Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TREADMILL

“ PENYAKIT JANTUNG KATUP “

Disusun Oleh :

Hardianti Yahya (B1F119041)

Setiana Alirusi (B1F119047)

Maman Bara’ Padang (B1F119042)

Fatmalasari Epa (B1F119038)

Elis Puspasari (B1F119034)

Dini Ardiningsih Iskandar (B1F119018)

Ummi Kalsum (B1F119025)

HF. Aprilla Rhezky (183145408002)

PRODI D-III TEKNIK KARDIOVASKULER

FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

2021
PENYAKIT JANTUNG KATUP

A. Anatomi dan Fisiologi Katup Jantung

1. Katup Atrioventrikuler

Katup ini berada di antara atrium dan ventrikel. katup ini sebagai jalan darah
dari atrium ke ventrikel. Jika katup ini membuka, akan membiarkan darah
mengalir dari atrium ke dalam ventrikel selama fase diastol. Terdapat dua
katup atrioventrikuler di kanan dan kiri, yaitu

a. Katup Trikuspid (Katup Atrioventrikuler Kanan)

Terdiri dari 3 cuspis, yaitu cuspis anterior yang melekat pada dinding depan
daerah conus arteriosus, cuspis posterior atau cuspis marginalis, dan cuspis
medialis yang melekat pada dinding septum ventrikel.

b. Katup Bikuspid (Katup Atrioventrikuler Kiri atau Katup Mitral)

Terdiri dari 2 cuspis yang ukurannya tidak sama besar. Cuspis yang besar
terletak di ventral dan kanan berbatasan dengan ostium aorticum yang biasa
disebut cuspis anterior dan cuspis yang kecil terletak di dorsal yang disebut
cuspis posterior. Tepi-tepi cuspis katup atrioventrikuler diikat oleh chorda
tendinea yaitu jaringan ikat tipis kuat, yang melekat pada otot papillaris yang
menonjol dari permukaan dalam ventrikel. Ketika ventrikel berkontraksi
menyebabkan otot-otot papillaris berkontraksi sehingga menarik chorda
tendinea. Tarikan ini menjaga katup tertutup rapat ketika ventrikel berkontraksi
sehingga tidak ada darah yang mengalir kembali ke atrium.

2. Katup Semilunar

Dinamakan katup semilunar karena memiliki 3 cuspis yang mirip bulan sabit.
Terdapat dua jenis katup semilunar yaitu katup aorta dan katup pulmonalis.
Katup aorta memiliki ukuran yang lebih besar, lebih tebal dan lebih kuat
dibandingkan katup pulmonalis. Selain itu lunulanya lebih tegas serta
nodulusnya lebih tebal dan menonjol. Katup semilunar membuka ketika
tekanan ventrikel kiri dan kanan masing-masing melebihi ekanan di aorta dan
arteri pulmonalis. Penutupan terjadi ketika ventrikel relaksasi dan tekanan
ventrikel di bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Katup yang tertutup
berguna untuk mencegah darah mengalir kebali ke dalam ventrikel.
Gambar 1. Anatomi Katup Jantung

B. Penyakit jantung katup

1. Penyakit Katup Mitral

a. Stenosis Mitral

Stenosis mitral adalah keadaan dimana terjadi gangguan aliran darah dari
atrium kiri melalui katup mitral oleh karena obstruksi pada katup mitral.
Kelainan katup mitral ini menyebabkan gangguan pembukaannya sehingga
timbul gangguan pengisian ventrikel kiri pada saat diastol. Volume dan
tekanan darah di atrium kiri meningkat sehingga menyebabkan pembesaran
atrium kiri dan penumpukan cairan di paru-paru sehingga biasanya keluhan
utama berupa sesak napas, dapat juga berupa kelelahan akibat kurangnya
darah yang beredar di tubuh. Selain itu terdapat pula gejala berupa fibrilasi
atrial dan emboli yang kerap menjadi gejala penyerta. Derajat berat ringannya
stenosis mitral dapat dilihat melalui luasnya area katup mitral dan gradien
transmitral, yaitu sebagai berikut.

