kejadian
FA juga akan meningkat secara signifkan.
Pada skala lebih kecil, kejadian FA pada pasien rawat selalu meningkat setiap
tahunnya, yaitu 7,1% pada tahun 2010, meningkat menjadi 9,0% (2011), 9,3%
(2012) dan 9,8% (2013). Pada tahun 2011 terdapat 2.1 juta kasus aritmia. Stroke
dapat merupakan manifestasi klinis pertama FA dan dokter ahli saraf menjadi titik
masuk pertama menuju diagnosis FA. Pada 37% pasien FA usia kurang dari 75
tahun, stroke iskemik merupakan gejala pertama. Penderita FA memiliki risiko
stroke lima kali lipat dibandingkan orang yang tidak stroke. Stroke iskemik terjadi
akibat lepasnya trombus di atrium kiri ke sirkulasi sistemik dan tersangkut di arteri
serebri. Ukuran trombus yang besar menyumbat di arteri yang lebih pangkal
sehingga menyebabkan kerusakan otak lebih luas dan disabilitas lebih parah.
Sindrom Brugada (sleep death syndrome) adalah penyakit herediter yang
disebabkan oleh mutase gen SCN5A dan mengakibatkan kelainan repolarisasi.
Keadaan itu memudahkan terjadinya kelainan irama fatal dan menimbulkan
kematian jantung mendadak. Sindrom Brugada prevalensinya lebih tinggi di Asia
Tenggara, oleh karena itu diduga akan lebih banyak kasus serupa yang perlu
mendapat tata laksana yang baik. Aritmia ventrikular merupakan sebagian besar
gambaran yang ditemukan pada kematian mendadak. Lebih dari 80% aritmia pada
kematian mendadak adalah takiaritmia ventrikel, yang terdiri atas fibrilasi ventrikel,
takikardia ventrikel dan torsades de pointes. Jika fibrilasi berlanjut maka kematian
dapat terjadi karena laju jantung sangat cepat yaitu lebih dari 250 kpm sehingga
fungsi mekanik jantung untuk memompa darah tidak terjadi karena jantung hanya
bergetar, seolaholah berhenti. Henti jantung lebih dari 4 menit menyebabkan
kerusakan otak permanen dan fibrilasi ventrikel atau takikardia ventrikel tanpa
denyut selama 30 detik dapat menyebabkan kematian mendadak.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Aritmia adalah kondisi dimana laju detak jantung terlalu cepat, terlalu
lambat, atau tidak teratur. Aritmia jantung dapat dibagi menjadi dua, yaitu
takiaritmia dan bradiaritmia. Takiaritmia adalah kondisi dimana jantung berdetak
lebih cepat, sedangkan bradiaritmia terjadi ketika detak jantung terlalu lambat.
Beberapa aritmia dapat menyebabkan jantuk tidak memompakan cukup darah ke
tubuh, sehingga menyebabkan kemungkinan kerusakan pada otak, jantung, dan
organ vital lainnya.
Aritmia jantung adalah kondisi saat detak jantung tidak teratur. Masalah
irama jantung (aritmia jantung) terjadi saat sinyal listrik yang mengkoordinasikan
detak jantung tidak bekerja dengan baik. Gangguan impuls sinyal dapat
menyebabkan jantung berdetak terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat
(bradikardia), atau tidak teratur

3.2 SARAN

Untuk teman-teman yang sudah membaca makalah saya mohon maaf atas
segala kekurangannya juga untuk kalian yang ingin membuat makalah yang
pembahasannya sama dengan yang saya bahas agar mencari referensi lebih banyak
lagi baik itu dari buku, artikel, maupun yang lainnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Cathleen, S Kalangi. Dkk. Gambaran aritmia pada pasien penyakit jantung


koroner di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari 2015 –
31 Desember 2015. Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember
2016. Diakses pada : Kamis, 6 Januari 2022. Link :
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://journal.ui
.ac.id/index.php/eJKI/article/download/8192/pdf&ved=2ahUKEwi_5qadgp_
1AhUhjOYKHfb3DdIQFnoECA8QAQ&usg=AOvVaw22poPOMGg4CSK3xq
7nUZt9

Yuniadi, Y. (2011, March). Gangguan Irama Jantung (Aritmia Jantung). Retreived


September 21,2015, from http://mitrakeluarga.com/kelapag ading/gangguan-
irama-jantung-aritmia-jantung.

Yuniadi, Yoga. Mengatasi Aritmia, Mencegah Kematian Mendadak. E-JKI Vol. 5,


No. 3, Desember 2017. Diakses pada : Kamis, 6 Januari 2022. Link :
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejournal.
unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/download/14556/14128&ved=2ahUKE
wi_5qadgp_1AhUhjOYKHfb3DdIQFnoECBsQAQ&usg=AOvVaw2EXDcF1J
FQOOgUei8W_-4Z

11

Anda mungkin juga menyukai