Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

MITRAL REGURGITASI

Untuk Menyelesaikan Tugas Profesi Keperawatan Medikal Bedah


Program Profesi Ners

Disusun Oleh:
Merry Lidya
NIM: 11194692110107

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL LAPORAN PENDAHULUAN : Mitral Regurgitasi


NAMA MAHASISWA : Merry Lidya
NIM : 11194692110107

Banjarmasin, Oktober 2021

Menyetujui,

Preseptor Klinik Preseptor Akademik

H.M.Sandi Suwardi,S.Kep.,Ns.,M.Kes Eirene E.M. Gaghauna,S.Kep.,Ns.,MSN


NIP. 197502141994021001 NIK. 1166012009017
Tinjauan Pustaka
A. Anatomi dan Fisiologi
1. Anatomi

Gambar 1. Anatomi Katup Jantung


2. Fisiologi
Jantung berbentuk seperti pir/kerucut seperti piramida terbalik dengan
apeks (superior-posterior:C-II) berada di bawah dan basis ( anterior-
inferior ICS – V) berada di atas. Pada basis jantung terdapat aorta,
batang nadi paru, pembuluh balik atas dan bawah dan pembuluh balik.
Jantung sebagai pusat sistem kardiovaskuler terletak di sebelah rongga
dada (cavum thoraks) sebelah kiri yang terlindung oleh costae tepatnya
pada mediastinum (Starry, 2014)
Katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran darah searah
melalui bilik jantung. ada dua jenis katup, yaitu katup atrioventrikular dan
katup semilunar (Dinarti, 2017).
a) Katup atrioventrikular (AV) memisahkan antara atrium dan ventrikel.
Katup ini memungkinkan darah mengalir dari masing –masing atrium
ke ventrikel saat diastole ventrikel dan mencegah aliran balik ke atrium
saat sistole ventrikel. Katup atrioventrikuler ada dua, yaitu katup
triskupidalis dan katup biskuspidalis. Katup triskupidalis memiliki 3
buah daun katup yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel
kanan. Katup biskuspidalis atau katup mitral memiliki 2 buah dauh
katup dan terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri.
b) Katup Semilunar memisahkan antara arteri pulmonalis dan aorta dan
ventrikel. Katup semilunar yang membatasi ventrikel kanan dan arteri
pulmonalis, disebut katup semilunar pulmonal.
Siklus jantung adalah rangkaian kejadian dalam satu irama jantung.
Dalam bentuk yang paling sederhana, siklus jantung adalah kontraksi
bersamaan kedua atrium, yang mengikuti suatu fraksi pada detik
berikutnya karena kontraksi bersamaan kedua ventrikel (Songja,2017).
Sisklus jantung merupakan periode ketika jantung kontraksi dan
relaksasi. Satu kali siklus jantung sama dengan satu periode sistole
(saat ventrikel kontraksi) dan satu periode diastole (saat ventrikel
relaksasi). Normalnya, siklus jantung dimulai dengan depolarisasi
spontan sel pacemarker dari SA node dan berakhir dengan keadaan
relaksasi ventrikel (Bonis et al, 2016).
Pada siklus jantung, sistole (kontraksi) atrium dikuti sistole ventrikel
sehingga ada perbedaan yang berarti antara pergerakan darah dari
ventrikel ke arteri. Kontraksi atrium akan diikuti relaksasi atrium dan
ventrikel mulai ber kontraksi. Kontraksi ventrikel menekan darah melawan
daun katup atrioventrikuler kanan dan kiri dan menutupnya. Tekanan
darah juga membuka katup semilunar aorta dan pulmonalis. Kedua
ventrikel melanjutkan kontraksi, memompa darah ke arteri. Ventrikel
kemudian relaksasi bersamaan dengan pengaliran kembali darah ke
atrium dan siklus kembali (Bonis et al, 2016).
