Anda di halaman 1dari 10

1.

INSUFISIENSI AORTA
a. Definisi
Insufisiensi aorta adalah kondisi dimana katup aorta tidak dapat tertutup secara
sempurna sehingga memungkinkan darah kembali keruang ventrikel pada fase diastole.
(Price dan Wilson, 2005).

Gambar 5 Gambaran Regurgitasi Aorta


http://en.wikipedia.org/wiki/File:Blausen_0039_AorticRegurgitation.png

b. Etiologi
Insufisiensi aorta dapat disebabkan melalui proses akut maupun kronis
Insufisiensi aorta akut, antara lain:
Infeksi endokarditis
Kronis insufisiensi aorta yang biasa menyerang orang dewasa, penyebabnya antara
lain:
Degenerasi katup aorta idiopatik
Demam rematik
Infeksi endokarditis
Trauma
Degenerasi myxomatous
Pada anak-anak kasus insufiensi aorta sering disebabkan karena Ventrikel Septal
Defek yang berakibat pada prolapse nya katup aorta (Braunwald, 1995).
c. Foto Thoraks
Terlihat ventrikel kiri membesar, atrium kiri membesar, dilatasi aorta. Bentuk dan
ukuran jantung tidak berubah pada insufisiensi akut, tapi terlihat edema paru.

Gambar 6. Thoraks PA dan Lateral Insufisiensi Aortal (Armstrong, 2013)


Gambar 7. Apex Grounded pada Insufisiensi Aorta (Armstrong, 2013)

Gambar 8. Insufisiensi Aorta dengan Edema Pulmo


(Webb dan Higins, 2005).

2. STENOSIS AORTA
a. Definisi
Stenosis aorta adalah kekakuan pada katup aorta. Katup aorta yang seharusnya
berfungsi dengan baik saat sistolik maupun diastolik mengalami kekakuan sehingga
aliran darah tidak dapat masuk ke aorta secara sempurna (Price dan Wilson, 2005).
Stenosis aorta dapat terjadi pada supravalvular, valvular, dan subvalvular. Lokasi
pada supravalvular jarang ditemukan dan biasanya terkait dengan Williams syndrome
(hyperkalemia, facies Elin, stenosis pulmonal, hipoplasia aorta, dan stenosis pada arteri
renalis, arteri coeliaca, dan arteri mesenterika superior).
Lokasi valvular lebih sering ditemukan dibandingkan lokasi supravalvular.
Biasanya Stenosis aorta valvular dikaitkan dengan proses lanjut dari degenerasi katup
bicuspid. Sedangkan aorta stenosis subvalvular terkait dengan kardiomiopati hipertrofi
dan membrane fibrosa subaortik. Ketiga lokasi yang disebutkan di atas semuanya
merupakan jenis stenosis aorta tipe kongenital. Sementara stenosis aorta tipe didapat
disebabkan dari rheumatic valvulitis dan degeneratif (fibrocalsific senile aorta stenosis)
(Braunwald, 2003).
b. Foto Thoraks
Stenosis aorta akan dapat memberikan gambaran radiologis jantung normal pada
awalnya, namun semakin lama dengan bertambahnya pressure load akan terjadi
peningkatan CTR sampai pada kondisi kardiomegali (CTR > 50%). Fluoroscopy pada
aorta akan menunjukkan gambaran kalsifikasi katup aorta. Pada kasus Stenosis aorta
murni tanpa disertai dengan insufisiensi aorta, gambaran silhouette akan tampak normal
karena kondisi yang terjadi hanyalah hipertofi ventrikel kiri.

Gambar 12. Stenosis aorta dengan pembesaran aorta ascenden, LVH, dan kalsifikasi
pada katup mitral (Webb dan Higins, 2005).
3. INSUFISIENSI MITRAL
a. Definisi
Insufisiensi mitral adalah keadaan dimana terdapat refluks darah dari ventrikel
kiri ke atrium kiri pada saat sistolik, akibat katup mitral tidak menutup dengan sempurna.
Pada insufisiensi katup mitral terjadi penurunan kontraktilitas yang biasanya bersifat
irreversibel dan disertai dengan terjadinya kongesti vena pulmonalis yang berat dan
edema pulmonal (Braunwald et al., 2005).

Gambar 13. Gambaran Regurgitasi Mitral (Braunwald et al., 2005).

b. Foto Thoraks
Akibat adanya insufisiensi, pada tiap-tiap sistolik ada darah yang mengalir
kembali dari ventrikel kiri ke atrium kiri. Darah yang kembali ini disebut sebagai
regurgitasi. Regurgitasi ini akan menyebabkan dilatasi atrium kiri. Pada diastolik
ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dengan jumlah yang lebih dari biasa,
sehingga terjadi hipertrofi ventrikel kiri yang kemudian akan disusul oleh dilatasi
Perubahan pada jantung pada insusifiensi mitral murni yang penting dilihat adalah
melihat tanda pembesaran kiri dan ventrikel kiri.
a. Proyeksi Posteroanterior
- Dilatasi atrium kiri yang mendorong esophagus ke sisi kanan.
- Adanya batas kembar (double contour) pada sisi kanan bawah.
- Aurikel atrium kiri tampak menonjol di pinggang jantung.
- Bronkus utama kiri terdorong ke atas.
- Jantung membesar ke kiri dengan apeks jantung tertaman di bawah
diafragma kiri.
- Segmen pulmonalis tak terlalu menonjol.
- Bila insufisiensi lanjut, tampak pelebaran vena-vena suprahiler.

Gambar 14. Foto Thoraks PA dengan LVH (Sanjaya, et al., 2008).

Gambar 15. Foto Thoraks Jantung dengan gambarang double contour


(http://radiopaedia.org/cases/cardiomegaly-3)
b. Proyeksi Lateral
- Atrium kiri mendorong esophagus ke belakang
- Ventrikel kiri membesar ke belakang dan melewati vena cava inferior.

Gambar 16. Foto Thoraks Lateral dengan LVH


(Sanjaya, et al., 2008).

c. Ekokardiogram : LAH, LVH, fungsi LV normal/menurun, aliran regurgitan


pada saat sistol di ruang LA/derajat MR.
d. Laboratorium : tidak memberikan gambaran khas (Sanjaya, et al., 2008).

4. STENOSIS MITRAL
a. Definisi
Penyakit katup jantung menyebabkan kelainan-kelainan pada aliran darah yang
melintasi katup-katup tersebut. Katup normal memiliki dua ciri aliran yang kritis yaitu
aliran searah dan aliran yang tidak dihalangi.
Katup akan terbuka jika tekanan dalam ruang jantung di proksimal katup lebih
besar dari tekanan dalam ruang atau pembuluh di sebelah distal katup. Daun katup
sedemikian responsifnya sehingga perbedaan tekanan yang kecil (kurang dari 1 mmHg)
antara dua ruang jantung sudah mampu membuka dan menutup daun katup tersebut.
Jantung terletak dalam mediastinum dirongga dada, yaitu diantara kedua paru-paru.
Stenosis mitral merupakan suatu keadaan dimana terjadi gangguan aliran darah
dari atrium kiri melalui katup mitral oleh karena obstruksi pada level katup mitral.
Kelainan struktur mitral ini menyebabkan gangguan pembukaan sehingga timbul
gangguan pengisian ventrikel kiri pada saat diastol (Sudoyo B et al., 2007).
Stenosis mitral merupakan kasus yang sudah jarang ditemukan dalam praktek
sehari-hari terutama diluar negeri. Sebagaimana diketahui stenosis mitral paling sering
disebabkan oleh penyakit jantung reumatik yang menggambarkan tingkat sosial ekonomi
yang rendah.
Pasien dengan mitral stenosis secara khas memiliki daun katup mitral yang
menebal, kommisura yang menyatu, dan korda tendineae yang menebal dan memendek.
Diameter transversal jantung biasanya dalam batas normal, tetapi kalsifikasi dari katup
mitral dan pembesaran sedang dari atrium kiri dapat terlihat. Meningkatnya tekanan vena
pulmonalis menyebabkan diversi darah yang nampak dengan radiografi berupa pelebaran
relatif pembuluh darah untuk bagian atas paru dibandingkan dengan pembuluh darah
untuk bagian bawah paru.
Penyempitan katup mitral menyebabkan katup tidak terbuka dengan tepat dan
menghambat aliran darah antara ruang-ruang jantung kiri. Ketika katup mitral menyempit
(stenosis), darah tidak dapat dengan efisien melewati jantung. Kondisi ini menyebabkan
seseorang menjadi lemah dan nafas menjadi pendek serta gejala lainnya (Asdie, 2001).

Gzmbar 17. Gambaran Normal Stenosis Mitral


http://en.wikipedia.org/wiki/File:Blausen_0648_MitralValveStenosis.png
b. Foto thoraks
Gambaran foto torak pada stenosis mitral dapat berupa pembesaran atrium kiri,
pelebaran arteri pulmonal (karena peninggian tekanan), aorta yang relatif kecil (pada
penderita dewasa dan fase lanjut penyakit), dan pembesaran ventrikel kanan. Terkadang
terlihat perkapuran didaerah katup mitral atau perikard. paling terlihat tanda-tanda
bendungan vena.
Stenosis mitral menyebabkan perubahan pada bentuk jantung dan perubahan-
perubahan pembuluh darah paru-paru. Perubahan pembuluh darah paru ini tergantung pada
beratnya stenosis mitral dan kondisi dari jantung. Konveksitas dari batas kiri jantung
mengindikasikan bahwa stenosis menonjol. Pada kebanyakan kasus terdapat dua kelainan
yakni stenosis mitral dan insufisiensi mitral, dimana salah satunya menonjol. Ventrikel kiri
juga sangat melebar ketika insufisiensi mitral terlibat secara signifikan (Asdie, 2000).
Tanda-tanda radiologis klasik dari pasien dengan stenosis mitral yaitu adanya
double contour yang mengarah pada adanya pembesaran atrium kiri, serta adanya garis-
garis septa yang terlokalisasi (Asdie, 2000).

Gambar 18. Perbesaran jantung dan Double Contour


Gambar 19. Gambaran Splaying of carinal angle

Anda mungkin juga menyukai