Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR TRAUMA DAN JANTUNG

JANTUNG DAN ARITMIA

Dosen pembimbing: Ns.Syahid Amrullah, M. Kep

Disusun Oleh:
Kelompok 9

Thosimah
Novara Anggita

Program Studi S1 Non Reguler B


Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah
Pontianak Tahun 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Jantung dan Aritmia” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah keperawatan dasar trauma dan jantung Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Jantung dan Aritmia” bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Syahid Amrullah,
S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan dasar trauma dan
jantung yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................iii
BAB I ...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................2
C. Tujuan ..............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI ......................................................................................3
A. Definisi Jantung dan Aritmia ...........................................................................3
B. Anatomi fisiologi Jantung ................................................................................4
C. Etiologi Aritmia..............................................................................................11
D. Macam-macam Aritmia..................................................................................12
E. Patofisiologi Aritmia.......................................................................................13
F. Manifestasi Aritmia .......................................................................................15
G. Komplikasi Aritmia........................................................................................17
H. Pemeriksaan penunjang Aritmia.....................................................................18
I. Penatalaksanaan .............................................................................................18
BAB III PENUTUP ..................................................................................................19
A. Kesimpulan ....................................................................................................19
B. Saran ..............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jantung merupakan organ vital manusia yang perlu dijaga kesehatannya.
Berdasarkan survei SRS (Sample Regristration System) pada tahun 2014
penyakit jantung koroner menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia
dengan prosentase 12,9% dari penduduk Indonesia. Penyakit jantung koroner
dapat menyebabkan masalah irama jantung atau biasa disebut aritmia.
Aritmia dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu takikardia dan bradikardia.
Takikardia merupakan kondisi kelainan jantung dengan detak jantung di atas
normal dalam kondisi beristirahat. Sedangkan bradikardia merupakan kondisi
kelainan jantung dengan detak jantung di bawah normal. Detak jantung orang
dewasa sehat adalah 60 sampai 100 kali per menit saat istirahat ( Aspiani,
2015).
Untuk mengetahui laju detak jantung manusia dapat dilakukan
pengukuran dengan cara menekan denyut pembuluh nadi dan menghitung
frekuensi denyutannya selama 1 menit atau selama 15 detik kemudian jumlah
denyutnya dikali 4. Namun cara ini masih kurang efektif untuk menentukan
denyut jantung yang akurat. Untuk mengetahui denyut jantung pada pasien
secara akurat dan sederhana dapat menggunakan alat pulse oksimeter.
Penggunaan pulse oksimeter pada pasien dapat dilakukan di rumah dan
pasien tidak sedang melakukan aktifitas fisik. Melakukan pemantauan laju
denyut jantung pasien dengan menggunakan pulse oksimeter kurang efisien
bagi pemantau yang memiliki tingkat kesibukan yang cukup tinggi karena
melakukan pemantauan harus dilakukan di tempat yang sama dengan pasien
(Hermansyah, 2015).
Penyakit kardiovaskuler dengan jenis IMA (Infark Miokard Akut)
merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan kematian di seluruh
dunia. STEMI terjadi karena adanya penyumbatan di arteri koroner sehingga
menyebabkan otot jantung tidak mendapatkan suplai oksigen dengan baik.
Aritmia merupakan komplikasi dari infark miokard yang sangat berpengaruh
pada prognosis pasien STEMI. Kondisi ini disebabkan adanya perubahan
pada frekuensi dan irama jantung serta konduksi elektrolit abnormal.
Komplikasi dari infark miokard akut yang dapat mengakibatkan kematian
adalah gangguan irama jantung atau aritmia yang mencapai angka 50%.
Aritmia merupakan gangguan irama pada jantung bisa cepat, lambat dan
ireguler. Komplikasi dari STEMI salah satunya adalah aritmia disebabkan
adanya gangguan konduksi listrik dan sel jantung pada jantung. Angka
kejadian aritmia 50% yang dapat mengakibatkan kematian (Giovanni, 2015).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana jantung dan aritmia?
C. Tujuan
1. Umum
Untuk mengetahui jantung dan aritmia
2. Khusus
a. Untuk mengetahui definisi Jantung dan Aritmia
b. Untuk mengetahui anatomi fisiologi Jantung
c. Untuk mengetahui etiologi Aritmia
d. Untuk mengetahui macam-macam Aritmia
e. Untuk mengetahui patofisiologi Aritmia
f. Untuk mengetahui manifestasi Aritmia
g. Untuk mengetahui komplikasi Aritmia
h. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Aritmia
i. Untuk mengetahui penatalaksanaan
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Jantung dan Aritmia


1. Jantung
Jantung (bahasa Latin: cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot
yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang
berulang. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari kata
Yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ manusia yang
berperan dalam sistem peredaran darah. Jantung terletak dalam rongga dada
agak sebelah kiri, di antara paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Massanya
kurang lebih 300 gram, besarnya sebesar kepalan tangan.
Jantung yaitu satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium.
Jantung terletak di dalam rongga torak, di balik tulang dada. Struktur jantung
berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri. Jantung hampir sepenuhnya
diselubungi oleh paru-paru, namun tertutup oleh selaput ganda yang bernama
perikardium, yang tertempel pada diafragma. Lapisan pertama menempel
sangat erat kepada jantung, sedangkan lapisan luarnya lebih longgar dan
berair, untuk menghindari gesekan antar organ dalam tubuh yang terjadi
karena gerakan memompa konstan jantung. Jantung dijaga di tempatnya oleh
pembuluh-pembuluh darah yang meliputi daerah jantung yang merata/datar,
seperti di dasar dan di samping. Dua garis pembelah (terbentuk dari otot) pada
lapisan luar jantung menunjukkan dimana dinding pemisah di antara serambi
dan bilik jantung.
Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses
pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri
dari organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri
dari arteri yang mergalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan
darah menuju jantung. Jantung manusia merupakan jantung berongga yang
memiliki 2 atrium dan 2 ventrikel. Jantung merupakan organ berotot yang
mampu mendorong darah ke berbagai bagian tubuh. Jantung manusia
berbentuk seperti kerucut dan berukuran sebesar kepalan tangan, terletak di
rongga dada sebalah kiri. Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang disebut
perikardium. Jantung bertanggung jawab untuk mempertahankan aliran darah
dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya. Untuk mejamin
kelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik. Otot jantung
berkontraksi terus menerus tanpa mengalami kelelahan. Kontraksi jantung
manusia merupakan kontraksi miogenik, yaitu kontaksi yang diawali kekuatan
rangsang dari otot jantung itu sendiri dan bukan dari syaraf.
2. Aritmia
Aritmia adalah gangguan irama atau laju detak pada jantung. Kondisi
aritmia bisa diartikan jantung bisa berdetak lebih cepat atau lebih lambat dari
detak jantung yang normal. Bisa juga terjadi detak jantung tidak teratur; di
waktu tertentu jadi lebih cepat dan berubah jadi lebih lambat, dan ini dikenal
dengan istilah sinus aritmia.
Detak jantung normal  untuk orang dewasa berkisar 60 hingga 100 denyut
per menit. Sementara pada atlet yang rutin melakukan latihan aktivitas fisik,
denyut jantung normalnya berkisar 40-60 denyut per menit. Normalnya, detak
jantung akan jadi lebih cepat ketika melakukan aktivitas, seperti olahraga
karena butuh lebih banyak oksigen tambahan. Jumlahnya akan jadi lebih
rendah ketika sedang beristirahat. Pada orang yang mengalami gangguan laju
detak jantung, perubahan irama jantung tidak terkait dengan aktivitas.
Perubahan ini dikaitkan dengan perubahan jaringan dan aktivitas kelistrikan di
dalam jantung.
B. Anatomi Fisiologi Jantung
1. Anatomi Jantung
Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik dengan
apeks (superior-posterior: C-II) berada di bawah dan basis ( anterior-inferior
ICS – V) berada di atas. Pada basis jantung terdapat aorta, batang nadi
paru, pembuluh balik atas dan bawah dan pembuluh balik. Jantung sebagai
pusat sistem kardiovaskuler terletak di sebelah rongga dada (cavum thoraks)
sebelah kiri yang terlindung oleh costae tepatnya pada mediastinum. Untuk
mengetahui denyutan jantung, kita dapat memeriksa dibawah papilla mamae 2
jari setelahnya. Berat pada orang dewasa sekitar 250-350 gram. Hubungan
jantung dengan alat sekitarnya yaitu:
1. Dinding depan berhubungan dengan sternum dan kartilago kostalis
setinggi kosta III-I.
2. Samping berhubungan dengan paru dan fasies mediastilais.
3. Setinggi torakal IV dan servikal II berhubungan dengan aorta pulmonalis,
brongkus dekstra dan bronkus sinistra.
4. Belakang alat-alat mediastinum posterior, esophagus, aorta desendes,
vena azigos, dan kolumna vetebrata torakalis.
5. Bagian bawah berhubungan dengan diafragma.
Jantung difiksasi pada tempatnya agar tidak mudah berpindah tempat.
Penyokong jantung utama adalah paru yang menekan jantung dari samping,
diafragma menyokong dari bawah, pembuluh darah yang keluar masuk dari
jantung sehingga jantung tidak mudah berpindah.
Factor yang mempengaruhi kedudukan jantung adalah:
a. Umur: Pada usia lanjut, alat-alat dalam rongga toraks termasuk jantung
agak turun kebawah
b. Bentuk rongga dada: Perubahan bentuk tora yang menetap (TBC) menahun
batas jantung menurun sehingga pada asma toraks melebar dan membulat
c. Letak diafragma: Jika terjadi penekanan diafragma keatas akan mendorong
bagian bawah jantung ke atas
d. Perubahan posisi tubuh: proyeksi jantung normal di pengaruhi oleh posisi
tubuh.
Empat otot jantung terdiri atas 3 lapisan yaitu:
a. Luar/pericardium
Berfungsi sebagai pelindung jantung atau merupakan kantong pembungkus
jantung yang terletak di mediastinum minus dan di belakang korpus sterni
dan rawan iga II- IV yang terdiri dari 2 lapisan fibrosa dan serosa yaitu
lapisan parietal dan viseral. Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lender
sebagai pelican untuk menjaga agar gesekan pericardium tidak
mengganggu jantung.
b. Tengah/ miokardium Lapisan otot jantung yang menerima darah dari arteri
koronaria.
Susunan miokardium yaitu:
1) Otot atria: Sangat tipis dan kurang teratur, disusun oleh dua lapisan.
Lapisan dalam mencakup serabut-serabut berbentuk lingkaran dan
lapisan luar mencakup kedua atria.
2) Otot ventrikuler: membentuk bilik jantung dimulai dari cincin
antrioventikuler sampai ke apeks jantung.
3) Otot atrioventrikuler: Dinding pemisah antara serambi dan bilik (atrium
dan ventrikel).
c. Dalam / Endokardium Dinding dalam atrium yang diliputi oleh membrane
yang mengilat yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender
endokardium kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava.
Bagian- bagian dari jantung sendiri terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a. Basis kordis: bagian jantung sebelah atas yang berhubungan dengan
pembuluh darah besar dan dibnetuk oleh atrium sinistra dan sebagian oleh
atrium dekstra.
b. Apeks kordis : bagian bawah jantung berbentuk puncak kerucut tumpul.
Permukaan jantung (fascies kordis) terdiri dari beberapa bagian lagi yaitu:
a. Fascies sternokostalis: permukaan menghadap kedepan berbatasan dengan
dinding depan toraks, dibentuk oleh atrium dekstra, ventrikel dekstra dan
sedikit ventrikel sinistra.
b. Fascies dorsalis: permukaan jantung menghadap kebelakang berbentuk
segiempat berbatas dengan mediastinum posterior, dibentuk oleh dinding
atrium sinistra, sebgain atrium sinistra dan sebgain kecil dinding ventrikel
sinistra.
c. Fascies diafragmatika: permukaan bagian bawah jantung yang bebatas
dengan stentrum tindinium diafragma dibentuk oleh dinding ventrikel
sinistra dan sebagian kecil ventrikel dekstra.
Tepi jantung (margo kordis) yaitu:
a. Margo dekstra: bagian jantung tepi kanan membentang mulai dari vena
kava superior sampai ke apeks kordis
b. Margo sinistra: bagian ujung jantung sebelah tepi membentang dari bawah
muara vena pulmonalis sinistra inferior sampai ke apeks kordis.
Alur permukaan jantung:
a. Sulkus atrioventrikularis: Mengelilingi batas bawah basis kordis
b. Sulkus langitudinalis anterior: dari celah arteri pulmonalis dengan aurikula
sinistra berjalan kebawah menuju apeks kordis.
c. Sulkus langitudinals posterior: dari sulkus koronaria sebelah kanan muara
vena cava inferior menuju apeks kordis.
Ruang-ruang jantung Jantung terdiri dari empat ruang yaitu:
a. Atrium dekstra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula di luar, bagian
dalamnya membentuk suatu rigi atau Krista terminalis.
1) Muara atrium kanan terdiri dari:
i. Vena cava superior
ii. Vena cava inferior
iii. Sinus koronarius
iv. Osteum atrioventrikuler dekstra
2) Sisa fetal atrium kanan: fossa ovalis dan annulus ovalis
3) Ventrikel dekstra: berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum
atrioventrikel dekstrum dan dengan traktus pulmonalis melalui osteum
pulmonalis. Dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal dari atrium kanan
terdiri dari:
i. Valvula triskuspidal
ii. Valvula pulmonalis
b. Atrium sinistra: Terdiri dari rongga utama dan aurikula
c. Ventrikel sinistra: Berhubungan dengan atrium sinistra melalui osteum
atrioventrikuler sinistra dan dengan aorta melalui osteum aorta terdiri dari:
1) Valvula mitralis
2) Valvula semilunaris aorta
Peredaran darah jantung:
Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke atrium
dekstra yang datang dari seluruh tubuh. Arteri pulmonalis membawa darah
dari ventrikel dekstra masuk ke paru-paru (pulmo). Antara ventrikel sinistra
dan arteri pulmonalis terdapat katup vlavula semilunaris arteri pulmonalis.
Vena pulmonalis membawa darah dari paru-paru masuk ke atrium sinitra.
Aorta (pembuluh darah terbesar) membawa darah dari ventrikel sinistra dan
aorta terdapat sebuah katup valvulasemilunaris aorta.
Peredaran darah jantung terdiri dari 3 yaitu:
a. Arteri koronaria kanan: berasal dari sinus anterior aorta berjalan kedepan
antara trunkus pulmonalis dan aurikula memberikan cabang-cabangke
atrium dekstra dan ventrikel kanan.
b. Arteri koronaria kiri: lebih besar dari arteri koronaria dekstra
c. Aliran vena jantung: sebagian darah dari dinding jantung mengalir ke
atrium kanan melalui sinus koronarius yang terletak dibagian belakang
sulkus atrioventrikularis merupakan lanjutan dari vena.
2. Fisiologi Jantung
1. Fungsi umum otot jantung yaitu:
1) Sifat ritmisitas/otomatis: secara potensial berkontraksi tanpa adanya
rangsangan dari luar.
2) Mengikuti hukum gagal atau tuntas: impuls dilepas mencapai ambang
rangsang otot jantung maka seluruh jantung akan berkontraksi
maksimal.
3) Tidak dapat berkontraksi tetanik.
4) Kekuatan kontraksi dipengaruhi panjang awal otot.
2. Metabolisme Otot Jantung
Seperti otot kerangka, otot jantung juga menggunakan energy kimia untuk
berkontraksi. Energy terutama berasal dari metabolism asam lemak dalam
jumlah yang lebih kecil dari metabolisme zat gizi terutama laktat dan
glukosa. Proses metabolisme jantung adalah aerobic yang membutuhkan
oksigen.
3. Pengaruh Ion Pada Jantung
1) Pengaruh ion kalium : kelebihan ion kalium pada CES menyebabkan
jantung dilatasi, lemah dan frekuensi lambat.
2) Pengaruh ion kalsium: kelebihan ion kalsium menyebabkan jantung
berkontraksi spastis.
3) Pengaruh ion natrium: menekan fungsi jantung.
4. Elektrofisiologi Sel Otot jantung Aktifitas listrik jantung merupakan akibat
perubahan permeabilitas membrane sel. Seluruh proses aktifitas listrik
jantung dinamakan potensial aksi yang disebabkan oleh rangsangan listrik,
kimia, mekanika, dan termis. Lima fase aksi potensial yaitu:
1) Fase istirahat: Bagian dalam bermuatan negative (polarisasi) dan bagian
luar bermuatan positif.
2) Fase depolarisasi (cepat): Disebabkan meningkatnya permeabilitas
membrane terhadap natrium sehingga natrium mengalir dari luar ke
dalam.
3) Fase polarisasi parsial: Setelah depolarisasi terdapat sedikit perubahan
akibat masuknya kalsium ke dalam sel, sehingga muatan positih dalam
sel menjadi berkurang.
4) Fase plato (keadaan stabil): Fase depolarisasi diikiuti keadaan stabil
agak lama sesuai masa refraktor absolute miokard.
5) Fase repolarisasi (cepat): Kalsium dan natrium berangsur-angsur tidak
mengalir dan permeabilitas terhadap kalium sangat meningkat.
5. Sistem Konduksi Jantung Sistem konduksi jantung meliputi:
1) SA node: Tumpukan jaringan neuromuscular yang kecil berada di dalam
dinding atrium kanan di ujung Krista terminalis.
2) AV node: Susunannya sama dengan SA node berada di dalam septum
atrium dekat muara sinus koronari.
3) Bundle atrioventrikuler: dari bundle AV berjalan ke arah depan pada
tepi posterior dan tepi bawah pars membranasea septum
interventrikulare.
4) Serabut penghubung terminal (purkinje): Anyaman yang berada pada
endokardium menyebar pada kedua ventrikel.
6. Siklus Jantung Empat pompa yang terpisah yaitu: dua pompa primer atrium
dan dua pompa tenaga ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai
kontraksi berikutnya disebut siklus jantung.
7. Fungsi jantung sebagai pompa Lima fungsi jantung sebagai pompa yaitu:
1) Fungsi atrium sebagai pompa
2) Fungsi ventrikel sebagai pompa
3) Periode ejeksi
4) Diastole
5) Periode relaksasi isometric
Dua cara dasar pengaturan kerja pemompaan jantung
1) Autoregulasi intrinsic pemompaan akibat perubahan volume darah yang
mengalir ke jantung.
2) Reflex mengawasi kecepatan dan kekuatan kontraksi jantung melalui
saraf otonom
8. Curah jantung Normal, jumlah darah yang dipompakan ventrikel kiri dan
kanan sama besarnya. Jumlah darah yang dipompakan ventrikel selama
satu menit disebut curah jantung (cardiac output). Faktor-faktor utama yang
mempengaruhi otot jantung:
1) Beban awal
2) Kontraktilitas
3) Beban akhir
4) Frekuensi jantung
Periode pekerjaan jantung yaitu:
1) Periode systole
2) Periode diastole
3) Periode istirahat
9. Bunyi Jantung Tahapan bunyi jantung:
1) Bunyi pertama: lup
2) Bunyi kedua : Dup
3) Bunyi ketiga: lemah dan rendah 1/3 jalan diastolic individu muda
4) Bunyi keempat: kadang-kadang dapat didengar segera sebelum bunyi
pertama
C. Etiologi Aritmia
Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh:
1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard
(miokarditis karena infeksi)
2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri
koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard.
3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat anti
aritmia lainnya
4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)
5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja
dan irama jantung
6. Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
7. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)
9. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
10. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem konduksi
jantung)
D. Macam-macam Aritmia
Berikut macam-macam aritmia yang perlu diketahui yaitu:
1. Takikardia
Takikardia adalah jenis gangguan irama jantung yang berdetak lebih cepat
ketimbang biasanya saat istirahat. Sebenarnya kondisi detak jantung cepat
normal terjadi bila kamu sedang dalam masa latihan, tetapi ketika kamu dalam
situasi istirahat tetapi jantung berdetak cepat itu artinya kamu sedang
mengalami takikardia. Pengidap takikardia menghasilkan sinyal listrik cepat
yang mempercepat denyut jantung meningkat dari yang biasanya 60–100 kali
per menit saat istirahat. Dalam beberapa kasus, takikardia dapat menyebabkan
tidak ada gejala atau komplikasi, tetapi jika tidak diobati takikardia dapat
menyebabkan komplikasi serius termasuk gagal jantung, maupun serangan
jantung yang mengakibatkan kematian mendadak.
2. Atrial Flutter
Pada atrial flutter, atria jantung berdetak sangat cepat, tetapi dengan laju yang
teratur. Tingkat cepat menghasilkan kontraksi lemah dari atria. Atrial flutter
disebabkan oleh sirkuit tidak teratur di dalam atria. Episode atrial flutter dapat
sembuh sendiri atau mungkin memerlukan perawatan. Orang yang mengalami
atrial flutter juga sering mengalami fibrilasi atrial pada waktu lain.
3. Takikardia Supraventrikular (SVT)
Takikardia supraventrikular adalah kondisi detak jantung cepat yang abnormal
yang berasal dari suatu tempat di atas ventrikel. Ini disebabkan oleh sirkuit
abnormal di jantung yang biasanya hadir saat lahir dan menciptakan tumpang
tindih sinyal listrik.
4. Takikardia Ventrikel
Takikardia ventrikel adalah denyut jantung cepat yang berasal dari sinyal
listrik abnormal di ruang bawah jantung (ventrikel). Denyut jantung yang
cepat tidak memungkinkan ventrikel untuk mengisi dan berkontraksi secara
efisien untuk memompa cukup darah ke tubuh.
5. Fibrasi Ventrikel
Fibrilasi ventrikel terjadi ketika impuls listrik yang kacau dan cepat
menyebabkan ventrikel bergetar tidak efektif daripada memompa darah yang
diperlukan ke tubuh. Ini bisa berakibat fatal jika jantung tidak kembali ke
ritme normal dalam beberapa menit dengan kejutan listrik ke jantung
(defibrilasi).
6. Bradikardia
Bradikardia adalah denyut jantung yang melambat melebihi normal ketika
beristirahat. Biasanya jantung berdenyut 60–100 kali per menit setiap kamu
beristirahat. Namun kalau kamu mengidap bradikardi,a denyut jantung akan
kurang dari 60 kali per menit. Ada beberapa kondisi yang mengiri bradikardi,
yaitu nyeri di dada, kesulitan berkonsentrasi, kebingungan, kesulitan saat
berolahraga, pusing, lelah, kepala terasa ringan, dan sesak napas.
7. Fibrilasi Atrium
Fibrilasi atrium adalah denyut jantung yang tidak teratur dan sering cepat
yang dapat meningkatkan risiko stroke, gagal jantung, dan komplikasi yang
berhubungan dengan jantung lainnya. Selama fibrilasi atrium, dua bilik atas
jantung (atria) memukul secara kacau dan tidak teratur dari koordinasi dengan
dua bilik bawah (ventrikel) jantung. Gejala-gejala atrial fibrilasi sering
termasuk palpitasi jantung, sesak napas, dan kelemahan.

E. Patofisiologi Aritmia
Di dalam jantung terdapat sel-sel yang mempunyai sifat automatisasi artinya
dapat dengan sendirinya secara teratur melepaskan rangsang. Impuls yang di
hasilkan dari selsel ini akan digunakan untuk menstimulus otot jantung untuk
melakukan kontraksi.
Sel-sel tersebut adalah SA node, AV node, Bundle His, dan serabut Purkinjee.
Secara normal, impuls akan di hasilkan oleh SA node, yang kemudian diteruskan
ke AV node, bundle his, dan terakhir ke serabut purkinje. Terjadinya aritmia
dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor yang pertama ialah menurunnya
fungsi SA node, sehingga AV node menghasilkan impuls sendiri, impuls ini akan
diteruskan seperti biasanya sampai ke serabut purkinje. Pada serabut purkinje
akan diterima 2 impuls yang berasal dari SA node dan AV node sehingga
menyebabkan mekanisme reentry. Kedua, impuls yang dihasilkan oleh SA node,
akan terhambat pada percabangan SA node (Sinus arrest) sehingga impuls tidak
sampai ke AV node, maka AV node secara otomatis akan menghasilkan impuls
sendiri sehingga timbul juga irama jantung tambahan. Penghambatan impuls
tidak hanya dapat terjadi pada percabangan SA node, tetapi dapat terjadi pada
bundle his juga.
Gangguan irama jantung secara elektrofisiologik dapat disebabkan oleh:
1. Gangguan pembentukan rangsang
Gangguan ini dapat terjadi secara aktif atau pasif. Bila gangguan rangsang
terbentuk secara aktif di luar urutan jaras hantaran normal, seringkali
menimbulkan gangguan irama ektopik; dan bila terbentuk secara pasif sering
menimbulkan escape rythm (irama pengganti).
1) Irama ektopik timbul karena pembentukan rangsang ektopik secara aktif
dan fenomena reentry.
2) Escape beat (denyut pengganti) ditimbulkan bila rangsang normal tidak
atau belum sampai pada waktu tertentu dari irama normal, sehingga bagian
jantung yang belum atau tidak mendapat rangsang itu bekerja secara
automatis untuk mengeluarkan rangsangan intrinsik yang memacu jantung
berkontraksi. Kontraksi inilah yang dikenal sebagai denyut pengganti
(escape beat).
3) Active ectopic firing terjadi pada keadaan di mana terdapat kenaikan
kecepatan automasi pembentukan rangsang pada sebagian otot jantung
yang melebihi keadaan normal, atau mengatasi irama normal.
4) Reentry terjadi bila pada sebagian otot jantung terjadi blokade
unidirectional (blokade terhadap rangsang dalam arah antegrad), di mana
rangsang dari arah lain dapat masuk kembali secara retrograd melalui
bagian yang mengalami blokade tadi, setelah masa refrakternya dilampaui.
Keadaan ini menimbulkan rangsang baru secara ektopik (ectopic beat). Bila
reentry terjadi secara cepat dan berulang-ulang atau tidak teratur (pada
beberapa tempat), maka dapat menimbulkan keadaan takikardia ektopik
atau fibrilasi.
2. Gangguan penghantaran (konduksi) rangsang Kelainan irama jantung dapat
disebabkan oleh hambatan pada hambatan (konduksi) aliran rangsang yang
disebut blokade. Hambatan tersebut mengakibatkan tidak adanya aliran
rangsang yang sampai ke bagian miokard yang seharusnya menerima
rangsang untuk dimulai kontraksi. Blokade ini dapat terjadi pada tiap bagian
sistem hantaran rangsang (conduction system), mulai dari nodus SA atrium,
nodus AV, jaras His dan cabang-cabang jaras kanan dan kiri sampai pada
percabangan Purkinje dalam miokard.
3. Gangguan pembentukan dan penghantaran rangsang Gangguan irama jantung
dapat terjadi sebagai akibat gangguan pembentukan rangsang bersama
gangguan hantaran rangsang.
F. Manifestasi Klinis Aritmia
1. TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi
jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit pucat, sianosis,
berkeringat; edema; haluaran urin menurun bila curah jantung menurun berat.
2. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi,
perubahan pupil.
3. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat
antiangina, gelisah
4. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas
tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi
pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena
tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
5. demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis
siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan
G. Komplikasi
Aritmia tertentu dapat meningkatkan risiko seperti:
1. Stroke. Ketika jantung, tidak dapat memompa darah secara efektif,
menyebabkan darah melambat. Hal ini dapat menyebabkan gumpalan darah
terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya
aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan
atau pecahnya pembuluh darah yang dapat menyebabkan stroke. Ini dapat
merusak sebagian otak Anda atau menyebabkan kematian.
2. Gagal jantung. Hal ini dapat terjadi jika jantung anda memompa tidak efektif
dalam waktu lama karena bradycardia atau tachycardia, seperti atrial
fibrilasi.Kadangkadang, mengontrol laju aritmia yang menyebabkan gagal
jantung, dapat meningkatkan fungsi jantung Anda.
3. Tanpa perawatan medis yang segera, takikardia ventrikel berkelanjutan
seringkali memburuk menjadi fibrilasi ventrikel.
4. Tekanan darah menurun secara drastis, dapat merusak organ vital, termasuk
otak, yang sangat membutuhkan suplai darah.
5. Dalam kasus yang parah, irama jantung dapat menjadi begitu kacau sehingga
menyebabkan kematian mendadak.
6. Syncope, Jantung yang tidak berdenyut normal tentunya tidak mampu
memompa darah secara efisien. Pada tachycardias dan bradycardias dapat
terjadi kekurangan aliran darah ke otak, arteri koroner dan bagian tubuh
lainnya. Jika sampai aliran darah ke otak tidak mencukupi, dapat
menyebabkan hilangnya kesadaran atau pingsan. Ketika otak tidak
memperoleh darah selama 6-8 detik maka pingsan dapat terjadi baik secara
tiba-tiba atau dibuka oleh rasa pusing, menurunnya kesadaran, atau
menurunnya pandangan.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. EKG: menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan
tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
2. Monitor Holter: Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk
menentukan dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif
(di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu
jantung/efek obat antidisritmia.
3. Foto dada: Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung sehubungan
dengan disfungsi ventrikel atau katup
4. Skan pencitraan miokardia: dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan
miokard yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu
gerakan dinding dan kemampuan pompa.
5. Tes stres latihan: dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan yang
menyebabkan disritmia.
6. Elektrolit: Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat
mnenyebabkan disritmia.
7. Pemeriksaan obat: Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat
jalanan atau dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.
8. Pemeriksaan tiroid: peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum dapat
menyebabkan.meningkatkan disritmia.
9. Laju sedimentasi: Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi akut
contoh endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia.
10. GDA/nadi oksimetri: Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi
disritmia.

I. Penatalaksanaan Aritmia
Terapi medis Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu:
1. Anti aritmia Kelas 1: sodium channel blocker
a. Kelas 1 A
1) Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk
mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flutter.
2) Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang
menyertai anestesi.
3) Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang
b. Kelas 1 B
1) Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel
takikardia.
2) Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT
c. Kelas 1 C
1) Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
2. Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade) Atenolol, Metoprolol,
Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina pektoris dan hipertensi
3. Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation) Amiodarone, indikasi VT, SVT
berulang
4. Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)
5. Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia
Terapi mekanis ada beberapa macam yaitu:
1. Kardioversi: mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia
yang memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif.
2. Defibrilasi: kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat
darurat.
3. Defibrilator kardioverter implantabel: suatu alat untuk mendeteksi dan
mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada
pasien yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.
4. Terapi pacemaker: alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik
berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jantung merupakan organ vital manusia yang perlu dijaga kesehatannya.
Berdasarkan survei SRS (Sample Regristration System) pada tahun 2014
penyakit jantung koroner menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia
dengan prosentase 12,9% dari penduduk Indonesia. Penyakit jantung koroner
dapat menyebabkan masalah irama jantung atau biasa disebut aritmia. Aritmia
dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu takikardia dan bradikardia. Takikardia
merupakan kondisi kelainan jantung dengan detak jantung di atas normal dalam
kondisi beristirahat. Sedangkan bradikardia merupakan kondisi kelainan jantung
dengan detak jantung di bawah normal. Detak jantung orang dewasa sehat adalah
60 sampai 100 kali per menit saat istirahat.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai pertimbangan untuk mengingatkan kualitas asuhan keperawatan
khususnya dalam keperawatan trauma jantung. Untuk penulis diharapkan lebih
memahami lagi dalam menggali data dan menambah lagi informasi yang
didapatkan dari berbagai sumber. Penulis selanjutnya lebih mampu lagi
mengeksplorasi kemampuan dalam menganalisa masalah keperawatan yang
penulis alami, sehingga yang didapat antara teori dan dilapangan nantinya tidak
terlalu jauh berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani Yuli Reny (2015). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Kardiovaskular. Jakarta: EGC, 2015.
Kurniawan, A. (2021). Pengertian Jantung Manusia, Struktur dan Fungsinya.
https://www.gurupendidikan.co.id/jantung-manusia/. Diakses pada: 22 Maret
2021.
Savitri, T. (2020). Aritmia (Gangguan Irama Jantung).
https://hellosehat.com/jantung/aritmia/pengertian-aritmia/. Diakses pada: 22
maret 2021.
Lilihata G, Wijaya IP (2014). Aritmia. Dalam: Tanto C, Liwang F, Hanifati S,
Pradipta EA (Eds). Kapita selekta kedokteran jilid ii. Edisi keempat. Jakarta:
Media Aesculapius, pp 756-763.

Kalangi, dkk. (2016). Gambaran Aritmia Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner.
Manado: Jurnal e-Clinic (eCl)

Giovanni, 2015. Postoperative Arrhythmias after Cardiac Surgery: Incidence, Risk


Factors, and Therapeutic Management, Hindawi Publishing Corporation
Cardiology Research and Practice 2015, pp 1-15.

Anda mungkin juga menyukai