Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KOMPLEMENTER HIJAMAH (BEKAM)


PENGARUH TERAPI BEKAM PADA PENYAKIT STROKE DAN
PENYAKIT JANTUNG

Disusun oleh :
Kelompok 4 / 6A & 6B

Rosa navila (1130017014)


Rismawati (1130017161)
Fahrur rosi (1130017046)
Fatmawati (1130017033)
Mita Hani Fadilah (1130017165)
Indah Fithrotul Asizah (1130017028)
Sutriani Rosalinda (1130017025)
Juliatik Ragil Yhusnain (1130017043)
M. Adi Resa Junaedi (1130017052)
Linda Aprilia (1130017058)
Reni Yulianti (1130017063)
Imandaria Nada Salsabila (1130017066)
Nayli Sa’addah A. (1130017056)

FASILITATOR:
Firdaus, S. Kep., Ns, M. Kes

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat
– Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh
Terapi Bekam Pada Penyakit Stroke dan Penyakit Jantung”. Makalah ini telah
kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat untuk masyarakat dan dapat memberikan inspirasi
terhadap pembaca.

Surabaya, 20 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN TEORI ........................................................................... 3
2.1 Definisi ................................................................................................... 3
2.2 Penyebab Penyakit (Stroke) Hemiplegia dan Jantung Koroner ............. 4
2.3 Mekanisme Kerja Jantung ...................................................................... 5
2.4 Patofisiologi Stroke dan Jantung ............................................................ 6
2.5 Jenis Penyakit Jantung ........................................................................... 9
2.6 Pengaruh Efek Terapi Bekam Terhadap Penyakit (Stroke) Hemiplegia. 10
2.7 Pengaruh Efek Terapi Bekam Terhadap Penyakit Jantung Koroner ...... 12
BAB 3 PENUTUP .......................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 13
3.2 Saran ....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Stroke dapat menyebabkan gangguan yang komplek pada tubuh dan
konsekuensi negatif bagi pasien yang bertahan hidup. Selain itu, stroke juga
penyebab utama disability bagi penderitanya dan biaya pengobatan yang
cukup mahal selama perawatan berlangsung. Fase pemulihan pasien stroke
membutuhkan proses, waktu yang lama dan berkelanjutan untuk
mempertahankan kondisi tubuh agar dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan yang terjadi (Clarke, 2009).
Berkembangnya terapi alternatif komplementer pada pasien stroke
merupakan wujud pelayanan kesehatan yang berusaha untuk menerapkan
konsep holistik, yaitu suatu pendekatan yang memandang manusia secara
keseluruhan, dimana hal ini berkesinambungan dengan dunia keperawatan
yang memandang klien secara holistik, meliputi aspek bio-psiko-sosio-
kultural dan spiritual (Snyder, Lindquist & Tracy, 2014).
Bekam atau hijamah merupakan salah satu metode terapi paling
dahsyat yang diresepkan dan direkomondasikan oleh Rasul kepada kita.
Sepatutnyalah kita memperhatikan dan mempelajarinya. Tapi yang terjadi
sunggauh ironis. Justru orang-orang baratlah yang memperhatikan dan
mempelajarinya, lantas meletakkan dasar-dasar ilmiah yang akhirnya
dikembalikan kepada kita, seolah-olah ia merupakan metode pengobatan
barat (Sharaf Razak, 2013).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat dirumuskan yaitu:
1. Apa Definisi Penyakit Stroke dan Jantung?
2. Apa Penyebab Peenyakit Stroke dan Jantung Koroner?
3. Bagaimana Mekanisme Kerja Jantung?
4. Bagaimana patofisiologi penyakit Stroke dan Jantung?
5. Apa Saja Jenis Penyakit Jantung?
6. Bagaimana Pengaruh Efek Terapi Bekam Terhadap Penyakit (Stroke)
Hemiplegia?

1
7. Bagaimana Pengaruh Efek Terapi Bekam Terhadap Penyakit Jantung
Koroner?
1.3 Tujuan
1. Mengetahuii Definisi Penyakit Stroke dan Jantung
2. Mengetahui Penyebab Peenyakit Stroke dan Jantung Koroner
3. Mengetahui dan memahami Mekanisme Kerja Jantung
4. Mengetahui dan memahami patofisiologi penyakit Stroke dan Jantung
5. Mengetahui Jenis Penyakit Jantung
6. Mengetahui dan memahami Pengaruh Efek Terapi Bekam Terhadap
Penyakit (Stroke) Hemiplegia
7. Mengetahui dan memahami Pengaruh Efek Terapi Bekam Terhadap
Penyakit Jantung Koroner
1.4 Manfaat
1. Manfaat Bagi Mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan tentang manfaat terapi bekam, dan
dapat menjadi bahan masukan meningkatkan pelayanan kesehatan
tentang penyakit strok dan penyakit jantung
2. Manfaat Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan tentang khasiat terapi bekam dalam
kegunaanya untuk perawatan penyakit strok dan penyakit jantung

2
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Stroke dan Jantung coroner
2.2.1 Definisi Stroke
Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang
menyebabkan defisit neurologis mendadak sebagai akibat iskemia
atau hemoragi sirkulasi saraf otak (Mansjoer, 2007).
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi
gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya
kematian jaringan di otak sehingga mengakibatkan seseorang
menderita kelumpuhan atau kematian (Batticaca, 2008).
Hemiplegia adalah kelemahan atau kelumpuhan pada separuh
tubuh, baik sebelah kanan atau kiri karena adanya masalah pada sel-
sel otak atau saraf yang keluar dari otak yang menuju ruas kelima
tulang leher (tulang C5).
2.2.2 Definisi Jantung coroner
American heart association (AHA), mendefinisikan penyakit
jantung koroner adalah istilah umum untuk penumpukan plak di arteri
jantung yang dapat menyebabkan serangan jantung.penumpukan plak
pada arteri koroner ini disebut dengan aterosklerosis (AHA, 2012
hal:14).
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan keadaan dimana
terjadi penimbunan plak pembuluh darah koroner. Hal ini
menyebabkan arteri koroner menyempit atau tersumbat.arteri koroner
merupakan arteri yang menyuplai darah otot jantung dengan
membawa oksigen yang banyak.terdapat beberapa factor memicu
penyakit ini, yaitu: gaya hidup, factor genetik, usia dan penyakit
pentyerta yang lain (Norhasimah,2010: hal 48).
Jantung koroner adalah penyempitan atau penyumbatan
pembuluh darah yang mensuplay darah ke otot jantung sehingga
pasokan darah berkurang dan mengakibatkan angina pektoris atau

3
bahkan terhentinya sama sekali pasokan darah ke bagian tertentu dari
otot jantung yang menyebabkan serangan jantung akut.
2.2 Penyebab penyakit Stroke dan jantung coroner
2.2.1 Penyebab Penyakit (Stroke) Hemiplegia
1. Faktor – faktor yang berhubungan dengan pembuluh darah
(vaskular causes)
a. Terjadi trombosis (pergumpalan darah) di sebabkan oleh :
1) Penyakit-penyakit dinding pembulu darah seperti
arteriosklerosis akibat kelebihan kolesterol dan lemak
trigliserida yang menumpuk di dinding pembulu darah
sehingga menyebabkan sumbatan pembulu darah dan
berhentinya aliran darah ke bagian-bagian di dalam otak.
Contoh lain adalah radang pembulu darah (vasculitis).
2) Penyakit-penyakit darah yang menyebabkan kelebihan
kekentalan darah sehingga menyebabkan trobosis seperti
kelebihan kadar sel darah merah (polycythemia), kelebihan
kadar trombosit darah (thrombocytosis), kelebihan kadar
protein gama globulin (hypergammaglobulinemia).
3) Kelambatan aliran darah di pembuluh darah sehingga
menyebabkan trombosis.
b. Akibat gumbalan darah mengalir lalu berhenti pada salah satu
bagian otak (embolisme). Bisa jadi sumber pergerakan gumpalan
darah ini adalah jantung atau pembulu darah perifer.
c. Akibat pendarahan di salah satu lapisan otak yang disebabkan
oleh:
1) Tekanan darah tinggi (Hipertensi)
2) Pecahnya gelemmbung-gelembung yang ada di dinding
pembuluh darah (aneurysm)
3) Hemofilia
4) Trauma otak (serebral trauma). Pada sebagan besar kasus
hemiplegmia yang di sebabkan oleh faktor yang berhubungan
dengan pembuluh darah, terjadi kematian sebagian sel saraf

