Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nindi Astri Utami

Nim : 1130020107
Kelas : 5C
SOP pembalutan
Pengertian Membalut adalah tindakan untuk menyangga atau menahan
bagian tubuh agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang
di kehendaki

Tujuan • menghindari bagian tubuh agar tidak bergeser pada tempatnya


• mencegah terjadinya pembengkakan
• menyokong bagian tubuh yang cedera dan
• mencegah agar bagian itu tidak bergeser

Alat dan • mitella adalah pembalut berbentuk segitiga


bahan • dasi adalah mitella yang berlipat - lipat sehingga berbentuk
seperti dasi
• pita adalat pembalut gulung
• plester adalah pembalut berperekat
• pembalut yang spesifik
• kassa steril

Prosedur 1. perhatikan tempat atau letak yang akan dibalut dengan


pembalutan menjawab pertanyaan ini :
a . bagian dari tubuh yang mana ?
b . Apakah ada luka terbuka atau tidak ?
c . Bagaimnan luas luka tersebut ?
d . Apakah perlu membatasi gerak bagian tubuh tertentu atau
tidak ?
2. pilih jenis pembalut yang akan dipergunakan dapat salah satu
atau kombinasi
3. sebelum dibalut jika luka terbuka perlu diberi desinfeksi atau
dibalut dengan pembalut yang mengandung desinfeksi atau
dislokasi perlu direposisi .
4. tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan ;
dapat membatasi pergeseran atau gerak bagian tubuh yang
memang perlu difiksasi
• sesedikit mungkin gerak bagian tubuh yang lain
• usahakan posisi balutan yang paling nyaman untuk kegiatan
pokok penderita
• tidak menggangu peredaran darah , misalanya pada balutan
berlapis - lapis yang paling bawah letaknya di sebelah distal
• tidak mudah kendor atau lepas
Cara 1. Dengan mitella .
membalut a . salah satu sisi mitella dilipat 3-4 cm sebanyak 1-3 kali
b . pertengahan sisi yang telah terlipat diletakkan di luar bagian
yang akan dibalut , lalu ditarik secukupnya dan kedua ujung
sisi itu diikatkan
c . salah satu ujung yang bebas lainnya ditarik dan dapat
diikatkan pada ikatan atau diikatkan pada tempat lain maupun
dapat dibiarkan bebas , hla ini tergantung pada tempat dan
kepentingannya .

2. Dengan dasi
a . Pembalut mitella dilipat - lipat dari salah satu sisi sehingga
berbentuk pita dengan masing masing ujung lancip
b . Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua
ujungnya dapat diikatkan
c . Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor dengan cara
sebelum diikat arahnya saling menarik
d . Kedua ujungnya diikatkan secukupnya

3. Dengan pita
a . berdasar besar bagian tubuh yang akan dibalut maka dipilih
pembalutan pita ukuran lebar yang sesuai
b . balutan pita biasanya beberapa lapis , dimulai dari salah satu
ujung yang diletakkan dari proksimal ke distal menutup
sepanjang bagian tubuh yang akan dibalut kemudian dari distal
ke proksimal dibebatkan dengan arah bebatan saling menyilang
dan tumpang tindih antara bebatan ynag satu dengan bebatan
berikutnya
c . kemudian ujung yang dalam tadi diikat dengan ujung yang
lain secukupnya .

4. Dengan plester
a . jika ada luka terbuka
• luka diberi obat antiseptic
• tutup luka dengan kassa
• baru lekatkan pembalut plester .
b. jika untuk fiksasi .
• balutan plester dibuat " strapping " dengan membebat berlapis
- lapis dari distal ke proksimal dan untuk membatasi gerakan
tertentu perlu kita yang masing - masing ujungnya difiksasi
dengan plester .
SOP Pembidaian
Pengertian Bidai atau spalk adalah alat dari kayu , anyaman kawat bahan
lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan
atau menjaga agar bagian tulang / organ yang patah tidak
bergerak ( imobilisasi ) sehingga memberikan istirahat dan
mengurangi rasa sakit .