Singkatnya, vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan
darah ke atrium dekstra yang datang dari seluruh tubuh. Arteri pulmonalis
membawa darah dari ventrikel dekstra masuk ke paru-paru(pulmo).
Antara ventrikel sinistra dan arteri pulmonalis terdapat katup vlavula
semilunaris arteri pulmonalis. Vena pulmonalis membawa darah dari
paru-paru masuk ke atrium sinitra. Aorta (pembuluh darah terbesar)
membawa darah dari ventrikel sinistra dan aorta terdapat sebuah katup
valvulasemilunaris aorta, peredaran darah jantung terdiri dari 3 yaitu
(Bonis et al, 2016):
1. Arteri koronaria kanan: berasal dari sinus anterior aorta berjalan
kedepan antara trunkus pulmonalis dan aurikula memberikan cabang-
cabang ke atrium dekstra dan ventrikel kanan.
2. Arteri koronaria kiri: lebih besar dari arteri koronaria dekstra.
3. Aliran vena jantung: sebagian darah dari dinding jantung mengalir ke
atrium kanan melalui sinus koronarius yang terletak dibagian belakang
sulkus atrioventrikularis merupakan lanjutan dari vena.
B. Pengertian
Regurgitasi katup mitral adalah jenis gangguan pada katup jantung yang
umum terjadi ketika katup mitral tidak menutup dengan benar. Kondisi ini
juga kadang disebut inkompetensi mitral atau insufisiensi mitral (Luna,
2017).
Mitral regurgitasi adalah kondisi dimana terjadi aliran darah balik dari
ventrikel kiri ke atrium kiri pada saat sistolik (Bonis et al, 2016).
Mitral regurgitasi terjadi akibat abnormalitas berbagai komponen katup
mitral, seperti daun katup, anulus, chorda tendinae dan muskulus papilaris.3
Penyebab utama dari MR termasuk mitral valve prolapse (MVP), penyakit
jantung rematik, endokarditis infektif, kalsifikasi annulus, kardiomiopati, dan
penyakit jantung iskemik (Songja,2017).
Insufisiensi mitral adalah daun katup mitral yang tidak dapat menutup
dengan rapat sehingga darah dapat mengalir balik atau akan mengalami
kebocoran (Arief, 2014).
C. Etiologi/Penyebab
Menurut Starry (2014) etiologi umum dari mitral regurgitasi sebagai
berikut:
1. Kelainan katup mitral valve
a) Penyakit jantung rematik
Penyakit jantung reumatik adalah kelainan katup jantung yang
menetap akibat demam reumatik akut sebelumnya, terutama
mengenai katup mitral. Penyakit jantung reumatik dapat menimbulkan
stenosis atau insufisiensi atau keduanya. Stenosis adalah
b) Perubahan myxomatous (termasuk prolapse katup mitral)
Perubahan myxomatous atau degenerasi katup mitral dapat terjadi
dikarenakan kelainan hormonal dan dapat juga dikarenakan hubungan
pasti antara patologi ini dan berbagai penyakit virus yang memiliki efek
merusak pada selebaran jantung, serta infeksi streptokokus, yang
menyebabkan kerusakan langsung tidak hanya pada alat katup, tetapi
juga pada endokardium jantung
c) Endokarditis infektif
Endokarditis adalah infeksi pada endokardium, yaitu lapisan bagian
dalam jantung. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh masuknya
bakteri ke aliran darah, yang kemudian menginfeksi bagian jantung
yang rusak.
2. Dilatasi anulus mitral pada berbagai penyebab, seperti :
a) Dilatasi penyakit jantung
Kardiomiopati dilatasi atau dilated cardiomyopathy (DCM) adalah
gangguan miokard yang didefinisikan oleh dilatasi dan gangguan fungsi
sistolik ventrikel kiri, atau kedua ventrikel, tanpa adanya penyakit arteri
koroner, kelainan katup, atau penyakit perikard.
b) Penyakit iskemik dengan ventrikel kiri melebar
Ischaemia Heart Disease yaitu penyakit jantung iskemik, keadaan
berkurangnya pasokan darah pada otot jantung yang menyebabkan
nyeri di bagian tengah dada dengan intensitas yang beragam dan
dapat menjalar ke lengan serta rahang. Lumen pembuluh darah
jantung biasanya menyempit karena plak ateromatosa.
3. Pecah korda tendinae (orda tendinea yang menghubungkan kedua katup
atrioventrkular dengan muskulus papilaris yang bersesuaian pada
ventrikel jantung)
a) Trauma
b) Infark miokard
Kondisi ini terjadi saat aliran darah ke arteri koroner jantung
mengalami penyempitan. Kedua hal ini akan membuat otot jantung
kekurangan oksigen dan mengalami kerusakan.
4. Gangguan otot papilaris
Gangguan otot jantung atau kardiomiopati adalah penyakit yang
mempersulit jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
5. Penyakit jantung iskemik
Ischaemia Heart Disease yaitu penyakit jantung iskemik, keadaan
berkurangnya pasokan darah pada otot jantung yang menyebabkan nyeri
di bagian tengah dada dengan intensitas yang beragam dan dapat
menjalar ke lengan serta rahang. Lumen pembuluh darah jantung
biasanya menyempit karena plak ateromatosa.
D. Manifestasi Klinik/Tanda dan Gejala
Menurut Songia (2017) tanda dan gejala regurgitasi katup mitral adalah
sebagai berikut :
1. Batuk (Keadaan Kongesti)
2. Kelelahan
3. Merasakan sensasi jantung berdetak (palpitasi)
4. Nyeri dada pada malam hari atau Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND)
adalah sesak nafas atau kesulitan bernafas yang terjadi pada malam hari
sehingga penderitanya terbangun dari tidurnya. PND disebabkan oleh
tekanan pada paru-paru saat tidur, sehingga tekanan oksigen di paru
menurun dan paru-paru menjadi kaku
5. Swollen pada kaki atau pergelangan kaki
E. Patofisiologi
Kelainan pada katup jantung khususnya pada katup mitral yaitu
regurgitasi katup mitral menyebabkan perubahan arah aliran darah dari
ventrikel kiri ke atrium kiri sehingga peningkatan beban volume atrium kiri
terjadi kongesti paru mengalami edema pada paru menyebabkan sesak
nafas. Akibat dari perubahan arah aliran beban akhir ventrikel menurun
menyebabkan hipertropi ventrikel kiri terjadi gagal jantung pada bagian kiri
(Songja, 2017).
Regurgitasi mitral akibat reumatik terjadi karena katup tidak bisa menutup
sempurna waktu sistol. Perubahan-perubahan katup mitral tersebut adalah
kalsifikasi, penebalan dan distorsi daun katup. Hal ini mengakibatkan
koaptasi yang tidak sempurna waktu sistol. Selain itu, pemendekan korda
tendinea mengakibatkan katup tertarik ke ventrikel terutama bagian posterior
dan dapat juga terjadi annulus atau rupture korda tendinea.
Selama fase sistol terjadi aliran regurgitan ke atrium kiri, mengakibatkan
gelombang V yang tinggi di atrium kiri, sedangkan aliran ke aorta
berkurang.Waktu diastole, darah mengalir dari atrium kiri ke ventrikel. Darah
atrium kiri tersebut berasal dari paru-paru melalui vena pulmonalis dan juga
darah regurgitan yang berasal dari ventrikel kiri waktu sistol sebelumnya.
Ventrikel kiri cepat distensi, apeks bergerak ke bawah secara mendadak,
menarik katup, kordae dan otot papilaris. Hal ini menimbulkan vibrasi
membentuk bunyi jantung ketiga (Starry, 2014)
F. Pathway

Kelainan katup Dilatasi Pecah korda Gangguan Ischaemia


mitral valve anulus mitral tendinae otot papilaris Heart Disease

Regurgitasi Mitral

Perubahan aliran
darah dari ventrikel
kiri ke atrium kiri

Beban akhir Peningkatan


Dilatasi atrium
ventrikel menurun tekanan volume

Kerusakan atrium kiri


Hipertropi pada
atrium
ventrikel kiri Kongesti paru
Takiaritmia

Gagal jantung kiri Edema paru

Sesak nafas
Penurunan Curah
Cepat lelah Peningkatan
Jantung
tekanan pada Pola nafas tidak
pulmonalis efektif
Intoleransi
Aktivitas
Gagal jantung
kanan

Nyeri Akut

Sumber : Starry,2014 ; Songja, 2017


G. Komplikasi
Komplikasi yang bisa terjadi pada regurgitasi mitral adalah (Arif, 2014) :
1. Kongesti vena pulmonalis
2. Edema paru
3. Emboli sistem
4. Hipertropi ventrikel kiri
5. Hipertensi arteri pulmonalis
6. Endokarditis
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang biasanya digunakan untuk mendiagnosa mitral
regurgitasi (Starry, 2014) :
1. EKG
2. Rontgen dada
3. Ekokardigrafi dan dopler warna
4. Monitoring holter
5. Pemeriksaan laboratorium lengkap
I. Penatalaksanaan Medis
Jika penyakitnya berat, katup perlu diperbaiki atau diganti sebelum
ventrikel kiri menjadi sangat tidak normal sehingga kelainannya tidak dapat
diatasi. Mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaiki katup
(valvuloplasti) atau menggantinya dengan katup mekanik. Memperbaiki
katup bisa menghilangkan regurgitasi atau menguranginya sehingga gejala
dapat ditolerir dan kerusakan jantung dapat dicegah (Bonis, 2016).
Setiap jenis penggantian katup memiliki keuntungan dan kerugian.Katup
mekanik biasanya efektif, tetapi menyebabkan meningkatnya resiko
pembentukan bekuan darah, sehingga biasanya untuk mengurangi resiko
tersebut diberikan antikoagulan.
Fibrilasi atrium juga membutuhkan terapi. Obat-obatan seperti beta-
blocker, digoxin dan verapamil dapat memperlambat denyut jantung dan
membantu mengendalikan fibrilasi (Dinarti, 2017).
J. Penatalaksanaan Keperawatan
Peran perawat dalam menangani pasien dengan diagnose mitral
regugitasi adalah sebagai berikut (Baumgartner, 2017) :
1. Mengenalkan tanda dan gejala penyakit pada pasien dan keluarga
2. Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan dasar
3. Edukasi pasien dan keluarga agar pasien tetap istirahat ditempat tidur
4. Berikan sesuai advis dokter
5. Bantu pasien untuk mendapatkan pemeriksaan laboratorium lengkap dan
radiologi
6. Edukasi pasien dan keluarga untuk rutin pengobatan dan control ke
fasilitas kesehatan
K. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan
a) Identitas pasien
Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat,
pekerjaan, suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal masuk
rumah sakit (MRS), nomor register, dan diagnosa medik.
b) Keluhan utama
1) Batuk
2) Kelelahan
3) Merasakan sensasi jantung berdetak (palpitasi)
4) Nyeri dada
5) Sesak nafas
c) Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan
pertanyaan tentang kronologi keluhan utama. Pengkajian yang didapat
dengan gejala-gejala mitral regurgitasi, yakni munculnya kelelahan,
palpitasi, batuk, dan nyeri dada yang disertasi sesak nafas. Tanyakan
juga gajala-gejala lain yang mengganggu pasien.
d) Riwayat penyakit dahulu
Untuk mengetahui riwayat penyakit dahulu tanyakan kepada
pasien apakah pasien sebelumnya menderita nyeri dada khas infark
miokardium, hipertensi, DM, atau hiperlipidemia. Tanyakan juga obat-
obatan yang biasanya diminum oleh pasien pada masa lalu, yang
mungkin masih relevan. Tanyakan juga alergi yang dimiliki pasien
e) Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga pasien yang menderita penyakit jantung, dan
penyakit keteurunan lain seperti DM, Hipertensi.
2. Pemeriksaan fisik: data fokus
a) Keadaan umum
Cek bila pasien kelihatan lelah, kekuatiran terhadap sesuatu,
keracunan, takipnea, sianosis, edema periferal, wajah kongenital dan
isnpeksi warna merah muda pada pipi (malar flush : indikasi mitral
stenosis) serta penampilannya
b) Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah
Nilai normalnya :
Nilai rata-rata sistolik : 110-140 mmHg
Nilai rata-rata diastolik : 80-90 mmHg
2) Nadi
Nilai normalnya : Frekuensi : 60-100x/menit
3) Respirasi
Nilai normalnya : Frekuensi : 16-20 x/menit
Pada pasien : respirasi meningkat, dipsnea pada saat istirahat /
aktivitas
4) Suhu badan
Suhu normal : 36,5oC – 37,5 oC
Metabolisme menurun, suhu menurun
c) Pemeriksaan head to toe
1) Mata (konjungtiva)
Inspeksi : anemis atau tidak anemis, bagian iris mata apakah
berwarna abu-abu disekeliling iris mata (corneal arcus) dan lesi
kuning disekeliling mata ( Xanthelasma).
2) Mulut
Inspeksi : adanya central cyanosis atau tidak, apakah ada angular
stomatitis
3) Leher
apakah ada pembesaran JVP, kelenjar tiroid dan limfe, apabila JVP
normal maka perlu dilajutkan pemeriksaan Hepatojugular Reflux
Maneuver (normalnya terjadi peningkatan sementara ≤ 1-3 cm
selama 15 detik palpasi, bila peningkatan berkelanjutan dan ≤ 4cm
maka dapat disimpulkan pasien mengalami hepatujuglar reflux
(HJR) posiitf.

4) Dada
Pemeriksaan IPPA (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi).
Inspeksi : melihat gerakan dinding dada, bentuk dada, kesimetrisan
dada, dan letak ictus cordis.
Palpasi : Meraba pergeseran PMI, getaran dinding dada, dan
denyut ictus cordis.
Perkusi : batas jantung normal pada orang dewasa kanan atas : ICS
II Linea Para Sternalis Dextra, kanan bawah : ICS IV
Linea Para Sternalis Dextra, kiri atas : ICS II Linea Para
Sternalis sinistra, kiri bawah : ICS IV Linea Medio
Clavicularis Sinistra.
Auskultasi : Holosistolik biasanya dilakukan radiasi pada aksila –
(S1 soft, S2 yang umum) memiliki intensitas yang sama
panjang, termasuk murmur pansistolik pada mitral
regurgitasi, regurgitasi trikuspid dan defek septal
ventrikular.
5) Abdomen
Terdapat asites dan hati teraba dibawah arkus kosta kanan.
6) Ekstremitas
lengan-tangan:reflex, warna dan tekstur kulit, edema, finger
clubbing, bandingakan arteri radialis kiri dan kanan.
3. Pemeriksaan penunjang
a) EKG
b) Rontgen dada
c) Ekokardigrafi dan dopler warna
d) Monitoring holter
e) Pemeriksaan laboratorium lengkap
4. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon
pasien terhadap masalah kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,
2017). Diagnosa berdasarkan SDKI adalah :
a) Penurunan curah jantung (D.0008)
Definisi : Ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolism tubuh
Penyebab : Perubahan irama jantung, perubahan frekuensi jantung,
perubahan kontraktilitas, perubahan preload, perubahan afterload
Kritera hasil : Tekanan darah menurun, CRT kembali normal, Palpitasi
menurun, Disentensi vena jugularis menurun, Gambaran EKG Aritmia
kembali normal, Lelah menurun.
b) Intoleransi aktivitas (D.0056)
Definisi : Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari
Penyebab : Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen,
tirah baring, kelemahan, imobilitas, dan gaya hidup monoton.
Kriteria hasil : kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
meningkat, kekuatan bagian tubuh atas dan bawah meningkat,
keluhan lelah menurun, dispnea saat aktivitas menurun
c) Nyeri Akut (D.0077)
Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual dan fungsional, dengan onset mendadak
atau lambat dan berinstensitas ringan hingga berat yang berlangsung
kurang dari 3 bulan
Penyebab:
agen pencedera fisiologis (Inflamasi,iskemia,neoplasma),agen
pencedera kimiawi (terbakar, bahan kimia iritan), agen pencedera fisik
(trauma, latihan fisik berlebihan) dan sindrom coroner akut
kriteria hasil :
keluhan nyeri menurun, meringis menrun, gelisah menurun, pola nafas
membaik, tekanan darah membaik dan pola tidur membaik
5. Perencanaan
Intervensi keperawatan adalah segala bentuk treatment yang dikerjakan
oleh perawat didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
mencapai tujuan luaran yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018). Diagnosa berdasarkan SIKI adalah :
a) Penurunan curah jantung (D.0008)
Dx. Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
keperawatan
Penurunan Tujuan : Perawatan jantung (I.02075)
curah jantung setelah dilakukan tindakan  Identifikasi tanda/gejala
(D.0008) keperawatan diharapkan primer penurunan curah
curah jantung meningkat. jantung
 Identifikasi tanda/gejala
Kriteria hasil : sekunder penurunan curah
1. Tekanan darah jantung
menurun,
2. CRT kembali normal  Monitor intake dan output
(membaik) cairan
3. Palpitasi menurun  Monitor keluhan nyeri dada
4. Disentensi vena jugularis  Berikan terapi terapi
menurun relaksasi untuk mengurangi
5. Gambaran EKG Aritmia strees, jika perlu
kembali normal  Anjurkan beraktifitas fisik
(membaik) sesuai toleransi
6. Lelah menurun  Anjurkan berakitifitas fisik
secara bertahap
 Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu

b) Intoleransi aktivitas (D.0056)


Dx.
Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
keperawatan
Intoleransi Tujuan : Manajemen energi( I.05178)
aktivitas Setelah dilakukan tindakan  Monitor kelelahan fisik dan
(D.0056) keperawatan diharapkan emosional
toleransi aktivitas  Monitor pola dari jam tidur
meningkat  Berikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
Kriteria hasil :
1. Kemudahan dalam  Fasilitasi duduk di sisi tempat
melakukan aktivitas tidur, jika tidak dapat
sehari-hari meningkat, berpindah atau berjalan
2. Kekuatan bagian tubuh  Anjurkan tirah baring
atas dan bawah  Anjurkan menghubungi
meningkat perawat apabila tanda dan
3. Keluhan lelah menurun, gejala kelelahan tidak
4. Dispnea saat aktivitas berkurang
menurun  Kolaborasi dengan ahli gizi
terkait cara meningkatkan
asupan nutrisi
c) Nyeri Akut (D.0077)
Dx.
Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
keperawatan
Nyeri Akut Tujuan : Manajemen Nyeri (I.08238)
(D.0077) Setelah dilakukan tindakan Identifikasi skala nyeri
keperawatan diharapkan
 Identifikasi respon nyeri non
nyeri akut berkurang verbal
 Berikan teknik
Kriteria hasil :
nonfarmakologis ( misal
1. Keluhan nyeri menurun,
:terapi musik, aromaterapi,
meringis menurun teknik imajinasi terbimbing)
 Kontrol lingkungan yang
2. Gelisah menurun
memperberat rasa nyeri
3. Pola nafas membaik,  Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Tekanan darah membaik  Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
5. Pola tidur membaik  Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Daftar Pustaka

Arif, Muttaqin. (2014) .Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem


kardiovaskular dan hematologi. Jakarta: Salemba Madika.

Baumgartner Helmut, Falk Volkmar, Bax Jeroen J, et al. (2017). ESC/EACTS


Guidelines For Management Valvular Heart Disease. European Heart Journal,
Volume 38, Issue 36, Pages 2739–2791.

De Bonis M, Al-Attar N, Antunes M, Borger M, et al. (2016) .“Surgical and


interventional management of mitral valve regurgitation: a position statement
from the European Society of Cardiology Working Groups on Cardiovascular
Surgery and Valvular Heart Disease.” Eur Heart J. 37(2): 133-139.

Dinarti, & Muryani, Y. (2017). Buku Asuhan Keperawatan Pada Pasien


Gangguan Kardiovaskuler : aplikasi nic&noc. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

Luna M. (2017) .“Treating Mitral Regurgitation in 2017.” UT Southwestern


Medical center.

PPNI, Tim Pokja SDKI DPP . (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia .
DPP PPNI. Jakarta Selatan.

PPNI, Tim Pokja SDKI DPP . (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia .
DPP PPNI. Jakarta Selatan.

PPNI, Tim Pokja SIKI DPP . (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia .
DPP PPNI. Jakarta Selatan.

Songia P, Porro B, Chiesa M, et al. (2017) . “Identification of Patients Affected by


Mitral Valve Proplapse with Severe Regurgitation: A Multivariable Regression
Model.” Oxidative Medicine and Cellular Longevity.

Starry, Homenta. (2014). Buku Praktis Kardiologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai