Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN ICU PADA Ny.T.

S DENGAN GANGGUAN
SISTEM KARDIOVASKULER CHF (CONGESTIVE HEART
FAILURE) RSUD DOLOKSANGGUL
2023

OLEH:

Nama : Ele Ejer Panjaitan


NIM : 2214007
Prodi : D-III KEPERAWATAN

DOSEN PEMBIMBING:

Nova Sonty Node Siegar SKM,M.Kes


NIDN: 0113118801

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STiKes) KESEHATAN BARU

PRODI D III KEPERAWATAN JL.SIPALAKKI DOLOKSANGGUL


KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
T.A 2022/2023
BAB I
TEORITIS MEDIS

1.1 Defenisi

Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung kongestif adalah ke


tidakmampuan jantung untuk memompa darah keseluruh jaringan dan keadaan
patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah
untuk metabolisme jaringan (Ardiansyah, M, 2012).

CHF adalah sindrom yang ditandai oleh disfungsi salah satu atau kedua paru dan
vena sistemik sehingga asupan oksigen ke jaringan perifer kurang baik pada saat relaks
atau selama stressor berlangsung, yang disebabkan oleh ketidakmampuan jantung
menjalankan fungsinya (HFSA, 2010) Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu
kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi
kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat. Hal ini mengakibatkan
peregangan ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih banyak untuk
dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal.
Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang singkat dan dinding otot
jantung yang 7 8 melemah tidak mampu memompa dengan kuat. Sebagai akibatnya,
ginjal sering merespons dengan menahan air dan garam. Hal ini akan mengakibatkan
bendungan cairan dalam beberapa organ tubuh seperti tangan, kaki, paru, atau organ
lainnya sehingga tubuh klien menjadi bengkak (congestive) (Udjianti, 2010).

1.2 Anatomi Jantung


Jantung adalah salah satu organ penting dalam tubuh kita. Fungsi jantung secara
umum adalah bekerja sebagai pompa. Fungsi pompa ini adalah kaitannya dengan sistem
peredaran tubuh sehingga ketika jantung bekerja untuk dan dalam rangka memompakan
darah ke seluruh jaringan tubuh kita. Jantung adalah sebuah pompa yang memiliki empat
bilik. Dua bilik yang terletak di atas disebut Atrium, dan dua yang di bawah disebut
Ventrikel (Tortora, 2012). Jantung juga dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian
kanan yang bertugas memompa darah ke paru-paru, dan bagian kiri yang bertugas
memompa darah ke seluruh tubuh manusia (Tortora, 2012).
Ukuran, Posisi atau letak Jantung Ukuran jantung manusia mendekati ukuran
kepalan tangannya atau deng an ukuran panjang kira-kira 5″ (12 cm) dan lebar sekitar
3,5″ (9 cm). Jantung terletak di belakang 9 tulang sternum, tepatnya di ruang
mediastinum diantara kedua paru-paru dan bersentuhan dengan diafragma. Bagian atas
jantung terletak dibagian bawah sternal notch, 1/3 dari jantung berada disebelah kanan
dari midline sternum, 2/3 nya disebelah kiri dari midline sternum. Sedangkan bagian
apek jantung di interkostal ke-5 atau tepatnya di bawah puting susu sebelah kiri.

1. Ukuran, Posisi atau letak Jantung Ukuran jantung manusia mendekati ukuran
kepalan tangannya atau deng an ukuran panjang kira-kira 5″ (12 cm) dan lebar
sekitar 3,5″ (9 cm). Jantung terletak di belakang 9 tulang sternum, tepatnya di ruang
mediastinum diantara kedua paru-paru dan bersentuhan dengan diafragma. Bagian
atas jantung terletak dibagian bawah sternal notch, 1/3 dari jantung berada disebelah
kanan dari midline sternum, 2/3 nya disebelah kiri dari midline sternum. Sedangkan
bagian apek jantung di interkostal ke- 5 atau tepatnya di bawah puting susu sebelah
kiri.

2. Lapisan Pembungkus Jantung Jantung di bungkus oleh sebuah lapisan yang disebut
lapisan perikardium, di mana lapisan perikardium ini di bagi menjadi 3 lapisan,
yaitu :
a. Lapisan fibrosa, yaitu lapisan paling luar pembungkus jantung yang
melindungi jantung ketika jantung mengalami overdistention. Lapisan fibrosa
bersifat sangat keras dan bersentuhan langsung dengan bagian dinding dalam
sternum rongga thorax, disamping itu 10 lapisan fibrosa ini termasuk
penghubung antara jaringan, khususnya pembuluh darah besar yang
menghubungkan dengan lapisan ini (exp: vena cava, aorta, pulmonal arteri dan
vena pulmonal).

b. Lapisan parietal, yaitu bagian dalam dari dinding lapisan fibrosa


c. Lapisan Visceral, lapisan perikardium yang bersentuhan dengan lapisan luar
dari otot jantung atau epikardium.

3. Lapisan Otot jantung


Dinding jantung terutama terdiri dari serat-serat otot jantung yang tersusun secara
spiral dan saling berhubungan melalui diskus interkalatus. Lapisan jantung itu
sendiri terdiri dari Perikardium, Miokardium, dan Endokardium. Berikut ini
penjelasan ketiga lapisan jantung yaitu:

a. Perikardium (Epikardium) Epi berarti “di atas”, cardia berarti “jantung”, yang
mana bagian ini adalah suatu membran tipis di bagian luar yang membungkus
jantung.

b. Miokardium Myo berarti "otot", merupakan lapisan tengah yang terdiri dari
otot jantung, membentuk sebagian besar dinding jantung. Serat-serat otot ini
tersusun secara spiral dan melingkari jantung. Lapisan otot ini yang akan
menerima darah dari arteri koroner.

c. Endokardium Endo berarti "di dalam", adalah lapisan tipis endothelium, suatu
jaringan epitel unik yang melapisi bagian dalam seluruh sistem sirkulasi
peredaran darah

4. Katup Jantung
Katup-katup jantung Katup jatung terbagi menjadi 2 bagian, yaitu katup
yang menghubungkan antara atrium dengan ventrikel dinamakan katup
atrioventrikuler, sedangkan katup yang 12 menghubungkan sirkulasi sistemik dan
sirkulasi pulmonal dinamakan katup semilunar.

Katup atrioventrikuler terdiri dari katup trikuspid yaitu katup yang


menghubungkan antara atrium kanan dengan ventrikel kanan, katup atrioventrikuler
yang lain adalah katup yang menghubungkan antara atrium kiri dengan ventrikel
kiri yang dinamakan dengan katup mitral atau bicuspid. Katup semilunar terdiri dari
katup pulmonal yaitu katup yang menghubungkan antara ventrikel kanan dengan
pulmonal trunk, katup semilunar yang lain adalah katup yang menghubungkan
antara ventrikel kiri dengan asendence aorta yaitu katup aorta.)
Katup berfungsi mencegah aliran darah balik ke ruang jantung sebelumnya
sesaat setelah kontraksi atau sistolik dan sesaat saat relaksasi atau diastolik. Tiap
bagian daun katup jantung diikat oleh chordae tendinea sehingga pada saat kontraksi
daun katup tidak terdorong masuk keruang sebelumnya yang bertekanan rendah.

5. Ruang Jantung
Jantung terdiri dari beberapa ruang jantung yaitu atrium dan ventrikel yang
masing-masing dari ruang jantung 13 tersebut dibagi menjadi dua yaitu atrium
kanan dan kiri, serta ventrikel kiri dan kanan.

a. Atrium Berikut fungsi dari masing-masing atrium jantung yaitu:


1) Atrium kanan berfungsi sebagai penampungan (reservoir) darah yang
rendah oksigen dari seluruh tubuh. Darah tersebut mengalir melalui vena
kava superior, vena kava inferior, serta sinus koronarius yang berasal dari
jantung sendiri. Kemudian darah dipompakan ke ventrikel kanan dan
selanjutnya ke paru. Atrium kanan menerima darah de-oksigen dari tubuh
melalui vena kava superior (kepala dan tubuh bagian atas) dan inferior vena
kava (kaki dan dada lebih rendah). Simpul sinoatrial mengirimkan impuls
yang menyebabkan jaringan otot jantung dari atrium berkontraksi dengan
cara yang terkoordinasi seperti gelombang. Katup trikuspid yang
memisahkan atrium kanan dari ventrikel kanan, akan terbuka untuk
membiarkan darah deoksigen dikumpulkan di atrium kanan mengalir ke
ventrikel kanan

2) Atrium kiri menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4
buah vena pulmonalis. 14 Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri dan
selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta. Atrium kiri menerima darah
beroksigen dari paru- paru melalui vena paru-paru. Sebagai kontraksi
dipicu oleh node sinoatrial kemajuan melalui atrium, darah melewati katup
mitral ke ventrikel kiri

b. Ventrikel Berikut adalah fungsi ventrikel yaitu :


1) Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke
paru-paru melalui arteri pulmonalis. Ventrikel kanan menerima darah
deoksigen sebagai kontrak atrium kanan. Katup paru menuju ke arteri paru
tertutup, memungkinkan untuk mengisi ventrikel dengan darah. Setelah
ventrikel penuh, mereka kontrak. Sebagai kontrak ventrikel kanan, menutup
katup trikuspid dan katup paru terbuka. Penutupan katup trikuspid
mencegah darah dari dukungan ke atrium kanan dan pembukaan katup paru
memungkinkan darah mengalir ke arteri pulmonalis menuju paru-paru.

2) Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan dipompakan ke seluruh
tubuh melalui aorta. Ventrikel kiri menerima darah yang mengandung
oksigen sebagai kontrak atrium kiri. Darah melewati katup 15 mitral ke
ventrikel kiri. Katup aorta menuju aorta tertutup, memungkinkan untuk
mengisi ventrikel dengan darah. Setelah ventrikel penuh, dan berkontraksi.
Sebagai kontrak ventrikel kiri, menutup katup mitral dan katup aorta
terbuka. Penutupan katup mitral mencegah darah dari dukungan ke atrium
kiri dan pembukaan katup aorta memungkinkan darah mengalir ke aorta
dan mengalir ke seluruh tubuh.

6. Pembuluh darah besar jantung


Ada beberapa pembuluh besar yang perlu anda ketahui, yaitu:
a. Vena cava superior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian
atas diafragma menuju atrium kanan.

b. Vena cava inferior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian
bawah diafragma ke atrium kanan.

c. Sinus Coronary, yaitu vena besar di jantung yang membawa darah kotor dari
jantung sendiri.

d. Pulmonary Trunk, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah kotor dari
ventrikel kanan ke arteri pulmonalis

e. Arteri Pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah
kotor dari pulmonary trunk ke kedua paru-paru.

f. Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah
bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri.
g. Assending Aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah bersih dari
ventrikel kiri ke arkus aorta ke cabangnya yang bertanggung jawab dengan
organ tubuh bagian atas.

h. Desending Aorta, yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan
bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian bawah.

7. Arteri Koroner
Arteri koroner adalah arteri yang bertanggung jawab dengan jantung sendiri, karena
darah bersih yang kaya akan oksigen dan elektrolit sangat penting sekali agar
jantung bisa bekerja sebagaimana fungsinya. Apabila arteri koroner mengalami
pengurangan suplainya ke jantung atau yang di sebut dengan ischemia, ini akan
menyebabkan terganggunya fungsi jantung sebagaimana mestinya. Apalagi arteri
koroner mengalami sumbatan total atau yang disebut dengan serangan jantung
mendadak atau miokardiac infarction dan bisa menyebabkan kematian.

Begitupun apabila otot jantung dibiarkan dalam keadaan iskemia, ini juga
akan berujung dengan serangan jantung juga atau miokardiac infarction. Arteri
koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik, dimana muara arteri koroner
berada dekat dengan katup aorta atau tepatnya di sinus valsava. Arteri koroner
dibagi dua, yaitu:

a. Arteri koroner kanan Arteri koroner kanan bertanggung jawab mensuplai darah
ke atrium kanan, ventrikel kanan, permukaan bawah dan belakang ventrikel
kiri, 90% mensuplai AV Node, dan 55% mensuplai SA Node.

b. Arteri koroner kiri Arteri koroner kiri mempunyai 2 cabang yaitu LAD (Left
Anterior Desenden) dan arteri sirkumflek. Kedua arteri ini melingkari jantung
dalam dua lekuk anatomis eksterna, yaitu sulcus coronary atau sulcus
atrioventrikuler yang melingkari jantung diantara atrium dan ventrikel, yang
kedua yaitu sulcus interventrikuler yang memisahkan kedua ventrikel.
Pertemuan kedua lekuk ini dibagian permukaan posterior jantung yang
merupakan bagian dari jantung yang sangat penting yaitu kruks jantung. Nodus
AV node berada pada titik ini.

8. Siklus Jantung dan sistem peredaran darah jantun


Secara umum, siklus jantung dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu:
a. Sistole atau kontraksi jantung
b. Diastole atau relaksasi atau ekspansi jantung Secara spesific, siklus jantung
dibagi menjadi 5 fase yaitu :

1) Fase Ventrikel Filling Sesaat setelah kedua atrium menerima darah dari
masing-masing cabangnya, dengan demikian akan menyebabkan tekanan di
kedua atrium naik melebihi tekanan di kedua ventrikel. Keadaan ini akan
menyebabkan terbukanya katup atrioventrikular, sehingga darah secara pasif
mengalir ke kedua ventrikel secara cepat karena pada saat ini kedua ventrikel
dalam keadaan relaksasi/diastolic sampai dengan aliran darah pelan seiring
dengan bertambahnya tekanan di kedua ventrikel. Proses ini dinamakan
dengan pengisian ventrikel atau ventrikel filling. Perlu anda ketahui bahwa
60% sampai 90 % total volume darah di kedua ventrikel berasal dari
pengisian ventrikel secara pasif. Dan 10% sampai 40% berasal dari kontraksi
kedua atrium.

