KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 2
2.1 Definisi Regurgitasi Aorta ............................................................ 2
2.2 Epidemiologi Regurgitasi Aorta .................................................... 3
2.3 Etiologi Regurgitasi Aorta ............................................................ 3
2.4 Patofisiologi Regurgitasi Aorta ..................................................... 4
2.5 Tanda dan Gejala Regurgitasi Aorta ............................................. 4
2.6 Diagnosis Regurgitasi Aorta ......................................................... 5
2.7 Pemeriksaan Penunjang Regurgitasi Aorta ................................... 10
2.8 Penatalaksanaan Regurgitasi Aorta ............................................... 11
2.9 Komplikasi Regurgitasi Aorta ....................................................... 11
2.10 Prognosis Regurgitasi Aorta......................................................... 11
BAB 3 KESIMPULAN .................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi tubuh kita karena
berfungsi mengantarkan oksigen, nutrien, dan substansi lain ke jaringan dan
membuang sisa metabolisme selular melalui pompa jantung, sistem vaskular
sirkulasi dan integrasi sistem lainnya. Jantung terdiri dari beberapa ruang yang
dibatasi oleh katup diantaranya adalah katup atrioventricular dan katup semilunar.
Katup atrioventricular (mitral dan trikuspid) terbuka dan darah mengalir dari
atrium dengan tekanan yang lebih tinggi ke dalam venrtikel yang relaksasi.
Setelah pengisian ventricular,maka akan dimulai fase sistole. Saat tekanan
intraventrikular sistolik meningkat, maka katup atrioventrikular akan menutup,
sehingga mencegah aliran darah kembali ke dalam atrium dan kemudian kontraksi
ventrikular dimulai.
Gangguan pada katup yang sering selama ini adalah regurgitasi aorta dan
stenosis mitral. regurgitasi aorta adalah sustu keadaan dimana terjadi refluk
(aliran balik) darah dari aorta ke dalam ventrikel kiri sewaktu relaksasi.
Sedangkan stenosis mitral adalah terhambatnya aliran darah dalam jantung akibat
perubahan struktur katup mitral yang menyebabkan tidak membukanya katup
mitral secara sempurna pada saat diastolik. Regurgitasi aorta disebabkan karena
lesi peradangan yang merusak bentuk bilah katup aorta, sehingga masing-masing
bilah tidak bisa menutup lumen aorta dengan selama diastole dan mengakibatkan
aliran balik darah dari aorta ke ventrikel kiri. Selain itu juga bisa disebakan oleh
endokarditis, kelainan bawaan atau penyakit seperti sifilis dan pecahnya
aneurisma yang menyebabkan dilatasi atau robekan aorta asenden. Penderita
insufisiensi aorta biasanya pasien mengeluh dada terasa berat, nafsu makan
berkurang, muntah dan sesak saat beraktivitas.3
1
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Regurgitasi Aorta
Regurgitasi katup aorta (insufiensi) adalah kembalinya darah ke ventrikel
kiri dari aorta selama diastol. Insufisiensi aorta adalah suatu keadaan dimana
terjadi refluks (aliran balik) darah dari aorta ke dalam ventrikel kiri sewaktu
relaksasi.1
Jantung harus melakukan lebih banyak pekerjaan untuk mengkompensasi
kebocoran darah kembali ke ventrikel kiri. Dinding ventrikel kadang-kadang akan
menebal (hipertrofi), dan otot jantung yang menebal adalah pompa yang kurang
efektif. Akhirnya, jantung mungkin tidak dapat memompa cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh akan darah, yang menyebabkan gagal jantung.1
Ketika darah bersirkulasi dalam tubuh, ia mengikuti jalan satu arah melalui
jantung. Ini mengalir melalui atrium kiri dan kemudian turun ke ventrikel kiri
sebelum dipompa ke aorta melalui katup aorta, yang menutup setelah setiap detak
jantung. Jika katup aorta tidak menutup sepenuhnya, darah yang kaya oksigen
mengalir mundur ke ventrikel kiri, memaksa jantung bekerja lebih keras untuk
mengkompensasi kebocoran darah. Dalam banyak kasus, kondisi ini tidak
menunjukkan gejala; pada orang lain, pasien mengalami nyeri dada dan sesak
napas. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan dinding ventrikel
menebal dan otot jantung dapat rusak secara permanen. Ini meningkatkan risiko
gagal jantung.
b. Endokarditis bakterialis
Endokarditis bakterialis adalah infeksi yang mengenai lapisan dalam jantung
(endokardium) atau katup jantung. Infeksi ini dapat merusak atau menghancurkan
katup jantung.
c. Aorta artificial congenital
Merupakan kelainan bawaan yang dibawa bayi sejak lahir, misalnya kelainan
katup yang tidak bisa menutup secara sempurna saat dalam kandungan,
menyebabkan aliran darah dari ventrikel kiri tidak bisa mengalir secara sempurna.
d. Ventricular septal defect (VSD)
Defek septum ventrikel atau Ventricular Septal Defect (VSD) adalah gangguan
atau lubang pada septum atau sekat di antara rongga ventrikel akibat kegagalan
fusi atau penyambungan sekat interventrikel. VSD terjadi pada 1,5 – 3,5 dari
1000 kelahiran hidup dan sekitar 20-25% dari seluruh angka kejadian kelainan
jantung kongenital. Umumnya lubang terjadi pada daerah membranosa (70%) dan
muscular (20%) dari septum.
e. Ruptur traumatik
Ruptur traumatik aorta adalah kondisi dimana aorta sebagai arteri ternesar
mengalami ruptur. Kondisi ini sangat fatal karena pendarahan yang banyak
dihasilkan dari ruptur tersebut.
f. Aortic left ventricular tunnel
Merupakan kelainan jantung bawaan antara aorta dan ventrikel kiri. Biasanya
penatalaksanaannya adalah dengan prosedur pembedahan kemudian dilanjutkan
dengan transkateter perkutan.
3. Genetik
a. Sindrom marfan
Terdapat kelainan genetic jaringan ikat yang mungkin dominan autosomal namun
tidak terekspresi secara sempurna. Perjalanan alami abnormalitas jaringan ikat
bervariasi begitu pula manifestasi fenotipik.
b. Mukopolisakaridosis
Mukopolisakaridosis adalah sekumpulan kelainan metabolik yang diturunkan.
Penyebabnya adalah kekurangan enzim lisosom tertentu yang diperlukan untuk
6
6. Aritmia
7. Murmur jantung
Selain itu juga dapat terjadi sesak napas berat akibat tekanan vena
pulmonal yang meningkat secara tiba-tiba.
2. Vena contracta
Vena contracta adalah jet regurgitan yang melewati area regurgitan efektif.
Vena contracta diambil dengan colour Doppler pada pandangan parasternal long
axis dengan menggunakan zoom pada daerah katup aorta. Untuk mengidentifikasi
vena contracta dengan baik, harus dapat dilihat tiga komponen dari jet regurgitan:
flow convergence, vena contracta, dan jet area (Gambar 2.1). Vena contracta
diambil pada diameter terkecil dari aliran regurgitan pada LVOT setinggi katup
aorta. Pada jet AR yang eksentris, pengukuran vena contracta dilakukan tegak
lurus terhadap sumbu panjang jet regurgitan, bukan terhadap sumbu panjang
LVOT. Lebar vena contracta < 3 mm berkorelasi dengan AR mild, sedangkan
lebar vena contracta > 6 mm menunjukkan AR severe.4
Gambar 2.3 Aortic diastolic flow reversal. A. Pengukuran diastolic flow reversal
pada aorta abdominalis. Pada pandangan subcostal, sample volume diletakkan
pada aorta abdominalis. Pada sinyal Doppler, terdapat holodiastolik flow reversal
dengan end diastolic velocity 56 cm/s (anak panah kuning). B. Pengukuran
diastolic flow reversal pada aorta torakalis. Pada pasien yang sama dengan gambar
A, dengan pandangan suprasternal, sample volume diletakkan pada aorta
13
torakalis. Pada sinyal Doppler, terdapat holodiastolik flow reversal dengan end
diastolic velocity 52 cm/s (anak panah biru).
3. Beta-blocker
Golongan obat ini tidak terlalu bermanfaat pada penderita insufisiensi
aorta, oleh karena efek inotropik negatifnya, di mana adanya bradikardi bisa
merugikan penderita itu sendiri. Fase diastolik yang memanjang akibat pemberian
beta-blocker ini akan menyebabkan peningkatan volume regurgitan, sehingga
penggunaannya pada penderita insufisiensi aorta merupakan kontra indikasi
relatif. Namun pada keadaan dimana terdapat dilatasi aorta seperti pada sindrom
Marfan, beta-blocker dapat memperlambat progresivitas pelebaran aorta dengan
mengurangi wall stress pada dinding aorta akibat penurunan tekanan darah setelah
pemberian beta-blocker. 7
4. Digoksin
Digoksin bermanfaat terutama pada keadaan di mana telah terjadi
gangguan fungsi sistolik ventrikel kiri dan atrial fibrasi. Namun pemberian harus
hati-hati karena efek samping digoksin (bradiaritmia) dapat memperburuk
keadaan hemodinamik.
5. Diuretik
Pada keadaan di mana didapatkan akumulasi cairan dan tanda kongesti
paru, pemberian diuretik dan restriksi garam akan sangat bermanfaat untuk
mengurangi gejala dan tanda gagal jantung.
6. Antibiotika Profilaksis
Penderita dengan insufisiensi mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya
endokarditis. Pada keadaan di mana penderita akan dilakukan tindakan gigi atau
prosedur pembedahan lainnya diperlukan pemberian antibiotika profilaksis. Hal
ini memang direkomendasikan oleh AHA, yang selanjutnya harus dilakukan
follow-up yang ketat dan evaluasi berkelanjutan (tiap 6 bulan atau 1 tahun).7
Indikasi dilakukannya pembedahan yaitu pada pasien AR akut berat
dengan gejala, intervensi operasi segera merupakan indikasi utama. Pada kasus
AR kronik berat tujuan pengobatan adalah untuk mencegah kematian, mengurangi
gejala, untuk mencegah timbulnya gagal jantung, dan untuk mencegah komplikasi
aorta pada pasien dengan aneurisma aorta.7
16
BAB 3
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA