Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta
karunianya-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas presentasi kasus pelatihan keperawatan
kardiologi tingkat dasar, dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien Penyakit Infeksi
Jantung”
Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas bantuan,
dukungan dan do’anya. Kami berharap makalah ini bermanfaat dalam membantu proses
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi para peserta pelatihan.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.
Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun pembimbing demi
tercapainya makalah yang sempurna.
Halaman Sampul....................................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
2. 1 Konsep 3
2.2 Pengertian.......................................................................................................................3
2.3 Etiologi.........................................................................................................................3
2.4 Patofisiologi......................................................................................................................4
2.5 Pemeriksaaan Diagnostik................................................................................................10
2.6 Penatalaksaan Medik......................................................................................................11
Asuhan Keperawatan................................................................................................................................14
Pengkajian 14
Diagnosa Keperawatan 16
Perencanaan 17
DAFTAR PUSTAKA 22
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh kita karena berfungsi
mengantarkan oksigen, nutrien, dan substansi lain ke jaringan dan membuang sisa
metabolisme selular melalui pompa jantung, sistem vaskular sirkulasi dan integrasi sistem
lainnya. Jantung terdiri dari beberapa ruang yang dibatasi oleh katup diantaranya adalah
katup atrioventricular dan katup semilunar. Katup atrioventricular (mitral dan trikuspid)
terbuka dan darah mengalir dari atrium dengan tekanan yang lebih tinggi ke dalam
venrtikel yang relaksasi. Setelah pengisian ventricular, maka akan dimulai fase sistole.
Saat tekanan intraventrikular sistolik meningkat, maka katup atrioventrikular akan
menutup, sehingga mencegah aliran darah kembali ke dalam atrium dan kemudian
kontraksi ventrikular dimulai. Selama fase sistolik, tekanan ventrikular meningkat
menyebabkan katup semilunar (aorta dan pulmonar) terbuka. Saat ventrikel mengeluarkan
darah, maka tekanan intraventrikular menurun dan katup semilunar tertutup sehingga
mencegah aliran balik ke dalam ventrikel. Klien yang mengalami penyakit valvular
mengalami aliran balik atau regurgitasi darah melalui katup yang tidak kompeten,
sehingga menyebabkan suara murmur ketika sedang melakukan auskultasi.
Gangguan pada katup yang sering selama ini adalah insufisiensi aorta dan stenosis
mitral. insufisiensi aorta adalah sustu keadaan dimana terjadi refluk (aliran balik) darah
dari aorta ke dalam ventrikel kiri sewaktu relaksasi. Sedangkan stenosis mitral adalah
terhambatnya aliran darah dalam jantung akibat perubahan struktur katup mitral yang
menyebabkan tidak membukanya katub mitral secara sempurna pada saat diastolik.
Insufisiensi aorta disebabkan karena lesi peradangan yang merusak bentuk bilah katup
aorta, sehingga masing-masing bilah tidak bisa menutup lumen aorta dengan selama
diastole dan mengakibatkan aliran balik darah dari aorta ke ventrikel kiri. Selain itu juga
bisa disebakan oleh endokarditis, kelainan bawaan atau penyakit seperti sifilis dan
pecahnya aneurisma yang menyebabkan dilatasi atau robekan aorta asenden.
Penderita insufisiensi aorta biasanya pasien mengeluh dada terasa berat,nafsu makan
berkurang, muntah dan sesak saat beraktivitas. Sebagai perawat kita harus memahami dan
mengetahui tentang asuhan keperawatan terhadap pasien yang mengalami insufisiensi
aorta agar kita dapat memberikan upaya medikasi yeng terbaik sehingga pasien dapat
sembuh atau dapat mengurangi risiko tinggi semakin parahnya penyakit.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Khusus
1.3.1.1 Mampu menjelaskan penyakit Regurgitasi Aorta
1.3.1.2 Mampu memahami patofisiologi Regurgitasi Aorta
1.3.1.3 Mampu menerapkan asuhan keperawatan pasien dengan penyakit
Regurgitasi Aorta dengan pendekatan standar diagnosa, luaran dan
intervensi keperawatan Indonesia
2.1.2 Etiologi
Penyebab dari regurgitasi aorta adalah dilatasi pangkal aorta seperti pada penyakit
kolagen, aortitis sifilika, disseksi aorta dan penyakit katup organik seperti penyakit
jantung rematik, endokarditis, aorta bicuspid kongenital, ventrikular septal defect
(VSD), ruptur traumatik.
Terdapat dua penyebab utama dari regurgitasi katup aorta, yaitu:
a. Abnormalitas pada katup aorta, yang terdiri atas abnormalitas kongenital,
endokarditis, dan penyakit rheumatic. Penyakit rheumatic dapat menyebabkan
penebalan, deformitas, dan pemendekan katup aorta, sehingga menyebabkan
stenosis maupun insufisiensi aorta. Selain itu, kelainan kongenital yang
menunjukkan adanya fenestrasi dari katup aorta juga dapat menimbulkan AR
yang ringan. Prolaps katup aorta dapat menyebabkan AR kronik yang progresif,
dan biasanya terdapat pada VSD atau degenerasi myxomatosa.
Endokarditis infektif dapat menimbulkan deformasi katup, perforasi, tau erosi
katup. Penyakit sifilis dapat menyebabkan jaringan parut pada katup dan terdapat
retraksi. Ankylosing spondilitis dapat menyebabkan AR karena mempengaruhi
dinding aorta
b. Dilatasi aorta, yang terdiri atas aneurisma aorta akibat inflamasi dan sindrom
marfan, diseksi aorta, ekstasia annuloaortikus, dan sifilis. Dilatasi aorta dapat
menyebabkan AR, yang menyebabkan pelebaran annulus aortikus dan pemisahan
katup aorta. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan dilatasi aorta yaitu
degenerasi kistik medial pada aorta asendens, dilatasi aorta idiopatik, ekstasia
annulortikus, osteogenesis imperfecta, hipertensi berat.
3
2.1.3 Patofisiologi
Insufiensi Aorta disebabkan oleh lesi peradangan yang merusak bentuk bilah
katup aorta, sehingga masing-masing bilah tidak bisa menutup lumen aorta dengan
rapat selama diastol dan akibatnya menyebabkan aliran balik darah dari aorta ke aorta
ke ventrikel kiri. Deefek katup ini bisa disebabkan oelh endokarditis, kelainan
bawaan, atau penyakit seperti sifilis dan pecahnya aneurisma yang menyebabkan
dilatasi atau sobekan aorta asenden.
Karena kebocoran katup aorta saat diastol, maka sebagian darah dalam aorta,
yang biasanya bertekanan tinggi, akan mengalir ke ventrikel kiri, sehingga ventrikel
kiri harus mengatasi keduanya, yaitu mengirim darah yang secara normal diterima
dari atrium kiri maupun darah yang kembali dari aorta. Ventrikel kiri kemudian
melebar dan hipertrofi untuk mengakomodasi peningkatan volume ini, demikian juga
akibat tenaga mendorong yang lebih dari normal untuk memompa darah,
menyebabkan tekanan darah sistolik meningkat. Sistem kardiovaskuler berusaha
mengkompensasi melalui refleks dilatasi pembuluh darah dan arteri perifer melemas,
sehingga tahanan perifer menurun dan tekanan diastolik turun drastis.
Perubahan hemodinamik keadaan akut dapat dibedakan dengan keadaan
kronik. Kerusakan akut timbul pada pasien tanpa riwayat insufisiensi sebelumnya.
Ventrikel kiri tidak punya cukup waktu untuk beradaptasi terhadap insufisiensi aorta.
Peningkatan secara tiba-tiba dari tekanan diastolik akhir ventrikel kiri bisa timbul
dengan sedikit dilatasi ventrikel.
8
5. Fatique (kondisi di mana Anda selalu merasa lelah, lesu, atau kurang
tenaga)
6. Murmur
2. EKG : Hasil EKG pada AR berat menunjukkan adanya hipertrofi ventrikel kiri
menurut kreteria voltase dan repolarisasi dengan gelombang Q prominem
(volumen overload kronik ventrikel kiri) P-R interval memanjang. Pada
insufisiensi akut berat tidak dijumpai adanya hipertrofi ventrikel kiri. Voltase
QRS normal, kelainan repolarisasi minor dan gelombang Q prekordial masih
dalam batas norma.
3. Echokardiografi
Bisa dilakukan untuk melihat insufisiensi aorta yang terjadi melalui turbulensi
yang ditimbulkan, LV hipertropi, dilatasi aorta proximal.
4. Katerisasi jantung
Ventrikel kiri tampak opak selama injeksi kontras kedalam pangkal aorta
4. ACE Inhibitor