Anda di halaman 1dari 34

LITERATURE REVIEW:

Gangguan Kognitif pada Tumor Otak Primer

Oleh:

Kelompok 2

Benyamin Alison 2030912310059

Josephine Olivia Cristie 2030912320053

Najibah Lestari 2030912320073

Pembimbing :
dr. H. Among Wibowo, M.Kes, Sp.S

BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT SARAF FK ULM - RSUD ULIN


BANJARMASIN

April, 2021
ABSTRAK

LITERATURE REVIEW:
GANGGUAN KOGNITIF PADA TUMOR OTAK PRIMER

Benyamin Alison, Josephine Olivia Cristie, Najibah Lestari

Gangguan fungsi kognitif merupakan masalah neurologis yang paling


sering berhubungan dengan tumor intrakranial. Gangguan fungsi kognitif
merupakan gejala awal yang ditemukan pada pasien dengan tumor
intrakranial. Biasanya keluarga pasien menyatakan bahwa gangguan kognitif
didapatkan pada gejala awal tumor intrakranial dan gangguan ini mendahului
gejala lainnya. Tujuan kajian literature ini adalah untuk mengidentifikasi
gangguan kognitif pada tumor otak primer. Metode pada penelitian ini
menggunakan narrative literature review pada 15 literatur yang berkaitan.
Penelusuran literature didapatkan dari 3 database yaitu Google Scholar,
Pubmed dan Cochrane Library. Literatur yang digunakkan menggunakan
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris pada tahun 2010-2016. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ditemukannya beberapa faktor yang berhubungan
dengan gangguan fungsi kognitif yaitu lokasi, ukuran, kecepatan tumbuh, dan
progresivitas, komplikasi neurologis terkait tumor, serta ditemukannya
kejang. Gejala tumor sangatlah bervariasi Hal ini terjadi karena tergantung
dari lobus mana yang terkena. Pilihan pengobatan untuk pasien tumor juga
bervariasi dan seringnya dilakukan secara kombinasi yaitu : operasi,
radioterapi, kemoterapi dan pengobatan suportif.

Kata-kata kunci: fungsi kognitif dan tumor otak primer.

ii
ABSTRACT

LITERATURE REVIEW:
COGNITIVE DISORDERS IN PRIMARY BRAIN TUMORS

Benyamin Alison, Josephine Olivia Cristie, Najibah Lestari

Impaired cognitive function is the most common neurological problem


associated with intracranial tumors. Impaired cognitive function is an early
symptom seen in patients with intracranial tumors. Usually the patient's
family states that cognitive impairment is present at the onset of intracranial
tumor and this disorder precedes other symptoms. The aim of this literature
review is to identify cognitive impairment in primary brain tumors. The
method in this study uses a narrative literature review on 15 related literature.
Literature searches were obtained from 3 databases, namely Google Scholar,
Pubmed and the Cochrane Library. The literature used is in Indonesian and
English in 2009-2021. The results showed that several factors associated with
impaired cognitive function, namely location, size, growth rate, and
progression, tumor-related neurological complications, and the discovery of
seizures. Tumor symptoms vary widely. This occurs because it depends on
which lobe is affected. Treatment options for tumor patients also vary and are
often done in combination, namely: surgery, radiotherapy, chemotherapy and
supportive medication..

Keywords: cognitive function and primary brain tumor.

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................................................... ii
ABSTRACT ......................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................................... 2
D. Manfaat ............................................................................................................................ 3
BAB II METODE REVIEW .......................................................................................... 4
A. Metode.............................................................................................................................. 4
B. Kriteria Pencarian ............................................................................................................ 4
C. Analisis ............................................................................................................................. 4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 6
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................ 23
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 23
B. Saran .............................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 25
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 28

iv
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan fungsi kognitif adalah masalah neurologis tersering yang

terkait dengan tumor intrakranial dan umumnya ditemukan pada saat diagnosis

tumor intrakranial ditegakkan. Penelitian Davis et al melaporkan bahwa

gangguan kognitif merupakan gejala awal yang ditemukan pada 33% pasien

dengan kecurigaan tumor intrakranial. Selain itu 46% keluarga pasien

menyatakan gangguan kognitif telah muncul sebagai gejala awal tumor

intrakranial mendahului gejala lain. Tumor otak metastasis seringkali tidak

terdeteksi sebelum menimbulkan gejala neurologis menetap. Diagnosis tumor

otak dengan pencitraan juga sering menimbulkan keraguan untuk membedakan

apakah merupakan tumor otak primer atau metastasis. Oleh karena itu

penentuan domain fungsi kognitif yang terganggu akan sangat membantu

menegakkan diagnosis tumor otak primer atau metastasis.1

Kanker otak meliputi sekitar 85-90% dari seluruh kanker susunan saraf

pusat. Di Amerika Serikat insidensi kanker otak ganas dan jinak adalah 21.42

per 100.000 penduduk per tahun (7.25 per 100.000 penduduk untuk kanker otak

ganas, 14.17 per 100.000 penduduk per tahun untuk tumor otak jinak). Angka

in- sidens untuk kanker otak ganas di seluruh dunia ber- dasarkan angka standar

populasi dunia adalah 3.4 per 100.000 penduduk.Angka mortalitas adalah 4.25

per 100.000 penduduk per tahun. Mortalitas lebih tinggi pada pria.

Dari seluruh tumor primer susunan saraf pusat, astrositoma anaplastik

dan glioblastoma multiforme (GBM) meliputi sekitar 38% dari jumlah

Universitas Lambung Mangkurat


2

keseluruhan, dan meningioma dan tumor mesenkim lainnya 27%. Sisanya

terdiri dari tumor otak primer yang bervariasi, meliputi tumor hipofisis,

schwannoma, limfoma SSP, oligodendroglioma, ependimoma, astrositoma

derajat rendah, dan meduloblastoma.2

Sebagai tumor yang berkembang cepat dan progfresif, Glioblastoma

multiorme (GBM) akan menimbulkan berbagai gejala seperti gejala

neurologis, kognitif dan gangguan psikiatri. Manifestasi klinis pasien dengan

Glioblastoma multiforme biasanya singkat, kurang dari 3 bulan di lebih 50%

kasus. Presentasi yang paling umum dari pasien Glioblastoma multiforme

adalah defisit neurologis progresif lambat, biasanya kelemahan motorik. Pasien

dengan Glioblastoma multiorme memiliki gejala awal seperti nyeri kepala,

vertigo, muntah proyektil, defisit neurologis fokal, dan kejang. Kecemasan,

depresi, mania, psikosis, kognitif atau perubahan kepribadian dapat

berkembang selama perjalanan penyakit dan bermanifestasi sebagai psikotik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah

untuk literature review ini adalah mengidentifikasi gangguan kognitif

pada tumor otak primer.

C. Tujuan Review

• Tujuan umum

Universitas Lambung Mangkurat


3

Tujuan umum literature review ini adalah untuk mengidentifikasi

gangguan kognitif pada tumor otak primer.

• Tujuan Khusus

1. Menjelaskan gangguan kognitif yang terjadi pada tumor otak

primer.

2. Mengidentifikasi fungsi kognitif lobus otak serta gangguan

kognitif yang ditimbulkan oleh tumor otak primer

3. Mengetahui tatalaksana serta pengobatan dari penurunan

kognitif yang disebabkan oleh tumor otak primer.

D. Manfaat Review

1. Manfaat Teoritis

Literature review ini diharapkan dapat memberikan informasi

ilmiah dan data untuk kepentingan ilmu pengetahuan, khususnya

mengetahui gangguan kognitif pada tumor otak primer.

2. Manfaat Praktis

Literature review ini diharapkan memberikan wawasan terbaru

dan pertimbangan ilmiah tenaga medis dalam mengidentifikasi

gangguan kognitif pada tumor otak primer.

Universitas Lambung Mangkurat


BAB II METODE REVIEW

A. Metode

Tulisan ilmiah ini mengunakan metode literature review berupa

narrative review dengan menelusuri literatur relevan yang terkait dengan

gangguan kognitif pada penderita tumor otak primer.

B. Kriteria Pencarian

Pencarian sumber literatur dilakukan pada database jurnal kedokteran

elektronik yaitu: PubMed, Google Scholar dan Cochrane Library. Selain itu

daftar pustaka dari literatur yang telah terpilih juga diseleksi untuk

mengidentifikasi literatur tambahan yang sesuai kualifikasi ilmiah. Kriteria

artikel yang disertakan yaitu artikel dengan abstrak, hasil dan kesimpulan

yang sesuai dengan topik literatur, menggunakan bahasa Inggris dan bahasa

Indonesia dan dipublikasikan pada tahun 2009-2021. Kata-kata kunci yang

digunakan untuk memperoleh literatur yang sesuai terdiri dari fungsi kognitif

dan tumor otak primer. Strategi pencarian artikel yang digunakan dilampirkan

pada Lampiran 1.

C. Analisis

Analisis perbandingan jurnal dilakukan melalui penelusuran artikel dan

mendapatkan sebanyak 5.420 artikel, dengan rincian: Google Scholar

6
Universitas Lambung Mangkurat
4.980 artikel, Pubmed sebanyak 383 artikel dan Cochrane library 57 artikel.

Kemudian menerapkan proses seleksi berupa pengecekan judul, abstrak, hasil

penelitian, kesimpulan, katakata kunci dan tahun publikasi artikel. Total

artikel yang disertakan dalam studi literature review ini sebanyak 15 artikel.

Artikel diperoleh dari


Cochrane library (n=57)

Artikel diperoleh dari Artikel diperoleh dari


Google Scholar (n=4.980) Pubmed (n=383)

Artikel yang diperoleh dari 3 database,


n=5.420

Artikel yang telah dicek judul dan


abstrak, n=357
Artikel yang
dieksklusi karena
tidak sesuai kriteria
topik (n=342)
n=15

Total artikel untukreview, n=15

Gambar 2.1 Diagram Proses Seleksi Artikel

Universitas Lambung Mangkurat


BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

Literature review ini secara umum berfokus dalam mengidentifikasi

gangguan kognitif pada pasien tumor otak primer. Berdasarakan pencarian

literature didapatkan 15 artikel yang relevan dengan topik. Berikut dipaparkan

hasil penelitian identifikasi gangguan kognitif terhadap tumor otak primer

(table 3.1).

Universitas Lambung Mangkurat


7

Tabel 3.1 Literatur Terkait Gangguan Kognitif pada Tumor Otak Primer

No Peneliti Judul Penelitian Desain Studi Subjek Penelitian Hasil


(Tahun)
1. Florien W Symptom Literature - Sekitar 80% dari pasien yang mengalami tumor
Boele et al. Management and review otak mengalami penurunan kognitif, penurunan
(2014) Quality of Life in kognitif merupakan penurunan yang ditandai
Glioma Patients dengan kesulitan mengingat fakta, pengalaman,
informasi, dan rincian. Kesulitan belajar hal baru,
disorientasi, depresi, koordinasi yang buruk
dengan fungsi motoric, penurunan kemampuan
menilai dan keterampilan sosial yang buruk.
Penurunan kognitif juga mengakibatkan
penurunan pada kualitas hidup dan meningkatkan
progresifitas dari penyakit yang lain dikarenakan
semakin sulitnya menjaga dirinya sendiri. Terapi
untuk pasien tumor otak primer yang mengalami
penurunan kognitif dapat berupa farmakologi dan
juga nonfarmakologi.

2. Kementerian Panduan - - Tumor otak primer dapat terdiri dari tumor sel
Kesehatan Penatalaksanaan glial (glioma) yang mana akan terbagi menjadi
Republik Tumor Otak derajat rendah dan derajat tinggi, meningioma,
Indonesia tumor hipofisis dan schwannoma. Gejala klinis
dari tumor otak primer sangat berkaitan erat
dengan lokasi dan tingkat pertumbuhan dari
tumor, yaitu TIK ( sakit kepala hebat dan muntah
proyektil), defisit neurologis yang progresif,
kejang, penurunan fungsi kognitif. Penyebab
penurunan fungsi kognitif dikarenakan
mekanisme langsung (kompresi dari tumor
terhadap jaras kognitif) atau mekanisme tidak
8

langsung (operasi, pengobatan, kemoterapi,


radioterapi.)

3. Adak, et al. Cognitive Score in Cross 100 Pasien dengan Kemoterapi menyebabkan gangguan kognitif
(2021) Patients with Primary Sectional Tumor Otak Primer yang mengakibatkan penurunan dalam nilai
Brain Tumors Study yang Berada di Rumah kognitif pasien,
Undergoing Systemic Sakit Tata Memorial
Therapy Hospital, Mumbai India

4. Shen Chao, Cognitive Deficits in Article Review - Gangguan kognitif yang terjadi pada pasien yang
et al. (2012) Patients with Brain terkena tumor otak tergantung kepada lokasi, dan
Tumor lateralisasinya, untuk tatalaksananya terdapat
farmakologi (anti epilepsy) dan yang
memperparah adalah (bedah, kemoterapi,
radioterapi serta kortikosteroid melalui system
HAA).

5. Maharani Profil Gangguan Cross 79 pasien TIK dan 27 Tumor metastasis memiliki lesi dikedua hemisfer
Kartika, et Kognitif pada Tumor Sectional pasien TM yang telah sedangkan Tumor Intrakranial Primer hanya 1
al. (2015) Intrakranial Primer memenuhi kriteria lesi, pada Tumor Intrakranial Primer yang
dan Metastasis inklusi dan eksklusi lokasinya di beberapa lobus lebih memiliki
penelitian penurunan kognitif dibandingkan TIP yang hanya
1 lobus saja, sedangkan untuk TM yang telah
dilakukan Whole Brain Radiotherapy gangguan
kognitifnya lebih parah dibandingkan yang tidak
melakukan Whole Brain Radiotherapy.

Universitas Lambung Mangkurat


9

6. Martin L. Long-term Impact of Cross 89 orang sebagai Pasien dengan meningioma terganggu secara
Waagemans, Cognitive Deficits Sectional control dan 89 orang kognitive di 5 fungsi yaitu
MSc, David and Epilepsy on sebagai penderita 1. Fungsi eksekutif (P< .001)
van Quality of Life in meningioma 2. Keterbatasan kecepatan psikomotor (P=.001)
Nieuwenhuiz Patients With Low- 3. Memori verbal (P<.001)
en, MD, Grade Meningiomas 4. Memori jangka pendek (P=.006)
Monica 5. Kapasitas untuk memproses suatu informasi
Dijkstra, (P=.001)
MSc , et al.
(2011)

7. Diana Prospective Study on menggunakan 188 pasien ( 102 lokasi terbanyak tumor didapatkan di
Stanca, the Presence of pendekatan perempuan, 86 laki-laki supratentorial (162 kasus) dan penurunan
Stefania Cognitive prospektif ) kognitif secara signifikan didapatkan lebih
Craitoiu, Impairments in banyak pada pasien tumor neuroepithelial
Cornelia Patients with Brain dibandingkan tumor di mening.
Zaharia, et Tumors Pada tumor meningioma didapatkan paling
al. (2011) banyak gangguan pada konsentrasi dan perhatian
66,6% kemudian diikuti kemampuan berpikir
53,3%, visuospasial 51,1% dan gangguan
orientasi 44,4%. Sedangkan pada neuroepithelial
tumor didapatkan paling banyak gangguan pada
fungsi eksekutif 78,1%, diikuti konsentrasi dan
perhatian 70,4%, fungsi memori 62% dan
visuospasial 59,84%

8. Martin J.B, Review on Quality of Review Artikel Studi Artikel Gangguan kognitif dapat mempengaruhi quality
Taphoorn, Life Issues in of life
Eefje M. Patients with Primary Terapi pasien lower grade glioma pasca operasi
Sizoo, Brain Tumors didapatkan efek samping disfasia
Andrew Pada pasien oligodendroma anaplastic,
Bottomley. glioblastoma multiforme,, dan high grade glioma
(2010) yang melakukan radioterapi tidak didapatkan
efek samping

Universitas Lambung Mangkurat


10

Pasien glioblastoma yang menjalani kemoterapi


(temozolamide) cenderung membaik dalam
pengobatan
Pasien tumor otak yang diberi terapi AED (anti
epileptic drugs) dapat meningkatkan quality of
life pasien tetapi memiliki efek samping yaitu
dapat menyebabkan deficit fungsi kognitif

9. Chiara Cognitive Metode Dari 109 pasien Dari 109 pasien didapatkan sebanyak 79 (72,4%)
Zucchella, Rehabilitation for deskriptif, kemudian menunjukkan bukti
Annarita Early Post-Surgery study case dieksklusikan dan gangguan kognitif. Kemudian dari 2 kelompok
Capone, Inpatients Affected control didapatkan 25 pasien kasus dan control didapatkan paling banyak jenis
Valentina by Primary Brain kasus dan 28 pasien tumor High grade glioma dengan lesi di bagian
Codella, et Tumor: a kontrol. hemisfer kanan dan lokasi paling banyak
al. (2013) Randomized, ditemukan adalah di frontal dengan ukuran lesi
Controlled Trial. >3,5 cm

10. Julia Day, Neurocognitive Review Artikel Studi Artikel 95% pasien post operasi dan tumornya terletak di
David C. Deficits and frontal atau di temporal akan mengalami perbaikan
Gillespie, Neurocognitive ataupun perburukan gangguan neurokognitif.
Alasdair G. Rehabilitation in Biasanya keluhan akan membaik dalam 7 hari
Rooney, et Adult Brain Tumors hingga 3 bulan tetapi ada juga hingga 1 tahun.
al. (2016) Keluhan yang dialami biasanya adalah gangguan
dalam fungsi memori, fungsi eksekutif dan juga
gangguan perhatian

11. Qiang Wang, A prospective Exploratory study Tujuh puluh dua Meskipun tingkat kelangsungan hidup jangka
et al. (2021) longitudinal pasien terdaftar di panjang adalah meningkat secara progresif,
evaluation of Departemen pemahaman tentang defisit kognitif
cognition and Onkologi Radiasi dan depresi yang disebabkan oleh pengobatan
depression in dari Agustus 2013 sangat penting secara klinis. Kemoterapi memiliki
postoperative patients hingga Agustus efek negatif pada fungsi kognitif. TMZ adalah jenis
with high‐grade 2014 agen alkilasi baru dan luar biasa karakteristik
glioma following meliputi molekul kecil, larut dalam lemak, dan

Universitas Lambung Mangkurat


11

radiotherapy and tingkat pemanfaatan biologis yang tinggi. Setelah


chemotherapy masuk ke
sistem saraf pusat, TMZ mungkin memiliki efek
sinergis dengan kognis.

12. Karen Cognitive Exploratory Pasien GBM yang Temuan saat ini menunjukkan bahwa, secara
Hilverda et functioning in Study baru didiagnosis secara keseluruhan, fungsi kognitif tetap stabil selama
al. (2009) glioblastoma patients berturut-turut direktur pengobatan dan bahwa penambahan TMZ ke RT
during radiotherapy dari VU University tidak selalu menyebabkan penurunan fungsi
and temozolomide Medical Center antara kognitif selama 6 bulan pertama setelah
treatment: initial maret 2005 dan Juni diagnosis. Untuk beberapa pasien, perubahan
findings 2007. fungsi kognitif memang terjadi. Namun, pasien
tersebut mengalami kemunduran hanya pada satu
atau dua dari enam domain kognitif yang dinilai,
dan jumlah pasien yang menunjukkan penurunan
kognitif sama dengan jumlah pasien yang secara
kognitif meningkat. Perubahan kognitif yang
lebih sedikit terjadi pada periode pengobatan
TMZ tambahan dibandingkan dengan RT dan
periode pengobatan TMZ bersamaan,
menunjukkan bahwa fungsi kognitif pasien
menjadi stabil dalam periode pengobatan yang
kurang intens.

13. Martin Klein, Cognition and Exploratory - Gejala klinis dari penurunan kognitif dapat
et al. (2012) resective surgery for Study diketahui dan dikenal sebagai gejala awal dari
diffuse infiltrative adanya tumor ataupun trauma dari otak.
glioma an : Overview

14. Oliver Preoperative and Exploratory 54 pasien dewasa yang Terdapat perbedaan kognitif pada pasien
Tucha, et al. Postoperative Study didiagnosis dengan postoperative dengan volunteer yang sehat,
(2013) Cognitive frontal meningiomas bila dibandingkan dengan pasien preoperative

Universitas Lambung Mangkurat


12

Functioning in yang sudah di lakukan dengan volunteer tidak terdapat perbedaan


Patients with operasi yang berarti.
Frontal
Meningiomas

15. Florien W. The Effect of Pasien pada 3 rumah Tidak terdapat efek yang berarti dengan
Boele, et al. Modafinil on sakit yang berbeda menggunakan obat Modafinil untuk fatigue,
(2013) Fatigue, Cognitive, (VU University cognitive, functioning, and mood pada pasien
Functioning, and Medical Center, primary brain tumor.
Mood in Primary Amsterdam; Academic
Brain Tumor Medicar Center,
Patients: a Amsterdam; Medical
Multicenter Center Haaglanden,
Randomized Hague
Controlled Trial

Universitas Lambung Mangkurat


13

Gangguan fungsi kognitif adalah masalah neurologis tersering yang terkait

dengan tumor intrakranial dan umumnya ditemukan pada saat diagnosis tumor

intrakranial ditegakkan. Penelitian Davis et al melaporkan bahwa gangguan

kognitif merupakan gejala awal yang ditemukan pada 33% pasien dengan

kecurigaan tumor intrakranial. Selain itu 46% keluarga pasien menyatakan

gangguan kognitif telah muncul sebagai gejala awal tumor intrakranial

mendahului gejala lain. Disfungsi kognitif dapat merupakan konsekuensi

langsung proses pertumbuhan neoplasma atau merupakan akibat sekunder seperti

peningkatan tekanan intrakaranial atau edema serebri yang ditemukan pada saat
1
diagnosis ditegakkan.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif

dipengaruhi oleh tumor seperti lokasi, ukuran, kecepatan tumbuh, dan

progresivitas, komplikasi neurologis terkait tumor, serta kejang. 2 Pemberian

terapi seperti pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi selain dapat memperbaiki

gejala neurologis termasuk gangguan kognitif, juga dapat memperburuk kondisi

pasien. Untuk menilai kognitif dilakukan pemeriksaan berikut: Pemeriksaan status

mini mental (MMSE) untuk skrining fungsi kognitif global, Montreal cognitive

assessment (MOCA) untuk mengevaluasi fungsi memori, Rey auditory verbal

learning test (RAVLT) untuk evaluasi recent, immediate, delayed, remote

memory, rekognisi, dan fungsi visuospasial, Rey osterrieth complex figure untuk

evaluasi fungsi visuospasial dan memori jangka panjang, Trail making test bagian

A dan B untuk mengetahui fungsi atensi kompleks dan eksekutif, Fluensi fonemik

Universitas Lambung Mangkurat


dan semantik untuk fungsi bahasa. Pemeriksaan membutuhkan waktu rerata 60

menit.

Dari hasil review literature ditemukan pada kelompok TIP gangguan

kognitif terbanyak pada kelompok usia 36-55 tahun (p=0,042) dan memiliki

lesi di hemisfer kiri (p=0,029). Tingginya prevalensi gangguan kognitif yang

ditemukan pada penelitian ini, serta dampak sosial gangguan kognitif yang

dialami pasien tumor intrakranial mengingatkan kembali pentingnya diagnosis

tumor intrakranial sedini mungkin meskipun belum ditemukan defisit

neurologis yang nyata. Penelitian ini juga menunjukkan gejala gangguan

kognitif sebagai soft sign yang mendahului hard sign pada pasien dengan

tumor intrakranial. Pada pasien TIP yang berusia 36-55 tahun dan lesi lebih

dari satu lobus memiliki risiko gangguan kognitif lebih besar. Gejala yang

timbul pada pasien tergantung dari lokasi dan tingkat pertumbuhan tumor.

Kombinasi gejala yang sering ditemukan adalah peningkatan tekanan

intrakranial (sakit kepala hebat disertai muntah proyektil), defisit neurologis

yang progresif, kejang, penurunan fungsi kognitif. Pada glioma derajat rendah

gejala yang biasa ditemui adalah kejang, sementara glioma derajat tinggi lebih

sering menimbulkan gejala defisit neurologis progresif dan tekanan

intrakranial meningkat.

Pada literature selanjutnya pasien glioblastoma multiforme didapatkan

hasil secara keseluruhan, fungsi kognitif tetap stabil selama pengobatan dan

bahwa penambahan temozomolide (TMZ) ke radioterapi tidak selalu

menyebabkan penurunan fungsi kognitif selama 6 bulan pertama setelah

14
Universitas Lambung Mangkurat
15

diagnosis. Untuk beberapa pasien, perubahan fungsi kognitif memang terjadi.

Namun, pasien tersebut mengalami kemunduran hanya pada satu atau dua dari

enam domain kognitif yang dinilai, dan jumlah pasien yang menunjukkan

penurunan kognitif sama dengan jumlah pasien yang secara kognitif

meningkat. Perubahan kognitif yang lebih sedikit terjadi pada periode

pengobatan temozomolide (TMZ) tambahan dibandingkan dengan radioterapi

dan periode pengobatan temozomolide bersamaan, menunjukkan bahwa

fungsi kognitif pasien menjadi stabil dalam periode pengobatan yang kurang

intens. Sebuah studi sebelumnya, melaporkan bahwa penurunan kognitif

terjadi pada pasien glioma tingkat tinggi selama dan setelah radioterapi.

Penemuan ini menunjukkan bahwa penambahan temozomolide ke radioterapi,

untuk pasien glioblastoma multiforme sebagai sebuah kelompok, tidak

berdampak negatif pada fungsi kognitif dan bahkan mungkin memiliki efek

positif pada kinerja kognitif, dibandingkan dengan penurunan kognitif pasien

yang disebutkan sebelumnya yang hanya menerima radioterapi. Temuan ini

juga sesuai dengan penelitian terbaru lainnya yang melaporkan bahwa bukan

pengobatan, tetapi tumor itu sendiri dan kekambuhan tumor, yang merupakan

penentu terbesar penurunan kognitif.1,5,20

Bila ada tumor pada satu lobus maka 46,8% akan menyebabkan gangguan

kognitif. Bila ada tumor pada lobus frontalis maka 19,0% akan menyebabkan

gangguan kognitif, Pada Lobus temporal 11.4% akan menyebabkan gangguan

Universitas Lambung Mangkurat


kognitif, lobus parietal 13,9% akan menyebabkan gangguan kognitif, Lobus

oksipital 2,5%, lebih dari 1 lobus 40,5%, lokasi lainnya 12,7% akan

menimbulkan gangguan kognitif.1

Tumor otak primer dapat terjadi di berbagai lobus otak besar, otak kecil

serta bagian otak lainnya dan reseksi tumor primer menyebabkan penurunan

kognitif. Gangguan kognitif akan lebih parah bila terjadi lesi, tumor ataupun

trauma pada bagian hemisfer kiri dibandingkan bagian hemisfer kanan

dikarenakan hemisfer kiri lebih mengendalikan IQ pada seseorang seperti

kemampuan berbahasa, berhitung, nalar, berbicara pada seseorang sedangkan

untuk hemisfer kanan berfungsi dalam hal hal abstrak seperti music, bentuk,

emosi, dan warna. Gejala tumor yang mengenai bagian lobus otak dapat

bervariasi tergantung dari lobus mana yang terkena, yaitu :

Lobus frontalis berfungsi untuk mengendalikan gerakan, ucapan,

perilaku, memori singkat, emosi, dan kepribadian. Bagian otak ini juga

berperan dalam fungsi intelektual, seperti proses berpikir, penalaran,

pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan perencanaan. Pada

kerusakan lobus frontalis maka akan mengakibatkan penurunan konsentrasi,

kesulitan berbahasa dan gangguan bersosialisasi dikarenakan terganggunya

area Broca (broadmann 44 dan 45) yang berfungsi dalam kemampuan

berbicara, gangguan emosi serta sulit menggerakan anggota tubuh pada sisi

yang berlawanan (gyrus pre-centralis area broadmann 4) terganggu.

16
Universitas Lambung Mangkurat
17

Lobus parietal mengendalikan orientasi spasial atau pemahaman

tentang ukuran, bentuk dan arah serta gerakan tubuh dan fungsi berhitung dan

juga kemampuan motorik halus yang menggunakan jari tangan seperti menulis

dan melukis, kerusakan pada lobus ini akan mengakibatkan seseorang susah

berhitung, susah menulis dan melukis serta kehilangan sensasi (sensorik) pada

anggota tubuh yang berlawanan (gyrus post-centralis) terganggu.

Lobus temporal yang mengendalikan indra pendengaran, ingatan

panjang dan emosi lobus ini juga berperan dalam pusat kata-kata dan fungsi

bicara. Gangguan pada lobus ini akan mengakibatkan kejang generalis tonik

pada pasien, menyebabkan masalah ingatan, persepsi ucapan, dan kemampuan

memahami Bahasa dan berbicara yaitu gangguan pada area Wernicke (area

broadmann 22) yang terletak di gyrus temporalis superior yang akan

mengakibatkan afasia.

Lobus oksipital berfungsi dalam mengenali objek dari penglihatan dan

memahami arti kata-kata yang tertulis dari penglihatannya. Kerusakan pada

lobus ini akan menyebabkan seseorang susah untuk mengenali objek, ketidak

mampuan mengidentifikasi warna, halusinasi, dan kesulitan memahami kata-

kata yang tertulis.

Cerebellum (otak kecil) mengendalikan keseimbangan, koordinasi

gerak tubuh serta mengendalikan Gerakan halus seperti menulis dan melukis.

Universitas Lambung Mangkurat


Anterior cingulate cortex berperan dalam perhatian dan konflik pikiran

yang terjadi dalam tubuh.

Pineal region mengatur fungsi visuospasial, perhatian, fungsi

visuomotorik, pemecahan masalah dan afektif.16

Patofisiologi Tumor Otak

Genetika Virus Radiasi Zat Idiopatik


Kimia

Pertumbuhan sel
abnormal pada otak

Bertambahnya massa di
dalam otak

Infiltrasi jaringan
otak

Peningkatan volume otak Penurunan suplai


darah ke otak

Obstruksi pembuluh Nekrosis Kerusakan


darah di otak jaringan neuron
otak

Gangguan
Edema Gangguan
fungsi otak Kejang
neurologis
fokal
Peningkatan
Hidrosefalus Disorientasi
tekanan
intrakranial

Perubahan
Mual muntah, sakit proses
kepala, papil Gangguan perfusi
darah ke otak berpikir
edema, pandangan
kabur
18
Universitas Lambung Mangkurat
19

Herniasi otak

Gangguan
kesadaran

Instabilitas Genetik Sel


Perubahan terjadi karena ada aktivasi gen yang berperan dalam
proliferasi sel dan terganggunya fungsi gen yang mengendalikan stabilitas
genetik. Hal ini mengakibatkan sel tersebut melakukan pembelahan yang tidak
terkendali dan juga menyebabkan terjadinya mutasi. Perubahan genetik yang
dapat ditemukan pada tumor otak berupa mutasi, delesi, overekspresi, dan
translokasi. Dan terjadi juga perubahan epigenetik yaitu perubahan status
fenotip yang tidak didasarkan pada perubahan genotip yang dalam arti
terjadinya perubahan ekspresi gen tetapi tidak disebabkan oleh perubahan
sekuen DNA. Berbeda halnya dengan mutasi DNA yang menyebabkan
perubahan pada sekuen DNA dan ekspresi gen yang ireversibel. Perubahan
epigenetik sendiri bersifat reversible, tetapi tetap stabil selama pembelahan sel
terjadi. Sehingga perubahan epigenetic ini dapat diwariskan ke sel anak pada
saat pembelahan sel. Instabilitas genetik dan epigenetik tersebut menyebabkan
sel berproliferasi tidak terkendali dan membentuk suatu massa tumor.18,19

Penurunan suplai darah ke otak


Penurunan suplai darah ke otak dapat menyebabkan kerusan dari
neuron. Hal ini terjadi karena tumor otak dapat menimbulkan kerusakan
transfer impuls saraf otak. Tumor memiliki sifat dapat melakukan invasi,
infiltrasi, dan menggantikan jaringan parenkim otak normal sehingga
mengganggu fungsi normal jaringan tersebut dan menimbulkan defisit
neurologis fokal.18

Universitas Lambung Mangkurat


Edema Otak dan Peningkatan Tekanan Intrakranial
Massa tumor dapat menghambat vaskularisasi otak sehingga
menimbulkan edema dan juga hipoksia jaringan. Ketika otak mengalami
pembengkakan, terdapat kranium yang membatasi volume otak sehingga
lambat laun edema otak tersebut menimbulkan peningkatan tekanan
intrakranial. Tumor yang terletak di ventrikel tiga dan empat dapat
mengobstruksi aliran cairan serebrospinal dan menyebabkan hidrosefalus.
Tekanan intrakranial juga dapat meningkat oleh karena hidrosefalus. Akibat
peningkatan tekanan intrakranial, akan timbul gejala-gejala klinis tumor otak
seperti nyeri kepala, mual, muntah, dan defisit neurologis. Peningkatan
tekanan intrakranial kemudian akan semakin mengganggu perfusi darah ke
otak dan juga dapat menimbulkan herniasi jaringan otak di bawah falx serebri
melalui tentorium serebelum atau foramen magnum.1,18

Pilihan pengobatan untuk pasien tumor sering dilakukan secara

kombinasi yaitu : operasi, radioterapi, kemoterapi dan pengobatan suportif. 17

1. Operasi

Reseksi bedah terbukti memberikan hasil yang bermanfaat terhadap

kelangsungan pasien tumor otak primer, setelah dilakukan operasi hanya

sedikit pasien yang mengalami kejang, sakit kepala dan tanda peningkatan

intrakranial. Pada studi menunjukkan pasien glioma pasca operasi dapat

mengalami defisit kognitif, tetapi hal ini hanya bersifat sementara. Sedangkan

pada pasien meningioma fungsi kognitif akan membaik pasca operasi.

Gangguan yang sering ditemukan pasca operasi adalah gangguan fungsi

memori dan fungsi eksekutif. Operasi dapat dilakukan secara sadar dengan

stimulasi kelistrikan intraoperative. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi

fungsi kognitif pasien dan diharapkan reseksi tumor dapat dilakukan lebih

tepat tanpa merusak jaringan di sekitar otak. Dengan demikian operasi ini

20
Universitas Lambung Mangkurat
21

diharapkan dapat mempertahankan fungsi kognitif pada pasien glioma.

Namun, saat ini operasi yang dilakukan secara sadar hanya difokuskan pada

domain bahasa dan fungsi motorik pada pasien tumor.

2. Radioterapi

Radioterapi memberikan hasil yang signifikan tetapi sebanyak 50-90%

pasien mengalami gangguan kognitif yang terjadi pada acute phase (selama

radiasi), early delayed (beberapa bulan setelah radiasi) ataupun late delayed

(beberapa tahun setelah radiasi). Efek samping acute phase adalah didapatkan

peradangan dan cedera pada saraf dan menyebabkan terjadinya edema dan

memberikan gejala sakit kepala, mual, pusing dan defisit kognitif.

Efek samping early delayed berhubungan dengan demielinisasi dan

edema yang mungkin dapat mempengaruhi fungsi kognitif juga. Namun, efek

samping acute phase dan early delayed hanya bersifat sementara. Efek

samping yang terjadi pada late delayed menjadi perhatian khusus karena

dapat menyebabkan gangguan kognitif irreversible dan progresif.

Oleh sebab itu maka diberikanlah terapi radiasi yang kurang invasif

seperti radioterapi stereotaktik yang memiliki efek samping yang lebih sedikit

terhadap masalah kognitif pada pasien tumor otak primer. Radiasi proton juga

dapat diberikan dengan cara memberikan dosis yang cukup pada tumor dan

memberikan dosis yang minimal terhadap jaringan normal.

3. Kemoterapi

Universitas Lambung Mangkurat


Kemoterapi dapat menyebabkan terjadinya defisit kognitif baik dalam

jangka waktu sekarang ataupun mendatang. Hal ini terjadi karena dilakukan

kemoterapi sistemik yang dapat mempengaruhi fungsi memori dan fungsi

pemrosesan informasi. Pasien yang menjalani kemoterapi diharapkan dapat

berolahraga untuk membantu mencegah disfungsi kognitif karena dengan

berolahraga diharapkan dapat meningkatkan neurogenesis.

4. Target terapi dan imunoterapi

Angiogenesis inhibitor seperti bevacizumab pada pasien glioma, tidak

didapatkan bukti untuk manfaat kelangsungan hidup secara keseluruhan,

ataupun dalam penurunan fungsi kognitif.

5. Terapi suportif

Anti epileptic drugs memiliki efek negatif yang signifikan terhadap

fungsi kecepatan pemrosesan informasi dan perhatian meskipun AED

generasi kedua seperti levetiracetam dan oxcarbazepine tampaknya

meminimalkan dampak negatif kejang dan dapat meningkatkan kualitas

hidup. Sedangkan, kortikosteroid dapat meningkatkan fungsi kognitif karena

berefek mengurangi terjadinya edema, tetapi penggunaan kortikosteroid

jangka panjang dapat memberikan efek yang merugikan.

22
Universitas Lambung Mangkurat
23

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan tinjauan literature dapat disimpulkan bahwa kejadian tumor

otak primer memiliki gejala yang bervariasi. Bila ada tumor pada satu lobus maka

46,8% akan menyebabkan gangguan kognitif. Jika terdapat tumor otak primer

pada lobus frontalis maka akan lebih besar utuk menimbulkan gangguan fungsi

kognitif sebesar 19,0%. Tumor otak primer terbagi menjadi tumor otak yang

mengenai sel glial dan disebut glioma. Glioma sendiri terbagi lagi menjadi

beberapa klasifikasi yaitu low grade glioma dan high grade glioma. Tumor otak

primer juga dapat mengenai lapisan otak yaitu meningen dan tumor ini disebut

dengan nama meningioma. Semua tumor otak ini memiliki gejala yang bervariasi.

Hal ini terjadi karena ditemukan beberapa faktor yang berpengaruh seperti : lokasi,

ukuran, kecepatan pertumbuhan, progresivitas, komplikasi neurologis terkait

tumor serta ditemukannya kejang. Dalam melakukan terapi pasien dengan tumor

otak primer didapatkan banyak pilihan dan dapat dilakukan terapi kombinasi

seperti : operasi, radioterapi, kemoterapi dan pengobatan suportif.

Universitas Lambung Mangkurat


B. SARAN

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang ingin menulis literature review diharapkan dapat

menelusuri literature di database yang lebih beragam dan juga dapat

menambahkan variabel yang berbeda.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan dapat memberikan informasi kepada tenaga kesehatan sehingga dapat

melakukan tindakan pencegahan untuk meminimalisasi terjadinya komplikasi

pada pasien tumor otak primer yang menjalani terapi dan dapat mengetahui

bagaimana keluhan dan tata laksana yang tepat untuk pasien tumor otak primer

dengan gangguan kognitif.

24
Universitas Lambung Mangkurat
25

DAFTAR PUSTAKA

1. Maharani K, Larasari A, Aninditha T, Ramli Y. Profil Gangguan


Kognitif pada Tumor Intrakranial Primer dan Metastasis. eJournal
Kedokt Indones. 2015;3(2):107–14.

2. Aoyama H, Tago M, Kato N, et al. Neurocognitive function of patients


withbrain metastasis who received either whole brain radiotherapy plus
stereotacticradiosurgery or radiosurgery alone. Int J Radiat Oncol.
2007;68(5):1388-95.

3. Boele FW, Klein M, Reijneveld JC, Verdonck-de Leeuw IM, Heimans


JJ. Symptom management and quality of life in glioma patients. CNS
Oncol. 2014;3(1):37–47.

4. Aman RA, Soernarya MF, Andriani R, Munandar A, Tadjoedin H,


Susanto E, et al. Panduan Penatalaksanaan Tumor Otak. Kom
Penanggulangan Kanker Nas [Internet]. 2016;1–79. Available from:
http://kanker.kemkes.go.id/guidelines.php?id=5

5. Singh A, Ravi P, Ahire N. Roll out of electronic medical records in


public health facilities and the way ahead. Cancer Res Stat Treat.
2021;4(1):181–2

6. Waagemans ML, Van Nieuwenhuizen D, Dijkstra M, Wumkes M,


Dirven CMF, Leenstra S, et al. Long-term impact of cognitive deficits
and epilepsy on quality of life in patients with low-grade meningiomas.
Neurosurgery. 2011;69(1):72–8.

7. Stanca D, Craitoiu S, Zaharia C, Tudorica V, Albu C, Alexandru O, et


al. Prospective study on the presence of cognitive impairments in
patients with brain tumors. Rom J Neurol Rev Rom Neurol.
2011;10(3):131–5.

8. Taphoorn MJB, Sizoo EM, Bottomley A. Review on Quality of Life


Issues in Patients with Primary Brain Tumors. Oncologist.
2010;15(6):618–26.

Universitas Lambung Mangkurat


9. Zucchella C, Capone A, Codella V, De Nunzio AM, Vecchione C,
Sandrini G, et al. Cognitive rehabilitation for early post-surgery
inpatients affected by primary brain tumor: A randomized, controlled
trial. J Neurooncol. 2013;114(1):93–100.

10. Day J, Gillespie DC, Rooney AG, Bulbeck HJ, Zienius K, Boele F, et
al. Neurocognitive Deficits and Neurocognitive Rehabilitation in Adult
Brain Tumors. Curr Treat Options Neurol. 2016;18(5).

11. Wang Q, Qi F, Song X, Di J, Zhang L, Zhou Y, et al. A prospective


longitudinal evaluation of cognition and depression in postoperative
patients with high-grade glioma following radiotherapy and
chemotherapy. J Cancer Res Ther. 2018;14(12):S1048–51.

12. Hilverda K, Bosma I, Heimans JJ, Postma TJ, Peter Vandertop W,


Slotman BJ, et al. Cognitive functioning in glioblastoma patients
during radiotherapy and temozolomide treatment: Initial findings. J
Neurooncol. 2010;97(1):89–94.

13. Klein M, Duffau H, De Witt Hamer PC. Cognition and resective


surgery for diffuse infiltrative glioma: An overview. J Neurooncol.
2012;108(2):309–18.

14. Tucha O, Smely C, Preier M, Becker G, Paul GM, Lange KW.


Preoperative and postoperative cognitive functioning in patients with
frontal meningiomas. J Neurosurg. 2003;98(1 SUPPL.):21–31.
15. Boele FW, Douw L, De Groot M, Van Thuijl HF, Cleijne W, Heimans
JJ, et al. The effect of modafinil on fatigue, cognitive functioning, and
mood in primary brain tumor patients: A multicenter randomized
controlled trial. Neuro Oncol. 2013;15(10):1420–8.

16. Daulay Nurussakinah. Struktur Otak dan Keberfungsiannya pada Anak


dengan Gangguan Spektrum Autis: Kajian Neuropsikologi. Buletin
Psikologi. 2017; 25(1): 11-25.

17. Coomans MB, van der Linden SD, Gehring K, Taphoorn MJB.
Treatment of cognitive deficits in brain tumour patients: current status
and future directions. Curr Opin Oncol. 2019;31(6):540–7.

18. Lo BM. Brain neoplasm.


https://emedicine.medscape.com/article/779664-overview.

26
Universitas Lambung Mangkurat
27

19. Gavrilovic IT, Posner JB. Brain metastasis: epidemiology and


pathophysiology. Journal of Neuro-Oncology. 2005;75(1):5-14.
doi:10.1007/s11060-004-8093-6.

20. Aman RA, Soernarya MF, Andriani R, Munandar A, Tadjoedin H,


Susanto E, et al. Panduan Penatalaksanaan Tumor Otak. Kom
Penanggulangan Kanker Nas [Internet]. 2016;1–79. Available from:
http://kanker.kemkes.go.id/guidelines.php?id=5

Universitas Lambung Mangkurat


LAMPIRAN

Universitas Lambung Mangkurat

28
29

Lampiran 1. Penelusuran Artikel


Universitas Lambung Mangkurat

30

Anda mungkin juga menyukai