Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KEPERAWATAN ANAK II

Tentang

ASD (Atrial Septal Defek)

Dosan Pengampu :

Muhsinin Ns.M.Kep.,Sp.Anak

Nama : Norbaiti Ridhatillah


NPM : 1714201110037
Kelas : 5A

UNIVERSITAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
BANJARMASIN TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Laporan Pendahuluan Atrium Septal Defect (ASD)

A. Pengertian
Atrium Septal Defect (ASD) adalah penyakit jantung bawaan berupa lubang
(defek) pada septum interatrial (sekat antar serambi) yang terjadi karena kegagalan
fungsi septum interatrial semasa janin. Atrial Septal Defect (ASD) adalah suatu
lubang pada dinding (septum) yang memisahkan jantung bagian atas (atrium kiri dan
atrium kanan).
Kelainan jantung ini mirip seperti Ventrikel Septal Defect (VSD), tetapi letak
kebocoran di septum antara serambi kiri dan kanan. Kelainan ini menimbulkan
keluhan yang lebih ringan dibanding VSD.
Defek sekat atrium adalah hubungan langsung antara serambi jantung kanan
dan kiri melalui sekatnya karena kegagalan pembentukan sekat. Defek ini dapat
berupa defek sinus venousus di dekat muara vena kava superior, foramen ovale
terbuka pada umumnya menutup spontan setelah kelahiran, defek septum sekundum
yaitu kegagalan pembentukan septum sekundum dan defek septum primum adalah
kegagalan penutupan septum primum yang letaknya dekat sekat antar bilik atau pada
bantalan endokard.

B. Anatomi Fisiologi Kardiovaskuler


Jantung merupakan sebuah organ muskuler berongga yang terdiri dari otot-
otot. Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena jika dilihat dari bentuk dan
susunannya sama dengan otot serat lintang, dan cara kerjanya dipengaruhi oleh
susunan saraf otonom atau diluar kemauan.
Bentuk jantung menyerupai jantung pisang bagian atasnya tumpul (pangkal
jantung) yang disebut juga basis kordis, disebelah bawah agak runcing yang
disebut apeks cordis. Jantung terletak dirongga dada sebelah depan (cavum
mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, diatas
diafragma, dan pangkalnya terdapat dibelakang kiri antara costa V dan VI, dua jari
dibawah papila mamae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan jantung yang
disebut iktuscordis. Ukuran jantung + sebesar genggaman tangan kanan dan
beratnya kira-kira 250 – 300 gram.
a. Anatomi Jantung

1. Lapisan Jantung
(Menurut Syaifiuddin 2006 hal, 122) lapisan jantung terdiri dari 3 lapisan:
a. Perikardium
Lapisan ini merupakan lapisan terluar dari jantung yang merupakan selaput
pembungkus, yang terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan parietal dan viseral
yang bertemu di pangkal jantung membentuk kantung jantung.
b. Miokardium
Lapisan ini merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot
jantung, otot jantung ini membentuk bundalan-bundalan otot yaitu :
1) Bundalan otot atria, yang terdapat dibagian kiri atau kanan dari basis
cordis yang membentuk serambi atau aurikula cordis.
2) Bundalan otot ventrikel, yang membentuk bilik jantung, yang dimulai dari
cincin atrio ventikuler sampai di apeks jantung.
3) Bundalan otot atrio ventrikuler, merupakan dinding pemisah antara
serambi dan bilik jantung
c. Endokardium
Merupakan lapisan jantung yang terdapat disebelah dalam yang terdiri dari
jaringan endotel atau selaput lendir yang melapisi permukaan rongga jantung.

