Disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Dosen Pembimbing:
Supriliyah Praningsih, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Dini Fatimatuzzahroh (201501043)
Eva Rahmawati (201501046)
Ismawati Khasanah (201501049)
Meisyah Maulina Putri (201501052)
Muhammad Zulfikar B.A (201501055)
Nurfiana Dwi Pramita (201501058)
Rahma Laila Julva (201501061)
Septia Tri Cahyaningtias (201501064)
Cory Adhisti Anggraini (201501070)
Alda Afifatur Rizma (201501073)
Ella Damayanti (201501076)
Iva Elfina (201501079)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul Jantung Coroner. Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam
penyusunan makalah ini, maka kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu
Supriliyah Praningsih, S.Kep.,Ns,M.Kep selaku dosen pembimbing kami yang memberikan
masukan dan saran kepada penulis.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun dari rekan-rekan pembaca sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini. Dengan menyelesaikan makalah ini kami mengharapkan
banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini.
Jombang, 21 September
2021
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar ....................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 2
1.3 Tujuan Masalah ..................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Metode Pemeriksaan Cairan Dahak (SPUTUM) ..................
2.2 Metode Pemeriksaan Cairan Vagina .....................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..........................................................................
3.2 Saran .....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau penyakit kardiovaskular saat ini merupakan
salah satu penyebab utama dan pertama kematian di negara maju dan berkembang,
termasuk Indonesia. Pada tahun 2010, secara global penyakit ini akan menjadi penyebab
kematian pertama di negara berkembang, menggantikan kematian akibat infeksi.
Diperkirakan bahwa diseluruh dunia, PJK pada tahun 2020 menjadi pembunuh pertama
tersering yakni sebesar 36% dari seluruh kematian, angka ini dua kali lebih tinggi dari
angka kematian akibat kanker. Di Indonesia dilaporkan PJK (yang dikelompokkan
menjadi penyakit sistem sirkulasi) merupakan penyebab utama dan pertama dari seluruh
kematian, yakni sebesar 26,4%, angka ini empat kali lebih tinggi dari angka kematian
yang disebabkan oleh kanker (6%). Dengan kata lain, lebih kurang satu diantara empat
orang yang meninggal di Indonesia adalah akibat PJK. Berbagai faktor risiko mempunyai
peran penting timbulnya PJK mulai dari aspek metabolik, hemostasis, imunologi, infeksi,
dan banyak faktor lain yang saling terkait (Anonimª, 2006).
Jantung sanggup berkontraksi tanpa henti berkat adanya suplai bahan bahan energi
secara terus menerus. Suplai bahan energi berupa oksigen dan nutrisi ini mengalir melalui
suatu pembuluh darah yang disebut pembuluh koroner. Apabila pembuluh darah
menyempit atau tersumbat proses transportasi bahan bahan energi akan terganggu.
Akibatnya sel-sel jantung melemah dan bahkan bisa 1 2 mati. Gangguan pada pembuluh
koroner ini yang disebut penyakit jantung koroner (Yahya, 2010).
Adanya keterkaitan penyakit jantung koroner dengan faktor resiko dan penyakit
penyerta lain seperti DM dan hipertensi, serta adanya kemungkinan perkembangan
iskemik menjadi infark menyebabkan kompleksnya terapi yang diberikan. Oleh karena
itu, pemilihan jenis obat akan sangat menentukan kualitas 3 pengguanan obat dalam
pemilihan terapi. Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Berbagai
pilihan obat saat ini tersedia, sehingga diperlukan pertimbangan-pertimbangan yang
cermat dalam memilih obat untuk suatu penyakit. Terlalu banyaknya jenis obat yang
tersedia dapat memberikan masalah tersendiri dalam praktik, terutama menyangkut
pemilihan dan penggunaan obat secara benar dan aman (Anonim, 2000). Banyak
penderita serangan jantung yang kembali ke rumah setelah perawatan beberapa hari.
Sebagian perlu perawatan berminggu-minggu sebelum dipulangkan karena fungsi jantung
sudah menurun. Di antara penderita serangan jantung itu, ada pula yang tidak dapat
diselamatkan (Yahya, 2010). Dari uraian diatas mendorong peneliti untuk melakukan
evaluasi pengobatan jantung koroner.
A. Definisi
Penyakit jantung koroner adalah suatu keadaan dimana terjadi penyempitan,
penyumbatan, atau kelainan pembuluh darah koroner. penyempitan atau penyumbatan
ini dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa
nyeri. Kondisi lebih parah kemampuan jantung memompa darah akan hilang,
sehingga sistem kontrol irama jantung akan terganggu dan selanjutnya bisa
menyebabkan kematian (Soeharto, 2001)
D. Gejala umum
Sumber rasa sakit berasal dari pembuluh koroner yang menyempit atau
tersumbat. Rasa sakit tidak enak seperti ditindih beban berat di dada bagian tengah
adalah keluhan klasik penderita penyempitan pembuluh darah koroner. Kondisi 7
yang perlu diwaspadai adalah jika rasa sakit di dada muncul mendadak dengan
keluarnya keringat dinggin yang berlangsung lebih dari 20 menit serta tidak
berkurang dengan istirahat. Serangan jantung terjadi apabila pembuluh darah
koroner tiba-tiba menyempit parah atau tersumbat total. Sebagian penderita PJK
mengeluh rasa tidak nyaman di ulu hati, sesak nafas, dan mengeluh rasa lemas
bahkan pingsan (Yahya, 2010).
2. Nyeri kronis
Kondisi kronis (misal arthritis, reumatoid)
Kondisi pasca trauma
Cedera medula spinalis
Infeksi
Tumor
2. Jenis kelamin
Secara umum seorang laki-laki tidak boleh menangis dan harus berani dalam
merespon nyeri daripada wanita ketika dalam situasi bagaimanapun dan dalam
keadaan yang sama.
3. Kebudayaan
4. Ansietas (kecemasan)
Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks. Ansietas sering kali
meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan sesuatu
perasaan ansietas.
1. Identitas Pasien
Nama: Tn.B
Umur: 50 tahun
Pekerjaan: Pensiun
No. Register:17-46-50
Golongan Darah: O
2. Keluhan Utama
d. Severity : skala nyeri di ukur dengan rentang nyeri 1-10 atau bisa
dilihat dengan ekspresi wajah
Pasien pernah menderita nyeri dada dan hipertensi selama kurang lebih 1
bulan dan sudah pernah masuk rumah sakit sebelumnya.
6. Riwayat Psikososial
a. Nutrisi
b. Istirahat
c. Eliminasi
d. Hygiene
a. Keadaan Umum
Keadaan umum klien mulai saat pertama kali bertemu dengan klien
dilanjutkan mengukur tanda-tanda vital. Kesadaran klien juga diamati
apakah kompos mentis (GCS : 14-15 = E4,V5, M6), apatis (GCS: 12-
13), delirium (GCS : 10-11), samnolen (GCS : 7-9), sopor (GCS : 5-6),
semi koma (GCS : 4) atau koma (GCS : 3 = E1,V1, M1).
d. Mata
Inspeksi : mata kanan dan kiri tidak simetris, mata tidak juling,
konjungtiva merah muda, sklera putih , pupil kanan dan kiri normal,
reflek pupil terhadap cahaya miosis(mengecil)
Inspeksi :telinga kanan dan kiri simetris, tidak menggunakan alat, tidak
ada perdarahan.
f. Hidung
g. Mulut
h. Leher
i. Thorak :
1. Paru-paru
2. Jantung
k. Genetalia
V. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Evaluasi TTD
Keperawatan
Nyeri Akut S : Data Objektif
Perkembangan keadaan yang
didasarkan pada apa yang
dirasakan, dikeluhkan, dan
dikemukakan klien.
O : Data Obektif
Perkembangan yang bisa diamati
dan diukur oleh perawat atau tim
kesehatan lain (TTV,
pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
A : Analisa
Penilaian dari kedua jenis data
(baik subjektif maupun objektif)
apakah berkembang kearah
perbaikan atau kemunduran
(masalah keperawatan sudah
teratasi/teratasi sebagaian/belum
teratasi).
P : Perencanaan
Rencana penanganan klien yang
didasarkan pada hasil analisis
diatas yang berisi melanjutkan
perencanaan sebelumnya apabila
keadaan belum teratasi.
Penyebab :
1.Faktor resiko yang tidak dapat dirubah : umur,jenis kelamin, dan riwayat keluarga
(genetik).
2.Faktor resiko yang dapat diubah yaitu : hipertensi,hiperlipidemia,diabetes melitus,
merokok, obesitas , stress, dan kurang aktifitas fisik.
Nyeri akut : terjadi adanya gangguan aliran darah ke miokard dan ketidakseimbanagan suplai
oksigen. Hal tersebut mengakibatkan sel miokardium menjadi iskemik dan perpindah ke
metabolisme anaerobik yang menghasilkan asam laktat sehingga merangsang ujung saraf otot
yang menyebabkan presepsi nyeri.
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan faktor presipitasi).
b. Kaji kultur yang mempengaruhi nyeri
c. Kontrol lingkungan yang mempengaruhi nyeri (suhu, cahaya, kebisingan).
d. Lakukan intervensi non farmakologi distraksi (murottal Al-Quran)
e. Gunakan kombinasi analgesik
f. Berikan analgesik tepat waktu
g. Monitor tanda-tanda vital
3.1 Kesimpulan
Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau penyakit kardiovaskular saat ini merupakan
salah satu penyebab utama dan pertama kematian di negara maju dan berkembang. Jantung
sanggup berkontraksi tanpa henti berkat adanya suplai bahan-bahan energi secara terus
menerus. Suplai bahan energi berupa oksigen dan nutrisi ini mengalir melalui suatu
pembuluh darah yang disebut pembuluh koroner. Apabila pembuluh darah menyempit atau
tersumbat proses transportasi bahan-bahan energi akan terganggu. Akibatnya sel-sel jantung
melemah dan bahkan bisa mati. Adanya keterkaitan penyakit jantung koroner dengan faktor
resiko dan penyakit penyerta lain seperti DM dan hipertensi, serta adanya kemungkinan
perkembangan iskemik menjadi infark menyebabkan kompleksnya terapi yang diberikan.
Oleh karena itu, pemilihan jenis obat akan sangat menentukan kualitas 3 pengguanan obat
dalam pemilihan terapi. Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Berbagai
pilihan obat saat ini tersedia, sehingga diperlukan pertimbangan-pertimbangan yang cermat
dalam memilih obat untuk suatu penyakit. Terlalu banyaknya jenis obat yang tersedia dapat
memberikan masalah tersendiri dalam praktik, terutama menyangkut pemilihan dan
penggunaan obat secara benar dan aman. Penyakit jantung koroner ini dapat dicegah dengan
melakukan pola hidup sehat dan menghindari fakto-faktor resiko.seperti pola makan yang
sehat, menurunkan kolesterol, melakukan aktivitas fisik dan olehraga secara teratur,
menghindari stress kerja.
3.2 Saran
Dalam mencegah terjadinya penyakit Jantung Koroner, Perlunya Upaya Kesehatan bagi
Penderita penyakit jantung koroner yakni melaksanakan upaya Promotif, Perilaku Hidup
Sehat, Upaya Preventif, Upaya Kuratif, dan Upaya Rehabilitatif,dan Perlunya Program
alternatif yang lebih memperhatikan aspek psikologis penderita penyakit jantung koroner
dengan cara mengintegrasikan dengan program pemerintah yang lainnya.Serta Perlunya
sosialisasi terhadap seluruh kelompok umur masyarakat, agar lebih memahami karakteristik
penderita penyakit jantung koroner serta faktor resiko dan juga karakterisitik penyakit pada
penderita.
DAFTAR PUSTAKA