Anda di halaman 1dari 32

TUGAS SISTEM REPRODUKSI

ASUHAN KEPERAWATAN
INTRA NATAL CARE (INC)

DISUSUN OLEH :

NOVIA MAYASARI
NIM : 201501381

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
KELAS NON-REG UNDATA
PRIODE T.A 2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat  Allah SWT atas limpahan taufiq dan hidayah-Nya sehingga


kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘ASKEP INTRA NATAL CARE (INC)’
ini dengan lancar.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu kegiatan dalam mata kuliah system
reproduksi sebagai tugas yang harus diselesaikan. Makalah  juga menjadi salah satu aspek
penilaian dalam nilai akhir yang digunakan sebagai nilai tambah. Kami membuat makalah ini
berdasarkan sistematika yang diberikan Dosen Pembimbing dengan menggunakan buku
Panduan dan dari berbagai literatur sebagai sumber referensi utama.
Penulisan makalah ini juga sebagai pelatihan bagi kami sebagai bekal untuk
pembuatan Karya Tulis  Ilmiah yang nanti akan berguna bagi kami dan menjadi dasar dari
nilai akhir atau UAP. Oleh karena itu makalah merupakan salah satu aspek yang sangat
penting dalam kegiatan belajar di lingkungan pendidikan kami.
Kritik dan saran yang membangun selalu diterima demi sempurnanya makalah ini.
Akhirnya ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat tersusun
dengan baik.

Palu, 20 April 2018


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
B. Sebab-sebab persalinan
C. Patofisiologi
D. Tanda-tanda mulanya persalinan
E. Faktor persalinan
F. Kala persalinan
G. Pemeriksaan penunjang
H. Penatalaksanaan          
BAB III KONSEP ASKEP BERDASARKAN NANDA dan NIC-NOC
A. Kala I (fase laten)
B. Kala I (fase aktif)
C. Kala II
D. Kala III
E. Kala IV
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar
50.000 jiwa per tahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000 jiwa per
tahun. Pada tahun 1998 kematian maternal dan bayi tersebut terutama di negara
berkembang sebesar 99 %. Kendatipun jumlahnya sangat besar, tetapi tidak menarik
perhatian karena kejadiannya tersebar, berbeda dengan kematian yang terjadi akibat
bencana alam. Sebenarnya kematian ibu dan bayi mempunyai peluang yang sangat besar
untuk dihindari dengan meningkatkan kerja sama antara pemerintah, swasta dan badan
sosial lainnya.
WHO memperkirakan jika ibu hanya melahirkan rata-rata 3 bayi maka kematian
ibu dapat diturunkan menjadi 300.000 jiwa dan kematian bayi sebesar 5.600.000 jiwa
per tahun. Sebab kematian ibu di Indonesia bervariasi antara 130 sampai 780 dalam
100.000 persalinan hidup. Kendatipun telah dilakukan usaha yang insentif, kematian ibu
di Indonesia berkisar 307/100.000 kelahiran hidup (Survei Demografi, 2003).
Oleh karena hal tersebut persalinan terhadap pasien inpartu perlu mendapat
perhatian yang besar dengan mendapat perawatan yang besar dan intensi. Diharapkan
kelainan-kelainan dapat diketahui secara dini sehingga dapat diatasi secepatnya dan tidak
sampai mengakibatkan komplikasi pada janin dan ibunya.

B. Tujuan
Mahasiswa diharapkan mengetahui tentang asuhan keperawatan pada pasien intra
natal care (INC).
 
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.    Pengertian
Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun apabila
tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal (Mufdillah & Hidayat,
2008).
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan atau
hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh
ibu (Mitayani, 2009).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Prawirohardjo, 2006).

B. Sebab-sebab persalinan
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori menghubungkan
dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan
nutrisi (Hafifah, 2011)
1. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone
dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone
turun.
2. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3.  Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot
rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila
ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi
uterus.
5. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi
pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus.
           

C. Patofisiologi
D. Tanda-tanda mulanya persalinan
Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling atau dropping
yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida.
Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan sering-sering atau susah
buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin. Perasaan
sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah diuterus (fase labor
pains). Servik menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa
bercampur darah (bloody show) (Haffieva, 2011).
Tanda-Tanda In Partu :
1. Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada bagian 
servik.
3. Kadang-kadang ketuban pecah
4. Pada pemeriksaan daam, servik mendatar

Persalinan Normal

E.      Faktor persalinan


         1. PASSAGE (JALAN LAHIR)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat
melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus
normal. Passage terdiri dari :
a.       Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)
1)      Os. Coxae
  Os illium
  Os. Ischium
  Os. Pubis
2)      Os. Sacrum = promotorium
3)      Os. Coccygis
b.      Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen
        Pintu Panggul
a.       Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium,
linea inominata dan pinggir atas symphisis.
b.      Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut
midlet
c.       Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut
outlet
d.      Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan
outlet.
Bidang-bidang :
a.       Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas
symphisis dan promontorium
b.      Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah
symphisis.
c.       Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika kanan
dan kiri.
d.      Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis

2.      POWER
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau
kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer atau
kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.
Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari :
a.       His (kontraksi otot uterus)
Adalah kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja dengan
baik dan    sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot rahim menguncup
sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta
mendorong janin dan kantung amneon ke arah segmen bawah rahim dan
serviks.
b.      kontraksi otot-otot dinding perut
c.       kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
d.      ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum
Kontraksi uterus/His yang normal karena otot-otot polos rahim bekerja
dengan baik dan sempurna mempunyai sifat-sifat :
a.       kontraksi simetris
b.      fundus dominan
c.       relaksasi
d.      involuntir : terjadi di luar kehendak
e.       intermitten : terjadi secara berkala (berselang-seling)
f.       terasa sakit
g.      terkoordinasi
h.      kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis
Perubahan-perubahan akibat his :
a.       Pada uterus dan servik, Uterus teraba keras/padat karena kontraksi. Tekanan
hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta menyebabkan serviks
menjadi mendatar (effacement) dan terbuka (dilatasi).
b.      Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada
kenaikan nadi dan tekanan darah.
c.       Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang, maka
timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi) dan kurang
jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis.
Dalam melakukan observasi pada ibu – ibu bersalin hal – hal yang harus
diperhatikan dari his:
a.       Frekuensi his Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau 
persepuluh menit.
b.      Intensitas his Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan frekuensi
kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin meningkat waktu
persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa aktifitas uterus bertambah
besar jika wanita tersebut berjalan – jalan sewaktu persalinan masih dini.
c.       Durasi atau lama his Lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik,
misalnya selama 40 detik.
d.      Datangnya his Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
e.       Interval Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang tiap 2
sampe 3 menit
f.       Aktivitas his Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.
His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus,
kandung kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu timbul
beberapa hari sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup bulan. His palsu dapat
merugikan yaitu dengan membuat lelah pasien sehingga pada waktu persalinan
sungguhan mulai pasien berada dalam kondisi yang jelek, baik fisik maupun mental.
Kelainan kontraksi otot rahim
a.      Inertia Uteri
1)      His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal yang   
terbagi menjadi : Inertia uteri primer : apabila sejak semula kekuatannya
sudah lemah
2)      Inertia uteri sekunder : His pernah cukup kuat tapi kemudian melemah
Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan, bagian
terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah. His yang lemah
dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu maupun janin sehingga
memerlukan  konsultasi atau merujuk penderita ke rumah sakit, puskesmas
atau ke dokter spesialis.
b.      Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat kesempatan
reaksi otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat terjadi :
1)      Persalinan Presipitatus
2)      Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibat mungkin fatal
3)      Terjadi persalinan tidak pada tempatnya
  Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam persalinanT
  rauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan  inversion 
uteri
  Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai kematian janin 
dalam rahim
c.       Inkoordinasi otot rahim
Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan sulitnya
kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengeluaran
janin dari dalam rahim. Penyebab inkoordinasi kontraksi otot rahim adalah :
a.       Faktor usia penderita elative tua
b.      Pimpinan persalinan
c.       Karena induksi persalinan dengan oksitosin
d.      Rasa takut dan cemas
3. PASSANGER
Passanger  terdiri dari janin dan plasentaa. Janin merupakan passangge utama
dan bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang paling besar
dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat
mempengaruhi jalan persalinan.
Kelainan – kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger adalah 
kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun
anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan
kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak sungsang.
4. PSIKIS (PSIKOLOGIS)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-benar
terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias melahirkan atau
memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa
kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang belum pasti “
sekarang menjadi hal yang nyata.
Psikologis meliputi :
  Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
  Pengalaman bayi sebelumnya
  Kebiasaan adat
  Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:
  Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
  Persalinan sebagai ancaman pada self-image
  Medikasi persalinan
  Nyeri persalinan dan kelahiran
5. PENOLONG
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses tergantung dari
kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.

F. Kala persalinan
Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2006) yaitu:
1. Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, servik
mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler,
kanalis servikalis.
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
a.       Fase laten
Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan berlangsung 2 jam,
cepat menjadi 9 cm.
b.      Fase aktik
Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :
1)      periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
2)      periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan berlangsung 2
jam, cepat menjadi 9 cm.
3)      periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm.
Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan vagina menjadi
saluran yang continue, selaput amnio ruptur, kontraksi uterus kuat tiap 2-3 menit
selama 50-60 detik untuk setiap kontraksi, kepala janin turun ke pelvis.

2. Kala II (pengeluaran janin)


His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin
telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot
dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan karena tekanan pada
rectum sehingga merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Pada waktu his
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his
mengedan yang terpimpin akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II
pada primi 1.5-2 jam, pada multi 0.5 jam.
Mekanisme persalinan:
Janin dengan presentasi belakang kepala, ditemukan hampir sekitar 95 % dari semua
kehamilan.Presentasi janin paling umum dipastikan dengan palpasi abdomen dan
kadangkala diperkuat sebelum atau pada saat awal persalinan dengan pemeriksaan
vagina (toucher). Pada kebanyakan kasus, presentasi belakang kepala masuk
dalampintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang. Oleh karena itu kita
uraikan dulu mekanisme persalinan dalam presentasi belakang kepala dengan posisi
ubun-ubun kecil melintang dan anterior.
Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu , sedangkan ukuran-ukuran kepala
bayi hampir sama besarnya dengan dengan ukuran dalam panggul, maka jelas bahwa
kepala harus menyesuaikan diri dengan bentuk panggul mulai dari pintu atas
panggul, ke bidang tengah panggul dan pada pintu bawah panggul, supaya anak
dapat lahir. Misalnya saja jika sutura sagitalis dalam arah muka belakang pada pintu
atas panggul, maka hal ini akan mempersulit persalinan, karena diameter antero
posterior adalah ukuran yang terkecil dari pintu atas panggul. Sebaliknya pada pintu
bawah panggul, sutura sagitalis dalam jurusan muka belakang yang menguntungkan
karena ukuran terpanjang pada pintu bawah panggul ialah diameter antero posterior.
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah :
a.       Penurunan kepala.
b.      Fleksi.
c.       Rotasi dalam ( putaran paksi dalam)
d.      Ekstensi.
e.       Ekspulsi.
f.       Rotasi luar ( putaran paksi luar)
Dalam kenyataannya beberapa gerakan terjadi bersamaan,  akan tetapi untuk lebih
jelasnya akan dibicarakan gerakan itu satu persatu.
a. Penurunan Kepala.
Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul  biasanya
sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada multigravida
biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam
PAP, biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan.
Masuknya kepala melewati pintu atas panggul (PAP), dapat dalam keadaan
asinklitismus yaitu bila sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat
di antara simpisis dan promontorium.     
Pada sinklitismus os parietal depan dan belakang sama tingginya. Jika sutura
sagitalis  agak ke depan mendekati simpisis atau agak ke belakang mendekati
promontorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan asinklitismus, ada 2 jenis
asinklitismus yaitu :
  Asinklitismus posterior :   Bila sutura sagitalis mendekati simpisis dan os 
parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan.
  Asinklitismus anterior  :   Bila sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga
os parietal depan lebih rendah dari os parietal belakang.
Derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada persalinan normal, tetapi kalau
berat gerakan ini dapat menimbulkan disproporsi sepalopelvik dengan panggul
yang berukuran normal sekalipun.
Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II persalinan. Hal ini
disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari segmen atas rahim, yang
menyebabkan tekanan langsung fundus pada bokong janin. Dalam waktu yang
bersamaan terjadi relaksasi dari segmen bawah rahim, sehingga terjadi penipisan
dan dilatasi servik. Keadaan ini menyebabkan bayi terdorong ke dalam jalan
lahir. Penurunan kepala ini juga disebabkan karena tekanan cairan intra uterine,
kekuatan mengejan atau adanya kontraksi otot-otot abdomen dan melurusnya
badan anak.
  Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara simpisis dan
promontorium.
  Sutura sagitalis mendekati simpisis dan os  parietal belakang lebih rendah dari os
parietal depan
  Sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal depan lebih rendah
dari os parietal belakang
b.      Fleksi
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan. Dengan
majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan ini dagu dibawa
lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-
ubun besar hal ini disebabkan karena adanya tahanan dari dinding seviks, dinding
pelvis dan lantai pelvis. Dengan adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika
(9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm). sampai di dasar
panggul, biasanya kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimal.
c.       Rotasi Dalam (Putaran Paksi Dalam)
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa
sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan ke bawah
simpisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun-
ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan kearah simpisis. Rotasi
dalam penting untuk menyelesaikan persalinan, karena rotasi dalam merupakan
suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya
bidang tengah dan pintu bawah panggul.
d.      Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil berada di
bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini di sebabkan
karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas
sehingga kepala harus mengadakan fleksi untuk melewatinya. Kalau kepala yang
fleksi penuh pada waktu mencapai dasar panggul tidak melakukan ekstensi maka
kepala akan tertekan pada perineum dan dapat menembusnya.
Subocciput yang tertahan pada pinggir bawah simpisis akan menjadi pusat
pemutaran (hypomochlion), maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas
perineum: ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan dagu bayi dengan gerakan
ekstensi.
e.       Rotasi Luar (Putaran Paksi Luar)
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala bayi
memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher
yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan
miring. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk
panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar panggul setelah kepala bayi lahir, bahu
mengalami putaran dalam dimana ukuran bahu (diameter bisa kromial)
menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul.
Bersamaan dengan itu kepala bayi juga melanjutkan putaran hingga belakang
kepala berhadapan dengan tuber ischiadikum sepihak.
f.       Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis dan menjadi
hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir ,
selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir.
Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan janin dengan
ukuran yang rata-rata, sebagian besar oksiput yang posisinya posterior berputar
cepat segera setelah mencapai dasar panggul, dan persalinan tidak begitu
bertambah panjang. Tetapi pada kira-kira 5-10 % kasus, keadaan yang
menguntungkan ini tidak terjadi. Sebagai contoh kontraksi yang buruk atau fleksi
kepala yang salah atau keduanya, rotasi mungkin tidak sempurna atau mungkin
tidak terjadi sama sekali, khususnya kalau janin besar.
3. Kala III (pengeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras
dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa
saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas,
terdorong kedalam vagina dan akan lahir secara spontan atau dengan sedikit
dorongan dari atas simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5-30 menit
setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira
100-200 cc.
4. Kala IV
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir, mengamati keadaan
ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Dengan menjaga kondisi
kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan terus-menerus. Tugas uterus ini dapat
dibantu dengan obat-obat oksitosin.

G. Pemeriksaan penunjang
 USG

 Pemeriksaan Hb

H. Penatalaksanaan
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk penanganan
plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:
1. Kaji kondisi fisik klien
2. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
3. Menganjurkan klien istirahat
4. Mengobservasi perdarahan
5. Memeriksa tanda vital
6. Memeriksa kadar Hb
7. Berikan cairan pengganti intravena RL
8. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus masih
premature
PERSIAPAN PERSALINAN
1. Ibu :
a.       Gurita, 3 buah
b.      Baju tidur, 3 buah
c.       Underware secukupnya
d.      Handuk, sabun, shampoo, sikat gigi dan pasta gigi
e.       Pembalut khusus, 1 bungkus
f.       Under pad (dapat dibeli di apotik), 3 lembar
2. Bayi :
a.       Popok dan gurita bayi, 1-2 buah
b.      Baju bayi, 1-2 buah
c.       Diaper (popok sekali pakai) khusus new baby born, 1-2 buah
d.      Selimut,topi dan kaos kaki bayi
e.       Perlengkapan Resusitasi bayi baru lahir
3. Penolong :
a.       Memakai APD, terdiri dari : Sarung Tangan steril, Masker, Alas kaki, celemek
b.      Menyiapkan tempat persalinan, perlengkapan dan bahan
Penolong persalinan harus menilai ruangan dimana proses persalinan akan
berlangsung. Ruangan tersebut harus memiliki pencahayaan atau penerangan
yang cukup. Tempat tidur dengan kasur yang dilapisi kain penutup yang bersih,
kain tebal, dan pelapis anti bocor. Ruangan harus hangat (tetapi jangan pamas),
harus rersedia meja atau permukaan yang bersih dan mudah dijangkau untuk
meletakkan peralatan yang diperlukan.
c.       Menyiapkan tempat dan lingkungan kelahiran bayi.
Memastikan bahwa rungan tersebut bersih, hangat (minimal 25oC, pencahayaan
cukup dan bebas dari tiupan angin.
4. Alat :
Partus Set (didalam wadah stenis yang berpenutup) :
a.       2 klem Kelly atau 2 klem kocher
b.      Gunting tali pusat
c.       Benang tali pusat
d.      Kateter nelaton
e.       Gunting episiotomy
f.       Alat pemecah selaput ketuban
g.      2 psang sarung tangan dtt
h.      Kasa atau kain kecil
i.        Gulungan kapas basah
j.        Tabung suntik 3 ml dengan jarum i.m sekali pakai
k.      Kateter penghisap de lee (penghisap lender)
l.        4 kain bersih
m.    3 handuk atau kain untuk mengeringkan bay
Bahan :
a.       Partograf
b.      Termometer
c.       Pita pengukur
d.      Feteskop / dopler
e.       Jam tangan detik
f.       Stetoskop
g.      Tensi meter
h.      Sarung tangan bersih
5. Obat-Obatan
     Ibu:
a.       8 Ampul Oksitosin 1 ml  10 U (atau 4 oksitosin 2ml U/ml
b.      20 ml Lidokain 1% tanpa Epinefrin atau 10ml Lidokain 2% tanpa Epinefrin
c.       3 botol RL
d.      2 Ampul metal ergometrin maleat ( disimpan dalam suhu 2-80C         
Bayi:    
a.       Salep mata tetrasiklin
b.      Vit K 1 mg
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

1. KALA I (fase laten)


a. Pengakajian
1)      Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
2)      Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan
3)      Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan atau terdiri
dari flek lendir.
b.      Diagnosa Keperawatan
1)      Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
2)      Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d kurang mengingat
informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi informasi.
3)      Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vagina berulang dan
kontaminasi fekal.
4)      Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan peningkatan
kehilangan cairan melalui pernafasan mulut.
5)      Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d ketidakadekuatan system
pendukung.
c.       Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Ansietas b/d krisis situasi Setelah dilakukan asuhan         Orientasikan klien pada
kebutuhan tidak terpenuhi. keperawatan selama lingkungan, staf dan prosedur
……..diharapkan ansietas         Berikan informasi tentang
pasien berkurang dengan perubahan psikologis dan
criteria hasil: fisiologis pada persalinan
o  TTV dbn         Kaji tingkat dan penyebab
o  Pasien dapat ansietas
mengungkapkan perasaan         Pantau tekanan darah dan
cemasnya nadi sesuai indikasi
o  Lingkungan sekitar         Anjurkan klien
pasien tenang dan kondusif mengungkapkan perasaannya
        Berikan lingkungan yang
tenang dan nyaman untuk
pasien
2. Kurang pengetahuan tentang Setelah dilakukan asuhan         Kaji persiapan,tingkat
kemajuan persalinan b/d keperawatan pengetahuan dan harapan klien
kurang mengingat informasi selama….,pengetahuan         Beri informasi dan
yang diberikan, kesalahan pasien tentang persalinan kemajuan persalinan normal
interpretasi informasi. meningkat dengan criteria         Demonstrasikan teknik
hasil: pernapasan atau relaksasi
o  Pasien dapat dengan tepat untuk setiap fase
mendemonstrasikan teknik persalinan
pernafasan  dan posisi yang
tepat untuk fase persalinan
3. Risiko tinggi terhadap infeksi Setelah dilakukan asuhan         Kaji latar belakang budaya
maternal b/d pemeriksaan keperawatan klien.
vagina berulang dan selama….diharapkan         Kaji sekresi vagina,
kontaminasi fekal. infeksi maternal dapat pantau   tanda-tanda vital.
terkontrol dengan criteria         Tekankan pentingnya
hasil: mencuci tangan yang baik.
o   TTV dbn         Gunakan teknik aseptic
o   Tidak terdapat tanda- saat pemeriksaan vagina.
tanda infeksi         Lakukan perawatan
perineal setelah eliminasi.
4. Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan asuhan         Pantau masukan dan
kekurangan cairan b/d keperawatan haluaran.
masukan dan peningkatan selama…,diharapkan cairan         Pantau suhu setiap 4 jam
kehilangan cairan melalui seimbang dengan kriterian atau lebih sering bila suhu
pernafasan mulut. hasil: tinggi, pantau tanda-tanda
o  TTV dbn vital. DJJ sesuai indikasi.
o  Input dan output cairan         Kaji produksi mucus dan
seimbang turgor kulit.
o  Turgor kulit baik         Kolaborasi pemberian
cairan parenteral.
        Pantau kadar hematokrit.

5. Risiko tinggi terhadap koping Setelah dilakukan asuhan         Tentukan pemahaman dan
individu tidak efektif b/d keperawatan harapan terhadap proses
ketidakadekuatan system selama…..,diharapkan persalinan
pendukung. koping pasien efektif         Anjurkan mengungkapkan
dengan criteria hasil: perasaan
o   Pasien dapat         Beri anjuran kuat thd
mengungkapkan mekanisme koping positif dan
perasaannya          Bantu relaksasi
  

2. KALA I (fase aktif)


a.    Pengkajian
1)      Aktivitas istirahat
Klien tampak kelelahan.
2)      Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan tentang
kemampuan mengendalikan pernafasan.
3)      Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.
4)      Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi vertexs.
5)      Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam pada
primipara)
b.   Diagnosa Keperawatan
1)      Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik dari bagian presentasi.
2)     Perubahan eliminasi urin b/d perubahan masukan dan kompresi mekanik
kandung kemih.
3)      Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d krisis situasi.
4)      Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d efek obat-obatan pertambahan
mobilitas gastrik.
5)      Risiko tinggi terhadap kerusakan gas janin b/d perubahan suplay oksigen dan
aliran darah
c.    Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan asuhan         Kaji derajat
dengan tekanan mekanik dari keperawatan ketidaknyamanan secara
bagian presentasi. selama…..,diharapkan nyeri verbal dan nonverbal    
terkontrol dengan criteria          Pantau dilatasi servik
hasil:         Pantau tanda vital dan
o  TTV dbn DJJ     
o  Pasien dapat         Bantu penggunaan
mendemonstrasikan kontrol teknik pernapasan dan
nyeri relaksasi
        Bantu tindakan
kenyamanan spt.
        Gosok punggung, kaki
        Anjurkan pasien
berkemih 1-2 jam
        Berikan informasi
tentang ketersediaan
analgesic
        Dukung keputusan klien
menggunakan obat-
obatan/tidak
        Berikan  lingkungan
yang tenang
2. Perubahan eliminasi urin b/d Setelah dilakukan asuhan         Palpasi di atas simpisis
perubahan masukan dan keperawatan pubis
kompresi mekanik kandung selama….,diharapkan         Monitor  masukan dan
kemih. eliminasi urine pasien haluaran
normal dengan criteria hasil:
o   Cairan seimbang         Anjurkan upaya
o   Berkemih teratur berkemih sedikitnya 1-2 jam
        Posisikan klien tegak
dan cucurkan air hangat di
atas perineum
        Ukur suhu dan nadi, kaji
adanya peningkatan
        Kaji kekeringan kulit
dan membrane mukosa

3. Risiko tinggi terhadap koping Setelah dilakukan asuhan         Tentukan pemahaman


individu tidak efektif b/d keperawatan dan harapan terhadap proses
krisis situasi. selama….,diharapkan persalinan
koping pasien efektif dengan         Anjurkan
criteria hasil: mengungkapkan perasaan
o  Pasien dapat         Beri anjuran kuat
mengungkapkan peraannya terhadap mekanisme koping
positif dan bantu relaksasi 

4. Risiko tinggi terhadap cedera Setelah dilakukan asuhan         Pantau aktivitas uterus
maternal b/d efek obat-obatan keperawatan secara manual
pertambahan mobilitas    selama….,diharapkan cidera         Lakukan tirah baring
gastrik. terkontrol dengan criteria saat persalinan menjadi
hasil: intensif
o  TTV dbn         Hindari meninggikan
o  Aktivitas uterus baik klien tanpa perhatian
o  Posisi pasien nyaman         Tempatkan klien pada
posisi tegak, miring ke kiri
        Berikan perawatan
perineal selama 4 jam
        Pantau suhu dan nadi
        Kolaborasi pemberian
antibiotik (IV)
5. Risiko tinggi terhadap Setelah asuhan keperawatan         Kaji adanya kondisi
kerusakan gas janin b/d selama….,diharapkan janin yang menurunkan situasi
perubahan suplay oksigen dalam kondisi baik dengan uteri plasenta
dan aliran darah criteria hasil:         Pantau DJJ dengan
o   DJJ dbn segera bila pecah ketuban 
o   Presentasi kepala (+)         Instuksikan untuk tirah
o   Kontraksi uterus teratur baring bila presentasi tidak
masuk pelvis
        Pantau turunnya janin
pada jalan lahir
        Kaji perubahan DJJ
selama kontraksi

  
3. KALA II
a.    Pengkajian
1)         Aktivitas/ istirahat
-          Melaporkan kelelahan
-          Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri / teknik
relaksasi
-          Lingkaran hitam di bawah mata
2)         Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
3)         Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
4)         Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih
5)         Nyeri / ketidaknyamanan
-          Dapat merintih / menangis selama kontraksi
-          Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
-          Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
-           Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
6)         Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
7)         Seksualitas
-          Servik dilatasi penuh (10 cm)
-          Peningkatan perdarahan pervagina
-          Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
-          Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
b.   Diagnosa Keperawatan
1)         Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi
2)         Perubahan curah jantung b/d fluktasi aliran balik vena
3)         Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada interaksi
hipertonik
c.    Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d tekanan Setelah dilakukan asuhan       Identifikasi derajat
mekanis pada bagian keperawatan ketidaknyamanan
presentasi selama….,diharapkan nyeri       Berikan tanda/ tindakan
terkontrol dengan criteria kenyamanan seperti
hasil: perawatan kulit, mulut,
o  TTV dbn perineal dan alat-alat tahun
o  Pasien dapat yang kering
mendemostrasikan nafas       Bantu pasien memilih
dalam dan teknik mengejan posisi yang nyaman untuk
mengedan
       Pantau tanda vital ibu
dan DJJ
      Kolaborasi pemasangan
kateter dan anastesi

2. Perubahan curah jantung b/d Setelah dilakukan asuhan       Pantau tekanan darah dan
fluktasi aliran balik vena keperawatan nadi tiap 5 – 15 menit
selama…..,diharapkan       Anjurkan pasien untuk
kondisi cardiovaskuler inhalasi dan ekhalasi selama
pasien membaik dengan upaya mengedan
criteria hasil:       Anjurkan klien /
o  TD dan nadi dbn pasangan memilih posisi
o  Suplay O2 tersedia persalinan yang
mengoptimalkan sirkulasi

3. Risiko tinggi terhadap Setelah asuhan keperawatan       Bantu klien dan pasangan
kerusakan integritas kulit b/d selama….,diharapkan pada posisi tepat
pada interaksi hipertonik integritas kulit terkontrol       Bantu klien sesuai
dengan criteria hasil: kebutuhan
o  Luka perineum tertutup        Kolaborasi epiostomi
(epiostomi) garis tengah atau medic
lateral
      Kolaborasi terhadap
pemantauan kandung kemih
dan kateterisasi

4. KALA III
a.    Pengkajian
1)      Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
2)      Sirkulasi
-          Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali
normal    dengan cepat
-          Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
-          Nadi melambat
3)      Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
4)      Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
5)       Seksualitas
-          Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
-          Tali pusat memanjang pada muara vagina
b.   Diagnosa Keperawatan
1)      Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang masukan oral,
muntah.
2)      Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan
3)      Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama persalinan
c.    Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan asuhan     Instruksikan klien untuk
kekurangan volume cairan keperawatan mendorong pada kontraksi
b/d kurang masukan oral, selama….,diharapkan cairan     Kaji tanda vital setelah
muntah. seimbang denngan criteria pemberian oksitosin
hasil:     Palpasi uterus
o  TTV dbn     Kaji tanda dan gejala
o  Darah yang keluar ± 200 – shock
300 cc     Massase uterus dengan
perlahan setelah pengeluaran
plasenta
    Kolaborasi pemberian
cairan parentral

2. Nyeri akut b/d trauma Setelah dilakukan asuhan     Bantu penggunaan teknik
jaringan setelah melahirkan keperawatan pernapasan
selama….,diharapkan nyeri     Berikan kompres es pada
terkontrol dengan criteria perineum setelah melahirkan
hasil:     Ganti pakaian dan liner
o  Pasien dapat control nyeri basah
    Berikan selimut
penghangat
    Kolaborasi perbaikan
episiotomy
3. Risiko tinggi terhadap cedera Setelah dilakukan asuhan     Palpasi fundus uteri dan
maternal b/d posisi selama keperawatan massase dengan perlahan
persalinan selama….,diharapkan cidera     Kaji irama pernafasan
terkontrol dengan criteria     Bersihkan vulva dan
hasil: perineum dengan air dan
o  Plasenta keluar utuh larutan antiseptic
o  TTV dbn     Kaji perilaku klien dan
perubahan system saraf
pusat
    Dapatkan sampel darah
tali pusat, kirim ke
laboratorium untuk
menentukan golongan darah
bayi
    Kolaborasi pemberian
cairan parenteral

5. KALA IV
a.    Pengkajian
1)         Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
2)         Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin lebih
rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat pada
respon pemberian oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah selama
persalinan 400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml untuk
kelahiran saesaria
3)         Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
4)         Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
5)         Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
6)         Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi
spinal
7)         Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan
episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
8)         Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
9)         Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus,
perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada
abdomen, paha dan payudara.
b.   Diagnosa Keperawatan
1)         Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik
dan psikologis, ansietas
2)         Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kelelahan/ketegangan
miometri
3)         Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi/peningkatan anggota
keluarga
c.    Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d efek hormone, Setelah dilakukan asuhan       Kaji sifat dan derajat
trauma,edema jaringan, keperawatan ketidaknyamanan
kelelahan fisik dan selama….,diharapkan nyeri       Beri informasi yang tepat
psikologis, ansietas terkontrol dengan criteria tentang perawatan selama
hasil: periode pascapartum
o   Pasien dapat control nyeri       Lakukan tindakan
kenyamanan
      Anjurkan penggunaan
teknik relaksasi
      Beri analgesic sesuai
kemampuan

2. Resiko tinggi kekurangan Setelah dilakukan asuhan       Tempatkan klien pada


volume cairan b/d keperawatan posisi rekumben
kelelahan/ketegangan selama….,diharapkan cairan       Kaji hal yang
miometri simbang dengan criteria memperberat kejadian
hasil: intrapartal
o   TD dbn       Kaji masukan dan
o   Jumlah dan warna lokhea haluaran
dbn       Perhatikan jenis
persalinan dan anastesi,
kehilangan daripada
persalinan
      Kaji tekanan darah dan
nadi setiap 15 menit
      Dengan perlahan massase
fundus bila lunak
      Kaji jumlah, warna dan
sifat aliran lokhea
    Kolaborasi pemberian
cairan parentral

3. Perubahan ikatan proses Setelah dilakukan asuhan       Anjurkan klien untuk


keluarga b/d keperawatan menggendong, menyentuh
transisi/peningkatan anggota selama…..,diharapkan bayi
keluarga proses keluarga baik dengan       Observasi dan catat
criteria hasil: interaksi bayi
o  Ada kedekatan ibu dengan        Anjurkan dan bantu
bayi pemberian ASI, tergantung
pada pilihan klien
  
DAFTAR PUSTAKA

Depkes.(2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: USAID


FKUI. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.
Gary dkk. (2006). Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta, EGC.
Hafifah. (2011). Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan Normal. Dimuat
dalam http:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP%20PERSALINAN/laporan-pendahuluan-
pada-pasien-dengan.html (Diakses tanggal 18 Maret 2012)
Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC). United States of
America: Mosby.
Meidian, JM. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of America:
Mosby.
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Wiknjosostro. (2002). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka Sarwana
Prawirohardjo.

https://www.academia.edu/36608342/TUGAS_SISTEM_REPRODUKSI_ASUHAN_KEPERAWATAN_INT
RA_NATAL_CARE_INC_SEKOLAH_TINGGI_ILMU_KESEHATAN_STIKes_WIDYA_NUSANTARA_PALU_KE
LAS_NON-REG_UNDATA

Anda mungkin juga menyukai