2. Ruang Jantung
a. Atrium kanan
Berfungsi sebagai penyimpan darah yang berasal dari vena cava superior dan
inferior dan pemyalur darah dari vena – vena sirkulasi sistemik kedalam
ventrikel kanan kemudian ke paru – paru.
b. Ventrikel kanan
Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit yang unik guna menghasilkan kontraksi
bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah kedalam arteri
pulmonalis
c. Atrium kiri
Atrium kiri menerima darah yang sudah di oksigenisasikan dari paru – paru
melalui vena pulmonalis.
d. Ventrikel kiri
Ventrikel kiri meghasilkan tekanan yang tinggi untuk mengatasi tahanan
sirkulasi sistemik dan mempertahankan aliran darah ke jaringan perifer.
3. Katup-katup Jantung
Katup jantung berfungsi mempertahankan aliran darah searah melaui bilik-bilik
jantung. Ada 2 jenis katup jantung yaitu katup atrioventrikularis (katup AV) yang
memisahkan atrium dengan ventrikel, dan katup semilunaris yang memisahkan
arteri pulmonalis dan aorta dari ventrikel yang bersangkutan.
Katup-katup ini membuka dan menutup secara pasif, menanggapi perubahan
tekanan dan volume dalam bilik-bilik jantung dari pembuluh darah.
a. Katup Atrioventrikularis
Katup ini terbagai atas 2 katup yaitu :
1) Katup trikuspidalis
Terletak diantara atrium kanan dan ventrikel kanan, yang berfungsi sebagai
penerima suplai darah dari atrium kanan dan menyalurkan ke ventrikel
kanan.
2) Katup bikuspidalis atau mitral
Terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri, berfungsi sebagai penerima
suplai darah yang kaya O2 dari atrium kiri kemudian dialirkan ke ventrikel
kiri.
b. Katup Semilunaris
Terdiri dari 2 katup yaitu :
1) Katup pulmonalis
Terletak antara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis, berfungsi
mengalirkan darah ke paru-paru.
2) Katup aorta
Terletak antara ventrikel kiri dan aorta, berfungsi mengalirkan darah ke
seluruh tubuh.
b. Fisiologi Sistem Peredaran Darah Manusia
Macam Peredaran Darah
Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang
dialirkan dari dan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah mengalir
melewati jantung sebanyak dua kali sehingga disebut sebagai peredaran darah
ganda yang terdiri dari :
a. Peredaran darah panjang/besar/sistemik
Peredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari bilik
(ventrikel) kiri jantung lalu diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen
bertukar dengan karbondioksida di jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya
karbondioksida dibawa melalui vena menuju serambi kanan (atrium) jantung.
b. Peredaran darah pendek/kecil/pulmonal
Peredaran darah yang mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru dan
kembali ke jantung. Darah yang kaya karbondioksida dari bilik kanan dialirkan
ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolus paru-paru darah tersebut
bertukar dengan darah yang kaya akan oksigen yang selanjutnya akan
dialirkan ke serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis.
Proses peredaran darah dipengaruhi juga oleh kecepatan darah, luas
penampang pembuluh darah, tekanan darah dan kerja otot yang terdapat pada
jantung dan pembuluh darah.
Pada kapiler terdapat spingter prakapiler mengatur aliran darah ke kapiler :
1) Bila spingter prakapiler berelaksasi maka kapiler-kapiler yang bercabang
dari pembuluh darah utama membuka dan darah mengalir ke kapiler.
2) Bila spingter prakapiler berkontraksi, kapiler akan tertutup dan aliran darah
yang melalui kapiler tersebut akan berkurang.
C. Macam-macam Defek
Macam-macam defek sekat ini harus ditutup dengan tindakan bedah sebelum
terjadinya pembalikan aliran darah melalui pintasan ini dari kanan ke kiri sebagai
tanda timbulnya sindrome Eisenmenger. Bila sudah terjadi pembalikan aliran darah,
maka pembedahan dikontraindikasikan. Tindakan bedah berupa penutupan dengan
menjahit langsung dengan jahitan jelujur atau dengan menambal defek dengan
sepotong dakron. Berdasarkan lokasi lubang, diklasifikasikan dalam 3 tipe, yaitu:
1. Ostium Primum (ASD 1), letak lubang di bagian bawah septum,mungkin disertai
kelainan katup mitral.
2. Ostium Secundum (ASD 2), letak lubang di tengah septum.
3. Sinus Venosus Defek, lubang berada diantara Vena Cava Superior dan Atrium
Kanan.

D. Etiologi
Penyebabnya belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang
diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian ASD, faktor – faktor
tersebut diantaranya:
1. Faktor prenatal
a. Ibu menderita infeksi rubella
b. Ibu Alkoholisme
c. Umur ibu lebih dari 40 Tahun
d. Ibu menderita IDDM
e. Ibu meminum obat – obatan penenang atau jamu
2. Faktor genetik
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
b. Ayah atau ibunya menderita penyakit jantung bawaan
c. Kelainan kromosom misalnya sindrom down
d. Lahir dengan kelainan bawaan lain
ASD merupakan suatu kelainan jantung bawaan. Dalam keadaan normal, pada
peredaran darah janin terdapat suatu lubang diantara atrium kiri dan kanan sehingga
darah tidak perlu melewati paru-paru. Pada saat bayi lahir, lubang ini biasanya
menutup. Jika lubang ini tetap terbuka, darah terus mengalir dari atrium kiri ke atrium
kanan (shunt). Penyebab dari tidak menutupnya lubang pada septum atrium ini tidak
diketahui.

E. Patofisiologi
Pada kasus Atrial Septal Defect yang tidak ada komplikasi, darah yang mengandung
oksigen dari Atrium Kiri mengalir ke Atrium Kanan tetapi tidak sebaliknya. Aliran
yang melalui defek tersebut merupakan suatu proses akibat ukuran dan complain dari
atrium tersebut. Normalnya setelah bayi lahir complain ventrikel kanan menjadi lebih
besar daripada ventrikel kiri yang menyebabkan ketebalan dinding ventrikel kanan
berkurang. Hal ini juga berakibat volume serta ukuran atrium kanan dan ventrikel
kanan meningkat. Jika complain ventrikel kanan terus menurun akibat beban yang
terus meningkat shunt dari kiri kekanan bisa berkurang. Pada suatu saat sindroma
Eisenmenger bisa terjadi akibat penyakit vaskuler paru yang terus bertambah berat.
Arah shunt pun bisa berubah menjadi dari kanan kekiri sehingga sirkulasi darah
sistemik banyak mengandung darah yang rendah oksigen akibatnya terjadi hipoksemi
dan sianosis.
F. Pathway ASD

Atrial Septal Defek (ASD)


Defek antara atrial dextra dan
atrial sinistra

Tekanan atrium sinistra > tekanan atrium


dextra

Aliran darah dari atrial sinistra


ke atrial dextra

Volume atrium Aliran darah dari atrial Volume atrium


sinistra menurun sinistra ke atrial dextra dextra meningkat

Penurunan Volume ventrikel


curah jantung dextra meningkat

Suplai oksigen
Suplai oksigen Volume ventrikel
dan nutrisi ke
menurun dextra meningkat
jaringan
menurun

Hipoksia Edema
jaringan paru
Gangguan
pertumbuhan dan
perkembangan
Volume paru
Lemah, letih, menurun
lemas

Gangguan
Intoleransi pertukaran gas
Aktifitas
G. Manifestasi klinis
Adapun manifestasi klinis dari Ateri Septal Defect
1. Sering mengalami infeksi saluran pernafasan
2. Dispnea (kesulitan dalam bernafas)
3. Sesak nafas ketika melaukan aktivitas
4. Jantung berdebar – debar (palpitasi)
5. Aritmia
6. Clubbing finger

H. Komplikasi
Adapun komplikasi dari Aterial Septal Defect
1. Gagal jantung
2. Penyakit pembuluh darah paru
3. Endokarditis
4. Aritmia
5. Clubbing finger

I. Pemeriksaan diagnostic
1. Rontgen dada
2. Ekokardiografi
3. Doppler berwarna
4. Ekokardiografi trans esophageal
5. Kateterisasi jantung
6. MRI dada
7. Foto thorax

J. Penatalaksanaan
1. Pembedahan penutupan defek dianjurkan pada saat anak berusia 5-10 tahun.
Prognosis sangat ditentukan oleh resistensi kapiler paru, dan bila terjadi sindrome
Eisenmenger, umumnya menunjukkan prognosis buruk.
2. Amplazer Septal Ocluder
3. Sadap jantung (bila diperlukan).
Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian
1. Riwayat kesehatan
Bukti penambahan BB yang buruk, makan buruk, intoleransi aktivitas, postur
tubuh tidak umum, atau infeksi saluran pernapasan yang sering. Observasi anak
terhadap manifestasi ASD Pada Bayi.
a. Dispnea, khususnya setelah kerja fisik seperti makan, menangis, mengejan
b. Keletihan
c. Pertumbuhan dan perkembangan buruk (gagal tumbuh)
Sebagian anak menderita KJB dapat tumbuh dan berkembang secara normal.
Pada kasus yang spesifik seperti VSD, ASD dan TF, pertumbuhan fisik anak
terganggu, terutama berat badannya. Anak kelihatan kurus dan mudah sakit,
terutama karena mengalami infeksi saluran pernapasan. Sedangkan untuk
perkembangannya yang sering mengalami gangguan adalah aspek motoriknya.
d. Pola Aktivitas
Anak-anak yang menderita TF sering tidak dapat melaksanakan aktivitas
sehari-hari secara normal. Apabila melakukan aktivitas yang membutuhkan
banyak energi, seperti berlari, bergerak, berjalan-jalan cukup jauh,
makan/minum yang tergesa-gesa, menangis atau tiba-tiba jongkok (squating),
anak dapat mengalami serangan sianosis. Hal ini dimaksudkan untuk
memperlancar aliran darah ke otak. Kadang-kadang tampak pasif dan lemah,
sehingga kurang mampu untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari dan perlu
dibantu
2. Lakukan pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan yang mendetail terhadap jantung.
a. Denyut arteri pulmonalis dapat diraba di dada
b. Pemeriksaan dengan stetoskop menunjukkan bunyi jantung yang Abnormal.
c. Bisa terdengar murmur akibat peningkatan aliran darah yang melalui katup
pulmonalis
d. Tanda-tanda gagal jantung
e. Jika shuntnya besar, murmur juga bisa terdengar akibat peningkatan aliran
darah yang mengalir melalui katup trikuspidalis
3. Lakukan pengukuran tanda-tanda vital.
Kaji tampilan umum, perilaku, dan fungsi:
a. Inspeksi
1) Status nutrisi–Gagal tumbuh atau penambahan berat badan yang buruk
berhubungan dengan penyakit jantung.
2) Warna – Sianosis adalah gambaran umum dari penyakit jantung
kongenital, sedangkan pucat berhubungan dengan anemia, yang sering
menyertai penyakit jantung.
3) Deformitas dada – Pembesaran jantung terkadang mengubah konfigurasi
dada.
4) Pulsasi tidak umum – Terkadang terjadi pulsasi yang dapat dilihat.
5) Ekskursi pernapasan – Pernapasan mudah atau sulit (mis; takipnea,
dispnea, adanya dengkur ekspirasi).
6) Jari tabuh – Berhubungan dengan beberapa type penyakit jantung
kongenital.
7) Perilaku – Memilih posisi lutut dada atau berjongkok merupakan ciri khas
dari beberapa jenis penyakit jantung.
b. Palpasi dan perkusi
1) Dada – Membantu melihat perbedaan antara ukuran jantung dan
karakteristik lain (seperti thrill-vibrilasi yang dirasakan pemeriksa saat
mampalpasi)
2) Abdomen – Hepatomegali dan/atau splenomegali mungkin terlihat.
3) Nadi perifer – Frekwensi, keteraturan, dan amplitudo (kekuatan) dapat
menunjukkan ketidaksesuaian.
c. Auskultasi
1) Jantung – Mendeteksi adanya murmur jantung.
2) Frekwensi dan irama jantung – Menunjukkan deviasi bunyi dan intensitas
jantung yang membantu melokalisasi defek jantung.
3) Paru-paru – Menunjukkan ronki kering kasar, mengi.
4) Tekanan darah – Penyimpangan terjadi dibeberapa kondisi jantung (mis;
ketidaksesuaian antara ekstremitas atas dan bawah) Bantu dengan prosedur
diagnostik dan pengujian – mis; ekg, radiografi, ekokardiografi,
fluoroskopi, ultrasonografi, angiografi, analisis darah (jumlah darah,
haemoglobin, volume sel darah, gas darah), kateterisasi jantung.
B. Diagnosa keperawatan
1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan defek struktur
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan sistem transport oksigen
3. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan ketidak
adekuatan oksigen dan nutrien pada jaringan; isolasi sosial.
C. Intervensi
1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan defek struktur
Tujuan : Klien akan menunjukan perbaikan curah jantung
kriteria hasil
a. Frekwensi jantung, tekanan darah, dan perfusi perifer berada pada batas
normal sesuai usia
b. Keluaran urine adekuat (antara 0,5 – 2 ml/kg BB, tergantung pada usia)

Intervensi

a. Beri digoksin sesuai program


b. Beri obat penurun afterload sesuai program
c. Beri diuretik sesuai program
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gangguan sistem transport oksigen
Tujuan : klien mempertahankan tingkat energi yang adekuat tanpa stress tambahan
Kriteria Hasil
a. Anak menentukan dan melakukan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan
b. Anak mendapatkan waktu istirahat atau tidur yang tepat

Intervensi

a. Berikan periode istirahat yang sering dan periode tidur tanpa gangguan
b. Anjurkan prmainan dan aktivitas tenang
c. Bantu anak memilih aktivitas yang sesuai dengan usia, kondisi, dan
kemampuan.
d. Hindari suhu lingkungan yang ekstrem karena hipertermia atau hipotermia
meningkatkan kebutuhan oksigen
e. Implementasikan tindakan untuk menurunkan ansietas
f. Berespon dengan segera terhadap tangisan atau ekspresi lain dari strees
3. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan ketidak
adekuatan oksigen dan nutrien pada jaringan; isolasi sosial.
Tujuan : pasien mengikuti kurva pertumbuhan berat badan dan tinggi badan
Kriteria Hasil:
a. Anak mencapai pertumbuhan yang adekuat
b. Anak melakuakan aktivitas sesuai usia
c. Anak tidak mengalami isolasi sosial

Intervensi

a. Beri diet tinggi nutrisi yang seimbang untuk mencapai pertumbuhan yang
adekuat
b. Pantau tinggi dan brat badan; gambarkan pada grafik pertumbuhan untuk
menentukan kecendrungan pertumbuhan
c. Dapat memberikan suplemen zat besi untuk mengatasi anemia, bila di
anjurkan
d. Dorong aktivitas yang sesuai usia.
e. Tekankan bahwa anak mempunyai kebutuhan yang sama terhadap sosialisasi
seperti anak yang lain.
f. Izinkan anak menata ruanganya sendiri dan batasan aktivitas karena anak akan
beristirahat bila lelah.
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

Prihatini, Rika Yenny. 2018. Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak. Web RSUA

Syaifuddin. (2015). Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika

Sudarta, I Wayan. 2016. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler.
Yogyakarta: Gosyen Publishing

Anda mungkin juga menyukai