Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SABILAR RIZQI PUTRI FANANI

KELAS / NIM : 3 A / 0118036


MATA KULIAH : KEP. ANAK 2 / UAS
HARI / TANGGAL : JUMAT / 15 JANUARI 2021
WAKTU : 30 MENIT
FASILITATOR : Iis Suwanti, S.ST.,M.Kes

Kasus : 1

Anak F umur 11 tahun, dibawa ibunya ke poli anak dengan keluhan sering BAK, makan
bertambah tapi berat badan makin menurun, pandangan mata kabur, pernafasan kusmaul, mudah letih.
Pemeriksaan fisik berat badan tidak sesuai usia,sesak nafas, dehidrasi sedang Dari hasil pemeriksaan
laboratorium adanya KAD. Dari hasil pemeriksaan anak B terkena thalasemia.
1. Buatlah analisa data dari masalah anak F!

2. Buat 3 masalah keperawatan yang bisa terjadi pada anak F

3. Dari soal no.2 buat 1 intervensi keperawatan

4. Jelaskan faktor etiologi Juvenile Diabetes dan bagaimana penatalaksanaannya!

5. Jelaskan patofisiologi KAD pada anak F !

Jawab :

1. Analisa data

Data Etiologi Masalah

Ds: Px mengeluh sering BAK, Penurunan energi Pola nafas tidak efektif
pernafasan kusmaul dan (D.0005)
mudah lelah
Do:
● Sesak nafas

Ds: Px mengeluh sering BAK Ketidak seimbangan cairan Resiko ketidak seimbangan
dan mudah lelah elektrolit (D.0037)
Do:
● Berat badan tidak
sesuai usia
● Dehidrasi sedang

Ds: Px mengeluh makan Kondisi fisiologis Keletihan (D.0057)


bertambah tetapi berat badan
tetap turun, pandangan mata
kabur dan mudah lelah
Do:
● Berat badan tidak
sesuai usia
● Adanya KAD

2. Diagnosa keperawatan
A. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan energy (D.0005)
B. Resiko ketidak seimbangan elektrolit b.d ketidak seimbangan cairan (D.0037)
C. Keletihan b.d kondisi fisiologis(D.0057)
3. Intervensi

Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi

Pola nafas tidak Setelah dilakukan intervensi 1. Manajemen jalan nafas


efektif b.d selama 1 X 24 jam
(1.01012)
penurunan energy diharapkan pola nafas yang
(D.0005) tidak efektif dapat menurun ❖Observasi :

1. Pola nafas (L.01004) - Monitor pola nafas(frekuensi, usaha


nafas)
- Ventilasi semeit
meningkat - Monitor bunyi nafas tambahan

- Tekanan ekspirasi dan - Monitor sputum (jumlah, warna)

inspirasi meningkat ❖Terapeutik :

- Dispneu menurun - Pertahankan kepatenan jalan nafas

- Penggunaan otot bantu - Posisikan semi fowler


nafas menurun
- Lakukan fisioterapi dada
- Pernafasan cuping
- Berikan oksigen, jika perlu
hidung menurun
❖Edukasi :
- Frekuensi nafas membaik
- Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari,
- Kedalaman nafas
jika tidak ada kontraindikasi
membaik.
- Ajarkan batuk teknik efektif

❖Kolaborasi :

- Kolaborasi pemberian bronkodilator,


jika perlu.

2. Pemantauan Respirasi

(1.01014)

❖Observasi :

- Monitor frekuensi, irama, dan upaya


nafas

- Monitor pola nafas

- Monitor kemampuan batuk efektif

- Monitor adanya sumbatan jalan nafas

- Auskultasi bunyi nafas

❖Terapeutik :

- Atur interval pemantauan respirasi


sesuai kondisi

- Dokumentasi hasil pemantauan

❖Edukasi :

- Jelaskan tujuan dan prosedur


pemantauan

Informasikan hasil pemantauan,


jika perlu.

4. Etiologi dan penatalaksanaannya


a. Faktor Genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri, tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. kecenderungan
genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA (Human
Leucosite Antigen). HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas
antigen transplantasi dan proses imun lainnya.
b. Faktor – faktor Imunologi
Adanya respon autoimun yang merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing, yaitu autoantibodi terhadap sel – sel
pulau Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor Lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan
destruksi sel beta.
5. Ketoasidois terjadi bila tubuh sangat kekurangan insulin. Karena dipakainya jaringan lemak
untuk memenuhi kebutuhan energi, maka akan terbentuk keton. Bila hal ini dibiarkan
terakumulasi, darah akan menjadi asam sehingga jaringan tubuh akan rusak dan bisa
menderita koma. Hal ini biasanya terjadi karena tidak mematuhi perencanaan makan,
menghentikan sendiri suntikan insulin, tidak tahu bahwa dirinya sakit diabetes mellitus,
mendapat infeksi atau penyakit berat lainnya seperti kematian otot jantung, stroke, dan
sebagainya.
Faktor faktor pemicu yang paling umum dalam perkembangan ketoasidosis diabetik
(KAD) adalah infeksi, infark miokardial, trauma, ataupun kehilangan insulin. Semua
gangguan gangguan metabolik yang ditemukan pada ketoasidosis diabetik (KAD) adalah
tergolong konsekuensi langsung atau tidak langsung dari kekurangan insulin.
Menurunnya transport glukosa kedalam jaringan jaringan tubuh akan menimbulkan
hiperglikemia yang meningkatkan glukosuria. Meningkatnya lipolisis akan menyebabkan
kelebihan produksi asam asam lemak, yang sebagian diantaranya akan dikonversi (diubah)
menjadi keton, menimbulkan ketonaemia, asidosis metabolik dan ketonuria. Glikosuria akan
menyebabkan diuresis osmotik, yang menimbulkan kehilangan air dan elektrolit seperti
sodium, potassium, kalsium, magnesium, fosfat dan klorida. Dehidrasi terjadi bila terjadi
secara hebat, akan menimbulkan uremia pra renal dan dapat menimbulkan syok hipovolemik.
Asidodis metabolik yang hebat sebagian akan dikompensasi oleh peningkatan derajat
ventilasi (pernafasan Kussmaul).
Dalam upaya untuk menghilangkan glukosa yang berlebihan dari dalam tubuh, ginjal
akan mengekskresikan glukosa bersama-sama air dan elektrolit (seperti natrium dan kalium).
Diuresis osmotik yang ditandai oleh urinasi yang berlebihan (poliuri) akan menyebabkan
dehidrasi dan kehilangan elektrolit. Penderita ketoasidosis diabetik yang berat dapat
kehilangan kira-kira 6,5 L air dan sampai 400 hingga 500 mEq natrium, kalium serta klorida
selama periode waktu 24 jam.Akibat defisiensi insulin yang lain adlah pemecahan lemak
(lipolisis) menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas akan diubah
menjadi badan keton oleh hati. Pada ketoasidosis diabetik terjadi produksi badan keton yang
berlebihan sebagai akibat dari kekurangan insulin yang secara normal akan mencegah
timbulnya keadaan tersebut. Badan keton bersifat asam, dan bila bertumpuk dalam sirkulasi
darah, badan keton akan menimbulkan asidosis metabolik.

Anda mungkin juga menyukai