Tabel Derajat Keparahan Stenosis Mitral21

Derajat Stenosis Area Gradien

Ringan >1.5 cm2 <5 mmHg

Sedang >1 cm dan <1.5 cm2 5-10 mmHg


Berat <1cm2 >10 mmHg

Penyebab tersering stenosis mitral adalah penyakit rematik jantung. Dapat


juga disebabkan oleh stenosis mitral kongenital, deformitas parasut mitral,
systemic lupus erythematosus, karsinosis sistemik, deposit amiloid, akibat
obat fenfluramin atau phentermin, rhematoid arthritis, maupun kalsifikasi
annulus atau cuspis pada usia lanjut akibat proses degeneratif.

Gambar. Katup mitral pada saat normal dan pada saat stenosis

b. Regurgitasi Mitral

Regurgitasi mitral ialah keadaan dimana aliran darah balik dari ventrikel kiri ke
atrium kiri pada waktu sistolik jantung akibat tidak menutupnya katup mitral
secara sempurna. Regurgitasi mitral dibagi menjadi dua yaitu regurgitasi mitral
akut dan kronik. Gambaran ekokardiografi pada MR, dengan color flow
Doppler menunjukkan adanya pembesaran atrium kiri, dan ventrikel kiri
biasanya hiperdinamik. Sedangkan dengan quided M-mode dapat diukur
besar ventrikel kiri, massa ventrikel kiri, tekanan dinding ventrikel, fraksi ejeksi
juga dapat diestimasi

Regurgitasi mitral adalah suatu keadaan ketidakmampuan katup mitra


menutup dengan sempurna sehingga menyebabkan aliran darah balik dari
ventrikel kiri ke dalam atrium kiri pada saat sistol. Gejala-gejala jarang
dirasakan penderita. Hanya rasa lelah dan sesak napas ringan pada saat
beraktivitas yang akan hilang apabila beristirahat. Etiologi regurgitasi mitral
berkaitan dengan klinisnya akut atau kronik. Regurgitasi mitral akut terdapat
tiga bentuk etiologi yaitu regurgitasi mitral primer akut non iskemik, regurgitasi
mitral karena iskemia akut, dan regurgitasi mitral akut pada kardiomiopati.
Sementara itu regurgitasi mitral kronik dapat terjadi pada penyakit jantung
rematik. Dapat juga terjadi pada perforasi katup atau rupture chorda.

Tabel 3. Derajat Keparahan Regurgitasi Mitral

Derajat Fraksi Regurgitasi Luas Atrium


Regurgitasi Volume Kiri

Ringan <30% <30 ml <20%

Sedang 30-50% 30-60 ml 20-40 %

Berat >50 % >60 ml >40 %

Gambar. Regurgitasi katup mitral

c. Prolaps Katup Mitral (Mitral Valve Prolaps/MVP)

MVP dapat terjadi dalam kondisi primer tanpa ada kaitan dengan penyakit lain
dan bisa familial atau non familial. Tetapi MVP juga bisa disebabkan secara
sekunder yang berhubungan dengan penyakit lain, seperti Sindrom Ehlers-
Danlos, osteogenesis imperfacta, pseudoxanthoma elasticum, periarteritis
nodosa, myotonic dystrophy, penyakit von Wildebrand, hipertiroid, dan
malformasi kongenital. Simptoms yang didapatkan pada MVP yaitu kelelahan,
palpitasi, postural orthostasis, dan kecemasan serta simptoms neruropsikiatrik
lainnya. Penderita bisa mengeluh sinkop, presinkop, palpitasi,
ketidaknyamanan dada, dan saat MR berat. Ketidaknyamanan dada mungkin
karena angina pectoris typical tapi kadang banyak atypical yang terjadi lama,
tetapi tidak jelas hubungannya dengan pengerahan tenaga. Pada penderita
MVP dan MR berat dijumpai simptoms seperti lelah, dyspnea, dan
keterbatasan aktivitas. Dan MVP juga dapar menimbulkan gejala arritmia
2. Penyakit Katup Aorta

a. Stenosis Aorta

Stenosis aorta ditandai dengan menyempitnya pembukaan dari katup aorta,


menyebabkan aliran darah menurun dari ventrikel kiri ke aorta dan dapat
mengakibatkan peningkatan tekanan di atrium kiri. Penderita dapat mengalami
asimptomatik maupun merasakan salah satu dari gejala yaitu angina, sinkop,
atau gagal jantung. Tanda yang khas pada stenosis aorta ini didapatkan
adanya murmur sistolik pada daerah SIC 2 kanan. Di negara maju
kebanyakan terjadi karena penyakit kongenital yang disebut bicuspid aortic
valve, kondisi ini bersamaan dengan degeneratif kalsium akan mengurangi
aliran darah yang melalui katup. Di negara berkembang kebanyakan masih
disebabkan oleh penyakit jantung rematik.

Gambar. Katup Aorta pada saat normal dan pada saat stenosis

b. Regurgitasi Aorta

Regurgitasi aorta terjadi ketika adanya malfungsi dari aorta yang tidak dapat
menutup saat fase diastolik sehingga darah dari aorta kembali lagi menuju
ventrikel kiri. Hal ini dapat menyebabkan pembesaran dan peningkatan
tekanan pada ventrikel kiri. Gejala klinis yang sering dikeluhkan yaitu sesak
napas. Etiologi dari penyakit ini bermacam-macam mulai dari diakibatkan oleh
dilatasi pangkal aorta, penyakit katup artifisial, dan genetik.
Gambar. Regurgitasi Aorta

3. Penyakit Katup Trikuspid

a. Regurgitasi Trikuspid (Tricuspid Regurgitation/TR)

Regurgitasi tricuspid adalah aliran darah balik dari ventrikel kanan ke atrium
kanan akibat adanya ketidaksempurnaan penutupan dari katup tricuspid.
Regurgitasi tricuspid disebabkan oleh penyakit jantung reumatik, bukan
reumatik antara lain endocarditis, anomaly Ebstein, trauma, arthritis
rheumatoid, radiasi, kongenital, dan sebagainya, hipertiroidisme, aneurisma
sinus valsava, endocarditis Loeffler

Gambar. Regurgitasi Katup Trikuspid

4. Penyakit Katup Plumonal


a. Stenosis Plumonal

Stenosis Pulmonal merupakan salah satu dari penyakit jantung bawaan (PJB)
yaitu terjadinya penyempitan pada jalan keluar ventrikel kanan yakni pada
daerah katup pulmonal; kelainan ini cukup sering ditemukan, sekitar 8 – 10 %
dari seluruh PJB.

Penyebabnya secara pasti sampai saat ini belum diketahui, diduga


multifactorial antara faktor genetik dan lingkungan.

Stenosis Pulmonal sebenarnya termasuk dalam kelompok PJB yang asianotik,


namun bisa tampak sianosis apabila stenosisnya termasuk dalam derajat yang
berat (critical Pulmonal Stenosis).

Pada Stenosis Pulmonal murni, ada penyempitan atau obstruksi pada jalan
keluar ventrikel kanan, sedangkan defek jantung yang lain (misal ASD atau
VSD) tidak ada, maka darah dipaksa untuk melewati katup yang sempit
tersebut, sehingga akibatnya tekanan pada ventrikel kanan makin lama akan
makin meningkat.

Stenosis Pulmonal dapat terjadi pada : valvular, subvalvular (infundibular),


atau supravalvular.

Pada Stenosis Pulmonal valvular, terjadi penebalan pada katup pulmonal, fusi
atau tidak terbentuknya komisura dengan orifisium yang sempit. Besar
ventrikel kanan biasanya normal, pada bayi dengan critical Pulmonal stenosis
(katup hampir atretik), ventrikel kanan biasanyaa hipoplastik.

Stenosis Pulmonal biasanya menyertai kelainan jantung yang lain, misal pada
VSD besar, pada Tetralogi Fallot.

Stenosis Pulmonal supravalvular (stenosis pada arteri pulmonal), sekitar 2 – 3


% dari seluruh PJB, dapat berdiri sendiri atau merupakan bagian dari PJB
yang lain. Stenosis dapat terjadi tunggal pada arteri pulmonalis utama, atau
multipel sampai pada cabang-cabangnya, dan ini sering berhubungan dengan
kelainan bawaan seperti : sindrom Rubella, sindrom William, sindrom Noonan.
Gambar. Stenosis Katup Plumonal

C. Uji latih jantung pada :

1. Regurgitasi aorta kronik kapasitas fungsional & respon simtomatik riwayat


keluhan ekuifokal

2. Regurgitasi aorta kronik evaluasi keluhan & kapasitas fungsional sebelum


beraktifitas dalam olah raga

3. Regurgitasi aorta pengkajian prognosis sebelum operasi penggantian


katup aorta asimtomatik atau gejala minimal dengan disfungsi ventrikel
kiri

4. Rekomendasi tingkat yang lebih rendah evaluasi kapasitas latihan pada


pasien dengan penyakit jantung katup

ULJ tidak dilakukan pada :

1. Menegakkan diagnosis PJK + penyakit katup sedang dan berat dengan


adanya kelainan EKG (pre-eksitasi, irama pacu jantung ventrikuler,
depresi segmen ST ≥ 1 mm, CLBBB)

D. Pengaruh Hipertiroid Terhadap Struktur dan Fungsi Jantung

Hasil analisis data pasien hipertiroid menunjukkan bahwa pasien hipertiroid


yang mengalami kelainan jantung sebanyak 14 pasien dari 136 pasien
hipertiroid yang diambil datanya. Dari uji hipotesis hipertiroid dapat
menimbulkan kelainan jantung yang dianalisis dengan uji hipotesis chi-square
menghasilkan p=0,531 yang berarti ada perbedaan tapi tidak bermakna dari
hipertiroid graves dan hipertiroid non graves dalam menimbulkan kelainan
jantung. Menurut kepustakaan, hipertiroid disebabkan oleh pengeluaran
berlebihan produksi T4 dan T3, dimana T4 dan T3 ini memacu kerja saraf
simpatis salah satunya meningkatkan kontraksi otot jantung sehingga cardiac
output, tekanan darah dan denyut nadi meningkat, selain efek pada jantung
juga berefek dengan menurunnya berat badan, hiperfagi, berkeringat berlebih
karena hipermetabolisme, dan lain-lain, sehingga dilakukan pemeriksaan fisik
dan laboratorium TSH, FT4, T4, dan T3 untuk mendiagnosis hipertiroid, dan
keadaan hipertiroid ini diberikan terapi obat anti tiroid sehingga hipertiroid tidak
menyebabkan kelainan jantung, karena untuk menimbulkan kelainan jantung
dipengaruhi waktu menderita hipertiroid, pemeriksaan fisik dan laboratorium,
pengobatan.

Kelainan jantung yang didapatkan dari data pasien hipertiroid di RSUP. dr.
Kariadi Semarang menunjukkan bahwa kelainan katup paling banyak terjadi
yaitu regurgitasi mitral, regurgitasi trikuspid, regurgitasi aorta, prolapse katup
mitral Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Kumei Kage di Jepang yang menyatakan bahwa insidensi dan prevalensi
regurgitasi mitral, regurgitasi trikuspid, regurgitasi mitral + regurgitasi trikuspid,
dan prolapse katup mitral lebih tinggi pada kelompok pasien Graves Disesase
(GD)
DAFTAR PUSTAKA

1. Scalon, valarie C., 2000. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta, EGC

2. Manurung D. Regurgitasi Mitral. Dalam : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,


editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. edisi 5. Jakarta : Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI ; 2009

3. Ghanie A. Penyakit Katup Trikuspid. Dalam : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,


editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. edisi 5. Jakarta : Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI ; 2009

4. Kumei Kage, Yuji Kira, Imao Sekine, Fuji Okabe, Takashi Nakaoka, Etsuo
Hashimoto, et all. High Incidence of Mitral and Tricuspid Regurgitation In
Patient With Graves Disease Detected by Two-Dimensional Color Doppler
Echocardiography.1993 [cited 2012 January 18]:5 ; 374-376.

Anda mungkin juga menyukai