4
(infraction) jika suplay darah ke sel tersebut benar-benar
berhenti atau kelemahan pada sebagiannya apabila suplay
darah kurang sehingga menyebabkan kelemahan kendali
terhadap otot-otot sadar pada salah satu bagian tubuh.
2. Faktor bakteri (infactive), seperti abses otak (brain abscess).
3. Tumor otak
4. Faktor bawaan, seperti cerembral palsy pada anak-anak.
5. Faktor mental (hysterical)
2.3 Mekanisme cara kerja jantuung
Pada saat berdenyut setiap ruang jantung mengendur dan darah masuk
ke jantung (disebut 'diastol'). Selanjutnya jantung berkontraksi dan
memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut 'sistol'). Kedua serambi
berkontraksi dan berelaksasi secara bersamaan, dan kedua bilik juga
mengendur dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang sudah
mengandung sedikit oksigen dan mengandung banyak karbondioksida
(darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena
kava) menuju ke dalam atrium kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, ia
akan mendorong darah ke dalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis.
Darah dari ventrikel kanan akan dipompa melalui [katup pulmoner] ke
dalam [arteri pulmonalis] menuju ke [paru-paru]. Darah akan mengalir
melalui pembuluh yang sangat kecil (pembuluh kapiler) yang mengelilingi
kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen, melepaskan karbondioksida
dan selanjutnya dialirkan kembali ke jantung. Darah yang kaya akan
oksigen mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke atrium sinistra.
Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri
disebut sirkulasi pulmoner karena darah dialirkan ke paru-paru. Darah
dalam atrium sinistra akan didorong menuju ventrikel sinistra melalui katup
bikuspidalis/mitral, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini
melewati [katup aorta] masuk ke dalam [aorta] (arteri terbesar dalam tubuh).
Darah kaya oksigen ini disirkulasikan ke seluruh tubuh, kecuali paru-paru.
dan sebagainya.

5
2.4 Patofisiologi Stroke dan Jantung
1. Patofisiologi Stroke
Setiap kondisi yang meyebabkan perubahan perfusi darah pada
otak yang menyebabkan keadaan hipoksia. Hipoksia yang berlangsung
lama dapat menyebakan iskemik otak. Iskemik yang terjadi dalam waktu
yang singkat kurang dari 10-15 menit dapat menyebabkan defisit
sementara dan bukan defisit permanen. Sedangkan iskemik yang terjadi
dalam waktu lama dapat menyebabkan sel mati permanen dan
mengakibatkan infark pada otak.
Setiap defisit fokal permanen akan bergantung pada daerah otak
mana yang terkena. Daerah otak yang terkena akan menggambarkan
pembuluh darah otak yang terkena. Pembuluh darah yang paling sering
mengalami iskemik adalah arteri serebral tengah dan arteri karotis
interna. Defisit fokal permanen dapat diketahui jika klien pertama kali
mengalami iskemik otak total yang dapat teratasi.
Jika aliran darah ke tiap bagian otak terhambat karena trombus atau
emboli, maka mulai terjadi kekurangan suplai oksigen ke jaringan otak.
Kekurangan okigen dalam satu menit dapat menunjukan gejala yang
dapat pulih seperti kehilangan kesadaran. Sedangkan kekurangan oksigen
dalam waktu yang lebih lama menycbabkan nekrosis mikroskopik
neuron-neuron. Area yang mengalami nekrosis disebut infark.
Gangguan peredaran darah otak akan menimbulkan gangguan pada
metabolisme sel-sel neuron, dimana sel-sel neuron tidak mampu
menyimpan glikogen sehingga kebutuhan metabolisme tergantung dari
glukosa dan oksigen yang terdapat pada arteri- arteri menuju otak.
Perdarahan intrakranial termasuk perdarahan ke dalam ruang
subaraknoid atau ke dalam jaringan otak sendiri. Hipertensi
mengakibatkan timbulnya penebalan dan degeneratif pembuluh darah
yang menyebabkan rupturnya arteri serebral sehingga perdarahan
menyebar dengan cepat dan menimbulkan perubahan setempat serta
iritasi pada pembuluh darah otak.

6
Perdarahan biasanya berhenti karena pembentukan trombus oleh
fibrin trombosit dan oleh tekanan jaringan. Setelah 3 minggu, darah
mulai direabsorbsi. Ruptur ulangan merupakan resiko serius yang terjadi
sekitar 7-10 hari setelah perdarahan pertama.
Ruptur ulangan mengakibatkan terhentinya aliran darah kebagian
tertentu, menimbulkan gegar otak dan kehilagan kesadaran, peningkatan
tekanan cairan serebrospinal (CSS), dan menyebabkan gesekan otak
(otak terbelah sepanjang serabut). Perdarahan mengisi ventrikel atau
hematoma yang merusak jaringan otak.
Perubahan sirkulasi CSS, obstruksi vena, adanya edema dapat
meningkatkan tekanan intrakranial yang membahayakan jiwa dengan
cepat. Peningkatan tekanan intrakranial yang tidak diobati
mengakibatkan herniasi unkus atau serebellum. Disamping itu, terjadi
bradikardia, hipertensi sistemik, dan gangguan pernafasan.
Darah merupakan bagian yang merusak dan bila terjadi
hemodialisa, darah dapat mengiritasi pembuluh darah, menigen, dan
otak. Darah dan vasoaktif yang dilepas mendorong spasme arteri yang
berakibat menurunnya perfusi serebral. Spasme serebri atau vasospasme
biasa terjadi pada hari ke-4 sampai ke-10 setelah terjadinya perdarahan
dan menyebabkan vasokonstriksi arteri otak. Vasospasme merupakan
kompikasi yang mengakibatkan terjadinya penuruman fokal neurologis,
iskmik otak dan infark (Batticaca, 2008)
2. Patofisiologi Jantung
Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah kondisi pada arteri
besar dan kecil yang ditandai penimbunan endapan lemak, trombosit,
neutrofil, monosit dan makrofag di seluruh kedalaman tunika intima
(lapisan sel endotel), dan akhirnya ke tunika media (lapisan otot polos).
Arteri yang paling sering terkena adalah arteri koroner, aorta dan arteri-
arteri sereberal (Ariesty, 2011:hal 6).
Langkah pertama dalam pembentukan aterosklerosis dimulai
dengan disfungsi lapisan endotel lumen arteri, kondisi ini dapat terjadi
setelah cedera pada sel endotel atau dari stimulus lain, cedera pada sel

7
endotel meningkatkan permeabelitas terhadap berbagai komponen
plasma, termasuk asam lemak dan triglesirida, sehingga zat ini dapat
masuk kedalam arteri, oksidasi asam lemak menghasilkan oksigen
radikal bebas yang selanjutnya dapat merusak pembuluh darah (Ariesty,
2011:hal 6).
Cedera pada sel endotel dapat mencetuskan reaksi inflamasi dan
imun, termasuk menarik sel darah putih, terutama neutrofil dan monosit,
serta trombosit ke area cedera, sel darah putih melepaskan sitokin
proinflamatori poten yang kemudian memperburuk situasi, menarik lebih
banyak sel darah putih dan trombosit ke area lesi, menstimulasi proses
pembekuan, mengaktifitas sel T dan B, dan melepaskan senyawa kimia
yang berperan sebagai chemoattractant (penarik kimia) yang
mengaktifkan siklus inflamasi, pembekuan dan fibrosis. Pada saat ditarik
ke area cedera, sal darah putih akan menempel disana oleh aktivasi faktor
adhesif endotelial yang bekerja seperti velcro sehingga endotel lengket
terutama terhadap sel darah putih, pada saat menempel di lapisan
endotelial, monosit dan neutrofil mulai berimigrasi di antara sel-sel
endotel keruang interstisial. Di ruang interstisial, monosit yang matang
menjadi makrofag dan bersama neutrofil tetap melepaskan sitokin, yang
meneruskan siklus inflamasi. Sitokin proinflamatori juga merangsan
ploriferasi sel otot polos yang mengakibatkan sel otot polos tumbuh di
tunika intima (Ariesty, 2011:hal 6).
Selain itu kolesterol dan lemak plasma mendapat akses ke tunika
intima karena permeabilitas lapisan endotel meningkat, pada tahap
indikasi dini kerusakan teradapat lapisan lemak diarteri. Apabila cedera
dan inflamasi terus berlanjut, agregasi trombosit meningkat dan mulai
terbentuk bekuan darah (tombus), sebagian dinding pembuluh diganti
dengan jaringan parut sehingga mengubah struktur dinding pembuluh
darah, hasil akhir adalah penimbunan kolesterol dan lemak, pembentukan
deposit jaringan parut, pembentukan bekuan yang berasal dari trombosit
dan proliferasi sel otot polos sehingga pembuluh mengalami kekakuan
dan menyempit. Apabila kekakuan ini dialami oleh arteri-arteri koroner