Tujuan a . Mencegah gerakan bagian yang stabil sehingga mengurangi


nyeri dan mencegah kerusakan lebih lanjut .
b . mempertahankan posisi yang nyaman .
c. Mempermudah transportasi organ ,
d. Mengistirahatkan bagian tubuh yang cidera .
e. Mempercepat penyembuhan

Indikasi a . Adanya fraktur baik terbuka tertutup


b . Adanya kecurigaan adanya fraktur .
c . Dislokasi persendian
d . Multiple trauma

Jenis a . Tindakan pertolongan sementara


pembidaian 1 ) Dilakukan ditempat cidera sebelum ke rumah sakit
2 ) Bahan untuk bidai bersifat sederhana dan apa adanya
3 ) Bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan meghindarkan
kerusakan yang lebih berat .
4 ) Bisa dilakukan oleh siapapun yang sudah mengetahui
prinsip dan tehnik
b. Tindakan pertolongan definitif
1 ) Dilakukan di fasilitas layanan kesehatan , klinik / RS
2 ) Pembidaian dilakukan untuk proses penyembuhan fraktur
dislokasi menggunakan alat dan bahan khusus sesuai standar
pelayanan haras dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah
terlatih

Macam a . Bidai keras : Merupakan bidai yang paling baik dan


sempurna dalam keadaan darurat.kesulitannya adalah
mendapatkan bahan yang mempunyai syarat dilapangan .
Contoh : hidai kayu
b . Bidai Traksi : Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung
dari pembuatannya hanya dipergunakan oleh tenaga yang
terlatih khusus umumnya dipakai pada patah tulang paha .
Contoh : bidai traksi tulang paha .
c . Bidai improvisasi : Bidai yang cukup dibut dengan bahan
cukup kuat dan ringan untuk menopang pemisuatannya sangat
tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan
improvisasi si penolong , Contoh majalah , koran , karton .
d . Gendongan belat dan behat : Pembidaian dengan
menggunakan pembalut umumnya dipakai misalnya dan
memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk
menghentikan pergerakan daerah cidera

Prinsip a . Lakukan pembidaian pada tempat dimana anggota badan


mengalami cedera ( korban yang pindah )
b . Lakukan pembidaian pada dugaan terjadinya patah tulang ,
jadi tidak perlu dipastikan terlebih dahulu ada tidaknya patah
tulang
c . Melewati minimal dua sendi yang berbatasan i
d . Untuk pemasangan splak pada saat pemasangan infus pada
bayi dan anak anak yang hiperaktivitas bertujuan agar tidak
bergeser

Syarat a Harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah . Sebelum
dipasang . ukurlah terlebih dahulu anggota badan yang akan
dibidai
b . Ikatan jangan terlalu besar dan terlalu kendur
c. Bidai dibalut terlebih dahulu sebelum digunakan
d . Usahakan bidai dengan lapisan empuk
e . Tidak terlalu ketat dan kencang
f . Ikatan harus cukup jumlahnya , dimulai dari sebelah atas dan
bawah tempat yang patah
g . Apabila memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan
setelah dibidai atau dibalut
h . Sepan , gelang , jam tangan , dan perhiasan lainnya harus
dilepaskan

Alat • Spalk / bidai sesuai ukuran .


• Kasa balutan panjang , elastis verban , atau mitela
• Gunting

Prosedur • Lakukan kebersihan tangan .


• Identifikasi pasien .
• Memberitahukan kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan .
• Jika terjadi perdarahan , hentikan dulu perdarahan dengan
menekan dan mengikat bagian yang luka dengan kain bersih .
• Posisikan tubuh pasien yang akan dipasang spalk pada posisi
anatomi .
• Ukur bidai pada 2 sendi .
• Pasang penyanggah tulang yang patah agar patahan tulangnya
tidak semakin parah baik menggunakan spalk / bidai , tongkat ,
kayu , dll yang ringan dan kuat dibalut tapi tidak membuat
ikatan atau balutan di bagian yang patah atau terluka .
• Jangan membalut terlalu kuat atau terlalu longgar .
• Lakukan Kebersihan tangan .
• Catat Tindakan yang telah dilakukan

Anda mungkin juga menyukai