BISING JANTUNG
Oleh:
Putri Nur Aini 2030912320066
Abraham Hamonangan H.H 2030912310139
Annisa Susilo 2030912320061
Josephine Olivia Cristie 2030912320053
Najibah Lestari 2030912320073
Pembimbing:
dr. Vienna Rosalinda, Sp.JP-FIHA
Halaman
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 39
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.2 Letak Jantung Dalam Rongga Toraks (A: aorta, P: pulmonal, M: mitral, T:
trikuspid)...................................................................................................... 4
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
Darah menyuplai oksigen dan nutrisi pada tubuh, juga membantu menghilangkan
sisa-sisa metabolisme. Jantung adalah salah satu organ manusia yang berperan
hidup seseorang, karenanya jika organ ini terkena penyakit, akan berdampak besar
tahun 2008, membawa 30% manusia pada kematian. Penyakit jantung adalah
kondisi ketika jantung mengalami gangguan. Bentuk gangguan itu sendiri bermacam-
macam, bisa berupa gangguan pada pembuluh darah jantung, katup jantung, atau otot
jantung. Penyakit jantung juga dapat disebabkan oleh infeksi atau kelainan lahir.
medis yang tepat pada tahap paling awal penyakit untuk memperbesar peluang
1
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan secara rutin, terutama saat pasien kerap
fisik jantung sangat penting, terutama bagi seseorang yang memiliki gejala nyeri
dada atau riwayat maupun faktor risiko terhadap gangguan jantung dan pembuluh
jantung untuk menilai kinerja dan kondisi jantung, serta mendeteksi kemungkinan
jantung dilakukan dengan cara mengetuk permukaan dada dengan jari tangan.
Bunyi ketukan yang dihasilkan akan digunakan sebagai indikator kondisi jantung
jantung pasien. Selanjutnya, dokter akan menilai apakah bunyi jantung termasuk
normal atau menandakan adanya kelainan atau gangguan pada jantung. Auskultasi
jantung atau tidak. Bila hasil pemeriksaan jantung menunjukkan adanya kondisi
2
yang dicurigai sebagai gejala penyakit jantung, dokter biasanya akan
Pada kondisi seperti gagal jantung dapat ditemukan bunyi murmur saat
dilakukan pemeriksaan auskultasi. Bunyi murmur dapat terjadi karena adanya arus
turbulen yang terdapat di dalam rongga jantung atau pembuluh darah. Arus
turbulen umumnya terjadi karena kelainan katup atau insufisiensi katup. Pada
referat ini kami akan membahas tentang apa itu murmur jantung beserta hal-hal
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI JANTUNG
Jantung adalah pompa berotot didalam dada yang bekerja terus menerus
tanpa henti memompa darah keseluruh tubuh. Jantung berkontraksi dan relaksasi
sebanyak 100.000 kali dalam sehari, dan semua pekerjaan ini memerlukan suplai
darah yang baik yang disediakan oleh pembuluh arteri koroner. Bagian kanan dan
darah. Agar darah hanya mengalir dalam satu arah, maka ventrikel memiliki satu
katup pada jalan masuk dan satu katup pada jalan keluar. Jantung terletak dalam
rongga mediastinum rongga dada, yaitu diantara paru-paru. Posisi jantung miring
sehingga bagian ujungnya yang runcing (apex) menunjuk ke arah bawah ke pelvis
kiri, sedangkan ujungnya yang lebar yaitu bagian dasarnya, menghadap ke atas
bahu kanan.4
4
Jantung terdiri dari dua lapisan yaitu ; 1) lapisan dalam atau perikardium
viseral, dan 2) lapisan luar (perikardium parietal). Kedua lapisan ini dipisahkan
jaringan dan organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup
1. Struktur Jantung
Jantung terletak di rongga toraks (dada) sekitar garis tengah antara sternum
dan vertebra (tulang punggung). Bagian depan dibatasi oleh sternum dan costae
3,4, dan 5. Hampir dua pertiga bagian jantung terletak di sebelah kiri garis median
sternum. Jantung terletak di atas diafragma, miring ke depan kiri dan apex cordis
berada paling depan dalam rongga thorax. Apex cordis dapat diraba pada ruang
intercostal 4-5 dekat garis medioclavicular kiri. Batas cranial jantung dibentuk
oleh aorta ascendens, arteri pulmonalis, dan vena cava superior. Pada usia dewasa,
5
rata-rata panjang jantung berkisar 12 cm dan lebar 9 cm, dengan berat 300-400
gram.
Jantung dibagi menjadi bagian kanan dan kiri, dan memiliki empat bilik
(ruang), bilik bagian atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik-bilik atas, atria
ke bilikbilik bawah, ventrikel, yang memompa darah dari jantung. Kedua belahan
jantung dipisahkan oleh septum, yang mencegah pencampuran darah dari kedua
sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting, karena bagian kanan jantung menerima
dan memompa darah beroksigen rendah sementara sisi kiri jantung menerima dan
a. Atrium Dextra
terdapat lekukan ruang atau kantung berbentuk daun telinga yang disebut Auricle.
Permukaan endokardiumnya tidak sama. Posterior dan septal licin dan rata, lateral
dan auricle kasar dan tersusun dari serabut-serabut otot yang berjalan parallel
yang disebut otot Pectinatus. Atrium dextra merupakan muara dari vena cava.
Vena cava superior bermuara pada dinding supero-posterior. Vena cava inferior
bermuara pada dinding infero-lateroposterior. Pada muara vena cava inferior ini
terdapat lipatan katup rudimenter yang disebut katup Eustachi. Pada dinding
6
yang disebut fossa ovalis, yang mempunyai lipatan tetap di bagian anterior dan
Di antara muara vena cava inferior dan katup trikuspidalis terdapat sinus
coronaries, yang menampung darah vena dari dinding jantung dan bermuara pada
atrium dextra. Pada muara sinus coronaries terdapat lipatan jaringan ikat
rudimenter yang disebut katup Thebesii. Pada dinding atrium dextra terdapat
nodus sumber listrik jantung, yaitu Nodus Sinoatrial terletak di pinggir lateral
pertemuan muara vena cava superior dengan auricle, tepat di bawah sulkus
penyimpanan dan penyalur darah dari vena sirkulasi sistemik ke dalam ventrikel
dextra dan kemudian ke paru-paru. Pemisah vena cava dengan dinding atrium
hanyalah lipatan katup atau pita otot rudimenter maka apabila terjadi peningkatan
tekanan atrium dextra akibat bendungan darah di bagian kanan jantung, akan
Sekitar 80% alir balik vena ke dalam atrium dextra akan mengalir secara
pasif ke dalam ventrikel dextra melalui katup trikuspidalis, 20% sisanya akan
mengisi ventrikel dengan kontraksi atrium. Pengisisan secara aktif ini disebut
Atrial Kick, hilangnya atrial kick pada disaritmia dapat mengurangi curah
ventrikel.
b. Atrium Sinistra
mm sedikit lebih tebal dari pada dinding atrium dextra. Endokardiumnya licin dan
7
otot pectinatus hanya ada pada auricle. Atrium kiri menerima darah yang sudah
vena pulmonalis dan atrium sinistra tidak terdapat katup sejati. Oleh karena itu,
darah paru. Peningkatan tekanan atrium sinistra yang akut akan menyebabkan
bendungan pada paru. Darah mengalir dari atrium sinistra ke ventrikel sinistra
c. Ventrikel Dextra
manubrim sterni. Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan depan ventrikel
sinistra dan di medial atrium sinistra. Ventrikel dextra berbentuk bulan sabit atau
setengah bulatan, tebal dindingnya 4-5 mm. bentuk ventrikel kanan seperti ini
darah bertekanan rendah, dengan resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran
terhadap aliran darah dari ventrikel kiri. Karena itu beban kerja dari ventrikel
Oleh karena itu, tebal dinding ventrikel dextra hanya sepertiga dari tebal
dinding ventrikel sinistra. Selain itu, bentuk bulan sabit atau setengah bulatan ini
juga merupakan akibat dari tekanan ventrikel sinistra yang lebih besar dari pada
8
berperan pada ventrikel sinistra sehingga gerakan lebih mengikuti gerakan
ventrikel sinistra. Dinding anterior dan inferior ventrikel dextra disusun oleh
serabut otot yang disebut Trabeculae carnae, yang sering membentuk persilangan
dextra dapat dibagi dalam alur masuk dan alur keluar. Ruang alur masuk ventrikel
dextra (Right Ventricular Inflow Tract) dibatasi oleh katup tricupidalis, trabekel
anterior, dan dinding inferior ventrikel dextra. Alur keluar ventrikel dextra (Right
terletak di bagian superior ventrikel dextra yang disebut Infundibulum atau Conus
Arteriosus. Alur masuk dan keluar ventrikel dextra dipisahkan oleh Krista
d. Ventrikel Sinistra
antero- inferior kiri menjadi Apex Cordis. Bagian dasar ventrikel tersebut adalah
Annulus 85 Mitralis. Tebal dinding ventrikel sinistra 2-3 kali lipat tebal dinding
ventrikel dextra, sehingga menempati 75% masa otot jantung seluruhnya. Tebal
ventrikel sinistra saat diastole adalah 8-12 mm. Ventrikel sinistra harus
9
dinding medialnya berupa septum interventrikular yang memisahkan ventrikel
sinistra dengan ventrikel dextra. Rentangan septum ini berbentuk segitiga, dimana
(menempati hampir seluruh bagian septum) dan bagian membranus. Pada dua
pertiga dinding septum terdapat serabut otot Trabeculae Carnae dan sepertiga
memperkuat tekanan yang ditimbulkan oleh seluruh ventrikel pada saat kontraksi.
Pada saat kontraksi, tekanan di ventrikel sinistra meningkat sekitar 5 kali lebih
tinggi daripada tekanan di ventrikel dextra, bila ada hubungan abnormal antara
kedua ventrikel (seperti pada kasus robeknya septum pasca infark miokardium),
maka darah akan mengalir dari kiri ke kanan melalui robekan tersebut. Akibatnya
jumlah aliran darah dari ventrikel kiri melalui katup aorta ke dalam aorta akan
berkurang.
terletak sedemikian rupa, sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif
karena perbedaan tekanan, serupa dengan pintu satu arah. Katup jantung dibagi
a. Katub Atrioventrikuler
atrioventrikuler. Katup yang terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan
10
mempunyai tiga buah katub disebut katup trukuspid, terdiri dari tiga otot yang
Sedangkan katup yang letaknya di antara atrium kiri dan ventrikel kiri
mempunyai dua daun katub disebut katup mitral. Katup mitral terdiri dari dua
bagian, yaitu daun katup mitral anterior dan posterior. Daun katup anterior lebih
lebar dan mudah bergerak, melekat seperti tirai dari basal bentrikel sinistra dan
meluas secara diagonal sehingga membagi ruang aliran menjadi alur masuk dan
alur keluar.
b. Katup Semilunar
Katup pulmonal terletek pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh ini dari
ventrikel kanan. Katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Adanya katup
arteri pulmonalis atau aorta selama sistole ventrikel, dan mencegah aliran balik
11
Gambar 2.3 Macam-Macam Katub4
a. Perikardium
dari dua lapisan yaitu perikarduim fibrosum (viseral), merupakan bagian kantong
diafragma, bersatu dengan pembuluh darah besar merekat pada sternum melalui
b. Miokardium
sebagian besar dinding jantung. Serat-serat otot ini tersusun secara spiral dan
melingkari jantung. Lapisan otot ini yang akan menerima darah dari arteri
koroner.
12
c. Endokardium
Lapisan tipis endothelium, suatu jaringan epitel unik yang melapisi bagian
B. Siklus Jantung
Siklus jantung terdiri dari aliran listrik dan peristiwa mekanis yang
bertanggung jawab atas irama atrium dan kontraksi ventrikel. Setiap siklus
dimulai dari aksi potensial yang terbentuk spontan dari SA node, yang terletak di
dinding lateral superior dari atrium kanan dekat dengan pintu masuk vena cava
superior. Aksi potensial berjalan dari SA node melalui kedua atrium dan
kemudian melalui A-V bundle ke ventrikel. Karena suatu sistem rancangan dalam
sistem konduksi dari atrium ke ventrikel, ada perlambatan lebih dari 0,1 detik dari
13
Selama sistol atrium yang terjadi 0,1 detik, atrium mengalami kontraksi.
atrium berkontraksi, atrium mendesak tekanan dari darah, yaitu melawan tekanan
dari darah yang melalui katup atrioventrikuler ke dalam ventrikel. Sistol dari
kira 105 ml). Pada akhir sistol dari atrium juga merupakan akhir dari diastol
ventrikel. Tiap ventrikel telah berisi 130 ml pada akhir periode relaksasi dan
volume darah tersebut disebut volume akhir diastolik atau end-diastolic volume
(EDV). Kompleks QRS pada EKG menandakan awal dari depolarisasi ventrikel.
berkontraksi dan pada waktu yang bersamaan, atrium mengalami relaksasi pada
diastol atrium.6
14
Ketika sistol ventrikel dimulai, tekanan meningkat di dalam ventrikel dan
Untuk sekitar 0,05 detik, baik katup semilunar dan atrioventrikuler tertutup,
mmHg pada ventrikel kiri dan 20 mmHg pada ventrikel kanan. Pada saat itu,
darah dari jantung mulai dipompakan. Tekanan terus meningkat sampai 120
mmHg pada ventrikel kiri dan 25-35 mmHg pada ventrikel kanan. Periode ketika
katup semilunar terbuka disebut ejeksi ventrikuler dan berlangsung selama 0,25
sebanyak 70 ml. Volume ini disebut volume sekuncup (stroke volume) dan
mengacu pada fase relaksasi dan pengisian ventrikel. Atrium kanan dan kiri
menerima darah yang kembali ke jantung masing-masing dari vena sistemik dan
vena pulmonalis. Selama fase diastol, darah mengalir dari atrium ke ventrikel
tekanan diastolik ventrikel. Pada akhir diastol, kontraksi atrium mendorong sisa
darah ke setiap ventrikel yang membuat kenaikan singkat tekanan di atrium dan
15
mitral yang menghasilkan suara jantung pertama, atau S1. S1 terdiri dari 2
Saat tekanan ventrikel kanan dan kiri naik dengan cepat melebihi tekanan
diastolik dalam arteri pulmonalis dan aorta, memaksa katup pulmonal dan aorta
untuk membuka, dan darah dikeluarkan ke dalam sirkulasi pulmonal dan sistemik.
Tekanan ventrikel terus meningkat selama awal fase ejeksi ini dan kemudian
menurun saat fase relaksasi ventrikel dimulai. Sejak katup pulmonal dan aorta
terbuka, tekanan pada arteri aorta dan pulmonal akan naik dan sejajar mengikuti
tekanan arteri pulmonal dan aorta, sehingga katup pulmonal dan aorta dipaksa
menutup yang menghasilkan bunyi jantung kedua, atau S2. Suara ini terdiri dari
dua bagian yaitu komponen aorta (A2) yang mendahului pulmonal (P2) akibat
perbedaan gradien tekanan diastolik antara aorta dan ventrikel kiri lebih besar
diantara arteri pulmonalis dan ventrikel kanan yang memaksa katup aorta untuk
segera menutup.8
Saat tekanan menurun di atrium kanan dan atrium kiri, katup trikuspid dan mitral
terbuka, diikuti oleh pengisian ventrikel diastolik dan kemudian siklus berulang
peningkatan kecil di atrium saat katup trikuspid dan mitral menutup dan menonjol
dari vena sistemik dan pulmonal selama sistol, periode di mana darah menumpuk
16
di atrium karena katup trikuspid dan mitral tertutup. Di samping itu, sistol dapat
diperkirakan sebagai periode dari S1 ke S2, dan diastol adalah periode dari S2 ke
S1 berikutnya. Meskipun durasi sistol tetap konstan dari denyut kesatu ke denyut
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi Jantung
pada permukaan dada dengan cara melihat / mengamati. Tanda-tanda itu adalah bentuk
prekordium, denyut pada apeks jantung, denyut nadi pada dada, denyut vena.
a. Bentuk prekordium
Pada umumnya kedua belah dada adalah simetris. Prekordium yang cekung
dapat terjadi akibat perikarditis menahun, fibrosis atau atelektasis paru, scoliosis
atau kifoskoliosis dan akibat penekanan oleh benda yang seringkali disandarkan
pada dada dalam melakukan pekerjaan (pemahat tukang kayu dsb). Prekordium
yang gembung dapat terjadi akibat dari pembesaran jantung, efusi epikardium,
efusi pleura, tumor paru, tumor mediastinum dan scoliosis atau kifoskoliosis.
mitral atau aneurisma aorta yang berangsur menjadi besar serta aneurisma
Tempat iktus kordis belum tentu dapat dilihat terutama pada orang gemuk. Dalam
keadaaan normal, dengan sikap duduk, tidur terlentang atau berdiri iktus terlihat
17
didalam ruangan interkostal V sisi kiri agak medial dari linea midclavicularis
sinistra. Pada anak-anak iktus tampak pada ruang interkostal IV, pada wanita
hamil atau yang perutnya buncit iktus kordis dapat bergeser ke samping kiri.
- Sikap badan
Pada sikap tiduran dengan menghadapa ke kiri iktus akan terdapat dekat
linea axillaries anterior. Pada sikap tiduran dengan menghadap ke klanan iktus
terdapat dekat tepi sternum kiri. Pada sikap berdiri, iktus akan lebih rendah dan
- Letak diafragma.
Pada inspirasi yang dalam, maka letak iktus lebih ke bawah dan pindah ke
medial 1 – 1,5 cm. Pada wanita hamil trimester III, dimana diafragma terdesak
ke atas, maka iktus akan lebih tinggi letaknya, bisa pada ruang interkostal III atau
bahkan II, serta agak di luar linea midklavikularis.Pada ascites juga akan dijumpai
seringkali hal ini tidak dapat dijadikan patokan karena letak papilla mammae
terutama pada wanita sangat variable. Iktus sangat menentukan batas jantung kiri.
Maka jika didapatkan iktus terdapat pada perpotongan antara spatium interkostale
Jika iktus terdapat di luar linea midklavikularis, maka menunjukan suatu hal
tidak normal, yang dapat disebabkan oleh pembesaran jantung kiri atau jika besar
jantung adalah normal, maka perpindahan itu disebabkan oleh penimbunan cairan
18
dalam kavum pleura kiri atau adanya schwarte pleura kanan. Jika iktus terdapat
lebih medial (lebih kanan) dari normal, hal ini juga patologis, dapat terjadi karena
Sifat iktus:
- Pada keadaan normal, iktus hanya merupakan tonjolan kecil, yang sifatnya
lokal. Pada pembesaran yang sangat pada bilik kiri, iktus akan meluas.
- Iktus hanya terjadi selama systole. Oleh karena itu, untuk memeriksa iktus,
lakukan juga palpasi pada a. carotis comunis untuk merasakan adanya gelombang
dengan diastolic dan sistolik.Tanda ini terdapat pada ventrikel kanan yang
descenden
d. Denyut vena
eksterna.
19
2. Palpasi Jantung
Posisi pasien pada saat pemeriksaan sangat penting untuk dapat dapat
dari garis horizontal dengan kepala berada di atas bantal, sedemikian sehingga
dapat memvisualisasikan vena jugularis interna dan pulsasinya. Pada posisi ini,
sudut sternum sejajar dengan dasar leher sehingga dapat dipakai sebagai acuan
titik nol untuk mengatur tinggi vertical JVP. Letak kepala atau posisi leher haruus
mandibula dan klavikula. Jika pasien mengalami gagal jantung kanan hebat
dengan vena juguralis yang terisi penuh sampai mandibula, pasien harus
ditinggikan letak kepalanya. Harus diingat pula bahwa kepala dan leher pasien
Pada keadaan normal dengan tekanan vena normal dengan tekanan vena
normal, kadang-kadang kepala harus diturunkan agar vena dapat terisi sampai
tidak akan tidak mengubah tekanan vena oleh karena jarak R merupakan jari-jari
konstan suatu bola dengan pusat atrium kanan sebagai titik pusatnya. Sudut yang
digunakan dapat berbeda, yang penting adalah visualisi vena jugularis interna
yang baik, namun pada beberapa keadaan vena jugularis eksterna juga dapat
20
digunakan bila vena jugularis interna tidak tervisualisasi.
Pulsasi vena berbeda dengan arteri karena pulsasi vena biasanya terlihat tapi
tidak dapat diraba atau berdenyiut dan berubah dengan pola pernafasan. Puncak
dan v. JVP menurun dengan inspirasi dan meningkat dengan ekspirasi. Tingginya
JVP yang tampak nyata pada inspirasi disebut Kussmaull sign yang merupakan
bagian bawah vena jugularis interna sehingga vena terisi penuh, kemudian
dilanjutkan dengan membendung bagian atas vena jugularis interna (di bawah
setelah dilepaskan bendungan di bawah, dan biasanya titik kolaps teratas akan
lebih mudah tervisualisasi. Pemberian sorotan sinar secara tangensial juga dapat
membantu visualisasi.
sternum, di sisi kanan dan kiri nya merupakan tempat menempelnya iga kedua.
Sudut ini yang akan dipakai untuk menjadi titik nol untuk tekanan vena sentral.
Jarak dari angulus ini ke titik tengah atrium pada manusia dengan ukuran dan
21
angulus Ludovici, dan sebuah penggaris sejajr bidang vertikal sedemikian
darak anglus Ludovici ke bidang horizontal. Pada pelaporan, nilai tinggi ini
JVP dievaluasi tinggi dan karakternya, tinggi JVP lebih dari 3 cm H2O
+/- 2 cm H2O.9
b) Jantung
Palpasi dapat menguatkan hasil yang didapat dari inspeksi. Denyutan yang
tidak tampak, juga dapat ditemukan dengan palpasi. Palpasi pada prekordiun
harus dilakukan dengan telapak tangan dahulu, baru kemudian memakai ujung
ujung jari. Palpasi mula-mula harus dilakukan dengan menekan secara ringan dan
samping kiri toraks. Hal ini dilakukan untuk memeriksa denyutan apeks.Setelah
itu tangan kanan pemeriksa menekan lebih keras untuk menilai kekuatan denyutan
apeks. Jika denyut apeks sudah ditemukan dengan palpasi menggunakan telapak
tangan, palpasi khusus denyut apeks dengan memakai ujung-ujung jari telunjuk
dan tengah.
Denyutan, getaran dan tarikan dapat diteliti dengan jalan palpasi baik ringan
maupun berat. Urutan palpasi dalam rangka pemeriksaan jantung adalah sebagai
22
berikut:
Hal yang dinilai adalah teraba tidaknya iktus, dan apabila teraba dinilai kuat
angkat atau tidak. Terkadang tidak dapat terlihat, tetapi dapat meraba iktus.Pada
keadaan normal iktus cordis dapat teraba pada ruang interkostal kiri V, agak ke
medial (2 cm) dari linea midklavikularis.kiri. Apabila denyut iktus tidak dapat
dipalpasi, bisa diakibatkan karena dinding toraks yang tebal misalnya pada orang
gemuk atau adanya emfisema, tergantung pada hasil pemeriksaan inspeksi dan
perkusi.
Denyut iktus cordis sangat kuat kalau pengeluaran darah dari jantung
(output) besar. Dalam keadaan itu denyut apeks memukul pada telapak tangan
atau jari yang melakukan palpasi. Hal ini dapat terjadi pada insufisiensi aorta dan
insufisiensi mitralis. Pada keadaan hipertensi dan stenosis aorta denyutan apeks
juga kuat, akan tetapi tidak begitu kuat, kecuali jika ventrikel kiri sudah melebar
(dilatasi) dan mulai timbul keadaan decomp cordis. Denyutan yang memukul pada
daerah sebelah kiri sternum menandakan keadaan abnormal yaitu ventrikel kanan
yang hipertrofi dan melebar.Hal ini dapat terjadi pada septum atrium yang
Denyutan yang memukul akibat kelainan pada ventrikel kiri atau ventrikel kanan
dapat juga teraba di seluruh permukaan prekordium. Hal ini terjadi apabila
penjalaran denyutan menjadi sangat kuat karena jantung berada dekat sekali pada
dada. Namun, harus tetap ditentukan satu tempat dimana denyutan itu teraba
paling keras.10,11
23
b. Pemeriksaan getaran (thrill)
penyakit jantung congenital. Pada pemeriksaan ini yang harus diperhatikan adalah
lokalisasi dari getaran, terjadinya getaran (saat sistole atau diastole), getaran yang
lemah akan lebih mudah dipalpasi apabila orang tersebut melakukan pekerjaan
fisik karena frekuensi jantung dan darah akan mengalir lebih cepat, dan dengan
terabanya getaran maka pada auskultasi nantinya akan terdengar bising jantung.
3. Perkusi Jantung
yaitu:
Dengan posisi supine, perkusi pada linea aksilaris anterior kiri untuk
mendapatkan perubahan suara dari sonor ke timpani/redup, naik 2 jari di atas dari
posisi tersebut, lalu lakukan perkusi ke medial untuk menentukan batas kiri
jantung (redup).
b. Pinggang jantung
perubahan suara dari sonor ke redup untuk menentukan pinggang jantung (redup).
Perkusi pada linea midklavikula kanan untuk mencari batas paru (sonor)
dengan hepar (redup). Setelah mendapatkan perubahan suara dari sonor ke redup,
naik 2 jari di atas dari posisi tersebut, lalu lakukan perkusi ke medial untuk
24
menentukan batas kanan jantung (redup).
Perkusi pada wanita sedikit lebih susah, hal ini karena adanya mammae,
maka dari itu perkusi dilakukan dengan cara menyingkirkan kelenjar mammae
dari area perkusi dengan bantuan tangan pasien. Pada penderita emfisema paru
batas jantung, juga harus diperkusi pembuluh darah besar di bagian basal jantung.
Pada keadaan normal antara linea sternalis kiri dan kanan pada daerah manubrium
sterni terdapat pekak yang merupakan daerah aorta. Bila daerah ini melebar,
retrosternal.
4. Auskultasi Jantung
25
b. Menentukan bunyi jantung I dan II
dada dan adanya cairan dalam rongga pericard. Intensitas dari bunyi jantung harus
ditentukan menurut pelan atau kerasnya bunyi yang terdengar. S1 pada umumnya
lebih keras dari bunyi jantung II di daerah apeks jantung, sedangkan di bagian
basal bunyi jantung II lebih besar daripada bunyi jantung I. Jadi bunyi jantung I di
ictus (M1) lebih keras dari M2, sedang didaerah basal P2 lebih besar dari P1, A2
langsung
A2: adalah penutupan katup aorta secara langsung, A2 lebih besar dari
A1.
26
Kesimpulan: pada ictus cordis terdengar S1 secara langsung, sedangkan S2
1. Intensitas bunyi jantung melemah pada orang gemuk, emfisema paru, efusi
insufisiensi aorta.
4. Intensitas bunyi jantung A2 melemah pada stenosis aorta, emfisema paru, dan
orang gemuk.
Hipertensi Pulmonal.
biasanya P2 menghilang.
Intensitas bunyi jantung satu dengan yang lainnya (yang berikutnya) harus
dibandingkan. Bila intensitas bunyi jantung tidak sama dan berubah ubah pada
Kualitas bunyi jantung, pada keadaan splitting (bunyi jantung yang pecah),
yaitu S1 pecah akibat penutupan katup mitral dan trikuspid tidak bersamaan. Hal
ini mungkin ditemukan pada keadaan normal. S2 yang pecah dapat juga
27
ditemukan dalam keadaan normal pada waktu inspirasi, dimana P2 lebih lambat
dari A2. Jika keadaan splitting bunyi jantung tidak menghilang pada respirasi
(fixed splitting), maka keadaan ini biasanya patologis dan ditemukan pada Atrial
cepat ventrikel, paling jelas pada daerah apeks jantung. Dalam keadaan normal
ditemukan pada kelainan jantung yang berat, misalnya gagal jantung dan
miokarditis. S1, S2 dan S3 memberi bunyi seperti derap kuda, disebut sebagai
protodiastolik gallop.
paling jelas terdengar di apeks cordis. Normal pada anak-anak dan pada orang
dewasa didapatkan dalam keadaan patologis yaitu pada AV block dan hipertensi
nadi. Normal irama jantung adalah teratur dan bila tidak teratur disebut aritmia
permenit. Bila frekuensinya lebih dari 100 kali permenit disebut takikardi dan bila
jantung berubah menurut respirasi. Jika pada waktu ekspirasi lebih lambat,
28
keadaan ini disebut sinus aritmia. Hal ini disebabkan perubahan rangsang susunan
saraf otonom pada SA node sebagai pacu jantung. Jika irama jantung sama sekali
jantung yang timbul lebih cepat disebut ekstrasistol, yang disusul oleh fase diastol
pembukaan katup mitral pada stenosis aorta, atau stenosis pulmonal kadang-
kadang didapatkan sistolik dalam fase sistole segera setelah S1 dan lebih jelas
Opening snap yang khas terdapat pada pasien stenosis mitral adalah bunyi
jantung bernada tinggi yang timbul akibat pembukaan mendadak katup mitral
(atau tricuspid) dan diikuti oleh murmur diastolic. Opening snap sulit dibedakan
dari splitting S2 melebar. Bunyi ini paling baik terdengar pada batas bawah kiri
yang paling baik didengar di daerah katup pulmonal. Cara lain adalah dengan
pada saat ekspirasi biasanya menunjukkan opening snap, kecuali kalau memang
ada S2 paradoxical splitting (seperti pada LBBB). Selain itu, opening snap juga
perlu dibedakan asalnya dari tricuspid atau mitral, apabila asalnya dari tricuspid
Systolic ejection click adalah bunyi bernada tinggi yang terdengar pada fase
awal sistolik pada area katup aorta dan pulmonal atau ujung batas kiri sternum.
29
Beberapa kepustakaan lebih menyebutnya sebagai ejection sound untuk
Bunyi ini ditimbulkan akibat dooming dari katup yang stenosis (ringan-sedang)
atau akibat peregangan tiba-tiba pangkal aorta atau arteri pulmonalis. Paling
banyak ditemukan pada stenosis pulmonal atau kelainan jantung congenital, dan
Non-ejection systolic click adalah bunyi bernada tinggi yang paling baik
terdengar pada fase mid-late sistolik di daerah katup mitral dan biasanya diikuti
oleh murmur sistolik, disebut juga mid-late systolic click. Klik dapat disebabkan
prolaps dari satu atau lebih katup mitral abnormal selama fase sistolik. Non
ejection click ini juga dapat ditemukan pada pasien ASD dan abnormali Ebstein.
Tumor plop adalah bunyi jantung pada fase awal diastolik akibat tankai
tumor atau massa di atrium jantung yang mobile dan terdorong ke arah katup
mitral atau tricuspid pada saat kontraksi atrium. Bunyi ini sangat jarang dan
ditemukan kurang lebih hanya 10% pada pasien dengan myxoma atrium.
pada ventrikel kanan kadang-kadang menimbulkan bunyi klik yang bernada tinggi
pada akhir diastolic akibat kontraksi dinding dada dan disebut pacemaker sound.10
g. Murmur Jantung
Pada saat menemukan murmur jantung pada pemeriksaan fisik, beberapa hal
30
timing atau fase waktu terjadinya murmur, daerah katup mana yang paling jelas
valsava atau pernapasan pada murmur, dan temuan pemeriksaan fisis lainnya yang
tertentu seperti murmur diastolik dan opening snap pada stenosis mitral.9
- Murmur sistolik
jantung. Murmur sistolik dapat terjadi pada seluruh fase sistolik yaitu
murmur pansistolik, saat ejeksi sistolik atau akhir fase sistolik. Murmur
pansistolik terjadi akibat ada perbedaan atau gradient tekanan antara ruang
saat darah mengalir dari ventrikel ke aorta, terjadi kebocoran aliran darah ke
ruang jantung yang bertekanan lebih rendah yaitu atrium dan terjadi
dan VSD.
Murmur ejeksi sistolik atau mid ejection systolic tidak terjadi pada fase
awal sistolik tetapi intensitas akan meningkat dan paling tinggi terdengar
pada pertengahan fase sistolik dan menurun lagi intensitasnya pada akhir
ini biasanya disebabkan turbulen aliran darah melalui katup aorta atau
Late systolic murmur terjadi pada fase akhir sistolik dan dapat
31
dibedakan murmur yang terjadi sebelum bunyi jantung S2 dan murmur ini
tipikal pada prolaps katup mitral karena terjadi regurgitasi mitral yang mulai
- Murmur diastolik
dengan murmur sistolik karena bernada rendah dan suaranya lebih lembut
Early diastolic murmur adalah murmur yang terjadi pada fase awal
yang terdengar paling keras pada awal dan melembut di akhir diastolik.
Mid-diastolic murmur terjadi pada fase mid diastolik dan bisa berdurasi
pendek atau panjang sampai sebelum bunyi jantung S1. Murmur ini
stenosis mitral atau trikuspid, atau myxoma yang mengobstruksi katup. Pada
regurgitasi aorta berat, jet turbulen dari aorta akan menyebabkan katup
mitral dan trikuspid yang normal dapat menimbulkan murmur yaitu pada
kondisi curah jantung yang tinggi atau shunting intracardiac seperti pada
32
Murmur presistolik dapat didengar bila kontraksi atrium meningkatkan
aliran darah tepat sebelum bunyi jantung S1. Murmur ini adalah
perpanjangan dari murmur mid diastolik dan tidak dapat terdengar pada
kontinyu terjadi pada fase sistolik dan diastolik. Murmur ini terjadi bila
kontinyu.
Pericardial friction rub adalah bunyi gesekan yang superfisial dan tidak
tergantung fase sistolik atau diastolik. Bunyi gesekan ini terjadi bila terdapat
system:8,9
Murmur sistolik8
Grade 1/6 Sangat lemah dan sulit untuk didengar pertama kali
Grade 2/6 Lemah, tapi dapat diidentifikasi oleh dokter yang berpengalaman
Grade 3/6 Terdengar
Grade 4/6 Terdengar dan didapatkan thrill pada palpasi
Grade 5/6 Sangat keras, terdengar dengan stetoskop pada dada
Grade 6/6 Dapat didengar walaupun tanpa stetoskop
33
Murmur diastolik8
Grade 1/4 Terdengar lemah
Grade 2/4 Lemah, tapi dapat diidentifikasi oleh dokter yang berpengalaman
Grade 3/4 Terdengar
Grade 4/4 Terdengar keras
Secara klinis dalam praktek sehari-hari sistem gradasi murmur ini berguna
untuk evaluasi perubahan intensitas murmur misalnya pada infark miokard akut.
Untuk membedakan nada murmur tinggi atau rendah memerlukan latihan. Secara
umum bunyi bernada rendah merupakan aliran turbulensi dengan tekanan rendah,
Beberapa katup memiliki ciri khas daerah dengan intensitas tertinggi dan
area penjalarannya.8,9
- Pernapasan
Murmur yang berasal dari jantung kanan akan makin keras terdengar saat
inspirasi karena hal ini meningkatkan aliran balik vena ke jantung kanan
sehingga aliran lebih banyak dan cepat. Pada saat yang sama yaitu inspirasi
murmur jantung kiri justru akan berkurang. Hal sebaliknya terjadi pada saat
ekspirasi.
- Ekspirasi dalam
34
mendengarkan regurgitasi aorta pada bagian basal jantung. Pada posisi
tersebut, bagian basal paling dekat dengan dinding dada. Bunyi gesekan
- Manuver valsava
Manuver ini adalah ekspirasi penuh melalui glottis yang tertutup. Pasien
menutup hidung hingga terasa gendang telinga terbuka dan tahan selama
murmur.11
- Posisi berdiri-jongkok
Pada saat posisi berdiri ke jongkok, aliran balik vena dan resistensi
jantung dan tekanan darah dan murmur terdengar makin keras. Pada kondisi
makin lemah.9
- Latihan isometrik
resistensi arteri, tekanan darah dan murmur biasanya terdengar lebih keras,
35
Lokalisasi Bising
- Punctum maximum pada batas sternum sinistra, berasal dari ASD atau
VSD.
Penjalaran Bising
seluruh precordium.
- Bising dari stenosis mitral tidak menjalar atau hanya terbatas kesekitarnya.
Intensitas Bising
36
Jenis dari Bising
1) Bising sistole, terdengar dalam fase sistole (antara S1 dan S2), terdapat 2
- Bising sistole tipe ejection, timbul akibat aliran darah yang dipompakan
melalui bagian yang menyempit dan mengisi sebagian fase sistole. Didapatkan
- Bising sistole tipe pansistole, timbul sebagai akibat aliran balik yang
melalui bagian jantung yang masih terbuka dan mengisi seluruh fase systole.
Misalnya pada regurgitasi mitral, regurgitasi tricuspid, dan defek pada septum
ventrikel.
2) Bising diastole, terdengar dalam fase diastole (antara bunyi jantung 2 dan
stenosis mitral.
- Early diastole, terdengar segara setelah S2, misalnya pada regurgitasi aorta.
- Pre-sistole, yang terdengar pada akhir fase diastole, tepat sebelum S1,
misalnya pada stenosis mitral. Bising sistole dan diastole, terdengar secara
bising fisiologis:
37
- Intensitas bising lemah, tingkat I-II dan pendek,
- Pada umumnya terdengar paling keras pada daerah pulmonal, terutama pada
Sedangkan bising sistole, dapat merupakan bising patalogis atau hanya fisiologis.
menggenderang (rumbling).
38
BAB III
KESIMPULAN
Jantung adalah pompa berotot didalam dada yang bekerja terus menerus tanpa
henti memompa darah keseluruh tubuh. Organ ini sangat penting dalam
keberlangsungan hidup seseorang, karenanya jika organ ini terkena penyakit, akan
berdampak besar pada kehidupan orang tersebut. Sebagai dokter umum, sangat
penting untuk melakukan pemeriksaan fisik jantung dengan baik dan benar guna
mendeteksi adanya penyakit jantung sejak dini. Pemeriksaan yang terdiri dari
inspeksi sampai auskultasi harus dilakukan secara lengkap dan runtun supaya
didapatkan hasil diagnosa yang tepat. Pada pemeriksaan auskultasi dapat bunyi
jantung tambahan mayoritas disebabkan oleh adanya kelainan pada jantung, baik
benar, diperlukan juga pengetahuan yang baik tentang anatomi jantung, siklus
jantung, dan fisiologi jantung supaya diperoleh pengertian yang benar tentang
39
DAFTAR PUSTAKA
9. Hall JE. Guyton and hall buku ajar fisiologi kedokteran. edisi 13. Jakarta : EGC;
2019.
11. Setiati, S, Nafrialdi, Alwi, I., Syam, AF. Paduan sistematis untuk diagnosis fisis
anamnesis dan pemeriksaan fisis komprehensif. Interna Publishing. 2020.
40