Anda di halaman 1dari 10

Nama Merry Lidya

:
NIM 111946921101107
:
Program Studi Profesi Ners

PEMASANGAN KATETER
A. Definisi
Kateter urin adalah selang yang dimasukkan ke dalam kandung kemih untuk
mengalirkan urin melalui saluran kemih yang dimasukkan ke dalam kandung
kemih untuk membantu memenuhi kebutuhan berkemih dengan menggantikan
kebiasaan normal dari pasien untuk berkemih secara langsung dengam
menggunakan selang (Marrelli, 2007;Hidayat, 2006). Kateter adalah selang atau
tabung kecil, berongga, fleksibel yang dimasukkan ke dalam saluran kemih dan
kandung kemih (Sunshine Coast Hospital and Health Service, 2017). Tujuan
pemasangan kateter adalah :
1. Membantu memenuhi kebutuhan pasien terkait berkemih
2. Mengosongkan kandung kemih
3. Digunakan pada pasien operasi, sakit, penurunan kesadaran, cedera, penyakit
akut, dll
4. Menjaga agar kandung kemih tetap kosong
5. Memonitor keseimbangan cairan Sebagai pengambilan bahan pemeriksaan
6. Meningkatkan rasa nyaman pasien akibat distensi abdomen
7. Memfasilitasi pengukuran output urin yang lebih akurat pada pasien yang
membutuhkan pengukuran urin 24 jam.

B. Jenis-Jenis Kateter
Terdapat dua jenis kateter urin yaitu dengan kateter urin menetap (indwelling
catheter) dan kateter yang hanya digunakan sewaktu-waktu dibutuhkan
(intermitten catheter) (Sari & Satyabakti, 2015).Selain itu jenis lainnya dikenal
dengan suprapubic catheter atau condom catheter. Ukuran kateter anak 8-10
French (Fr), Wanita14-16 Fr dan Laki-laki:16-18 Fr. Bahan kateter urin antara
lain silikon, latex, teflon, plastik, logam.Jenis: straight tip, coude, 3 way, 2 way, 1
way.

C. Indikasi Pemasangan kateter


1. pasien dengan kesulitan BAK
2. pengambilan sampel untuk kultur urin (memeriksa bakteri dan jenis
bakteri)
3. membantu dalam pemeriksaan radiologi
4. monitor produksi urin
5. untuk irigasi kandung kemih
6. untuk membantu proses penyembuhan luka di sakral dan perineum pada
pasien inkontinensia urin
7. monitor keseimbangan cairan
8. mengukur sisa atau residu urin, seperti pasien telah menjalani prosedur
pembedahan, mengalami tumor, trauma sistem perkemihan, dan pasien
kritis dengan masalah komplit di mana terdapat masalah dengan sistem
perkemihan (Gosnell, 2019).
D. Kontraindikasi Pemasangan Kateter
1. apabila pasien mengalami striktur uretra, ruptur uretra
2. adanya infeksi pada saluran perkemihan (Nuari & Widayati, 2017).
3. Pada pasien memiliki riwayat sulit dipasang kateter urin,
4. Pasien dicurigai mengalami perdarahan
5. Pasien mengalami prostitis akut, phymosis, suspek trauma urethral
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN KATETER PADA LAKI-LAKI
Alat :
1. Bak instrument besar
2. Sarung tangan steril dan bersih
3. Jelly/pelican yang sudah dituangan diatas kasa steril
4. Kateter steril sesuai ukuran yang diperlukan
5. Spuit 10cc dan aquadest
6. Kom steril
7. Cairan betadin
8. Perlak dan alas
9. Bengkok
10. Urinal bag
11. Tempat sampah basah
12. Waskom berisi larutan klorin 0,5% atau betadin
13. Pinset anatomis teril
14. Duk lubang steril
15. Klem anatomis
16. Gunting perban
17. Kassa steril
18. Plester

No Tindakan Gambar
1. Menjaga Privacy Klien

2. Menggunakan handscoon bersih

3. Membantu pasien pada posisi


supinas/telentang dan membantu
melepaskan pakaian bagian bawah
pasien dan memasng perlak dan alasa
dibawah bokong pasien
4. Mengsii spuit dengan aquadest
sebanyak 10 cc

5. Mengunting plester secukupnya

6. Dekatkan bengkok ke pasien dan buka


bak instrumen

7. Mengisi kom dengan cairan betadine


dan menuangkan jelly ke kasa steril
secukupnya
8. Buka set Katter dengan menjaga
kesterilan letakan kedalan bak
instrumen

9. Lepas handscoon bersih dan buang


ketempat sampah basah
10. Pasang handscoon steril dan lakukan
pemasangan duk lubang ke area
genetalia
11. Ambil pinset streril dengan tangan
dominan kemudian masukan kasa ke
dalam kom berisi betadine
12. Lakukan disenfektan menggunakan
pinset dengan tangan dominan pada
area genetalia searah jarum jam dari
glan penis sampai corpus penis
sedangkan tangan dominan mmegang
corpus penis dengan posisi mantap ,
apabila sudah selesai disenfektan
maka letakkan pinset kedalam
Waskom yang berisi larutan klorin
0,5%
13. Ambil selang Katter dan oleskan
ujungnya dengan jelly yang sudah
dioleskan diatas kassa sepanjang 5 cm
menggunakan tangan dominan
14. Memegang corpus penis dengan
tangan dominan dan masukan kateter
dengan hati-hati sekitar 13-15 cm,
lakukan tindakan itu sampai urine
terlihat mengalir ke penampungan
urine/bengkok

15. Klem bagian bawah kateter


menggunakan klem anatomis dan
lepas duk lubangd ari genetalia
dengan klem masih menjept selang
kateter dan segera sambungkan Katter
dengan urinal bag setelah itu lepaskan
klem anataomis dari selang kateter
16. Menyuntikkan spuit 10cc yang berisi
aquadest ke Katter untuk membuat
balon Katter setelah itu maka Tarik
kembali selang aktter sampai ada
terasa tahanan

17. Memfiksasi Katter dengan plester


pada bagian paha dalam dengan posisi
penis mengarah ke atas

18. Merapikan peralatan, melepaskan


sarung tangan dan merapikan klien
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN KATETER PADA PEREMPUAN
Alat :
1. Bak instrument besar
2. Sarung tangan steril dan bersih
3. Jelly/pelican yang sudah dituangan diatas kasa steril
4. Kateter steril sesuai ukuran yang diperlukan
5. Spuit 10cc dan aquadest
6. Kom steril
7. Cairan betadin
8. Perlak dan alas
9. Bengkok
10. Urinal bag
11. Tempat sampah basah
12. Waskom berisi larutan klorin 0,5% atau betadin
13. Pinset anatomis teril
14. Duk lubang steril
15. Klem anatomis
16. Gunting perban
17. Kassa steril
18. Plester

No Tindakan Gambar
1. Menjaga Privacy Klien

2. Menggunakan handscoon
bersih

3. Membantu pasien pada


posisi dorsal recumbent dan
membantu melepaskan
pakaian bagian bawah pasien
dan memasng perlak dan
alas dibawah bokong pasien
4. Mengsii spuit dengan
aquadest sebanyak 10 cc

5. Mengunting plester
secukupnya

6. Dekatkan bengkok ke pasien


dan buka bak instrumen

7. Mengisi kom dengan cairan


betadine dan menuangkan
jelly ke kasa steril
secukupnya
8. Buka set Katter dengan
menjaga kesterilan letakan
kedalan bak instrumen

9. Lepas handscoon bersih dan


buang ketempat sampah
basah
10. Pasang handscoon steril dan
lakukan pemasangan duk
lubang ke area genetalia
11. Ambil pinset streril dengan
tangan dominan kemudian
masukan kasa ke dalam kom
berisi betadine
12. Lakukan disenfektan
menggunakan pinset dengan
tangan dominan dan lakukan
vulva hygiene dengan cara
usap satu kali secara
bergantian menggunakan
kapas DTT dari atas sampai
bawah bagian labia mayora
kiri dan kanan, usap satu kali
sacara bergantian
menggunakan kapas DTT
dari atas sampai bawah
bagiab labia minora kiri dan
kanan dan usap satu kali
menggunakan kapas DTT
dari klitoris sampai bagian
bawah perineum setelah itu
maka letakkan pinset
kedalam Waskom yang
berisi larutan klorin 0,5%
13. Ambil selang Kateter dan
oleskan ujungnya dengan
jelly yang sudah dioleskan
diatas kassa sepanjang 5 cm
menggunakan tangan
dominan
14. Buka labia dan masukan
kateter dengan hati-hati
sekitar 5-8 cm, lakukan
tindakan itu sampai urine
terlihat mengalir ke
penampungan urine/bengkok

15. Klem bagian bawah kateter


menggunakan klem anatomis
dan lepas duk lubang dari
genetalia dengan klem masih
menjept selang kateter dan
segera sambungkan Kateter
dengan urinal bag setelah itu
lepaskan klem anataomis
dari selang kateter
16. Menyuntikkan spuit 10cc
yang berisi aquadest ke
Katter untuk membuat balon
Katter setelah itu maka Tarik
kembali selang aktter sampai
ada terasa tahanan
17. Memfiksasi Katter dengan
plester pada bagian paha
dalam dengan posisi penis
mengarah ke atas

18. Merapikan peralatan,


melepaskan sarung tangan
dan merapikan klien
DAFTAR PUSTAKA
Bai, Y., Wang, X., Li, X., Pu, C., Yuan, H., Tang, Y., Li, J., Wei, Q., & Han, P. (2015).
Management of Catheter-Related Bladder Discomfort in Patients Who Underwent
Elective Surgery. Journal of Endourology, 29(6), 640–649.
https://doi.org/10.1089/end.2014.0670

Fumincelli, L., Mazzo, A., Martins, J. C. A., Henriques, F. M. D., & Orlandin, L. (2017).
Quality of life of patients using intermittent urinary catheterization. Revista
LatinoAmericana de Enfermagem, 25(0). https://doi.org/10.1590/1518-
8345.1816.2906

Gosnell. (2019). Foundation & Adult Health Nursing: 8th edition. ELSEVIER.

Hidayat, A. Alimul. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia: aplikasi konsep dan proses
keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai