KELOMPOK :1
KETUA :
ANGGOTA :
Maria E.S.Barong
Yustina Nirma
Yulianus A.Billy
Delsiana Samul
Erasmus Andriano
Herlinda K.Hesti
Viktorius R.Darjon
Heribertus S.Mulyono
PROGRAM STUDI:
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN JANTUNG KORONER’’ dengan
tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kekurangan dan keterbatasan pengetahuan dalam materi, sehingga menjadikan
keterbatasan ini pula untuk memberikan penjelasan yang lebih mendalam dari makalah ini.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis :
PENDAHULUAN
Penyakit jantung koroner (penyakit arteri koroner) adalah jenis penyakit yang
banyak menyerang penduduk Indonesia. Penyakit jantung koroner terjadi bila pembulu
arteri koroner tersebut tesumbat atau menyempit karena endapan lemak, yang secara
bertahap menumpuk diarteri. Penyakit kardiovaskular masih menjadi ancaman dunia
(global threat) dan merupakan penyakit yang berperan utama sebagai penyebab kematian
nomor satu di seluruh dunia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan,
lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka kejadian penyakit
jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma langsung
terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya
arterosklerosis koroner atau faktor koroner, hal ini menyebabkan nyeri dada, insufisiensi
koroner dan miokard infar lebih sering didapat pada penderita hipertensi dibanding orang
normal. Apabila hipertensis sistolik dari diastolik terjadi bersamaan maka akan
menunjukkan resiko yang paling besar dibandingkan penderita yang tekanan darahnya
normal atau hipertensi sistolik saja.
A. Anataomi jantung
Jantung merupakan organ utama sistem kardiovaskular, berotot dan berongga,
terletak dibagian rongga toraks bagian mediatinum. Jantung berbentuk seperti kerucut
tumpul dengan bagian bawah disbut apeks terletak lebih kekiri dari garis medial,
bagian tepi terletak pada ruang interkosta IV kiri atau sekitar 9 cm dari kiri linea
medioklavikularis, bagian atas disbut basis terletak agak kekanan pada kosta ke III
sekitar 1 cm dari tepi lateral sternum. Memiliki ukuran panjang sekitar 12 cm, lebar 8-
9 cm, dan tebal 6 cm. berat jantung sekitar 200-425 gram, pada laki-laki sekitar 310
gram dan pada perempuan sekitar 225 gram.
Jantung dilapisi oleh selaput yang disebut perikardium. Perikardium terdiri
atas dua lapisan yaitu: perkardium paretal, dan perikardium visteral. Perikardium
paretal yaitu lapisan luar yang melekat pada tulang dada dan selaput paru.
Perikardium viseral, yaitu lapisan permukaan dari jantung itu sendiri yang disbut
epikardium. Diantara kedua lapisan tersebut terdapat cairan perikardium yang
berfungsi mengurangi gesekan akibat gerak jantung saat memompa.
1. Lapisan jantung
Jantung terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
a. Epikardium, merupakan lapisan terluar, memiliki strktur yang sama dengan
perikardium viseral.
b. Miokardium, merupakan lapisan tengah yang terdiri atas otot yang berperan dalam
menentukan kekuatan kontraksi.
c. Endokardium, merupakan lapisan terdalam terdiri atas jaringan endotel yang
melapisi bagian dalam jantung dan menutupi katup jantung.
2. Katup jantung
Katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran darah searah melalui bilik
jantung. Ada dua jenis katup, yaitu katup atriventrikuler dan katup semilunar.
a. Katup atriventrikuler, memisahkan antara atrium dan ventrikel. Katup ini
memungkinkan darah mengalir dan masing-masing atrium ke ventrikel saat
diastole ventrikel dan mencegah aliran balik atrium saat sistol ventrikel. Katup
atriventrikuler ada dua, yaitu katup triskupidalis dan katup bikuspidalis.
b. Katup seminular, memisahkan antara arteri pulmonalis dan aorta dari ventrikel.
Katup seminular yang membatasiventrikel kanan dan arteri pulmonalis disbut
katup seminular pulmonal.
Septum atrial adalah bagian yang memisahkan antara atrium kiri dan kanan
sedangkan septum ventrikel adalah bagian yang memisahkan ventrikel kiri dan kanan.
3. Ruangan jantung
Jantung memiliki 4 ruang, yaitu:
a. Atrium kanan
Memiliki dinding yang tipis
Atrium kanan berfingsi sebagai penampungan darah yang rendah oksigen
dari seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui vena kava superior,
vena kava inverior, serta sinus koronarinus yang berasal dari jantung
sendiri. Dari atrium kanan kemudian darah dipompa ke ventrikel kanan.
Antara vena kava dan atrium jantung dipisahkan oleh lipatan katup atau
pita otot yang rudimeter. Oleh karena itu, bila terjadi peningkatan tekanan
atrium akibat bendungan darah dibagian kana jantung akan dibalikkan
kembali ke dalam vena sirkulasi sistematik.
80% aliran balik vena kedalam atrium kana mengalir secara pasif kedalam
ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis.
20% mengisi ventrikel dengan kontraksi atrium. Pengisian ventrikel secara
aktif ini dinamakan atrial kick.
b. Ventrikel Kanan
Berbentuk bulan sabit yang unik.
Berguna dalam menghasilkan kontraksi berkenaan rendah yang cukup
untuk mengalirkan darah kedalam arteri pulmonalis.
Tebal dinding vetrikel kanan hanya 1/3 dari tebal dinding ventrikel kiri
karena beban kerja ventrikel kanan lebih ringan daripada ventrikel kiri.
Saat ventrikel kana berkontraksi, katup triskupidalis menutup, dan darah
dipompa keparu melalui arteri pulmonalis.
Sirkulasi pulmonal merupakan sistem aliran darah bertekana rendah,
dengan resistensi jauh lebih kecil terhadap aliran darah dari ventrikel
kanan, dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistematik terhadap aliran
darah dari ventrikel kiri.
c. Atrium kiri
Atrium kiri menerima darah yang sudah teroksigenasi dari paru melalui
keempat vena pulmonalis. Darah ini kemudian mengalir ke ventrikel kiri
melalui katup mitralis.
Antara vena pulmonalis dan atrium kiri tak ada katup sejati, karena itu
perubahan tekanan dari atrium kiri mudah sekali membalik retograd
kedalam pembuluh paru. Peningkatan tekanan atrium kiri yang akut akan
menyebakan bendungan paru.
Atrium kiri berdinding tipis dan tekana bertekanan rendah.
d. Ventrikel kiri
Memiliki dinding yang lebih tebal daripada dinding ventrikel kanan,
sehingga ventrikel kiri berkontraksi.
Venrikel kiri memompa darah keseluruh tubuh melalui aorta, arteri
terbesar tubuh.
Ventrikel kiri harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk
mengatasi tahanan sirkulasi sistemik dan mempertahankan aliran darah
kejaringan perifer.
Ventrikel kiri mempuntyai otot tebal dan bentuknya menyerupai lingkaran,
mempermudah pembentukan tekanan yang tinggi selama ventrikel
berkontraksi. Bahkan sekat pembatas kedua ventrikel juga membantu
memperkuat tahanan yang ditimbulkan oleh seluruh ventrikel pada
kontraksi.
Pada kontraksi, tekanan ventrikel kiri meningakat sekitar 5 kali lebih
tinggi daripada tekanan ventrikel kanan, bila ada hubungan abnormal
antara kedua ventrkel maka darah akan mengalir dari kiri ke kanan melalui
robekan tersebut akibatnya jumlah aliran darah dari ventrikel kiri melalui
katup aorta kedalam aorta akan berkurang.
4. Pembuluh darah
Dinding pembuluh darah terdiri ats 3 bagian yaitu:
a. Tunika adventisia: terdiri atas membran elastik eksterna dan jaringan peyambung
yang menyokong pembuluh darah tersebut.
b. Tunika media, dibentuk oleh sel polos yang ketebalannya tergantung dari jenis
arteri vena dan ukuran pembuluh darah.
c. Tunika intima terdiri atas selapis sel endotel non-trombogenik yang berhubungan
dengan pembuluh darah dan membran elastik interna.
a. Arteri
Dinding aorta dan arteri besar mengandung banyak jaringan elastis dan sebagian
otot polos.
b. Arterriola
Dinding arteriola terutama terdiori atas otot polos dengan sedikit serabut elastis.
Dinding berootot ini sangat peka dan dapat berdilatasi atau berkontraksi untuk
mengatur aliran darah ke jaringan kapiler. Sebagai akibat dari kemampuan otot
pembuluh darah untuk mengubah diameter dengan cukup bermakna, maka
arteriola menjadi resistensi utama aliran darah dari seluruh percabangan darah.
Akibatnya tekanan pada kapiler akan turun mendadak dan aliran berubah dari
berdenyut menjadi aliran yang tenan, sehingga memudahkan pertukaran nutrien
pada tingkat kapiler antara areteriola dan kapiler.
c. Kapiler
Dinding pembuluh darah kapiler sangat tipis atas satu lapis sel endotel. Melalui
membran ya ng tipis dan semi permeabel, niutrisi dan metabolit berdifusi dari
daerah dengan konsentrasi tinggi menuju ke daerah dengan konsentrasi rendah.
Dengan demikian, O2 dan nutrisi akan meninggalkan pembuluh darah dan masuk
keruang intertisial dsn sel. Co2 dan metabolit berdifusi kearah yang berlawanan
d. Venula
Venula berfungsi sebagai saluran pengumpul dengan diding otot yang relatif
lemah namun peka. Pada pertemuan antara kapiler dan venula terdapat sfinter
poskapiler.
e. Vena
Vena merupakan berdiding relatif tipis dan bberfungsi menyalurkan darah dari
jartingan kapiler melalui sistem vena masuk ke atrium kanan. Pembulih vena
dapat menanmpung darah dalam jumlah yang cukup banyak dengan tekanan yang
relatif rendah. Karena sifat aliran sena yang bertekanan rendah bervolume tinggi,
maka sistem vena disebut sistem kapitas. Sekitar 65% dari volume darah terdapat
dalam sistem vena, tetapi kapasitas jaringan vena dapat diubah venokonstriksi
dapat menurunkan kapasitas jaringan vena, memaksa darah bergerak maju menuju
jantung sehingga memperbesar aliran balik vena. Aliran darah dari kapiler
kejantung dipengaruhi oelh dua faktor, yaitu tekanan vena oleh otot rangka dan
perubahan tekanan rongga dada dan perut selama pernapasan. Sistem vena
berakhir pada vena kava superior dan vena kava inferior.
f. Sirkulasi jantung
Lingkaran sirkulasi jantung dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu sirkulasi
sistemik dan sirkulasi pulmonal nammun demikian, terdapat juga sirkulasi koroner
yang juga berperan sangat penting bagi sirkulasi jantung.
Sirkulasi sistemik
Mengalirkan darah ke berbagai organ tubuh
Memenuhi kebutuhan oorgan yang berbedah
Memerlukan tekanan pemulaan yang besar
Banyak mengalami tahanan
Kolom hidrosstatik panjang
Sirkulasi pulmonal:
Hanya mengalirkan darah ke paru
Hanya berfungsi untuk paru
Mempunyai tekanan permulaan yang rendah
Hanya sedikit mengalami tekanan
Kolom hidrostatiknya pendek
g. Sirkulasi koroner
Efisiensi jantung sebagai pompa tergantung dari nutrisi dan oksigenasi yang
cukup pada otot jantung itu sendiri. Sirkulasib koroner meliputi seluruh
permukaan jantung dan membawa oksigen untuk miokardium melalui cabang,
interamiokardinal yang kecil.
Aliran darah koroner meningkat pada :
Peningkatan aktivitas
Jantung berdenyut
Rangsang sistem saraf simpatis
B. Fisiologi Jantung
a. Selintas elektro fisiologi
Potensial aksi jantung : perbedaan muatan listrik yang tercatat dalam sebuah
sel.
Terpolansasi : perbedaan muatan listrik antara bagian dalam membran yang
bermuatan negatif dan muatan positif yang bermuatan bagian luar.
Depolansasi : impuls listrik dilepaskan keadaan membran jantung.
Repolarisasi : sel kembali keadaan dasar (menjadi lebih negatif0 dan sesuai
dengan relaksasi otot miokarduim.
b. Hemodinamika jantung
Sirkulasi jantung mempunyai 2 fase yaitu fase diastolik dan fase sistolik.
1) Fase diastolik :
Ventrikel kanan terisi darah dari atrium kanan
Ventrikel kiri terisi darah dari vena pulmonalis.
2) Fase sistolik :
Darah di ventrikel kanan dipompakan kedalam arteri pulmonalis menuju
kapiler paru untuk proses oksigenasi
Darah dari ventrikel kiri dipompakan dan didistribusikan keseluruih tubuh
c. Curah jantung
Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompa oleh ventrikel selama satu
satuan waktu.
Curah jantung (CO) sebanding dengan volume sekuncup (SV) kali
frekuensi jantung (HR). dan dapat dinyatakan dengan :
CO = SV x HR
Volume sekuncup ; jumlah darah yang disemburkan setiap denyut.
Kontrol frekuensi jantung : kontrol volume sekuncup
Volume sekuncup terutama ditentukan oleh 3 faktor
1) Kontrkatilitas intrinsik yaitu tenaga yang dapat dibangkitkan oleh
kontrakasi miokardium pada kondisi tertentu.
2) Derajat perenggangan otot jantung yaitu kondisi sebelum kontraksi
(preloat)
3) Tekanan yang harus di lawan otot jantung untuk meyemburkan darah
selama kontraksi ( afterloat)
2. Anggina Pektoris
Aggina ditandai dengan episode nyeri dada biasanya dipicu oleh latihan
fisik, dan mereda dengan istirahat. Ketika kebutuhan oksigen miokardium lebih
besar dibanding yang dapat disulplai oleh pembuluh yang tersumbat sebagian, sel
miokardium menjadi iskemik dan berpindah ke metabolisme anairobik.
Metabolisme anairobik menghasilkan asam laktat yang merangsang ujung saraf
otot, menyebabkan arteri. Nyeri berkurang saat suplai oksigen kembali dapat
memenuhi kebutuhan miokardium.
3. Infrak Miokardium
4. Iskemia Miokardium
Sel miokardium menjadi iskemik saat suplai oksigen tidak adekuat memenuhi
kebutuhan metabolik. Faktor terpenting dalam memenuhi kebutuhan metabolik sel
jantung adalah perfusi koroner dan beban kerja miokardium.
Perfusi koroner dapat dipengaruhi oleh beberapa mekanisme berbeda :
Satu pembuluh atau lebih dapat tersumbat oleh sebagian area plak yang
besar dan satbil.
Trombosit dapat beragregasi dalam pembuluhan sempit, membentuk
trombus.
Pembuluh norml atau yang sudah menyempit dapat mengalami
spasme.
Penurunan tekanan darah dapat menyebabkan aliran menuju pembuluh
koroner tidak memadai.
Mekanisme otoregulasi normal yang meningkatkan aliran ke otot yang
tengah bekerja mungkin gagal.
Penyakit jantung koroner dapat dibagi menjadi dua kategori menjadi penyakit
jantung iskemik kronik dan sindrom koroner akut. Penyakit jantung penyakit
jantung iskemik kronik mencakup angina stabil dan vasospastik serta iskemia
miokardium tenang. Pada wanita, angina adalah gejala CHD yang paling sering
muncul. Sindrom koroner akut mulai dari gejala angina tidak stabil hingga infark
mikardium. Sindrom koroner akut dan infark miokard adalah gejala CHD yang
paling sering muncul pada pria.
B. Patoflowdiagram penyakit jantung koroner
2.5.Manifestasi Klinik penyakit jantung koroner
Iskemia yang lebih berat, disertai kerusakan sel dinamakan infark miokardium.
Jantung yang mengalami kerusakan ireversibel akan mengalami degenerasi dan
kemudian diganti dengan jaringan perut. Bila kerusakan jantung sangat luas, jantung
akan mengalami kegagalan, artinya, ia tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan tubuh
akan darah dengan memberikan curah jantung yang adekuat.
Manifestasi klinis lain penyakit arteri koroner dapat berupa perubahan EKG,
aneurisma ventrikel, disritmia, dan kematian mendadak.
Seorang perempuan berusia 45 tahun di rawat di RS dengan keluhan nyeri dada. Hasil
Pengkajian ditemukan nyeri seperti diremas dengan skala 7. TD 140/90 mmHg, frekuensi
nadi 94x/menit, frekuensi napas 24 x/menit, suhu 36oC. Pasien direncanakan diberikan obat
isosorbid dinitrat.
Penyakit jantung koroner ini adalah jenis penyakit yang terjadi bila pembuluh areteri
koroner tersebut tersumbat atau meyempit karena endapan lemak, yang secara bertahap
menumpuk didinding arteri. Penyakit jantung koroner juga dapat menyebabkan daya pompa
jantung melemah sehingga darah tidak beredar sempurna keseluruh tubuh atau gagal jantung.
penyakit jantung koroner ialah penyakit jantung yang disebabkan arteri koronaria akibat
proses ateros klerosis atau spasme atau kombinasi keduanya.
Penyakit jantung koroner disebabkan oleh kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi,
infeksi virus, zat besi yang tinggi. Penyakit jantung koroner dapat mempengaruhi gangguan
beberapa pada sistem tubuh seperti : Aterosklerosis Pada aterosklerosis lemak menumpuk
pada lapisan intima arteri, Anggina Pektoris ditandai dengan episode nyeri dada biasanya
dipicu oleh latihan fisik dan mereda dengan istirahat, Infrak miokardium terjadi saat opstruksi
atreri koroner mengganggu suplai darah kearea miokardium, Iskemia Miokardium Sel
miokardium menjadi iskemik saat suplai oksigen tidak adekuat memenuhi kebutuhan
metabolik.
3.2 Pengkajian
Kaji riwayat penyakit klien apakah mendukung munculnya penyakit sekarang seperti
hipertensi,penyakit pembuluh darah,diabetes mellitus,gangguan fungsi tiroid
Keluhan nyeri dada. Hasil Pengkajian ditemukan nyeri seperti diremas dengan skala 7.
3.4.Diagnosa Keperawatan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Nyeri akut yang berhubungan dengan Iskemik miocard
3.6 Evaluasi
3.7.pemeriksaan penunjang
PEMBAHASAN
terdapat banyak faktor saling berkaitan yang dapat mempercepat proses aterogenik. Telah
dikenal beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis koroner pada
individu tertentu.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat buah ruang yang terletak di
rongga dada, di bawah perlindungan tulang iga,sedikit ke sebelah kiri sternum. Ruang
jantung terdiri atas dua ruang yang berdinding tipis disebut atrium (serambi) dan dua
ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik).Jantung memiliki berat sekitar 300
gr, meskipun berat dan ukurannya dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, berat badan,
beratnya aktifitas fisik, dll. Jantung dewasa normal berdetak sekitar 60 sampai 80 kali
per menit, menyemburkan sekitar 70 ml darah dari kedua ventrikel per detakan, dan
keluaran totalnya sekitar 5 L/ menit (Smeltzer dan Bare, 2002).
Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada (thoraks), diantara
kedua paru. Selaput yang mengitari jantung disebut pericardium, yang terdiri atas 2
lapisan, yauitu pericardium parietalis, merupakan lapisan luar yang melekat pada tulang
dada dan selaput paru. dan pericardium viseralis, yaitu lapisan permukaan dari jantung
itu sendiri, yang juga disebut epikardium. Jantung dapat dianggap sebagai 2 bagian
pompa yang terpisah terkait fungsinya sebagai pompa darah. Masing-masing terdiri dari
satu atrium-ventrikel kiri dan kanan.
5.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Priscilla Lemone, RN, DSN, FAAN, Karen M,Hurke, RN, MS,Gerene Bauldoff, RN,
PhD, FAAN, buku ajar keperawatan Medikal Bedah 1, penerbit buku kedokteran EGC
Tahun 2014, buku ajar Asuhan keperawatan klien gangguan kardiovaskular, penerbit
buku kedokteran EGC, P.O.Box 4276/jakarta 10042,