“Aritmia Jantung”
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Kelompok 2
Evy Irma Sari L. Toruan 19.18.072
Friska Christianti Lahagu 19.18.082
Lulu Sakly 19.18.129
Lutfi Astuti 19.18.130
Novrina Br Hombing 19.18.155
Nurul Shalsaaini Simatupang 19.18.158
Patimona Rogate Manurung 19.18.162
Tiur Maulina Silaban 19.18.220
Dosen Pengampu : apt.Masria Pheteresia, S.Farm., M.Si.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana
semoga. Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan petunjuk
pengalaman bagi para pembaca sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca
ii
DAFTAR ISI
Halama
n
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3
2.1.1 Defenisi.............................................................................................................3
2.1.2 Klasifikasi.........................................................................................................3
2.1.3 Etiologi..............................................................................................................4
2.1.4 Patofisiologi......................................................................................................6
BAB III............................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan......................................................................................................11
3.2 Saran......................................................................................................................11
iii
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering
terjadi pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada
frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal
atau otomatis (Doenges, 1999). Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi
sel-sel miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai
perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel
Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi
juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi.
Aritmia merupakan kelainan sekunder akibat penyakit jantung atau ektra
kardiak, tetapi dapat juga merupakan kelainan primer. Kesemuanya mempunyai
mekanisme yang sama dan penatalaksanaan yang sama juga. Kelainan irama
jantung ini dapat terjadi pada pasien usia muda atau usia lanjut.
Aritmia dapat dibagi menjadi kelompok aritmia supraventrikular dan aritmia
ventrikular berdasarkan letak lokasi yaitu apakah di atrial termasuk AV Node dan
berkas His atau kah di ventrikel mulai dari invra his bundl. Selain itu aritmia juga
dibagi menurut denyut jantung yaitu : Bradikardi ataupun Takikardi, dengan nilai
normal berkisar antara 60-100x/menit. Tergantung dari letak fokus, selain
menyebabkan Vetricular Extra Systol(VES), dapat terjadi Supra Ventriculare
Extra Systol (SVES) atau Supra Ventriculare Tachycardy (SVT) didalam
fokusnya berasal dari berkas his diatas. Oleh karena itu, penulis memilih judul
“Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Aritmia”.
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi aritmia
2. Untuk mengetahui jenis-jenis aritmia
3. Untuk mengetahui penyebab terjadinya aritmia
4. Untuk mengetahui terapi farmakologi dan non farmakologi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Teori Aritmia Jantung
2.1.1 Defenisi
System kardiovaskuler mencakup jantung, sirkulasi atau peredaran darah
dan keadaan darah yang merupakan bagian tubuh yang sangat penting karena
merupakan pengaturan yang menyalurkan oksigen serta nutrisi keseluruh tubuh.
Bila salah satu organ tersebut mengalami ganguan terutama jantung maka
akan mengganggu semua system tubuh. Aritmia merupakan salah satu ganguan
dari system kardiovaskuler. Aritmia adalah tidak teraturnya irama jangtung.
Aritmia disebabkan karena terganggunya mekanisme pembentukan impuls dan
konduksi. Hal ini termasuk tergangunya system syaraf. Perubahan ditandai
dengan denyut atau irama yang merupakan retensi dalam pengobatan.
Aritmia merupakan penyakit jantung yang umum terjadi. Secara umum,
Aritmia mengacu pada setiap bentuk denyut atau irama jantung yang bersifat tidak
normal. Ada berbagai jenis aritmia, di mana fibrilasi atrium merupakan aritmia
yang paling umum.
2.1.2 Klasifikasi
Sinus Takikardi: Meningkatnya aktifitas nodus sinus
Sinus bradikardi: Penurunan laju depolarisasi atrim
Komplek atrium premature: Impul listrik yang berasal di atrium tetapi
diluar nodus sinus menyebabkan kompleks atrium prematur, dimana pada
ECG menunjukkan irama tidak beraturan
Takikardi Atrium: suatu episode takikardi atrium biasanya diawali oleh
suatu kompleks atrium prematur sehingga terjadi reentri pada tingkat
nodus AV
Fluter atrium: Kelainan ini karena reentri pada tingkat atrium. Depolarisasi
atrium cept dan teratur, dan gambarannya terlihat terbalik disandapan II,III
dan atau aVF seperti gambaran gigi gergaji.