2) Fase Atrial Contraction Seiring dengan aktifitas listrik jantung yang


menyebabkan kontraksi kedua atrium, dimana setelah terjadi pengisian
ventrikel secara pasif, disusul pengisian ventrikel secara aktif yaitu dengan
adanya kontraksi atrium yang memompakan darah ke ventrikel atau yang kita
kenal dengan “atrial kick”. Dalam grafik elektrokardiogram (EKG) akan
terekam gelombang P. Proses pengisian ventrikel secara keseluruhan tidak
mengeluarkan suara, kecuali terjadi patologi pada jantung yaitu bunyi
jantung 3 atau cardiac murmur.

3) Fase Isovolumetric Contraction Pada fase ini, tekanan di kedua ventrikel


berada pada puncak tertinggi tekanan yang melebihi tekanan di kedua atrium
dan sirkulasi sistemik maupun sirkulasi pulmonal. Bersamaan dengan
kejadian ini, terjadi aktivitas listrik jantung di ventrikel yang terekam pada
EKG yaitu komplek QRS atau depolarisasi ventrikel. Keadaan kedua
ventrikel ini akan menyebabkan darah mengalir balik ke atrium yang
menyebabkan penutupan katup atrioventrikuler untuk mencegah aliran balik
darah tersebut. Penutupan katup atrioventrikuler akan mengeluarkan bunyi
jantung satu (S1) atau sistolic. 20 Periode waktu antara penutupan katup AV
sampai sebelum pembukaan katup semilunar dimana volume darah di kedua
ventrikel tidak berubah dan semua katup dalam keadaan tertutup, proses ini
dinamakan dengan fase isovolumetrik contraction.

4) Fase Ejection Seiring dengan besarnya tekanan di ventrikel dan proses


depolarisasi ventrikel akan menyebabkan kontraksi kedua ventrikel
membuka katup semilunar dan memompa darah dengan cepat melalui
cabangnya masing-masing. Pembukaan katup semilunar tidak mengeluarkan
bunyi. Bersamaan dengan kontraksi ventrikel, kedua atrium akan di isi oleh
masing- masing cabangnya.
5) Fase Isovolumetric Relaxation Setelah kedua ventrikel memompakan darah,
maka tekanan di kedua ventrikel menurun atau relaksasi sementara tekanan
di sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal meningkat. Keadaan ini akan
menyebabkan aliran darah balik ke kedua ventrikel, untuk itu katup
semilunar akan menutup untuk mencegah aliran darah balik ke ventrikel.
Penutupan katup semilunar akan mengeluarkan bunyi jantung dua (S2) atau
diastolic. Proses relaksasi ventrikel akan terekam dalam EKG dengan
gelombang T, pada saat ini juga aliran darah ke arteri koroner terjadi. Aliran
balik dari sirkulasi sistemik dan pulmonal ke ventrikel juga di tandai dengan
adanya “dicrotic notch”.

a. Total volume darah yang terisi setelah fase pengisian ventrikel secara pasip
maupun aktif (fase ventrikel filling dan fase atrial contraction) disebut
dengan End Diastolic Volume (EDV)

b. Total Left ventrikel end diastolic volume (LVEDV) sekitar 120 ml.
c. Total sisa volume darah di ventrikel kiri setelah kontraksi/sistolic disebut
End SystolicVolume (ESV) sekitar 50 ml.

d. Perbedaan volume darah di ventrikel kiri antara EDV dengan ESV adalah 70
ml atau yang dikenal dengan stroke volume.
1.3 Etiologi
Secara umum gagal jantung dapat disebabkan oleh :
degeneratif atau inflamasi.

1) Kelainan otot jantung Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot
jantung, disebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari
penyebab kelainan fungsi otot mencakup ateriosklerosis koroner, hipertensi
arterial, dan penyakit

2) Aterosklerosis koroner Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya


aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan
asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului
terjadinya gagal jantung. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif,
berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi yang secara langsung merusak
serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.
3) Hipertensi sistemik atau pulmonal Meningkatkan beban kerja jantung dan pada
gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.

4) Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif Berhubungan dengan gagal


jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung menyebabkan
kontraktilitas menurun.

5) Penyakit jantung lain Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung
yang sebenarnya, yang secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme
biasanya terlibat mencakup gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosis
katup semiluner), ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade,
perikardium, perikarditif konstriktif, atau stenosis AV), peningkatan mendadak
afterload.

6) Faktor sistemik Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam


perkembangan dan beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme (misal:
demam), hipoksia dan anemia diperlukan peningkatan curah jantung untuk
memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia dan anemia juga dapat
menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis respiratorik atau metabolik dan
abnormalitas elektronik dapat menurunkan kontraktilitas jantung.

1.4 Manifestasi Klinis


Menurut Wijaya (2013), manifestasi klinis Congestive Heart Failure (CHF), yaitu :
1. Gagal jantung kiri
a. Sesak Napas atau Dispnue, akibat penimbunan cairan dalam alveoli yang
mengganggu pertukaran gas.

b. Batuk, berhubungan dengan gagal ventrikel kiri. Tersering adalah batuk basah.
c. Mudah lelah. Akibat curah jatung yang kurang sehingga darah tidak sampai
kejaringan dan organ.

d. Kegelisahan dan kecemasan, akibat gangguan oksigenasi, kesakitan saat


bernapas, dan pengetahuan yang kurang tentang penyakit.

e. Orthopnea
f. Paroxismal nocturnal dyspnea
g. Ronchi
2. Gagal jantung kanan
a. Edema, biasa pada kaki dan tumit dan secara bertahap bertambah keatas tungkai
dan paha.

b. Hepatomegali dan nyeri pada kuadran kanan, akibat pembesaran vena di hepar.
Jika tekanan dalam pembuluh portal meningkat dapat menyebabkan asites.

c. Anoreksia dan mual, akibat pembesaran vena dan stasis vena didalam rongga
abdomen.

d. Nokturia, dieresis sering terjadi pada malam hari karena curah jantung akan
membaik dengan istirahat.

e. Lemah, karena menurunnya curah jantung, gangguan sirkulasi, dan


pembuangan produk sampah katabolisme yang tidak adekuat dari jaringan.

f. Distensi vena junglaris


g. Peningkatan
h. Asites
1.5 .Patway
1.6 .Pemeriksaan Penunjang
1. Radiogram dada
- Kangesti vena paru
-Redistribusi vascular pada albous - lobus atas paru
- Kardio megali
2. Kimia darah
-Hiponatremia
- Hiperklameia pada tahap lanjut dari gagal jantung
- Bun dan kneatinin meningkat
3. Urine
-Lebih pekat
-Bj meningkat
- Na meningkat
4. Fungsi hati
-Pemanjangan masa protombin
- Peningkatan bilimbin dan enzim hati (SGOT dan SGPT meningkat

1.7 penatalaksanaan
Menurut Elizabeth (2009) Penatalaksanaan CHF,yaitu :
1. Penggunaan penyekat beta dan penghambat enzim pengubah angiotensin ( inhibitor
ACE
) sebagai terapi yang paling efektif untuk CHF kecuali ada kontraindikasi khusus.
Inhibitor ACE menurunkan afterload (TPR) dan volume plasma ( preload ).
Penyekat reseptor angiotensin dapat digunakan sebagai inhibitor ACE.

2. Diberikan diuretik untuk menurunkan volume plasma sehingga aliran balik vena dan
peregangan serabut otot jantung berkurang.

3. Terapi oksigen mungkin digunakan untuk mengurangi kebutuhan jantung.


4. Nitrat mungkin diberikan untuk mengurangi after load dan preload.
5. Uji coba nitric oxide boosting drug (BiDil) .
6. Penyekat aldosteron ( epleronon ) telah terbukti mengobati gagal jantung kongestif
setelah serangan jantung.
7. Digoksin (digitalis) mungkin diberikan untuk meningkatkan kontraktilitas. Digoksin
bekerja secara langsung pada serabut otot jantung untuk meningkatkan kekuatan
setiap kontraksi tanpa bergantung panjang serabut otot. Hal ini akan menyebabkan
peningkatan curah jantungsehingga volume dan peregangan ruang ventrikel
berkurang. Saat ini digitalis lebih jarang digunakan untuk mengatasi CHF

dibandingkan masa sebelumnya.

1.8 Komplikasi
1. Edema paru akut terjadi akibat gagal jantung kiri .
2. Syok kardiogenik : stadium dari gagal jantung kiri ,kongestif akibat penurunan curah
jantung

3. Episode trombolitik
4. Efusi pericardial dan tamponade jantung
BAB II

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian
1. Aktivitas /Istirahat Gejala :

-Keletihan ,kelelahan terus sepanjang hari


-Insomnian
- Nyeri dada dengan aktifitas
-Dispnea saat istrirahat atau dada pengerahan tenaga .
Tanda :
-Gelisah ,perubahan status mental: letargi ,TTV berubah pada saat beraktivita
2. Sirkulasi
Gejala :
-Riwayat hipertensi ,md , episode gagal jantung kanan sebelumnya .
- Penyakit katub jantung, bedah jantung endocarditis ,SLE , anemia ,syok septik
.
- Bengkak pada kaki ,telapak kaki ,abdomen ,sabuk terlalu kuat (pada gagal
jantung kanan)

Tanda :
- Tekanan darah menurun
-Tekanan nadi menunjuk peningkatan volume sekuncup
-Irama jantung sistemik
- Nadi perifer berkurang
- Warna kulit kebiru biruan
-Pembesaran hepar
3. Integritas ego Gejala :

- Ansietas ,khawatir
- Stress yang berhubungan dengan penyakit /finansial .
Tanda : Berbagai manifestasi perilaku seperti : marah ,ketakutan

4. Eliminasi
Gejala : penurunan berkemih ,urine berwarna gelap ,berkemih malam hari
(nocturia),konstipasi.
5. Makanan /cairan
Gejala :-kehilangan nafsu makan
-mual muntah
-penambahan BB signifikan
-pembengkakan pada ekstremitas bawah
Tanda : Disfensi abdomen (asites)

6. Hygiene
Gejala : keletihan ,kelelahan selama aktifitas perawatan diri
Tanda : penampilan menandakan kelalaian perawat personal.

7. Neuro sensori
Gejala : kelemahan
Tanda : kuat fikir , disomentasi ,perubahan perilaku ,mudah tersinggung

8. Nyeri /kenyamanan
Gejala : -Nyeri dada ,angina akut,nyeri abdomen , kanan atas
Tanda : -Tidak tenang ,gelisah,Menarik diri

9. Pernapasan
Gejala : -Dispnea , saat beraktifitas
-batuk tanpa sputum
-Riwayat penyakit baaru kronis
-Penggunaan bantuan pernapasan
Tanda :- penggunaan tacipnae ,nafas dangkal ,penggunaan otot aksesori
- pernafasan nasal faring
- batuk kering
10. Pemeriksaan penunjang
a. Radiogram dada
-kongesti vena paru
-redistribusi vaskuler pada lobus lobus atas paru
b. Kimia darah
-hiponatremie
- hiperkalemia pada tahap lanjut dari gagal jantung
-BUN X kreatinin meningkat
c. Urine
-lebih pekat
-Na meningkat
2.2 Diagnosa Keperawatan :
1. Penurunan curah jantung b/d perubahan kontraktilitas miocard ,structural
2. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplay o2 dengan kebutuhan
tubuh
3. Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas b/d perubahan mebran alveolus

2.3 Intervensi keperawatan

No Dx keperawatan SLKI SIKI


(SDKI)
Penurunan curah jantung Tujuan : 1. Auskultasi nadi apical ,kaji
b/d perubahan diharapkan curah frekuensi dan irama jantung
kontraktilitas miocard, jantung kembali Mandiri:
structural adekuat . Kriteria 2. Catat bunyi jantung
hasil :
3. Palpasi nadi perifer
- TTV dalam batas normal 4. Pantau TD
-Ortopnea tidak ada 5. Kaji perubahan warna
-Nyeri dada tidak ada kulit
-Terjadi penurunan 6. Berikan istirahat semi
episode dispnea
fowler
Kolaborasi:
*kolaborasi dalam pemberian
therapy

2 Intoleransi aktivitas b/d Tujuan : Mandiri :


ketidakseimbangan Diharapkan klien dapat 1. Periksa TTV
antara suplay O2 2. Kaji penyebab kelemahan
beraktifitas dengan
dengan kebutuhan
3. Evaluasi peningkatan
tubuh bantuan minimal atau
peningkatan toleransi intoleransi aktivitas
aktifitas.
Kriteria hasil : Kolaborasi :
- menurunnya kelelahan Diet yang sesuai
dan kelemahan -HB
meningkat
-TTV dalam batas normal
3 Resiko tinggi Kriteria hasil : - Buka jalan nafas
kerusakan pertukaran - Mendemonstrasikan - Beri posisi nyaman
gas b/d peningkatan ventilasi dan - Auskultasi jalan nafas

Perubahan membran Oksigenasi - Memonitor respirasi dan


alveolus - Bisa mendemonstrasikan status O2
batuk efektif - Memonitor suara nafas
- Bisa memelihara
kebersihan paru paru
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 .Pngkajian
1. Identitas klien
Nama : Ny.T.S
Umur : 41 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Agama : Kristen protestan
Status perkawinan : Kawin
Suku /bangsa : Batak Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirausaha
Tanggal MRS : 08 Maret 2023
No RM : 073015
2. Penanggung jawab
Nama : Ny .T
Umur : 45 tahun
Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa Sibuntuon
Hubungan keluarga : Kakak
3. Alasan masuk rumah sakit
Pada tanggal 29 September 2023 ,pasien diantar kerumah sakit dengan keadaan
umum pingsan dan separuh ditusuk tusuk dibagian dada .

4. Riwayat Kesehatan
Syok kurang lebih 1 minggu yang lalu , pasien mengalami nyeri dibagian
dada ,yang ditandai dengan frekuensi 3-4 x /hari dan keluarga pasien langsung
membawa klien ke RSUD doloksanggul untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut .

5. Riwayat Kesehatan masa lalu


Menurut keterangan pasien dan keluarga pasien ,pasien memiliki Riwayat penyakit
hipertensi dengan tekanan darah 180/100 mmHg
6. Psikologi
a.Persepsi pasien tentang penyakitnya :pasien yakin penyakitnya akan sembuh
b. Konsep diri : pasien menerima keadaan penyakitnya yang sekarang .
c. Keadaan emosi /suasana hati :emosi tidak stabil /labil

d. Adaptasi :pasien dapat beradaptasi

e. .Konsep kecemasan :pasien Nampak cemas

f. Mekanisme coping ;coping individu baik

7. Interaksi social

a .Bahasa yang digunakan : batak toba

b. Hubungan dengan keluarga : baik

c .Hubungan dengan orang lain : baik

d . Perhatian terhadap orang lain : baik

e .Orang terdekat dengan pasien : istri dan anak

8. Pemeriksaan fisik
A .Keadaan umum :pasien tampak lemah dan lemas
-kesadaran :Apatis GCS (v;3,E:4 ,VL :5)
B .Vital sign
TD : 180/90 mmhg RR:16x/i
HR :46X/I T :36 C
9. pemeriksaan head to toe
a. kepala dan rambut
Bentuk : simetris
Kebersihan : kotor

Rambut : hitam tidak bercabang

kebersihan : berketombe

b. Mata
Bentuk : simetris
Palbebra : tidak ada edema ,dan nyeri tekan
Pupil : ishokor
Konjungtiva : tidak anemis
Sklera : tidak ikterik
Kornea : ishokor
c. Hidung
Bentuk :simetris

Sinusitis :tidak ada

Polip :tidak ada

d. Telinga
Bentuk :simetris kiri&kanan
Ukuran telinga :normal
Lubang telinga :lengkap
e. Mulut
Keadaan bibir :kering
keadaan gigi&gusi :bersih dan tampak pucat
Keadaan mulut :lengkap
f. Dada
Inspeksi :

Bentuk dada :simetris

Getaran :tidak ada,


Batas jantung :ada pembesaran
10. Pemeriksaan Neurologis
-Tingkat kesadaran apatis

3.2 Analisa Data

No. Data Etiologi Problrm


1 Ds: pasien mengatakan nyeri dada Gagal jantung Penurunan curah
sebelah kiri ,dan mengalami sesak jantung

nafas . Sonward failure

Do : RR:16 X/i
-pasien tampak normal skala Suplay O2 ke otak
nyeri :F
Penurunan curah jantung
2 Ds : Pasien mengatakan bila Peningkatan beban kerja
beraktifitas cepat kelelahan Do: Jantung
Pasien tampak lebih Lelah dan
sesak nafas
Penurunan kontraksi
ventrikel kiri
Intoleran aktifitas
Penurunan perfusi organ
sistemik

Penurunan TD sistemik

Intoleransi aktifitas

3 Ds : Pasien mengatakan sering Peningkatan preload


menguap, tetapi susah tidur Do
: Pasien tampak cemas dan
Peningkatan LA preload Gangguan
susah tidur
pertukaran gas
pola tidur
Peningkatan tekanan
kapiler pulmoner

Edema pulmoner

Gangguan pertukaran
gas pola tidur
3.3 Intervensi Keperawatan

No Dx Keperawatan SLKI SIKI

1 Resiko penurunan Tujuan diharapkan curah 1. Auskultasi nadi apical


curah jantung b/d jantung Kembali adekuat kaji frekuensi dan irama
penurunan Kriteria hasil jantung

kontratifitas - TTV dalam Batasan normal 2. Catat bunyi jantung


miokard - Nyeri tidak ada 3. Palpasi nadi perifrer
Defenisi: - Terjadi penurunan episode 4.Pantau TD
dispnea 5. Kaji perubahan
ketidakadekuatan
untuk memompa warna kulit

darah untuk 6. Berikan istirahat


memenuhi
semi fowler
kebutuhan
Kolaborasi:
metabolisme tubuh
*kolaborasi dalam
Batasan
pemberian therapy
karakteristik

- Bradikardi
- Palpitasi
jantung
2 Intoleransi aktifitas Tujuan : diharapkan klien dapat Mandiri :
b/d beraktifitas dengan bantuan - Monitor TTV
minimal atau peningkatan - Evaluasi peningkatan
ketidakseimbangan
intoleransi aktifitas Kriteria intoleransi aktifitas
antara suplay O2
hasil : Kolaborasi:
dan kelemahan
umum - Menurun nya kelelahan dan Diet yang sesuai
kelemahan
Defenisi:
ketidakcukupan - Hb meningkat
energi fisiologi - TTV dalam batas normal
/psikologis, untuk
melanjutkkan
aktifitas sehari-hari
3 Resiko tinggi Kriteria hasil : -Buka jalan nafas
kerusakan pertukaran - Mendemonstrasikan -Beri posisi nyaman
gas b/d perubahan peningkatan ventilasi dan -Auskultasi jalan nafas
membran alveolus oksigenasi -Memonitor respirasi

Definisi: Kelebihan - dan status O2


Bisa mendemonstrasikan
kekurangan dalam batuk efektif -Memonitor suara nafas

oksigenasi dan atau .


- Bisa memelihara kebersihan
pertukaran CO2 paru-paru
didalam membrane
kapiler alveoli
Batasan
karakteristik:

- Gangguan
penglihatan
- Penurunan
CO2
- Keletihan
- Hipoxia
- Dispnea
- Watna kulit
abnormal
3.4 Implementasi

No Dx. Implementasi Evaluasi Respon


Keperawatan

1 Resiko - Mengkaji frekuensi dan irama S: Pasien mengatakan masih


penurunan curah jantung lema O : TTV
jantung
- Melakukan palpasi nadi perifer TD : 120/70
- Memantau TTV HR: 58x/i
- Kolaborasi dalam pemberian RR : 18x/i
terapi T : 36 ° C

2 Intoleran 1. Mengevaluasi peningkatan S : Pasien mengatakan nyeri


aktifitas intoleransi aktifitas nya sudah mulai hilang,
tetapi timbullagi Ketika
2. Mengkaji respon emosi
melakukan aktifitas O :
3. Mengajarkan Teknik relaksasi Pasien sudah tampak baikan
memberikan diet

3 Resiko tinggi - Memberi posisi nyaman (semi S : Pasien mengatakan


kerusakan fowler) keadaan sudah membaik O:
pertukaran gas Keadaan pasien sudah
- Mengauskultasi hasil jalan nafas membaik

- Memonitor respirasi dan staus


O2

- Memonitor suara nafas


Catatan perkembangan I

No. Hari Dx .kep Evaluasi Keperawatan


/tanggal

1 Jumat,29 Resiko penurunan S:pasien mengatakan masih merasa lemah


September curah jantungb/d O :TTV
2023 kontraaktivitas
TD :160/70 mmhg RR:28 x/i
HR : 82x/I T :36 °C
A ;masalah belum teratasi
p :intervensi dilanjutkan

2. Jumat,29 Toleransi aktivitas S: pasien mengatakan nyerinya sudah


September b/d mulai hilang tetapi timbul lagi saat
2023
ketidakseimbangan melakukan aktivitas O:skala nyeri 4
antara suplay O2
A ;masalah teratasi Sebagian
,dan kelemahan P :intervensi dilanjutkan
umum
3. Jumat,29 Resiko tinggi S:pasien mengatakan keadaannya sudah
September kerusakan membaik
2023 pertukaran gas b/d
perubahan mebran O:keadaan pasien sudah membaik
alveolus RR ;24 x/i

a :masalah teratasi Sebagian


P ;intervensi dilanjutkan
Catatan Perkembangan II

No. Hari /tanggal Dx.kep Evaluasi Keperawatan


1 Saptu,30 Resiko penurunan curah jantungb/d S:pasien mengatakan sudah
September kontraaktivitas merasa lebih baikan
2023
O:TTV
TD :140/80
HR :80 x/i
RR 22x/i
T :36°C
A:masalah teratasi
B:intervensi dihentikan
2 Saptu,30 Toleransi aktivitas b/d S:pasien mengatakan nyerinya
September
ketidakseimbangan antara suplay sudah mulai berkurang
2023
O2 ,dan kelemahan umum O:skala nyeri :2
A:masalah teratasi
P:intervensi dihentikan
3 Saptu,30 Resiko tinggi kerusakan pertukaran S ;pasien mengatakan
September gas b/d perubahan mebran alveolus keadaannya sudah mulai
2023 membaik ,dan tidak sesak lagi

O:RR:20x/i
A:masalah teratasi
P:intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai