Disusun Oleh:
Kelompok 9
Thosimah
Novara Anggita
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Jantung dan Aritmia” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah keperawatan dasar trauma dan jantung Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Jantung dan Aritmia” bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Syahid Amrullah,
S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan dasar trauma dan
jantung yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................................................iii
BAB I ...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................2
C. Tujuan ..............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI ......................................................................................3
A. Definisi Jantung dan Aritmia ...........................................................................3
B. Anatomi fisiologi Jantung ................................................................................4
C. Etiologi Aritmia..............................................................................................11
D. Macam-macam Aritmia..................................................................................12
E. Patofisiologi Aritmia.......................................................................................13
F. Manifestasi Aritmia .......................................................................................15
G. Komplikasi Aritmia........................................................................................17
H. Pemeriksaan penunjang Aritmia.....................................................................18
I. Penatalaksanaan .............................................................................................18
BAB III PENUTUP ..................................................................................................19
A. Kesimpulan ....................................................................................................19
B. Saran ..............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jantung merupakan organ vital manusia yang perlu dijaga kesehatannya.
Berdasarkan survei SRS (Sample Regristration System) pada tahun 2014
penyakit jantung koroner menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia
dengan prosentase 12,9% dari penduduk Indonesia. Penyakit jantung koroner
dapat menyebabkan masalah irama jantung atau biasa disebut aritmia.
Aritmia dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu takikardia dan bradikardia.
Takikardia merupakan kondisi kelainan jantung dengan detak jantung di atas
normal dalam kondisi beristirahat. Sedangkan bradikardia merupakan kondisi
kelainan jantung dengan detak jantung di bawah normal. Detak jantung orang
dewasa sehat adalah 60 sampai 100 kali per menit saat istirahat ( Aspiani,
2015).
Untuk mengetahui laju detak jantung manusia dapat dilakukan
pengukuran dengan cara menekan denyut pembuluh nadi dan menghitung
frekuensi denyutannya selama 1 menit atau selama 15 detik kemudian jumlah
denyutnya dikali 4. Namun cara ini masih kurang efektif untuk menentukan
denyut jantung yang akurat. Untuk mengetahui denyut jantung pada pasien
secara akurat dan sederhana dapat menggunakan alat pulse oksimeter.
Penggunaan pulse oksimeter pada pasien dapat dilakukan di rumah dan
pasien tidak sedang melakukan aktifitas fisik. Melakukan pemantauan laju
denyut jantung pasien dengan menggunakan pulse oksimeter kurang efisien
bagi pemantau yang memiliki tingkat kesibukan yang cukup tinggi karena
melakukan pemantauan harus dilakukan di tempat yang sama dengan pasien
(Hermansyah, 2015).
Penyakit kardiovaskuler dengan jenis IMA (Infark Miokard Akut)
merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan kematian di seluruh
dunia. STEMI terjadi karena adanya penyumbatan di arteri koroner sehingga
menyebabkan otot jantung tidak mendapatkan suplai oksigen dengan baik.
Aritmia merupakan komplikasi dari infark miokard yang sangat berpengaruh
pada prognosis pasien STEMI. Kondisi ini disebabkan adanya perubahan
pada frekuensi dan irama jantung serta konduksi elektrolit abnormal.
Komplikasi dari infark miokard akut yang dapat mengakibatkan kematian
adalah gangguan irama jantung atau aritmia yang mencapai angka 50%.
Aritmia merupakan gangguan irama pada jantung bisa cepat, lambat dan
ireguler. Komplikasi dari STEMI salah satunya adalah aritmia disebabkan
adanya gangguan konduksi listrik dan sel jantung pada jantung. Angka
kejadian aritmia 50% yang dapat mengakibatkan kematian (Giovanni, 2015).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana jantung dan aritmia?
C. Tujuan
1. Umum
Untuk mengetahui jantung dan aritmia
2. Khusus
a. Untuk mengetahui definisi Jantung dan Aritmia
b. Untuk mengetahui anatomi fisiologi Jantung
c. Untuk mengetahui etiologi Aritmia
d. Untuk mengetahui macam-macam Aritmia
e. Untuk mengetahui patofisiologi Aritmia
f. Untuk mengetahui manifestasi Aritmia
g. Untuk mengetahui komplikasi Aritmia
h. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang Aritmia
i. Untuk mengetahui penatalaksanaan
BAB II
TINJAUAN TEORI
E. Patofisiologi Aritmia
Di dalam jantung terdapat sel-sel yang mempunyai sifat automatisasi artinya
dapat dengan sendirinya secara teratur melepaskan rangsang. Impuls yang di
hasilkan dari selsel ini akan digunakan untuk menstimulus otot jantung untuk
melakukan kontraksi.
Sel-sel tersebut adalah SA node, AV node, Bundle His, dan serabut Purkinjee.
Secara normal, impuls akan di hasilkan oleh SA node, yang kemudian diteruskan
ke AV node, bundle his, dan terakhir ke serabut purkinje. Terjadinya aritmia
dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor yang pertama ialah menurunnya
fungsi SA node, sehingga AV node menghasilkan impuls sendiri, impuls ini akan
diteruskan seperti biasanya sampai ke serabut purkinje. Pada serabut purkinje
akan diterima 2 impuls yang berasal dari SA node dan AV node sehingga
menyebabkan mekanisme reentry. Kedua, impuls yang dihasilkan oleh SA node,
akan terhambat pada percabangan SA node (Sinus arrest) sehingga impuls tidak
sampai ke AV node, maka AV node secara otomatis akan menghasilkan impuls
sendiri sehingga timbul juga irama jantung tambahan. Penghambatan impuls
tidak hanya dapat terjadi pada percabangan SA node, tetapi dapat terjadi pada
bundle his juga.
Gangguan irama jantung secara elektrofisiologik dapat disebabkan oleh:
1. Gangguan pembentukan rangsang
Gangguan ini dapat terjadi secara aktif atau pasif. Bila gangguan rangsang
terbentuk secara aktif di luar urutan jaras hantaran normal, seringkali
menimbulkan gangguan irama ektopik; dan bila terbentuk secara pasif sering
menimbulkan escape rythm (irama pengganti).
1) Irama ektopik timbul karena pembentukan rangsang ektopik secara aktif
dan fenomena reentry.
2) Escape beat (denyut pengganti) ditimbulkan bila rangsang normal tidak
atau belum sampai pada waktu tertentu dari irama normal, sehingga bagian
jantung yang belum atau tidak mendapat rangsang itu bekerja secara
automatis untuk mengeluarkan rangsangan intrinsik yang memacu jantung
berkontraksi. Kontraksi inilah yang dikenal sebagai denyut pengganti
(escape beat).
3) Active ectopic firing terjadi pada keadaan di mana terdapat kenaikan
kecepatan automasi pembentukan rangsang pada sebagian otot jantung
yang melebihi keadaan normal, atau mengatasi irama normal.
4) Reentry terjadi bila pada sebagian otot jantung terjadi blokade
unidirectional (blokade terhadap rangsang dalam arah antegrad), di mana
rangsang dari arah lain dapat masuk kembali secara retrograd melalui
bagian yang mengalami blokade tadi, setelah masa refrakternya dilampaui.
Keadaan ini menimbulkan rangsang baru secara ektopik (ectopic beat). Bila
reentry terjadi secara cepat dan berulang-ulang atau tidak teratur (pada
beberapa tempat), maka dapat menimbulkan keadaan takikardia ektopik
atau fibrilasi.
2. Gangguan penghantaran (konduksi) rangsang Kelainan irama jantung dapat
disebabkan oleh hambatan pada hambatan (konduksi) aliran rangsang yang
disebut blokade. Hambatan tersebut mengakibatkan tidak adanya aliran
rangsang yang sampai ke bagian miokard yang seharusnya menerima
rangsang untuk dimulai kontraksi. Blokade ini dapat terjadi pada tiap bagian
sistem hantaran rangsang (conduction system), mulai dari nodus SA atrium,
nodus AV, jaras His dan cabang-cabang jaras kanan dan kiri sampai pada
percabangan Purkinje dalam miokard.
3. Gangguan pembentukan dan penghantaran rangsang Gangguan irama jantung
dapat terjadi sebagai akibat gangguan pembentukan rangsang bersama
gangguan hantaran rangsang.
F. Manifestasi Klinis Aritmia
1. TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi; bunyi
jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit pucat, sianosis,
berkeringat; edema; haluaran urin menurun bila curah jantung menurun berat.
2. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi,
perubahan pupil.
3. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat
antiangina, gelisah
4. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas
tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi
pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena
tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
5. demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis
siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan
G. Komplikasi
Aritmia tertentu dapat meningkatkan risiko seperti:
1. Stroke. Ketika jantung, tidak dapat memompa darah secara efektif,
menyebabkan darah melambat. Hal ini dapat menyebabkan gumpalan darah
terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya
aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan
atau pecahnya pembuluh darah yang dapat menyebabkan stroke. Ini dapat
merusak sebagian otak Anda atau menyebabkan kematian.
2. Gagal jantung. Hal ini dapat terjadi jika jantung anda memompa tidak efektif
dalam waktu lama karena bradycardia atau tachycardia, seperti atrial
fibrilasi.Kadangkadang, mengontrol laju aritmia yang menyebabkan gagal
jantung, dapat meningkatkan fungsi jantung Anda.
3. Tanpa perawatan medis yang segera, takikardia ventrikel berkelanjutan
seringkali memburuk menjadi fibrilasi ventrikel.
4. Tekanan darah menurun secara drastis, dapat merusak organ vital, termasuk
otak, yang sangat membutuhkan suplai darah.
5. Dalam kasus yang parah, irama jantung dapat menjadi begitu kacau sehingga
menyebabkan kematian mendadak.
6. Syncope, Jantung yang tidak berdenyut normal tentunya tidak mampu
memompa darah secara efisien. Pada tachycardias dan bradycardias dapat
terjadi kekurangan aliran darah ke otak, arteri koroner dan bagian tubuh
lainnya. Jika sampai aliran darah ke otak tidak mencukupi, dapat
menyebabkan hilangnya kesadaran atau pingsan. Ketika otak tidak
memperoleh darah selama 6-8 detik maka pingsan dapat terjadi baik secara
tiba-tiba atau dibuka oleh rasa pusing, menurunnya kesadaran, atau
menurunnya pandangan.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. EKG: menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan
tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
2. Monitor Holter: Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk
menentukan dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif
(di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu
jantung/efek obat antidisritmia.
3. Foto dada: Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung sehubungan
dengan disfungsi ventrikel atau katup
4. Skan pencitraan miokardia: dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan
miokard yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu
gerakan dinding dan kemampuan pompa.
5. Tes stres latihan: dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan yang
menyebabkan disritmia.
6. Elektrolit: Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat
mnenyebabkan disritmia.
7. Pemeriksaan obat: Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat
jalanan atau dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.
8. Pemeriksaan tiroid: peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum dapat
menyebabkan.meningkatkan disritmia.
9. Laju sedimentasi: Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi akut
contoh endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia.
10. GDA/nadi oksimetri: Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi
disritmia.
I. Penatalaksanaan Aritmia
Terapi medis Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu:
1. Anti aritmia Kelas 1: sodium channel blocker
a. Kelas 1 A
1) Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk
mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flutter.
2) Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang
menyertai anestesi.
3) Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang
b. Kelas 1 B
1) Lignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel
takikardia.
2) Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT
c. Kelas 1 C
1) Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
2. Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade) Atenolol, Metoprolol,
Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina pektoris dan hipertensi
3. Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation) Amiodarone, indikasi VT, SVT
berulang
4. Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker)
5. Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia
Terapi mekanis ada beberapa macam yaitu:
1. Kardioversi: mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia
yang memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif.
2. Defibrilasi: kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat
darurat.
3. Defibrilator kardioverter implantabel: suatu alat untuk mendeteksi dan
mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada
pasien yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.
4. Terapi pacemaker: alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik
berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jantung merupakan organ vital manusia yang perlu dijaga kesehatannya.
Berdasarkan survei SRS (Sample Regristration System) pada tahun 2014
penyakit jantung koroner menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia
dengan prosentase 12,9% dari penduduk Indonesia. Penyakit jantung koroner
dapat menyebabkan masalah irama jantung atau biasa disebut aritmia. Aritmia
dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu takikardia dan bradikardia. Takikardia
merupakan kondisi kelainan jantung dengan detak jantung di atas normal dalam
kondisi beristirahat. Sedangkan bradikardia merupakan kondisi kelainan jantung
dengan detak jantung di bawah normal. Detak jantung orang dewasa sehat adalah
60 sampai 100 kali per menit saat istirahat.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai pertimbangan untuk mengingatkan kualitas asuhan keperawatan
khususnya dalam keperawatan trauma jantung. Untuk penulis diharapkan lebih
memahami lagi dalam menggali data dan menambah lagi informasi yang
didapatkan dari berbagai sumber. Penulis selanjutnya lebih mampu lagi
mengeksplorasi kemampuan dalam menganalisa masalah keperawatan yang
penulis alami, sehingga yang didapat antara teori dan dilapangan nantinya tidak
terlalu jauh berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Aspiani Yuli Reny (2015). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Kardiovaskular. Jakarta: EGC, 2015.
Kurniawan, A. (2021). Pengertian Jantung Manusia, Struktur dan Fungsinya.
https://www.gurupendidikan.co.id/jantung-manusia/. Diakses pada: 22 Maret
2021.
Savitri, T. (2020). Aritmia (Gangguan Irama Jantung).
https://hellosehat.com/jantung/aritmia/pengertian-aritmia/. Diakses pada: 22
maret 2021.
Lilihata G, Wijaya IP (2014). Aritmia. Dalam: Tanto C, Liwang F, Hanifati S,
Pradipta EA (Eds). Kapita selekta kedokteran jilid ii. Edisi keempat. Jakarta:
Media Aesculapius, pp 756-763.
Kalangi, dkk. (2016). Gambaran Aritmia Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner.
Manado: Jurnal e-Clinic (eCl)