8
akibat aterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon terhadap
peningkatan kebutuhan oksigen, dan kemudian terjadi iskemia
(kekurangan suplai darah) miokardium dan sel-sel miokardium sehingga
menggunakan glikolisis anerob untuk memenuhi kebutuhan energinya.
Proses pembentukan energi ini sangat tidak efisien dan menyebabkan
terbentuknya asam laktat sehinga menurunkan pH miokardium dan
menyebabkan nyeri yang berkaitan dengan angina pectoris. Ketika
kekurangan oksigen pada jantung dan sel-sel otot jantung
berkepanjangan dan iskemia miokard yang tidak tertasi maka terjadilah
kematian otot jantung yang di kenal sebagai miokard infark. Patofisiologi
Penyakit Jantung Koroner zat masuk arteri Arteri Proinflamatori
Permeabelitas Reaksi inflamasi Cedera sel endotel Sel darah putih
menempel di arteri imigrasi keruang interstisialpembuluh kaku & sempit
Aliran darah Pembentukan Trombus monosit makrofag Lapisan lemak
sel otot polos tumbuh Nyeri Asam laktat terbentuk MCI Kematian
(Ariesty, 2011:hal 6).
2.5 Jenis Penyakit Jantung
Menurut WHO (2016) ada beberapa jenis penyakit jantung, antara lain
adalah:
1. Penyakit Jantung Koroner Penyakit jantung koroner adalah kelainan pada
pembuluh darah yang menyuplai otot jantung. Kondisi yang menjadikan
jantung tidak dapat memompa darah dengan baik merupakan hal yang
sangat menakutkan untuk dialami manusia pada umumnya. Menjalani
pemeriksaan rutin merupakan tindakan utama untuk dapat terhindar dari
terkena serangan penyakit jantung koroner ini.
2. Penyakit Serebrovaskular Serebrovaskular (CVD) adalah kelainan pada
pembuluh darah yang menyuplai otak yang berupa penyumbatan,
terutama arteri otak. Penyakit ini disebabkan oleh adanya gangguan pada
pembuluh darah otak, berupa penyumbatan ataupun pecah pembuluh
darah otak, dan bukan disebabkan oleh penyakit lain seperti tumor otak,
infeksi otak ataupun gangguan saraf perifer.

9
3. Penyakit Arteri Perifer Penyakit arteri perifer adalah sebuah kondisi
penyempitan pembuluh darah arteri yang menyebabkan aliran darah ke
kaki menjadi tersumbat. Penyempitan ini disebabkan oleh timbunan
lemak pada dinding arteri yang berasal dari kolesterol atau zat buangan
lain (artheroma). Dalam kondisi ini, kaki tidak menerima aliran darah
yang memadai sehingga kaki terasa sak, terutama saat berjalan
(klaudikasio). Kendati demikian, penyakit arteri perifer yang paling
ringan sekali pun mengindikasikan adanya masalah pada arteri di bagian
lain pada tubuh, khususnya jantung.
4. Penyakit Jantung Rematik Jantung rematik adalah kerusakan pada otot
jantung dan katup jantung dari demam rematik, yang disebabkan oleh
bakteri streptokokus. Bagian jantung yang terkena dapat meliputi katup
jantung maupun otot jantung. Gejala penyakit ini umumnya terjadi antara
1 hingga 6 bulan setelah bakteri streptokokus menyerang.
5. Penyakit Jantung Bawaan Penyakit jantung bawaan adalah kelainan
struktur jantung yang dialami sejak bayi dilahirkan. Kelainan ini terjadi
pada saat janin berkembang dalam kandungan. Peyakit jantung bawaan
yang paling banyak ditemukan adalah kelainan pada septum bilik jantung
atau dikenal dengan sebutan ventricular septal defect (VSD) dan kelainan
pada septum serambi jantung atau lebih dikenal dengan nama Atrial
Septal Defect (ASD).
6. Gagal jantung adalah kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah
sehingga tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh pada
tekanan yang tepat.
2.6 Pengaruh Efek Terapi Bekam Terhadap Penyakit (Stroke) Hemiplegia
1. Sayatan bekam menstimulasi sekresi zat nitrit oksida (NO) yang akan
memberikan dampak sebagai berikut:
a. Memperluas pembuluh darah otak sehingga meningkatkan suplai
darah ke sel-sel otak dan menstimulasi aktifitas otak apabila otak
hanya mengalami kemunduran fungsi di sebabkan oleh kekurangan
supali darah. Adapun apabila sel otak telah mati, maka fungsinya tidak
bisa dipulihkan

10
b. Zat ini juga berperan dalam pembentukan pembulu darah baru yang
berfungsi mengalirkan suplai darah ke sel-sel yang kekurangan
2. Akibat terjadinya perluasan pembulu darah di kulit kepala (scalp), terjadi
pula perluasan arteri karotid external. Selanjutnya akan terjadi perluasan
arteri karotid umum dan arteri karotid internal sehingga meningkatkan
aliran darah ke sel-sel otak dan menstimulasi aktifitasnya
3. Bekam mengeluarkan sel darah merah yang mati, tua, berbentuk aneh,
dan pecah yang berkumpul di dinding-dinding pembuluh darah
mengakibatkan terjadinya trombosis. Hal ini di buktikan dalam studi
yang di lakukan oleh para ahli medis dan farmasi di syiria.
4. Bekam berfungsi mengurangi kelebihan kadar trombosit darah. Hal ini
juga di buktikan dalam studi yang di adakan di syiria.
5. Bekam mengurangi kadar kolesterol dan lemak trigliseria dalam darah
sebagaimana pula telah di buktikan dalam studi yang diadakan oleh para
peneliti di syiria.
6. Bekam menurunkan tekanan darah dalam kasus hipertensi sehingga
mengurangi risiko terjadinya pendarahan.
7. Bekam berfungsi menarik gumpalan-gu mpalan kecil yang ada di
pembuluh darah kapiler, arteri, dan vena eksternal di dekat kulit melalui
isapan yang kuat sehingga mengurangi risiko bergeraknya gumpalan
darah ke organ-organ dalam.
8. Bekam menstimulasi sistem fibrinolitik dengan terbentuknya bekuan
darah karena panyayatan. Sistem fibrinotik ini berperan melarutkan
bekuan yang ada di otak.
Penentuan Titik Bekam Pada Penyakit (Stroke) Hemiplegia

11
2.7 Pengaruh Efek Terapi Bekam Terhadap Penyakit Jantung Koroner
1. Bekam mengurangi kadar lemak dan kolesterol berbahaya (LDL) dalam
darah maupun yang mengendap di dinding pembuluh darah sehingga
mengurangi penyumbatan pembuluh darah dan meningkatkan suplai
darah ke otot jantung. Berkurangnya zat-zat berbahaya yang mengendap
di dinding pembuluh darah koroner ini juga mengurangi kesempatan
terjadinya pengendapan sel darah merah dan trombosit di dinding
pembuluh darah sehingga bisa dihindari terjadinya gumpalan darah.
2. Bekam meningkatkan suplai darah ke lapisan endothelium yang berperan
memperoduksi zat nitrit oksida yang membantu peregangan dan
pelebaran dinding pembuluh darah koroner serta mengurangi sapsm
(kekejangan).
3. Karena stimulasi penyayatan yang terjadi pada proses bekam, terjadi
produksi zat nitrit oksida (NO) yang memiliki beberapa fungsi, di
antaranya adalah:
a. Memperlebar pembuluh darah sehingga meningkatkan suplai darah ke
otot jantung dan meningkatkan kemampuannya.
b. Membantu proses pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis)
sehingga berperan meningkatkan suplai darah dan nutrisi ke beberapa
bagian yang terkena serangan melalui jalan alternatif.
Penentuan Titik Bekam Pada Penyakit Jantung Koroner

12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Stroke dapat menyebabkan gangguan yang komplek pada tubuh dan
konsekuensi negatif bagi pasien yang bertahan hidup. Selain itu, stroke juga
penyebab utama disability bagi penderitanya dan biaya pengobatan yang
cukup mahal selama perawatan berlangsung.
Bekam atau hijamah merupakan salah satu metode terapi paling
dahsyat yang diresepkan dan direkomondasikan oleh Rasul kepada kita.
Sepatutnyalah kita memperhatikan dan mempelajarinya. Tapi yang terjadi
sunggauh ironis.
3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini, penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Penulis berharap pembaca dapat memberikan
masukan serta sarannya untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Tanto, Chris. et.al. (2014). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media


Aesculapius
Husna, Elfira. dkk. “Pengalaman Perawat Dalam Menerapkan Terapi
Complementary Alternative Medicinepada Pasien Stroke Di Sumatera
Barat”. Universitas Sumatera Utara
Sharaf, Ahmad Razak.2013 “penyakit dan terapi bekamnya dasar-dasar ilmiah
terapi bekam”. Surakarta,Thibbia
Samiasih, Amin. 2013. “Peluang Bekam Basah Mencegah Penyakit Jantung
Koroner Akseptor Kb Dmpa (Indikator Lipid Dan Respon Imun)”.
Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang

14

Anda mungkin juga menyukai