Fibrilasi atrium: Fibrilasi atrium bisa tibul darifokus ektopik ganda dan
atau daerah reentri multipel. Aktifitas atrium sangat cepat, sindrom sinus
sakit
3
Komplek jungsional premature
Irama jungsional
Takikardi ventrikuler
2.1.3 Etiologi
Penyebab yang paling umum dari aritmia ventrikel adalah penyakit
miokard (iskemi dan infark), yang disertai dengan perubahan keseimbangan
elektrolit, gangguan metabolisme, toksisitas obat dan vasospasme coroner. Karena
implus berasal dari ventrikel, maka tidak melalui system konduksi yang normal
melainkan jaringan otot ventrikel. Hal ini menimbulkan gambaran kompleks QRS
yang lebar (< 0,12 detik).
Penyebab dasar suatu aritmia sering sulit dikenali tetapi
beberapa faktor aritmogenik berikut ini dapat menjadi perhatian :
1. Hipoksia : miokardium yang kekurangan oksigen menjadi iritabel
2. Iskemia : infark miokard dan angina menjadi pencetus
3. Stimulasi simpatis : menguatnya otot tonus karena penyebab apapun
(hypertiroid, gagal jantung kongesti, latihan fisik dll) dapat menimbulkan
aritmia.
4. Gangguan elektrolit : ketidak seimbangan kalium, kalsium dan magnesium
5. Bradikardi : frekuensi jantung yang sangat lambat dapat menjadi
predisposisi aritmia
6. Regangan (stretch) : hipertrofi ventrikel
4
Faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan resiko terkena aritmia jantung atau
kelainan irama jantung. Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah :
A. Penyakit Arteri Koroner
Penyempitan arteri jantung, serangan jantung, katup jantung abnormal,
kardiomiopati, dan kerusakan jantung lainnya adalah faktor resiko untuk hampir
semua jenis aritmia jantung.
B. Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi dapat meningkatkan resiko terkena penyakit arteri
koroner.Hal ini juga menyebabkan dinding ventrikel kiri menjadi kaku dan tebal,
yang dapat mengubah jalur impuls elektrik di jantung.
C. Penyakit Jantung Bawaan
Terlahir dengan kelainan jantung dapat memengaruhi irama jantung.
Metabolisme tubuh dipercepat ketika kelenjar tiroid melepaskan hormon tiroid
terlalu banyak.Hal ini dapat menyebabkan denyut jantung menjadi cepat dan tidak
teratur sehingga menyebabkan fibrilasi atrium (atrial fibrillation). Sebaliknya,
metabolisme melambat ketika kelenjar tiroid tidak cukup melepaskan hormon
tiroid, yang dapat menyebabkan bradikardi (bradycardia).
D. Obat dan Suplemen
Obat batuk dan flu serta obat lain yang mengandung pseudoephedrine dapat
berkontribusi pada terjadinya aritmia.
E. Obesitas
Selain menjadi faktor resiko untuk penyakit jantung koroner, obesitas dapat
meningkatkan resiko terkena aritmia jantung.
F. Diabetes
Resiko terkena penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi akan
meningkat akibat diabetes yang tidak terkontrol. Selain itu, gula darah rendah
(hypoglycemia) juga dapat memicu terjadinya aritmia.
G. Obstructive Sleep Apnea
Obstructive sleep apnea disebut juga gangguan pernapasan saat tidur.Napas
yang terganggu, misalnya mengalami henti napas saat tidur dapat memicu aritmia
jantung dan fibrilasi atrium.
5
H. Ketidakseimbangan Elektrolit
Zat dalam darah seperti kalium, natrium, dan magnesium (disebut elektrolit),
membantu memicu dan mengatur impuls elektrik pada jantung.
Tingkat elektrolit yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat memengaruhi
impuls elektrik pada jantung dan memberikan kontribusi terhadap terjadinya
aritmia jantung.
I. Terlalu Banyak Minum Alkohol
Terlalu banyak minum alkohol dapat memengaruhi impuls elektrik di dalam
jantung serta dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya fibrilasi atrium (atrial
fibrillation).
Penyalahgunaan alkohol kronis dapat menyebabkan jantung berdetak kurang
efektif dan dapat menyebabkan cardiomyopathy (kematian otot jantung).
J. Konsumsi Kafein atau Nikotin
Kafein, nikotin, dan stimulan lain dapat menyebabkan jantung berdetak lebih
cepat dan dapat berkontribusi terhadap resiko aritmia jantung yang lebih serius.
Obat-obatan ilegal, seperti amfetamin dan kokain dapat memengaruhi jantung
dan mengakibatkan beberapa jenis aritmia atau kematian mendadak akibat
fibrilasi ventrikel (ventricular fibrillation).
2.1.4 Patofisiologi
Aritmia karena gangguan pembentukan implus
a. Automatisitis Normal Berubah bisa terjadi pada SA, AV dan His Purkinye
b. Pembentukan Implus Abnormal yang dapat dibagi 2 :
1. Automatisitas abnormal : Terjadinya depolarisasi diastolik spontan
pada nilai Vm yang lebih (+).
2. Aktivitas terpicu (Triggered Activity) : Pembentukan Implus pada
fase repolarisasi yang sudah mencapai ambang.
6
2.1.5 Gejala Aritmia Jantung
gejala aritmia cukup luas mulai dari berdebar, keleyengan, pingsan, stroke
bahkan kematian mendadak namun berdebar adalah gejala aritmia tersering.
Gejala yang timbul saat aritmia, meliputi :
Detak jantung cepat atau lambat secara tidak normal
Detak tidak teratur
Sakit kepala ringan atau pusing
Sakit dada
Sesak napas
Berkeringat.
7
2. Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk
menentukan dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien
aktif (di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi
pacu jantung/efek obat antidisritmia.
3. Foto dada : Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung
sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup
4. Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan
miokard yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu
gerakan dinding dan kemampuan pompa.
5. Tes stres latihan : dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan
yang menyebabkan disritmia.
6. Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium
dapat mnenyebabkan disritmia.
7. Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat
jalanan atau dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.
8. Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum dapat
menyebabkan meningkatkan disritmia.
9. Laju sedimentasi : Peninggian dapat menunjukkan proses inflamasi akut
contoh endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia.
10. GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi
disritmia.
8
2.2 Farmakoterapi Aritmia Jantung
2.2.1 Terapi Non-Farmakologi
TERAPI NON FARMAKOLOGI :
Disarankan menghindari merokok dan konsumsi alcohol
Menjaga tekanan darah agar tetap stabil
uga harus dihindari makanan dan faktor lain yang mencetuskan
terjadinya aritmia
Mengatur pola hidup
Hindari stimulan yang digunakan pada obat batuk dan pilek.
Beberapa obat tersebut berisi bahan bahan yang memicu aritmia.
9
Antiaritmia Kelas 2 (Beta Adrenergik Blokade) Atenol, Metroprolol, Propanolol :
indikasi aritmia jantung,angina.
Antiaritmia Kelas 3 (Prolong Repolarisation) Amiodarone, indikasi VT, SVT
berulang.
Antiaritmia Kelas 4 (Calsium Channel Blocker) Verapamil, indikasi
Supraventrikular aritmia.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan
oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis. Aritmia timbul akibat perubahan
elektro fisiologi sel-sel miokardium. Beberapa tipe malfungsi jantung yang paling
mengganggu tidak terjadi sebagai akibat dari otot jantung yang abnormal tetapi
karena irama jantung yang abnormal. Penyebab dari aritmia jantung biasanya satu
atau gabungan dari kelainan sistem irama kanduksi jantung:
1. Irama abnormal dari pacu jantung.
2. Pergesaran pacu jantung dari nodus sinus ke bagian lain dari jantung.
3. Blok pada tempat-tempat berbeda sewaktu menghantarkan impuls melalui
jantung.
4. Jalur hantaran impuls yang abnormal melalui jantung.
5. Pembentukan yang spontan dari impuls abnormal pada hampir semua
bagian jantung.
3.2 Saran
1. Meningkatkan kembali pengetahuan terkait konsep dasar pada pasien
dengan aritmia.
2. Meningkatkan pengetahuan perawat dalam pemberian layanan asuhan
keperawatan dengan aritmia.
3. Memperluas kembali pengetahuan demi perkembangan keperawatan
terutama pada klien dengan gangguan pada jantung.
11
DAFTAR PUSTAKA
Hanafi B, Trisnohadi. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dala. Jilid I. Ed. . Jakarta:
Penyakit. Alih Bahasa Peer Anugrah. Editor Caroline Wijaya. Ed. 4 . Jakarta:
EGC.
12